Lompat ke isi

Ali Kalora: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
k koreksi tanda baca
 
(40 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3: Baris 3:
| name = Ali Kalora
| name = Ali Kalora
| honorific_suffix =
| honorific_suffix =
| image = Ali Kalora (Ali Ahmad).png
<!-- Disembunyikan sebagai komentar: | image = Ali Kalora (Ali Ahmad).png -->
| image_upright =
| image_upright =
| image_size = <!-- DISCOURAGED per WP:IMGSIZE. Use image_upright. -->
| image_size = <!-- DISCOURAGED per WP:IMGSIZE. Use image_upright. -->
Baris 12: Baris 12:
| pronunciation =
| pronunciation =
| birth_name = Ali Ahmad
| birth_name = Ali Ahmad
| birth_date =
| birth_date = {{birth date|1981|5|30}}
| birth_place = [[Kalora, Poso Pesisir Utara, Poso]], [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]
| birth_place = [[Gowa]], [[Sulawesi Selatan]]
| death_date =
| death_date = {{death date and age|2021|9|18|1981|5|30}}
| death_place =
| death_place = [[Astina, Torue, Parigi Moutong]], [[Sulawesi Tengah]]
| death_cause =
| death_cause = Kontak senjata oleh Tim [[Operasi Madago Raya]]
| body_discovered =
| body_discovered =
| resting_place =
| resting_place =
Baris 31: Baris 31:
| alma_mater =
| alma_mater =
| occupation =
| occupation =
| years_active =
| years_active = 2012–2021
| era =
| era =
| employer =
| employer =
| organization = [[Mujahidin Indonesia Timur]]{{br}}[[Negara Islam Irak dan Syam]]
| organization = {{unbulleted list|[[Mujahidin Indonesia Timur]]|[[Negara Islam Irak dan Syam]]}}
| known_for = [[Terorisme]], [[Bom|Pengeboman]]
| known_for = [[Terorisme]], [[Bom|Pengeboman]]
| notable_works = <!-- produces label "Notable work"; may be overridden by |credits=, which produces label "Notable credit(s)"; or by |works=, which produces label "Works" -->
| notable_works = <!-- produces label "Notable work"; may be overridden by |credits=, which produces label "Notable credit(s)"; or by |works=, which produces label "Works" -->
| height = <!-- "X cm", "X m" or "X ft Y in" plus optional reference (conversions are automatic) -->
| height = <!-- "X cm", "X m" or "X ft Y in" plus optional reference (conversions are automatic) -->
| weight = <!-- "X kg", "X lb" or "X st Y lb" plus optional reference (conversions are automatic) -->
| weight = <!-- "X kg", "X lb" or "X st Y lb" plus optional reference (conversions are automatic) -->
| title = Anggota Mujahidin Indonesia Timur
| title = Pemimpin Mujahidin Indonesia Timur
| term =
| term =
| predecessor =
| predecessor = [[Santoso (teroris)|Santoso]]
| successor =
| successor =
| party =
| party =
| movement =
| movement =
| opponents = [[Kepolisian Negara Republik Indonesia]]{{br}}[[Tentara Nasional Indonesia]]
| opponents = {{unbulleted list|[[Kepolisian Negara Republik Indonesia]]|[[Tentara Nasional Indonesia]]}}
| boards =
| boards =
| religion = [[Islam]]
| religion = [[Islam]]
Baris 69: Baris 69:
| footnotes =
| footnotes =
}}
}}
'''Ali Ahmad''' ({{lang-ar|علي أحمد}}), yang lebih dikenal dengan nama '''Ali Kalora''' ({{lahirmati|[[Gowa]], [[Sulawesi Selatan]]|30|5|1981|[[Astina, Torue, Parigi Moutong]], [[Sulawesi Tengah]]|18|9|2021}}) adalah seorang [[militan]] Islam [[Indonesia]] dan merupakan pemimpin [[Mujahidin Indonesia Timur]] (MIT) menggantikan [[Santoso (teroris)|Santoso]]. Ia diduga bersembunyi di hutan belantara di sekitar [[Kabupaten Poso]] dan [[Kabupaten Parigi Moutong]], [[Sulawesi Tengah]] bersama dengan sisa kelompok MIT.


