Lompat ke isi

Yeongjo dari Joseon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Luckas-bot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: ru:Йонджо
 
(44 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Monarch
{{Infobox Monarch
| name =Yeongjo
|name =Yeongjo
| title =Raja Joseon
|title =[[Daftar penguasa korea#joseon|Raja Joseon]]
| image =[[Berkas:Korea-Yeongjo-King of Joseon-c1.jpg|200px]]
|image =영조어진.jpg
| caption =
|caption =
| reign =30 Agustus, 1724 – 5 Maret, 1776
|reign =30 Agustus, 1724 – 5 Maret, 1776
| coronation =30 Agustus, 1724
|coronation =30 Agustus, 1724
| predecessor =[[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]]
|predecessor =[[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]]
| successor =[[Jeongjo dari Joseon|Jeongjo]]
|successor =[[Jeongjo dari Joseon|Jeongjo]]
| consort =[[Ratu Jeongseong]],<br /> [[Ratu Jeongsun]]
|consort =[[Ratu Jeongseong]],<br /> [[Ratu Jeongsun]]
| issue =[[Pangeran Sado|Putra Mahkota Sado]]
|issue =[[Sado dari Joseon|Putra Mahkota Sado]]<br>[[Hyojang dari Joseon|Putra Mahkota Hyojang]]<br>[[Putri Hwahyeop]]<br>[[Putri Hwawan]]<br>Putri Hwasoon<br>Putri Hwagil
| royal house =[[Istana Yi]]
|royal house =[[Wangsa Yi]]
| royal anthem =
|royal anthem =
| father =[[Sukjong dari Joseon|Sukjong]]
|father =[[Sukjong dari Joseon|Sukjong]]
| mother =[[Sukjong dari Joseon#Suk-bin dari klan Choi (1670-1718)|Selir Suk dari klan Choi]]
|mother =[[Choe Suk-bin]] (biologis)<br>[[Ratu Inwon]] (adopsi)
| date of birth ={{birth date|1694|9|13|mf=y}}
|date of birth ={{birth date|1694|9|13|mf=y}}
| place of birth =[[Changdeokgung|Istana Changdeok]], [[Korea]]
|place of birth =[[Changdeokgung|Istana Changdeok]], [[Korea]]
| date of death ={{death date and age|1776|3|5|1694|9|13|mf=y}}
|date of death ={{death date and age|1776|3|5|1694|9|13|mf=y}}
| place of death =[[Gyeonghuigung|Istana Gyeonghui]], [[Korea]]
|place of death =[[Gyeonghuigung|Istana Gyeonghui]], [[Korea]]
| place of burial =[[Wonneung]], [[Guri]], [[Gyeonggi]]
|place of burial =[[Wonneung]], [[Guri]], [[Gyeonggi]]
|
|
}}
}}
Baris 42: Baris 42:
}}
}}


'''Yeongjo''' (1694–1776, memerintah di tahun 1724–76) merupakan raja ke-21 [[Dinasti Joseon]], Korea. Ia merupakan putra kedua [[Sukjong dari Joseon|Sukjong]] dengan Lady Suk-bin dari klan Choi, yang menggantikan abangnya [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]].
'''Yeongjo''' ([[Hangeul]]: 영조대왕, [[Hanja]]: 英祖大王, [[Alih Aksara Korea yang Disempurnakan|Alih Aksara yang Disempurnakan]]: ''Yeongjo Daewang'') ([[31 Oktober]] [[1694]] – [[22 April]] [[1776]], bertakhta [[16 Oktober]] [[1724]] – [[22 April]] [[1776]]), merupakan raja ke-21 dari [[Dinasti Joseon]], Korea. Julukannya sebelum naik takhta adalah Pangeran Yeoning (Yeoning-gun/연잉군). Ia adalah putra kedua [[Sukjong dari Joseon|Sukjong]] (숙종대왕, [[1661]] - [[1720]]) dengan [[Choe Suk-bin]] (숙빈최씨, [[1670]] - [[1718]]), yang nantinya menggantikan kakandanya, seayah berlainan ibu, [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]] (경종, [[1688]] - [[1724]]), setelah kontroversi yang luar biasa. Pada tahun 1703, ia diadopsi oleh [[Permaisuri Kim Inwon|Permaisuri Inwon]], ibu tirinya, serta permaisuri menyayanginya seperti anak sendiri.<ref>The Confucian Kingship in Korea: Yŏngjo and the Politics of Sagacity page, 53.</ref>

== Naik Takhta ==
Pada tahun 1720, ayahandanya, Raja Sukjong meninggal dan Putra Mahkota Yi Yun, putra sulung Sukjong naik takhta sebagai Raja Gyeongjong, saat berumur 33 tahun. Namun sebelum Raja Sukjong meninggal, ia sebenarnya memberitahu Yi Yi-myoung agar mengangkat Yeoning-gun sebagai ahli waris Kyungjong, tetapi karena tiadanya pencatat sejarah atau sejarawan pada saat itu, maka tidak ada catatan mengenai hal ini.

Selama masa pemerintahan [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]], terjadi pergumulan kekuasaan dan rasa tidak suka terhadap statusnya yang terlahir sebagai anak dari kalangan rendah. Faksi Noron (노론, 老論) menekan Raja [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]] untuk turun takhta dan bermaksud untuk menggantikannya dengan saudara tirinya, Pangeran Yeoning (Raja Yeongjo pada masa depan). Pada tahun 1720, dua bulan setelah kenaikan takhtanya Raja [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]], Pangeran Yeoning diangkat sebagai Putra Mahkota Kerajaan, ahli waris kerajaan (Wangseje, 왕세제, 王世弟). Hal ini memperparah perebutan kekuasan dan menjadi awal dari pembantaian besar-besaran, yang dikenal sebagai Shinimsahwa (辛壬士禍). Faksi Noron mengirim pesan kepada Raja tanpa ada tanggapan sama sekali sementara Faksi Soron (소론, 少論) memanfaatkan hal ini demi keuntungan mereka - dengan dalih bahwa Faksi Noron mencoba untuk merampas kekuasaan dan bermaksud untuk menyingkirkan faksi-faksi, yang menjadi lawan mereka, dari berbagai macam posisi pejabat di istana.

