Lompat ke isi

Hersri Setiawan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
 
(26 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Hersri Setiawan''' (lahir [[3 Mei]] [[1936]] di [[Yogyakarta]]) adalah seorang sastrawan [[Indonesia]] yang pernah lama ditahan di [[Pulau Buru]] karena keterlibatannya dengan [[Lembaga Kebudayaan Rakyat]] (Lekra) pada tahun [[1950-an]].
'''Hersri Setiawan''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|3|5|1936}}) adalah seorang sastrawan [[Indonesia]] yang pernah lama ditahan di [[Pulau Buru]] karena keterlibatannya dengan [[Lembaga Kebudayaan Rakyat]] (Lekra) pada tahun [[1950-an]].


Ia belajar [[sosiologi]] di [[Universitas Gadjah Mada]] dan [[Akademi Seni Drama dan Film]] di Yogyakarta. Sejak di bangku kuliah ia sudah aktif dalam penerbitan pers dan kebudayaan. Ia kemudian menjadi aktivis [[Front Nasional]] dan [[Lekra]], dan menjadi Ketua Lekra cabang [[Jawa Tengah]].
Ia belajar [[sosiologi]] di [[Universitas Gadjah Mada]] dan [[Akademi Seni Drama dan Film]] di Yogyakarta. Sejak di bangku kuliah ia sudah aktif dalam penerbitan pers dan kebudayaan. Ia kemudian menjadi aktivis [[Front Nasional]] dan [[Lekra]] dan menjadi Ketua Lekra cabang [[Jawa Tengah]].


Pada [[1961]]-[[1965]] ia diangkat menjadi wakil Indonesia dalam organisasi [[Persatuan Pengarang Asia-Afrika]] dan ditempatkan di pusat organisasi itu di [[Kolombo]], [[Sri Lanka]]. Karena pergolakan politik yang disebabkan oleh pergantian rezim di negara itu, pada bulan Agustus 1965 Hersri kembali ke Indonesia. Namun di negara kelahirannya itu, ia menghadapi pergolakan yang jauh lebih hebat, yaitu peristiwa [[G30S]] yang terjadi sebulan setelah ia kembali ke Indonesia.
Pada tahun 1961–1965 ia diangkat menjadi wakil Indonesia dalam organisasi [[Persatuan Pengarang Asia-Afrika]] dan ditempatkan pada pusat organisasi itu di [[Kolombo]], [[Sri Lanka]]. Karena pergolakan politik, yang disebabkan oleh pergantian rezim di negara itu, pada bulan Agustus 1965 Hersri kembali ke Indonesia. Akan tetapi, di negara kelahirannya, ia menghadapi pergolakan yang jauh lebih hebat, yaitu peristiwa [[G30S]] yang terjadi sebulan setelah ia kembali.


Karena organisasinya dianggap terkait dengan [[Partai Komunis Indonesia]], Hersri pun dianggap tersangkut dalam [[G30S]], dan karenanya ditangkap dan menjadi tahanan politik [[Orde Baru]]. Ia ditahan berpindah-pindah dari RTC (Rumah Tahanan Chusus) Salemba, ke penjara Tangerang, lalu mendekam di [[Pulau Buru]] selama sembilan tahun ([[1969]]-[[1978]]).
Karena organisasinya dianggap terkait dengan [[Partai Komunis Indonesia]], Hersri pun dianggap tersangkut dalam [[G30S]], dan karenanya ditangkap dan menjadi tahanan politik [[Orde Baru]]. "Saya ditangkap saat pulang merantau dari Sri Lanka. Saat itu, saya sempat diuber-uber sebelum akhirnya ditangkap tanpa diadili", ujarnya.<ref>{{Cite web|title=Kesaksian Hersri Setiawan: Tragedi 1965 membuatku kehilangan separuh paru-paru|url=https://www.rappler.com/world/hersri-setiawan-tragedi-1965-kehilangan-paru-paru|website=Rappler|language=id|access-date=2021-02-14}}</ref> Ia ditahan berpindah-pindah dari RTC (Rumah Tahanan Chusus) Salemba ke penjara Tangerang lalu kemudian mendekam di [[Pulau Buru]] selama sembilan tahun (1969–1978).