Setelah Santoso tewas pada tanggal 18 Juli 2016, dirinya diduga menggantikan posisi Santoso sebagai pemimpin di kelompok MIT bersama dengan [[Muhammad Basri (teroris)|Basri]].<ref name=cnn>{{Cite news|url=http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160719143710-12-145619/polri-sebut-ali-kalora-jadi-pengganti-santoso/|title=Polri Sebut Ali Kalora Jadi Pengganti Santoso|work=[[CNN Indonesia]]|access-date=2015-07-19|first=Christie|last=Stefanie}}</ref> Setelah Basri ditangkap oleh Satgas Tinombala, [[Kapolri]] [[Tito Karnavian|Jenderal Pol. Tito Karnavian]] menetapkan Ali Kalora sebagai target utama dari [[Operasi Tinombala (2016)|Operasi Tinombala]].<ref name=AliTargetUtama>{{Cite news|url=http://news.okezone.com/read/2016/09/20/337/1493906/kapolri-target-utama-kita-ali-kalora|title=Kapolri: Target Utama Kita Ali Kalora!|work=[[Okezone.com]]|access-date=21 September 2016|last=Fakhri|first=Fakhrizal}}</ref> Ali Kalora tewas pada tanggal 18 September 2021, setelah melakukan kontak senjata dengan Satgas [[Operasi Madago Raya]].<ref name=":2">{{Cite news|title=Pimpinan Teroris Poso Ali Kalora Dipastikan Tewas|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210919094009-12-696300/pimpinan-teroris-poso-ali-kalora-dipastikan-tewas|access-date=19 September 2021|work=[[CNN Indonesia]]|language=id-ID}}</ref>
'''Ali Kalora''', dengan nama lahir '''Ali Ahmad''', ([[Bahasa Arab]]: علي أحمد) adalah seorang [[militan]] Islam [[Indonesia]] dan anggota [[Mujahidin Indonesia Timur]] (MIT). Ia diduga bersembunyi di hutan belantara [[Kabupaten Poso]], [[Sulawesi Tengah]] bersama dengan sisa kelompok [[Santoso]]. Pada 18 Juli 2016, setelah kematian Santoso, ia diduga menggantikan posisi Santoso sebagai pemimpin di kelompok MIT bersama dengan Basri.<ref name=cnn>{{cite web|url=http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160719143710-12-145619/polri-sebut-ali-kalora-jadi-pengganti-santoso/|title=Polri Sebut Ali Kalora Jadi Pengganti Santoso|website=CNN Indonesia|access-date=2015-07-19}}</ref>


== Kehidupan pribadi ==
== Kehidupan pribadi ==
Ali lahir di [[Gowa]], [[Sulawesi Selatan]]. Ia memiliki seorang istri yang bernama Tini Susanti Kaduka, alias Umi Farel. Nama "Kalora" pada namanya, diambil dari desa tempatnya berdomisili, sehingga nama Ali Kalora sering kali digunakan di media massa.<ref name=tribunnews>{{Cite news|url=http://www.tribunnews.com/nasional/2016/07/19/mengenal-sosok-ali-kalora-pengganti-santoso-di-poso|title=Mengenal Sosok Ali Kalora, Pengganti Santoso di Poso|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|access-date=2016-07-19|first=Srihandriatmo|last=Malau|editor-last=Aco|editor-first=Hasanudin}}</ref>

Ali lahir di Kalora, [[Poso Pesisir Utara, Poso]], [[Sulawesi Tengah]], Indonesia. Dia memiliki seorang istri yang bernama Tini Susantika, alias Umi Farel. Nama 'Kalora' di namanya, di ambil dari wilayah tempatnya dilahirkan, sehingga nama Ali Kalora seringkali digunakan di media massa.<ref name=tribunnews>{{cite web|url=http://www.tribunnews.com/nasional/2016/07/19/mengenal-sosok-ali-kalora-pengganti-santoso-di-poso|title=Mengenal Sosok Ali Kalora, Pengganti Santoso di Poso|website=Tribunnews|access-date=2016-07-19}}</ref>