Anggota-anggota dari faksi Soron kemudian memunculkan ide untuk membunuh ahli waris takhta (Yeoning-gun) secara rahasia dengan berpura-pura menyelenggarakan acara berburu rubah putih, yang diisukan telah menghantui istana, tetapi Yeoning-gun mencari perlindungan pada ibu tirinya, Ibu Suri Inwon, yang kemudian melindunginya sehingga ia tetap hidup. Setelah itu, Yeoning-gun memberitahu saudara tirinya, Raja [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]] bahwa ia lebih suka pergi dari istana dan hidup sebagai orang biasa.

Pada 11 Oktober 1724, Raja [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]] meninggal. Faksi Soron kemudian menuduh Pangeran Yeoing melakukan sesuatu sehingga menyebabkan kematian kakandanya, berdasarkan usaha Faksi Noron sebelumnya yang bermaksud membuatnya naik tahkta dan menggantikan Raja [[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]]. Tapi para sejarahwan sekarang sepakat bahwa Raja mungkin saja meninggal akibat keracunan makanan laut, berdasarkan dari gejala-gejala penyakit yang menyebabkannya meninggal. Homer Hulbert memaparkannya di bukunya ''The History of Korea'', di mana ia mengatakan, "Tapi kita mungkin saja boleh meragukan kebenaran dari rumor itu, karena tak ada yang dikatakan mengenai indikasi bahwa ia mungkin melakukan tindakan seperti ini, dan hal yang kedua seseorang yang akan makan udang, yang dibawa dari laut yang berjarak 30 mil tanpa es, di tengah musim panas bisa saja dimungkinkan meninggal. Pada tanggal 16 October 1724, Pangeran Yeoning naik tahta dan bergelar Raja Yeongjo, penguasa ke-21 Joseon.


== Masa Pemerintahan ==
== Masa Pemerintahan ==
Raja Yeongjo sangat mendalami [[Konfusianisme Korea|Konfusian]], dan konon memiliki pengetahuan klasik yang lebih hebat dibandingkan dengan para pejabatnya. Selama pemerintahan Yeongjo dan cucunya [[Jeongjo dari Joseon|Jeongjo]], Konfusianisasi berada di puncaknya sebagai pemulihan ekonomi dari perang-perang yang terjadi di akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17.
Raja Yeongjo sangat mendalami [[Konfusianisme Korea|Konfusianisme]], dan konon memiliki pengetahuan klasik yang lebih hebat dibandingkan dengan para pejabatnya. Selama masa pemerintahan Yeongjo dan cucunya [[Jeongjo dari Joseon|Jeongjo]], Konfusianisme mengalami masa kejayaannya, demikian juga halnya dengan pemulihan ekonomi akibat dari beberapa perang yang terjadi di akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17. Masa pemerintahannya disebut-sebut sebagai salah satu masa paling jaya di antara masa-masa pemerintahan Dinasti Joseon.


Yeongjo sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dengan mendalam. Catatan ''Sejarah dari Joseon'' menyatakan bahwa suatu hari pada tahun ke-4 pada masa pemerintahannya, Raja Yeongjo bangun karena hujan di dini hari dan mengatakan pada para pejabatnya, <blockquote>Ya Tuhan! Kita mengalami banjir, kekeringan, dan kelaparan selama empat tahun ini karena kurangnya kebajikan yang kulakukan, dan tahun ini kita bahkan harus melalui pemberontakan yang tak pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh pengkhianat bernama Yi Jin Hwa. Bagaimana rakyatku yang malang bisa menjalani hidup mereka di bawah penderitaan hebat semacam itu? Bukankan ada perkataan kuno mengatakan "Perang selalu diikuti oleh setahun yang sengsara". Untungnya, bagaimanapun juga, kita tidak mengalami masa kelaparan hebat selama 2 tahun ini dan kita menancapkan harapan kita pada masa panen yang baik tahun ini. Namun aku masih khawatir karena, meskipun musim panen sudah mendekat, tak mungkin kita bisa menduga apakah ada banjir ataukah masa kekeringan sebelum semua itu terjadi. Tak ada seorangpun yang tahu kapankah hujan dingin akan tiba-tiba tercurah dan membanjiri ladang-ladang yang akan dipanen. Kurangnya kebajikanku mungkin saja bisa mendatangkan hal-hal buruk demikian karena aku gagal meraih simpati dari Langit. Bagaimana aku dapat meraih simpati dari Langit jika aku tidak merenungkan semua yang telah kulakukan dan berusaha melakukan segalanya dengan usahaku sendiri? Aku seharusnya lebih dulu memulai dengan berintropeksi terhadap perbuatanku selama ini." </blockquote><blockquote>"Sejarah dari Yeongjo, tertanggal 27 Juli 1728, pada tahun ke-4 masa pemerintahannya."</blockquote>Yeongjo khawatir kalau hujan itu akan menghancurkan masa panen dan memaksa rakyatnya yang malang menjadi kelaparan. Raja kemudian memerintahkan para pejabatnya untuk mengurangi pajak dan mengurangi jumlah makanan yang dimakannya. Mengurangi jenis makanan yang ia makan merupakan keputusan yang ia buat karena rasa prihatin kepada rakyatnya yang kelaparan.
Raja juga terkenal dengan menyayangi [[Park Mun-su]], yang ditunjuk sebagai ''Amhaeng-eosa'' (암행어사) atau inspektur rahasia pemerintah. Park, yang menghasilkan jasa besar dalam meredakan pemberontakan Yi In-ja, mengelilingi negara untuk menangkapi para pejabat lokal yang korupsi atas nama raja.
Suatu dini hari, 25 tahun kemudian, sekitar tahun 1753, hujan yang terus menerus mengingatkan Yeongjo ada banjir yang terjadi pada tahun ke-4 masa pemerintahannya, ketika ia mengurangi jatah makannya: "Oh! Banjir dan masa kekeringan benar-benar terjadi karena aku kurang kebajikan. Aku sekarang sudah lebih tua daripada tahun itu, tetapi bagaimana bisa rasa prihatinku kepada rakyat dan kemauan untuk bekerja keras bagi mereka justru jauh lebih sedikit dibandingkan dahulu?" Dan begitulah, Yeongjo kemudian memerintahkan untuk mengurangi lagi jumlah makanan yang seharusnya ia makan.


