Willem Johannes Latumeten: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bangrapip (bicara | kontrib)
Ada kesalahan tulis "Latumenten", seharusnya "Latumeten". Judul juga akan dipindahkan.
Bangrapip (bicara | kontrib)
k Bangrapip memindahkan halaman Willem Johannes Latumenten ke Willem Johannes Latumeten
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 11 November 2023 03.55

Nisan makam W. J. Latumeten di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta

Willem Johannes Latumeten (16 April 1916 – 23 Maret 1965) merupakan seorang pejuang kemerdekaan asal Maluku yang lahir pada 16 April 1916 di Saparua sebagai keturunan keluarga besar Latumeten dari Desa Rutong di Pulau Ambon. Beliau juga menjadi pembina olahraga Indonesia sejak 1955 hingga 1965.[1] Ayahnya, yaitu Prof. Dr. Y.A. Latumeten, seorang pejuang dan ahli penyakit jiwa. W.J. Latumeten mengenyam sekolah tinggi di Geneeskundige Hogeschool atau Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta. Pengabdiannya untuk negara dimulai pada zaman revolusi fisik hingga kemerdekaan.

Pernah menjabat di Kementerian Penerangan, Departemen Olahraga dan menjadi Pembina Olahraga. Dia pernah mendirikan Sekolah Tinggi Olahraga di Jakarta, membentuk PERBASI, membina para atlet yang akan terjun ke ASEAN GAMES IV pada 1962 dan GANEFO pada 1963 juga menjadi Sekretaris Umum Komite Olimpiade Indonesia Pusat pada 1955 - 1964. Dia juga sering bertindak sebagai juru bicara delegasi Indonesia dalam perundingan dengan Belanda. Ketika meninggal dunia pada 23 Maret 1965, dia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta dan dianugerahi Lencana Bakti oleh pemerintah Indonesia.[2]

Referensi

  1. ^ Manilet-Ohorella, G. A. (1983). Leirissa, R. Z.; Sjafei, Suwadji; Kartadarmadja, M. Soenjata, ed. Wim J. Latumeten: Hasil Karya dan Pengabdiannya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Invetarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. hlm. 5. 
  2. ^ https://maluku.inews.id/berita/pahlawan-nasional-dari-maluku-kobarkan-perang-wawane-hingga-rebut-benteng-duurstede/2