== Keterlibatan dalam terorisme ==
== Keterlibatan dalam terorisme ==

=== Mujahidin Indonesia Timur ===
=== Mujahidin Indonesia Timur ===
{{main|Mujahidin Indonesia Timur}}
Ali merupakan salah satu pengikut senior Santoso di kelompok [[Mujahidin Indonesia Timur]]. Setelah kematian [[Daeng Koro]]—salah satu figur utama dalam kelompok MIT, Ali dipercayakan untuk memimpin sebagian kelompok teroris yang sebelumnya dipimpin oleh Daeng Koro. Faktor kedekatannya dengan Santoso dan kemampuannya dalam mengenal medan gerilya membuat ia diangkat menjadi pemimpin.


Peneliti di bidang terorisme intelijen dari [[Universitas Indonesia]], Ridwan Habib, berpendapat bahwa Ali Kalora adalah sosok penunjuk arah dan jalan di pegunungan dan hutan Poso. Ini karena Ali merupakan warga asli dari Desa Kalora, Poso, sehingga dirinya diyakini telah menguasai wilayah tempat tinggalnya.<ref name=tribunnews/> Menurut [[Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah|Kapolda Sulawesi Tengah]] saat itu, [[Rudy Sufahriadi|Brigjen. Pol. Rudy Sufahriadi]], Ali Kalora adalah sosok radikal senior di kalangan gerilyawan di Poso. Ia menyebut bahwa Ali Kalora berpotensi menjadi "Santoso baru" karena latar belakang pengalamannya yang cukup senior. Meski demikian, ia yakin kekuatan gerilya di bawah kepemimpinannya tidak akan sebegitu merepotkan dibandingkan Santoso.<ref name=ali>{{Cite news|url=http://nasional.kompas.com/read/2016/07/19/14125981/setelah.santoso.tewas.polisi.duga.ali.kalora.lanjutkan.gerilya|title=Setelah Santoso Tewas, Polisi Duga Ali Kalora Lanjutkan Gerilya|work=[[Kompas.com]]|access-date=19 Juli 2016|first=Fabian Januarius|last=Kuwado}}</ref>
Ali merupakan salah satu pengikut senior Santoso di kelompok [[Mujahidin Indonesia Timur]]. Setelah kematian [[Daeng Koro]], salah satu figur utama di kelompok MIT, Ali dipercayakan untuk memimpin sebagian kelompok teroris yang sebelumnya dipimpin oleh Daeng Koro. Faktor kedekatannya dengan Santoso dan kemampuannya dalam mengenal medan gerilya membuat ia diangkat menjadi pemimpin.


[[Kapolri]] [[Tito Karnavian|Jenderal Pol. Tito Karnavian]] menilai bahwa Ali tidak memiliki kemampuan kepemimpinan yang sama dengan Santoso dan Basri, begitu pula dengan spesialisasi dan militansi. Tetapi dirinya berpendapat, kaderisasi anggota baru bisa terjadi apabila aparat dan pemerintah menghentikan operasi penanggulangan terorisme di Poso sehingga operasi harus terus dilakukan untuk menetralisir dan menangkal ideologi radikal pro-kekerasan di Poso.<ref name=statusaceh>{{cite web|url=http://www.statusaceh.net/2016/07/inilah-sosok-ali-kalora-yang-diduga.html|title=Inilah Sosok Ali Kalora yang Diduga Menggantikan Santoso|website=Status Aceh|access-date=19 Juli 2016}}</ref>
[[Peneliti]] [[Terorisme]] [[Intelijen]] [[Universitas Indonesia]] Ridwan Habib, berpendapat bahwa Ali Kalora adalah sosok penunjuk arah dan jalan di pegunungan dan hutan Poso. Ini karena Ali merupakan warga asli dari Desa Kalora, Poso, sehingga dirinya diyakini telah menguasai wilayah tempat tinggalnya. "Ali Kalora ini menjadi penunjuk arah dan jalan bagi rekan-rekannya. Kan ada yang bukan dari Poso, Sulawesi. Ada juga yang datang dari China ([[Uighur]])" katanya.<ref name=tribunnews/>