Orang-orang di sekitarnya menggambarkan dirinya sebagai seorang Raja yang pandai berbicara, cerdas, bajik, dan baik hati. Ia mudah memahami dalam pengamatannya dan cepat dalam menanggapi.
Satu-satunya yang menceritakan insiden yang menyedihkan selama masa pemerintahan Yeongjo adalah kematian putranya, Putra Mahkota [[Pangeran Sado|Sado]]. Sado kemungkinan besar menderita penyakit kelainan jiwa. Ia suka membunuh orang di dalam istana dan seorang yang menderita kelainan seks. Yeongjo tidak dapat oleh istana membunuh putranya dengan tangannya sendiri dan di suatu hari yang panas di bulan Agusutus di tahun 1762, Sado diperintahkan untuk masuk ke dalam peti besar untuk menyimpan beras yang terbuat dari kayu. Setelah 8 hari, Sado mati lemas.<ref>Memoirs of Lady Hyegyeong</ref>


== Politik ==
9 tahun kemudian Yeongjo wafat, dan putra Sado, Jeongjo, menjadi king. Bagian awal dari tahun pemerintahannya ditandai oleh intrik politik dan kecemasan para pejabat istana yang takut kalau-kalau Jeongjo akan membalas dendam pada mereka atas petisi yang diajukan mereka yang menyebabkan kematian ayahnya, Putra Mahkota Sado. Yeongjo dimakamkan di makam dinastik di [[Makam Kerajaan Dinasti Joseon|Donggureung]].
Yeongjo menyadari efek yang merugikan pada admisnistrasi kerajaan akibat dari pergumulan faksi-faksi selama pertengahan akhir abad 17, dan mencoba untuk mengakhiri pergumulan faksi-faksi segera setelah ia naik tahta. Yeongjo menerapkan kembali pajak dinas militer yang universal, yang sebelumnya sempat diterapkan tetapi berumur pendek, bahkan ia kemudian keluar dari Gerbang Istana untuk mengumpulkan pandangan dari para pejabat, sarjana terdidik, prajurit, dan rakyat biasa. Yeongjo mengurangi pajak dinas militer sebesar setengahnya dan memerintahkan untuk menggenapi kekurangannya dari pajak penangkapan ikan, garam, kapal-kapal dan pajak tambahan dari tanah. Yeongjo juga mengatur sistem keuangan dari pendapatan dan pengeluaran kerajaan dengan mengadopsi sistem akuntansi. Kebijakan-kebijakannya yang realistik mengizinkan pembayaran pajak dengan gandum di daerah terpencil area pegunungan provinsi Gyeongsang-do, sampai pada pelabuhan terdekat dengan pembayaran katun atau uang sebagai pengganti gandum. Perputaran mata uang didukung dengan peningkatan pembuatan koin logam.


Perhatian Yeongjo pada usaha meningkatkan kehidupan rakyat biasa dinyatakan dengan keinginannya untuk mendidik rakyat dengan membagikan buku-buku penting dalam tulisan Korea (Hangul), termasuk ''Buku Teknik Pertanian (Agrikultur)''. Alat pengukur hujan dibuat kembali dengan jumlah yang banyak dan dibagikan kepada para pejabat administrasi lokal dan mengusahakan proyek-proyek pekerjaan umum secara besar-besaran. Yeongjo meningkatkan taraf hidup masyarakat biasa dengan membuka kemungkinan lain untuk peningkatan status sosial dan melakukan perubahan yang tak mungkin lagi terelakkan. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Yeongjo dimaksudkan untuk menegaskan kembali Kerajaan yang berdasarkan Konfusianisme dan suatu pemerintahan yang manusiawi, tetapi mereka tak bisa lagi mencegah gelombang perubahan sosial yang dihasilkan setelahnya.
Yeongjo adalah yang pertama yang beraksi melawan aktivitas-aktivitas [[Katolik Roma]] di dalam negara. Pada abad ke-18, Katolik mulai mendapat pengikutnya terutama di propinsi [[Gangwon]] dan [[Hwanghae]]. Di tahun [[1758]], Yeongjo secara resmi menganggap Katolik sebagai sebuah praktek yang jahat.


Jumlah aktivitas para pedagang meningkat dengan cepat. Pengumpulan modal melalui monopoli dan grosir berkembang melalui berbagai organisasi perkumpulan pedagang, dan banyak dari mereka berpusat di Hanyang. Pembagian secara tradisional antara toko-toko pemerintah, peyuplai barang-barang upeti berlisensi, dan para pemilik toko-toko kecil di gang-gang dan jalan-jalan menyatukan mereka dan terjalin menjadi suatu sistem monopoli dan grosir.
Ia dimakamkan bersama istri keduanya di makam kerajaan Wonneung (원릉, 元陵) di kota [[Guri]].