Selepas dari Buru, ia bekerja sebagai penulis, editor dan penerjemah. Namun karena menyandang [[stigma]] ''eks-tapol'', di masa Orde Baru karya-karyanya seringkali muncul tanpa nama atau dengan menggunakan nama samaran.
Selepas dari Buru, ia bekerja sebagai penulis, editor dan penerjemah. Namun karena menyandang [[stigma]] ''eks-tapol'', pada masa Orde Baru karya-karyanya sering kali muncul tanpa nama atau dengan menggunakan nama samaran. Ia pernah menjadi penyunting untuk "Ensiklopedia Indonesia" sebanyak 7 jilid yang diterbitkan oleh PT Ikhtiar Baru-Van Hoeve. Antara 1987 dan 2004, Hersri tinggal di pengasingan di [[Belanda]]. Pada tahun 2004, Hersri pulang ke tanah air dan kini tinggal di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] dan [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]].

Ia pernah menjadi editor untuk "Ensiklopedi Indonesia" sebanyak 7 jilid yang diterbitkan oleh PT Ikhtiar Baru-Van Hoeve

Sekarang Hersri tinggal di pengasingan di [[Belanda]].


== Karya tulis ==
== Karya tulis ==
Karya-karya tulis Hersri Setiawan antara lain adalah:
Karya-karya tulis Hersri Setiawan antara lain adalah:
* "Masalah Pendewasaan Anak-anak di Pulau Buru" (1981?)
* Masalah Pendewasaan Anak-anak di Pulau Buru (1981?)
* "Pengantar Kajian Ranggawarsita"
* Pengantar Kajian Ranggawarsita
* "Between the Bars" dalam Frank Stewart, "Silenced Voices"
* Between the Bars" dalam Frank Stewart, "Silenced Voices
* Dunia yang belum sudah (1993)
* Dunia yang belum sudah (1993)
* Negara Madiun? - kesaksian Soemarsono, pelaku perjuangan (2002)
* [[Negara Madiun? - Kesaksian Soemarsono Pelaku Perjuangan]] (2002)
* Aku eks-tapol (2003)
* Aku eks-tapol (2003)
* Kamus Gestok (2003)
* [[Kamus Gestok]] (2003)
* Memoar Pulau Buru (2004)
* [[Memoar Pulau Buru]] (2004)
* Soekarno Menggugat, Soeharto Sehat (ko-penulis) (2006)
* Soekarno Menggugat, Soeharto Sehat (ko-penulis) (2006)
* [[Inilah Pamflet Itu]] (2007)
* In Search of Silenced Voices (rekaman wawancara dengan orang-orang Indonesia yang hidup di pengasingan)
* [[Awan Theklek Mbengi Lemek - Tentang Perempuan dan Pengasuhan Anak]] (2012)
* In Search of Silenced Voices (rekaman wawancara dengan orang-orang Indonesia yang hidup di pengasingan)
* [[Dari Dunia Dikepung Jangan dan Harus]] (2021)

== Pranala luar ==


* {{id}} [http://www.freelists.org/archives/ppi//04-2004/msg00105.html Memoar Pulau Buru karya Hersri Setiawan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070312093423/http://www.freelists.org/archives/ppi/04-2004/msg00105.html |date=2007-03-12 }}
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.mesias.8k.com/asvi18.htm "Dari Gestok sampai Pulau Buru" oleh Asvi Warman Adam] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061025201453/http://www.mesias.8k.com/asvi18.htm |date=2006-10-25 }}
* {{id}} [http://www.freelists.org/archives/ppi//04-2004/msg00105.html Memoar Pulau Buru karya Hersri Setiawan]
* {{id}} [http://www.mesias.8k.com/asvi18.htm "Dari Gestok sampai Pulau Buru" oleh Asvi Warman Adam]
* {{nl}} [http://www.iisg.nl/collections/silencedvoices/index-nl.php In Search of Silenced Voices]
* {{nl}} [http://www.iisg.nl/collections/silencedvoices/index-nl.php In Search of Silenced Voices]