Menurut [[Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah|Kapolda Sulawesi Tengah]] [[Brigadir Jenderal Polisi|Brigjen (Pol.)]] [[Rudy Sufahriadi]], Ali Kalora adalah sosok radikal senior di kalangan gerilyawan di Poso. Rudy melanjutkan, Ali Kalora berpotensi menjadi 'Santoso baru' karena latar belakang pengalamannya yang cukup senior. "Selama ini memang dia paling senior. Paling lama jadi teroris di sana," ujar Rudy. Meski demikian, ia yakin kekuatan gerilya di bawah kepemimpinan keduanya tidak akan sebegitu merepotkan dibandingkan Santoso. Dia mengatakan bahwa Polri akan tetap melanjutkan program anti-radikalisme di Poso.<ref name=ali>{{cite web|url=http://nasional.kompas.com/read/2016/07/19/14125981/setelah.santoso.tewas.polisi.duga.ali.kalora.lanjutkan.gerilya|title=Setelah Santoso Tewas, Polisi Duga Ali Kalora Lanjutkan Gerilya|website=[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|access-date=2016-07-19}}</ref>

[[Kapolri]] [[Jenderal Polisi|Jenderal (Pol.)]] [[Tito Karnavian]], berpendapat bahwa Ali tidak memiliki kemampuan kepemimpinan yang sama dengan Santoso dan Basri, begitu pula dengan spesialisasi dan militansi. Tetapi dia berpendapat, kaderisasi bisa terjadi apabila aparat dan pemerintah menghentikan operasi penanggulangan terorisme di Poso sehingga operasi harus terus dilakukan untuk menetralisir dan menangkal ideologi radikal pro-kekerasan di Poso.<ref name=statusaceh>{{cite web|url=http://www.statusaceh.net/2016/07/inilah-sosok-ali-kalora-yang-diduga.html|title=Inilah Sosok Ali Kalora yang Diduga Menggantikan Santoso|website=Status Aceh|access-date=2016-07-19}}</ref>

== Pemburuan ==

Tito Karnavian mengatakan, [[Operasi Tinombala (2016)|Operasi Tinombala]] akan terus dilanjutkan untuk menangkap teroris lainnya, seperti Ali Kalora. Tito juga menghimbau kepada sisa pengikut Santoso yang lain untuk menyerahkan diri kepada pihak berwajib secara baik-baik, sehingga permasalahan konflik di Poso bisa diselesaikan secara bertahap.<ref name=tito>{{cite web|url=http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2016/07/19/santoso-tertembak-target-selanjutnya-ali-kalora-375140|title=Santoso Tertembak, Target Selanjutnya Ali Kalora|website=Pikiran Rakyat|access-date=2016-07-19}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist|2}}


{{DEFAULTSORT:Kalora, Ali}}
{{reflist}}
[[Kategori:Tokoh dari Poso]]

{{DEFAULTSORT:Ali Kalora}}
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Tengah]]
[[Kategori:Teroris Indonesia]]
[[Kategori:Teroris Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Mujahidin Indonesia Timur]]

Revisi terkini sejak 12 Maret 2024 02.59

Ali Kalora
Nama asalعلي أحمد
LahirAli Ahmad
(1981-05-30)30 Mei 1981
Gowa, Sulawesi Selatan
Meninggal18 September 2021(2021-09-18) (umur 40)
Astina, Torue, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah
Sebab meninggalKontak senjata oleh Tim Operasi Madago Raya
Kebangsaan Indonesia
Nama lainAli Ahmad
Tahun aktif2012–2021
Organisasi
Dikenal atasTerorisme, Pengeboman
GelarPemimpin Mujahidin Indonesia Timur
PendahuluSantoso
Lawan politik
Suami/istriTini Susantika

Ali Ahmad (bahasa Arab: علي أحمد), yang lebih dikenal dengan nama Ali Kalora (30 Mei 1981 – 18 September 2021) adalah seorang militan Islam Indonesia dan merupakan pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) menggantikan Santoso. Ia diduga bersembunyi di hutan belantara di sekitar Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah bersama dengan sisa kelompok MIT.