Tak peduli dengan status, banyak para aristrokat kelas yangban dan rakyat biasa bersinggungan di semacam aktivitas perdagangan. Dan karena itulah Hanyang membuat suatu kemajuan besar sebagai suatu kota industri dan perdagangan pada abad ke-18. Permintaan yang tinggi atas kerajinan tangan dan barang-barang semacam pisau, topi dari bulu kuda, meja makan, dan barang-barang tembaga meningkat luar biasa. Aturan-aturan yang membatasi penggunaan topi bulu kuda yang aslinya untuk membedakan kelas Yangban lama-lama menghilang.
== Keluarga ==
* Ayah : [[Sukjong dari Joseon|Raja Sukjong]] (숙종)
* Ibu : [[Sukjong dari Joseon#Suk-bin dari klan Choi (1670-1718)|Selir Suk dari klan Choi]] (숙빈 최씨)


Bahkan buku-buku bajakan kemudian diperdagangkan saat persaingan berkembang di antara kelas Yangban yang kaya, yang bersaing dalam publikasi koleksi karya-karya literatur dari leluhur mereka yang terkenal. Ini juga menjadi awal dari pencetakan karya-karya puisi dan fiksi populer. Orang-orang terutama sangat menghargai satire dan kritik-kritik sosial. Salah satu contohnya adalah ''Chunhyangjeon'' (Kisah dari Chunghyang) yang mengisahkan mengenai kesetiaan seorang putri dari seorang Gisaeng yang secara luas dibaca sebagai sindiran yang ditujukan untuk mengekspos keserakahan dan keangkuhan pejabat pemerintah.
* Selir-selir :

# Ratu Jeongseong dari klan Dalsung Seo (정성왕후 서씨, 1692–1757)<ref>Daughter of Seo Jong-je (서종제) and Lady Lee.</ref><ref>She was given the tile "Princess Consort" (군부인) before she was given the title "Queen".</ref>
=== Anti-korupsi ===
# [[Jeongsun|Ratu Jeongsun]] dari klan Gyeongju Kim (정순왕후 김씨, 1745–1805)<ref>Daughter of Kim Han-gu (김한구) and Lady Won.</ref>
Raja juga diketahui sangat menghargai [[Park Mun-su]], yang ia tunjuk sebagai ''Amhaeng-eosa'' (암행어사), seorang inspektur rahasia pemerintah di bawah perintah Raja. Park, yang melakukan jasa sangat besar dalam meredakan pemberontakan Yi In-ja, mengelilingi negara untuk menangkapi para pejabat lokal yang korupsi atas nama raja.
# Selir Jeong dari klan Lee (정빈 이씨)

# Selir Yeong dari klan Lee (영빈 이씨, 1696-23 Agustus, 1764)<ref>Daughter of Lee Yoo-beon (이유번) and Lady Kim.</ref><ref>Also known as Lady Seonhui.</ref>
== Kontroversi ==
Satu-satunya insiden yang menyedihkan selama masa pemerintahan Yeongjo adalah kematian putranya, Putra Mahkota [[Pangeran Sado|Sado]]. Sejarah mencatat kalau Sado kemungkinan besar menderita penyakit kelainan jiwa, dituduh secara membabi buta membunuh sembarang orang di dalam istana dan dianggap menderita kelainan seks. Yeongjo, karena peraturan Istana, tidak dapat membunuh putranya dengan tangannya sendiri, sehingga di suatu hari yang panas di bulan Agusutus pada tahun 1762, Sado diperintahkan untuk masuk ke dalam kotak kayu besar bekas penyimpanan beras. Setelah 8 hari, Sado mati lemas.<ref>Memoirs of Lady Hyegyeong</ref> Pada abad ke-19, ada rumor bahwa Pangeran Sado sebenarnya tidak menderita kelainan jiwa, tetapi ia difitnah, namun rumor ini dibantah oleh istrinya di ''The Memoirs of Lady Hyegyeong''.

== Agama Katolik ==
Yeongjo adalah tokoh pertama yang beraksi melawan aktivitas-aktivitas [[Katolik Roma]] di dalam kerajaannya. Pada abad ke-18, Agama Katolik mulai mendapat pengikutnya terutama di provinsi [[Gangwon]] dan [[Hwanghae]]. Pada tahun [[1758]], Yeongjo secara resmi menganggap Katolik sebagai sebuah praktik yang jahat.

== Kematian ==
14 tahun kemudian Yeongjo meninggal, putra Sado, Jeongjo, naik takhta dan menjadi raja. Masa-masa awal pemerintahannya ditandai oleh intrik-intrik politik dan kecemasan para pejabat istana yang takut jika Jeongjo akan membalas dendam pada mereka atas petisi yang diajukan mereka yang menyebabkan kematian ayahandanya, Putra Mahkota Sado.

Yeongjo dimakamkan di makam kerajaan di [[Makam Kerajaan Dinasti Joseon|Donggureung]]. Ia dimakamkan bersama istri keduanya di makam kerajaan Wonneung (원릉, 元陵) di kota [[Guri]].

== Keluarga ==
* Ayahanda: [[Sukjong dari Joseon|Raja Sukjong]] (숙종)
* Ibunda: [[Choe Suk-bin]] (숙빈 최씨)
* Selir-selir:
# Ratu Jeongseong dari Wangsa Dalsung Seo (정성왕후 서씨, 1692–1757)<ref>Daughter of Seo Jong-je (서종제) and Lady Lee.</ref><ref>She was given the tile "Princess Consort" (군부인) before she was given the title "Queen".</ref>
# [[Jeongsun|Ratu Jeongsun]] dari Wangsa Gyeongju Kim (정순왕후 김씨, 1745–1805)<ref>Daughter of Kim Han-gu (김한구) and Lady Won.</ref>
# Selir Jeong dari Wangsa Lee (정빈 이씨, 1694-1721)
# Selir Yeong dari Wangsa Lee (영빈 이씨, 1696-23 Agustus, 1764)<ref>Daughter of Lee Yoo-beon (이유번) and Lady Kim.</ref><ref>Also known as Lady Seonhui.</ref>
# Jo ''Gwi-in'' (귀인 조씨)
# Jo ''Gwi-in'' (귀인 조씨)
# Moon ''Suk-ui'' (숙의 문씨)<ref>Afterwards was known as "Deposed Moon ''Suk-ui''" (폐숙의 문씨).</ref>
# Moon ''Suk-ui'' (숙의 문씨)<ref>Afterwards was known as "Deposed Moon ''Suk-ui''" (폐숙의 문씨).</ref>