[[Kategori:Kelahiran 1936|Setiawan, Hersri]]
{{DEFAULTSORT:Setiawan, Hersri}}
[[Kategori:Sastrawan Indonesia|Setiawan, Hersri]]
[[Kategori:Kelahiran 1936]]
[[Kategori:Tahanan politik Indonesia|Setiawan, Hersri]]
[[Kategori:Penulis Indonesia]]
[[Kategori:Penyair Indonesia]]
[[Kategori:Sastrawan Jawa]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Tahanan politik Indonesia]]
[[Kategori:Penyintas Peristiwa 1965]]
[[Kategori:Tokoh komunis Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh diaspora Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Yogyakarta]]
[[Kategori:Pulau Buru]]

Revisi terkini sejak 2 Maret 2023 23.23

Hersri Setiawan (lahir 3 Mei 1936) adalah seorang sastrawan Indonesia yang pernah lama ditahan di Pulau Buru karena keterlibatannya dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) pada tahun 1950-an.

Ia belajar sosiologi di Universitas Gadjah Mada dan Akademi Seni Drama dan Film di Yogyakarta. Sejak di bangku kuliah ia sudah aktif dalam penerbitan pers dan kebudayaan. Ia kemudian menjadi aktivis Front Nasional dan Lekra dan menjadi Ketua Lekra cabang Jawa Tengah.

Pada tahun 1961–1965 ia diangkat menjadi wakil Indonesia dalam organisasi Persatuan Pengarang Asia-Afrika dan ditempatkan pada pusat organisasi itu di Kolombo, Sri Lanka. Karena pergolakan politik, yang disebabkan oleh pergantian rezim di negara itu, pada bulan Agustus 1965 Hersri kembali ke Indonesia. Akan tetapi, di negara kelahirannya, ia menghadapi pergolakan yang jauh lebih hebat, yaitu peristiwa G30S yang terjadi sebulan setelah ia kembali.

Karena organisasinya dianggap terkait dengan Partai Komunis Indonesia, Hersri pun dianggap tersangkut dalam G30S, dan karenanya ditangkap dan menjadi tahanan politik Orde Baru. "Saya ditangkap saat pulang merantau dari Sri Lanka. Saat itu, saya sempat diuber-uber sebelum akhirnya ditangkap tanpa diadili", ujarnya.[1] Ia ditahan berpindah-pindah dari RTC (Rumah Tahanan Chusus) Salemba ke penjara Tangerang lalu kemudian mendekam di Pulau Buru selama sembilan tahun (1969–1978).

Selepas dari Buru, ia bekerja sebagai penulis, editor dan penerjemah. Namun karena menyandang stigma eks-tapol, pada masa Orde Baru karya-karyanya sering kali muncul tanpa nama atau dengan menggunakan nama samaran. Ia pernah menjadi penyunting untuk "Ensiklopedia Indonesia" sebanyak 7 jilid yang diterbitkan oleh PT Ikhtiar Baru-Van Hoeve. Antara 1987 dan 2004, Hersri tinggal di pengasingan di Belanda. Pada tahun 2004, Hersri pulang ke tanah air dan kini tinggal di Jakarta dan Yogyakarta.

Karya tulis

[sunting | sunting sumber]

Karya-karya tulis Hersri Setiawan antara lain adalah:

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Kesaksian Hersri Setiawan: Tragedi 1965 membuatku kehilangan separuh paru-paru". Rappler. Diakses tanggal 2021-02-14.