Setelah Santoso tewas pada tanggal 18 Juli 2016, dirinya diduga menggantikan posisi Santoso sebagai pemimpin di kelompok MIT bersama dengan Basri.[1] Setelah Basri ditangkap oleh Satgas Tinombala, Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian menetapkan Ali Kalora sebagai target utama dari Operasi Tinombala.[2] Ali Kalora tewas pada tanggal 18 September 2021, setelah melakukan kontak senjata dengan Satgas Operasi Madago Raya.[3]

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

Ali lahir di Gowa, Sulawesi Selatan. Ia memiliki seorang istri yang bernama Tini Susanti Kaduka, alias Umi Farel. Nama "Kalora" pada namanya, diambil dari desa tempatnya berdomisili, sehingga nama Ali Kalora sering kali digunakan di media massa.[4]

Keterlibatan dalam terorisme

[sunting | sunting sumber]

Mujahidin Indonesia Timur

[sunting | sunting sumber]

Ali merupakan salah satu pengikut senior Santoso di kelompok Mujahidin Indonesia Timur. Setelah kematian Daeng Koro—salah satu figur utama dalam kelompok MIT, Ali dipercayakan untuk memimpin sebagian kelompok teroris yang sebelumnya dipimpin oleh Daeng Koro. Faktor kedekatannya dengan Santoso dan kemampuannya dalam mengenal medan gerilya membuat ia diangkat menjadi pemimpin.

Peneliti di bidang terorisme intelijen dari Universitas Indonesia, Ridwan Habib, berpendapat bahwa Ali Kalora adalah sosok penunjuk arah dan jalan di pegunungan dan hutan Poso. Ini karena Ali merupakan warga asli dari Desa Kalora, Poso, sehingga dirinya diyakini telah menguasai wilayah tempat tinggalnya.[4] Menurut Kapolda Sulawesi Tengah saat itu, Brigjen. Pol. Rudy Sufahriadi, Ali Kalora adalah sosok radikal senior di kalangan gerilyawan di Poso. Ia menyebut bahwa Ali Kalora berpotensi menjadi "Santoso baru" karena latar belakang pengalamannya yang cukup senior. Meski demikian, ia yakin kekuatan gerilya di bawah kepemimpinannya tidak akan sebegitu merepotkan dibandingkan Santoso.[5]

Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian menilai bahwa Ali tidak memiliki kemampuan kepemimpinan yang sama dengan Santoso dan Basri, begitu pula dengan spesialisasi dan militansi. Tetapi dirinya berpendapat, kaderisasi anggota baru bisa terjadi apabila aparat dan pemerintah menghentikan operasi penanggulangan terorisme di Poso sehingga operasi harus terus dilakukan untuk menetralisir dan menangkal ideologi radikal pro-kekerasan di Poso.[6]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Stefanie, Christie. "Polri Sebut Ali Kalora Jadi Pengganti Santoso". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2015-07-19. 
  2. ^ Fakhri, Fakhrizal. "Kapolri: Target Utama Kita Ali Kalora!". Okezone.com. Diakses tanggal 21 September 2016. 
  3. ^ "Pimpinan Teroris Poso Ali Kalora Dipastikan Tewas". CNN Indonesia. Diakses tanggal 19 September 2021. 
  4. ^ a b Malau, Srihandriatmo. Aco, Hasanudin, ed. "Mengenal Sosok Ali Kalora, Pengganti Santoso di Poso". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2016-07-19. 
  5. ^ Kuwado, Fabian Januarius. "Setelah Santoso Tewas, Polisi Duga Ali Kalora Lanjutkan Gerilya". Kompas.com. Diakses tanggal 19 Juli 2016. 
  6. ^ "Inilah Sosok Ali Kalora yang Diduga Menggantikan Santoso". Status Aceh. Diakses tanggal 19 Juli 2016.