* Keturunan :
* Keturunan:
# Putra Mahkota Hyojang (효장세자, 1719–1728), Putra Tunggal Selir Jeong dari klan Lee<ref>He is given the title "Jinjong" (진종)</ref>.
# Putra Mahkota Hyojang (효장세자, 1719–1728), Putra Tunggal Selir Jeong dari Wangsa Lee.<ref>He is given the title "Jinjong" (진종)</ref>
# [[Pangeran Sado|Putra Mahkota Sado]] (사도세자, 1735–1762), Putra Tunggal Selir Yeong dari klan Lee<ref>He is given the posthumous title "Jangjo" (장조).</ref>.
# [[Sado dari Joseon|Putra Mahkota Sado]] (사도세자, 1735–1762), Putra Tunggal Selir Yeong dari Wangsa Lee.<ref>He is given the posthumous title "Jangjo" (장조).</ref>
# Seorang Putri Selir Jeong dari klan Lee<ref>Died at childbirth.</ref>.
# Seorang Putri Selir Jeong dari Wangsa Lee.<ref>Died at childbirth.</ref>
# Puteri Hwasoon (화순옹주) — Putri Kedua Selir Jeong dari klan Lee.
# Putri Hwasoon (화순옹주) — Putri Kedua Selir Jeong dari Wangsa ngsa Lee.
# Puteri Hwapyeong (화평옹주) — Putri Pertama Selir Yeong dari klan Lee.
# Putri Hwapyeong (화평옹주) — Putri Pertama Selir Yeong dari Wangsa Lee.
# [[Puteri Hwahyop|Puteri Hwahyeop]] (화협옹주, 1733–52) – Putri Kedua Selir Yeong dari klan Lee.
# [[Hwahyop dari Joseon|Putri Hwahyeop]] (화협옹주, 1733–52) – Putri Kedua Selir Yeong dari Wangsa Lee.
# [[Puteri Hwawan]] (화완옹주) — Putri Ketiga Selir Yeong dari klan Lee.
# [[Hwawan dari Joseon|Putri Hwawan]] (화완옹주) — Putri Ketiga Selir Yeong dari Wangsa Lee.
# Puteri Hwayoo (화유옹주) — Putri Tunggal Jo ''Gwi-in''.
# Putri Hwayoo (화유옹주) — Putri Tunggal Jo ''Gwi-in''.
# Puteri Hwaryeong (화령옹주) — Putri Pertama Moon ''Suk-ui''.
# Putri Hwaryeong (화령옹주) — Putri Pertama Moon ''Suk-ui''.
# Puteri Hwagil (화길옹주) — Putri Kedua Moon ''Suk-ui''.
# Putri Hwagil (화길옹주) — Putri Kedua Moon ''Suk-ui''.


== Nama Lengkap Anumertanya ==
== Nama Lengkap Anumertanya ==
Baris 89: Baris 117:
<references />
<references />


== Lihat Pula ==
== Lihat pula ==
* [[Wangsa Yi]]
* [[Sejarah Korea]]
* [[Sejarah Korea]]
* [[Dinasti Joseon]]
* [[Dinasti Joseon]]


{{s-start}}
{{s-start}}
{{s-hou|[[Wangsa Yi]]|13 September|1694|5 Maret|1776}}
{{succession box|years=1724–1776|title=[[Daftar Penguasa Korea]]'''<br />([[Dinasti Joseon]])|before=[[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]]|after=[[Jeongjo dari Joseon|Jeongjo]]}}
{{s-reg}}
{{s-bef|before=[[Gyeongjong dari Joseon|Gyeongjong]]}}
{{s-ttl|title=[[Daftar Penguasa Korea|Raja Joseon]]|years=1724–1776}}
{{s-aft|after=[[Jeongjo dari Joseon|Jeongjo]]}}
{{s-end}}
{{s-end}}


[[Kategori:Penguasa Joseon]]
{{DEFAULTSORT:Joseon, Yeongjo Of}}
[[Kategori:Raja Korea]]

[[Kategori:Kelahiran 1694]]
[[Kategori:Kelahiran 1694]]
[[Kategori:Kematian 1776]]
[[Kategori:Kematian 1776]]
[[Kategori:Pemimpin Joseon]]
[[Kategori:Raja Korea]]

[[en:Yeongjo of Joseon]]
[[ja:英祖 (朝鮮王)]]
[[ko:조선 영조]]
[[nl:Yeongjo van Joseon]]
[[ro:Yeongjo de Joseon]]
[[ru:Йонджо]]
[[th:พระเจ้ายองโจ]]
[[tr:Kral Yeongjo]]
[[vi:Triều Tiên Anh Tổ]]
[[zh:朝鮮英祖]]

Revisi terkini sejak 29 Desember 2023 01.22

Yeongjo
Raja Joseon
Berkuasa30 Agustus, 1724 – 5 Maret, 1776
Penobatan30 Agustus, 1724
PendahuluGyeongjong
PenerusJeongjo
Pemakaman
KeturunanPutra Mahkota Sado
Putra Mahkota Hyojang
Putri Hwahyeop
Putri Hwawan
Putri Hwasoon
Putri Hwagil
WangsaWangsa Yi
AyahSukjong
IbuChoe Suk-bin (biologis)
Ratu Inwon (adopsi)
Korean name
Hangul
영조
Hanja
英祖
Alih AksaraYeongjo
McCune–ReischauerYǒngjo
Nama pena
Hangul
양성헌
Hanja
養性軒
Alih AksaraYangseongheon
McCune–ReischauerYangsŏnghŏn
Nama lahir
Hangul
이금
Hanja
李昑
Alih AksaraI Geum
McCune–ReischauerYi Kŭm
Nama kehormatan
Hangul
광숙
Hanja
光叔
Alih AksaraGwangsuk
McCune–ReischauerKwangsuk


Yeongjo (Hangeul: 영조대왕, Hanja: 英祖大王, Alih Aksara yang Disempurnakan: Yeongjo Daewang) (31 Oktober 169422 April 1776, bertakhta 16 Oktober 172422 April 1776), merupakan raja ke-21 dari Dinasti Joseon, Korea. Julukannya sebelum naik takhta adalah Pangeran Yeoning (Yeoning-gun/연잉군). Ia adalah putra kedua Sukjong (숙종대왕, 1661 - 1720) dengan Choe Suk-bin (숙빈최씨, 1670 - 1718), yang nantinya menggantikan kakandanya, seayah berlainan ibu, Gyeongjong (경종, 1688 - 1724), setelah kontroversi yang luar biasa. Pada tahun 1703, ia diadopsi oleh Permaisuri Inwon, ibu tirinya, serta permaisuri menyayanginya seperti anak sendiri.[1]

Naik Takhta

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1720, ayahandanya, Raja Sukjong meninggal dan Putra Mahkota Yi Yun, putra sulung Sukjong naik takhta sebagai Raja Gyeongjong, saat berumur 33 tahun. Namun sebelum Raja Sukjong meninggal, ia sebenarnya memberitahu Yi Yi-myoung agar mengangkat Yeoning-gun sebagai ahli waris Kyungjong, tetapi karena tiadanya pencatat sejarah atau sejarawan pada saat itu, maka tidak ada catatan mengenai hal ini.

Selama masa pemerintahan Gyeongjong, terjadi pergumulan kekuasaan dan rasa tidak suka terhadap statusnya yang terlahir sebagai anak dari kalangan rendah. Faksi Noron (노론, 老論) menekan Raja Gyeongjong untuk turun takhta dan bermaksud untuk menggantikannya dengan saudara tirinya, Pangeran Yeoning (Raja Yeongjo pada masa depan). Pada tahun 1720, dua bulan setelah kenaikan takhtanya Raja Gyeongjong, Pangeran Yeoning diangkat sebagai Putra Mahkota Kerajaan, ahli waris kerajaan (Wangseje, 왕세제, 王世弟). Hal ini memperparah perebutan kekuasan dan menjadi awal dari pembantaian besar-besaran, yang dikenal sebagai Shinimsahwa (辛壬士禍). Faksi Noron mengirim pesan kepada Raja tanpa ada tanggapan sama sekali sementara Faksi Soron (소론, 少論) memanfaatkan hal ini demi keuntungan mereka - dengan dalih bahwa Faksi Noron mencoba untuk merampas kekuasaan dan bermaksud untuk menyingkirkan faksi-faksi, yang menjadi lawan mereka, dari berbagai macam posisi pejabat di istana.

Anggota-anggota dari faksi Soron kemudian memunculkan ide untuk membunuh ahli waris takhta (Yeoning-gun) secara rahasia dengan berpura-pura menyelenggarakan acara berburu rubah putih, yang diisukan telah menghantui istana, tetapi Yeoning-gun mencari perlindungan pada ibu tirinya, Ibu Suri Inwon, yang kemudian melindunginya sehingga ia tetap hidup. Setelah itu, Yeoning-gun memberitahu saudara tirinya, Raja Gyeongjong bahwa ia lebih suka pergi dari istana dan hidup sebagai orang biasa.

Pada 11 Oktober 1724, Raja Gyeongjong meninggal. Faksi Soron kemudian menuduh Pangeran Yeoing melakukan sesuatu sehingga menyebabkan kematian kakandanya, berdasarkan usaha Faksi Noron sebelumnya yang bermaksud membuatnya naik tahkta dan menggantikan Raja Gyeongjong. Tapi para sejarahwan sekarang sepakat bahwa Raja mungkin saja meninggal akibat keracunan makanan laut, berdasarkan dari gejala-gejala penyakit yang menyebabkannya meninggal. Homer Hulbert memaparkannya di bukunya The History of Korea, di mana ia mengatakan, "Tapi kita mungkin saja boleh meragukan kebenaran dari rumor itu, karena tak ada yang dikatakan mengenai indikasi bahwa ia mungkin melakukan tindakan seperti ini, dan hal yang kedua seseorang yang akan makan udang, yang dibawa dari laut yang berjarak 30 mil tanpa es, di tengah musim panas bisa saja dimungkinkan meninggal. Pada tanggal 16 October 1724, Pangeran Yeoning naik tahta dan bergelar Raja Yeongjo, penguasa ke-21 Joseon.

Masa Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Raja Yeongjo sangat mendalami Konfusianisme, dan konon memiliki pengetahuan klasik yang lebih hebat dibandingkan dengan para pejabatnya. Selama masa pemerintahan Yeongjo dan cucunya Jeongjo, Konfusianisme mengalami masa kejayaannya, demikian juga halnya dengan pemulihan ekonomi akibat dari beberapa perang yang terjadi di akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17. Masa pemerintahannya disebut-sebut sebagai salah satu masa paling jaya di antara masa-masa pemerintahan Dinasti Joseon.

Yeongjo sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dengan mendalam. Catatan Sejarah dari Joseon menyatakan bahwa suatu hari pada tahun ke-4 pada masa pemerintahannya, Raja Yeongjo bangun karena hujan di dini hari dan mengatakan pada para pejabatnya,

Ya Tuhan! Kita mengalami banjir, kekeringan, dan kelaparan selama empat tahun ini karena kurangnya kebajikan yang kulakukan, dan tahun ini kita bahkan harus melalui pemberontakan yang tak pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh pengkhianat bernama Yi Jin Hwa. Bagaimana rakyatku yang malang bisa menjalani hidup mereka di bawah penderitaan hebat semacam itu? Bukankan ada perkataan kuno mengatakan "Perang selalu diikuti oleh setahun yang sengsara". Untungnya, bagaimanapun juga, kita tidak mengalami masa kelaparan hebat selama 2 tahun ini dan kita menancapkan harapan kita pada masa panen yang baik tahun ini. Namun aku masih khawatir karena, meskipun musim panen sudah mendekat, tak mungkin kita bisa menduga apakah ada banjir ataukah masa kekeringan sebelum semua itu terjadi. Tak ada seorangpun yang tahu kapankah hujan dingin akan tiba-tiba tercurah dan membanjiri ladang-ladang yang akan dipanen. Kurangnya kebajikanku mungkin saja bisa mendatangkan hal-hal buruk demikian karena aku gagal meraih simpati dari Langit. Bagaimana aku dapat meraih simpati dari Langit jika aku tidak merenungkan semua yang telah kulakukan dan berusaha melakukan segalanya dengan usahaku sendiri? Aku seharusnya lebih dulu memulai dengan berintropeksi terhadap perbuatanku selama ini."

"Sejarah dari Yeongjo, tertanggal 27 Juli 1728, pada tahun ke-4 masa pemerintahannya."

Yeongjo khawatir kalau hujan itu akan menghancurkan masa panen dan memaksa rakyatnya yang malang menjadi kelaparan. Raja kemudian memerintahkan para pejabatnya untuk mengurangi pajak dan mengurangi jumlah makanan yang dimakannya. Mengurangi jenis makanan yang ia makan merupakan keputusan yang ia buat karena rasa prihatin kepada rakyatnya yang kelaparan.

Suatu dini hari, 25 tahun kemudian, sekitar tahun 1753, hujan yang terus menerus mengingatkan Yeongjo ada banjir yang terjadi pada tahun ke-4 masa pemerintahannya, ketika ia mengurangi jatah makannya: "Oh! Banjir dan masa kekeringan benar-benar terjadi karena aku kurang kebajikan. Aku sekarang sudah lebih tua daripada tahun itu, tetapi bagaimana bisa rasa prihatinku kepada rakyat dan kemauan untuk bekerja keras bagi mereka justru jauh lebih sedikit dibandingkan dahulu?" Dan begitulah, Yeongjo kemudian memerintahkan untuk mengurangi lagi jumlah makanan yang seharusnya ia makan.

Orang-orang di sekitarnya menggambarkan dirinya sebagai seorang Raja yang pandai berbicara, cerdas, bajik, dan baik hati. Ia mudah memahami dalam pengamatannya dan cepat dalam menanggapi.

Yeongjo menyadari efek yang merugikan pada admisnistrasi kerajaan akibat dari pergumulan faksi-faksi selama pertengahan akhir abad 17, dan mencoba untuk mengakhiri pergumulan faksi-faksi segera setelah ia naik tahta. Yeongjo menerapkan kembali pajak dinas militer yang universal, yang sebelumnya sempat diterapkan tetapi berumur pendek, bahkan ia kemudian keluar dari Gerbang Istana untuk mengumpulkan pandangan dari para pejabat, sarjana terdidik, prajurit, dan rakyat biasa. Yeongjo mengurangi pajak dinas militer sebesar setengahnya dan memerintahkan untuk menggenapi kekurangannya dari pajak penangkapan ikan, garam, kapal-kapal dan pajak tambahan dari tanah. Yeongjo juga mengatur sistem keuangan dari pendapatan dan pengeluaran kerajaan dengan mengadopsi sistem akuntansi. Kebijakan-kebijakannya yang realistik mengizinkan pembayaran pajak dengan gandum di daerah terpencil area pegunungan provinsi Gyeongsang-do, sampai pada pelabuhan terdekat dengan pembayaran katun atau uang sebagai pengganti gandum. Perputaran mata uang didukung dengan peningkatan pembuatan koin logam.

Perhatian Yeongjo pada usaha meningkatkan kehidupan rakyat biasa dinyatakan dengan keinginannya untuk mendidik rakyat dengan membagikan buku-buku penting dalam tulisan Korea (Hangul), termasuk Buku Teknik Pertanian (Agrikultur). Alat pengukur hujan dibuat kembali dengan jumlah yang banyak dan dibagikan kepada para pejabat administrasi lokal dan mengusahakan proyek-proyek pekerjaan umum secara besar-besaran. Yeongjo meningkatkan taraf hidup masyarakat biasa dengan membuka kemungkinan lain untuk peningkatan status sosial dan melakukan perubahan yang tak mungkin lagi terelakkan. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Yeongjo dimaksudkan untuk menegaskan kembali Kerajaan yang berdasarkan Konfusianisme dan suatu pemerintahan yang manusiawi, tetapi mereka tak bisa lagi mencegah gelombang perubahan sosial yang dihasilkan setelahnya.

Jumlah aktivitas para pedagang meningkat dengan cepat. Pengumpulan modal melalui monopoli dan grosir berkembang melalui berbagai organisasi perkumpulan pedagang, dan banyak dari mereka berpusat di Hanyang. Pembagian secara tradisional antara toko-toko pemerintah, peyuplai barang-barang upeti berlisensi, dan para pemilik toko-toko kecil di gang-gang dan jalan-jalan menyatukan mereka dan terjalin menjadi suatu sistem monopoli dan grosir.

Tak peduli dengan status, banyak para aristrokat kelas yangban dan rakyat biasa bersinggungan di semacam aktivitas perdagangan. Dan karena itulah Hanyang membuat suatu kemajuan besar sebagai suatu kota industri dan perdagangan pada abad ke-18. Permintaan yang tinggi atas kerajinan tangan dan barang-barang semacam pisau, topi dari bulu kuda, meja makan, dan barang-barang tembaga meningkat luar biasa. Aturan-aturan yang membatasi penggunaan topi bulu kuda yang aslinya untuk membedakan kelas Yangban lama-lama menghilang.

Bahkan buku-buku bajakan kemudian diperdagangkan saat persaingan berkembang di antara kelas Yangban yang kaya, yang bersaing dalam publikasi koleksi karya-karya literatur dari leluhur mereka yang terkenal. Ini juga menjadi awal dari pencetakan karya-karya puisi dan fiksi populer. Orang-orang terutama sangat menghargai satire dan kritik-kritik sosial. Salah satu contohnya adalah Chunhyangjeon (Kisah dari Chunghyang) yang mengisahkan mengenai kesetiaan seorang putri dari seorang Gisaeng yang secara luas dibaca sebagai sindiran yang ditujukan untuk mengekspos keserakahan dan keangkuhan pejabat pemerintah.

Anti-korupsi

[sunting | sunting sumber]

Raja juga diketahui sangat menghargai Park Mun-su, yang ia tunjuk sebagai Amhaeng-eosa (암행어사), seorang inspektur rahasia pemerintah di bawah perintah Raja. Park, yang melakukan jasa sangat besar dalam meredakan pemberontakan Yi In-ja, mengelilingi negara untuk menangkapi para pejabat lokal yang korupsi atas nama raja.

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Satu-satunya insiden yang menyedihkan selama masa pemerintahan Yeongjo adalah kematian putranya, Putra Mahkota Sado. Sejarah mencatat kalau Sado kemungkinan besar menderita penyakit kelainan jiwa, dituduh secara membabi buta membunuh sembarang orang di dalam istana dan dianggap menderita kelainan seks. Yeongjo, karena peraturan Istana, tidak dapat membunuh putranya dengan tangannya sendiri, sehingga di suatu hari yang panas di bulan Agusutus pada tahun 1762, Sado diperintahkan untuk masuk ke dalam kotak kayu besar bekas penyimpanan beras. Setelah 8 hari, Sado mati lemas.[2] Pada abad ke-19, ada rumor bahwa Pangeran Sado sebenarnya tidak menderita kelainan jiwa, tetapi ia difitnah, namun rumor ini dibantah oleh istrinya di The Memoirs of Lady Hyegyeong.

Agama Katolik

[sunting | sunting sumber]

Yeongjo adalah tokoh pertama yang beraksi melawan aktivitas-aktivitas Katolik Roma di dalam kerajaannya. Pada abad ke-18, Agama Katolik mulai mendapat pengikutnya terutama di provinsi Gangwon dan Hwanghae. Pada tahun 1758, Yeongjo secara resmi menganggap Katolik sebagai sebuah praktik yang jahat.

14 tahun kemudian Yeongjo meninggal, putra Sado, Jeongjo, naik takhta dan menjadi raja. Masa-masa awal pemerintahannya ditandai oleh intrik-intrik politik dan kecemasan para pejabat istana yang takut jika Jeongjo akan membalas dendam pada mereka atas petisi yang diajukan mereka yang menyebabkan kematian ayahandanya, Putra Mahkota Sado.

Yeongjo dimakamkan di makam kerajaan di Donggureung. Ia dimakamkan bersama istri keduanya di makam kerajaan Wonneung (원릉, 元陵) di kota Guri.

  1. Ratu Jeongseong dari Wangsa Dalsung Seo (정성왕후 서씨, 1692–1757)[3][4]
  2. Ratu Jeongsun dari Wangsa Gyeongju Kim (정순왕후 김씨, 1745–1805)[5]
  3. Selir Jeong dari Wangsa Lee (정빈 이씨, 1694-1721)
  4. Selir Yeong dari Wangsa Lee (영빈 이씨, 1696-23 Agustus, 1764)[6][7]
  5. Jo Gwi-in (귀인 조씨)
  6. Moon Suk-ui (숙의 문씨)[8]
  • Keturunan:
  1. Putra Mahkota Hyojang (효장세자, 1719–1728), Putra Tunggal Selir Jeong dari Wangsa Lee.[9]
  2. Putra Mahkota Sado (사도세자, 1735–1762), Putra Tunggal Selir Yeong dari Wangsa Lee.[10]
  3. Seorang Putri Selir Jeong dari Wangsa Lee.[11]
  4. Putri Hwasoon (화순옹주) — Putri Kedua Selir Jeong dari Wangsa ngsa Lee.
  5. Putri Hwapyeong (화평옹주) — Putri Pertama Selir Yeong dari Wangsa Lee.
  6. Putri Hwahyeop (화협옹주, 1733–52) – Putri Kedua Selir Yeong dari Wangsa Lee.
  7. Putri Hwawan (화완옹주) — Putri Ketiga Selir Yeong dari Wangsa Lee.
  8. Putri Hwayoo (화유옹주) — Putri Tunggal Jo Gwi-in.
  9. Putri Hwaryeong (화령옹주) — Putri Pertama Moon Suk-ui.
  10. Putri Hwagil (화길옹주) — Putri Kedua Moon Suk-ui.

Nama Lengkap Anumertanya

[sunting | sunting sumber]
  • Raja Yeongjo Jangsun Jihaeng Sundeok Yeongmo Uiryeol Jang-ui Hong-yun Gwang-in Donhui Checheon Geon-geuk Seonggong Sinhwa Daeseong Gwang-un Gaetae Giyeong Yomyeong Suncheol Geon-geon Gonyeong Baemyeong Sutong Gyeongnyeok Honghyu Junghwa Yungdo Sukjang Changhun Jeongmun Seonmu Huigyeong Hyeonhyo yang Agung Korea
  • 영조장순지행순덕영모의렬장의홍윤광인돈희체천건극성공신화대성광운개태기영요명순철건건곤영배명수통경력홍휴중화융도숙장창훈정문선무희경현효대왕
  • 英祖莊順至行純德英謨毅烈章義洪倫光仁敦禧體天建極聖功神化大成廣運開泰基永堯明舜哲乾健坤寧配命垂統景曆洪休中和隆道肅莊彰勳正文宣武熙敬顯孝大王

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ The Confucian Kingship in Korea: Yŏngjo and the Politics of Sagacity page, 53.
  2. ^ Memoirs of Lady Hyegyeong
  3. ^ Daughter of Seo Jong-je (서종제) and Lady Lee.
  4. ^ She was given the tile "Princess Consort" (군부인) before she was given the title "Queen".
  5. ^ Daughter of Kim Han-gu (김한구) and Lady Won.
  6. ^ Daughter of Lee Yoo-beon (이유번) and Lady Kim.
  7. ^ Also known as Lady Seonhui.
  8. ^ Afterwards was known as "Deposed Moon Suk-ui" (폐숙의 문씨).
  9. ^ He is given the title "Jinjong" (진종)
  10. ^ He is given the posthumous title "Jangjo" (장조).
  11. ^ Died at childbirth.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
Yeongjo dari Joseon
Lahir: 13 September 1694 Meninggal: 5 Maret 1776
Gelar kebangsawanan
Didahului oleh:
Gyeongjong
Raja Joseon
1724–1776
Diteruskan oleh:
Jeongjo