Lompat ke isi

Penyakit refluks gastroesofagus: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Menghapus Kategori:Penyakit menggunakan HotCat
 
(12 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Penyangkalan medis}}
'''Penyakit refluks gastroesofagus''' (''Gastroesophageal reflux disease'', GERD) merupakan penyakit saluran pencernaan yang bersifat kronis. GERD terjadi ketika asam lambung atau terkadang isi lambung naik kembali ke esofagus (refluks) sehingga seseorang akan mengalami mual bahkan muntah. Akibat naiknya asam lambung maka akan mengiritasi dan membakar [[esofagus]] atau kerongkongan sehingga menimbulkan rasa panas pada dada (''heartburn'') sampai bagian dalam leher bahkan tenggorokan.<ref>Penyakit GERD – Definisi, Gejala, Penyebab, Pengobatan | Mediskus</ref>
{{gabung dari|Penyakit asam lambung}}

'''Penyakit refluks gastroesofagus''' (Bahasa Inggris: ''gastroesophageal reflux disease'', disingkat '''GERD''') merupakan penyakit saluran pencernaan yang bersifat kronis. GERD terjadi ketika asam lambung atau terkadang isi lambung naik kembali ke esofagus (refluks) sehingga seseorang akan mengalami panas dada seperti terbakar dan mulut terasa pahit. Akibat naiknya asam lambung maka akan mengiritasi dan membakar [[esofagus]] atau kerongkongan sehingga menimbulkan rasa panas pada dada (''heartburn'') sampai bagian dalam leher bahkan tenggorokan.<ref>Penyakit GERD – Definisi, Gejala, Penyebab, Pengobatan | Mediskus</ref>


== Penyebab ==
== Penyebab ==
Perbatasan antara esofagus dan lambung terdapat otot sphincter, yakni otot melingkar yang dapat mengencang (menutup) dan mengendur (membuka). Ketika kita menelan makanan otot sphincter itu akan melonggar sehingga makanan dan cairan mengalir menuju lambung dan seketika setelahnya akan kembali menutup. Namun, jika katup ini melemah atau mengendur abnormal, maka asam lambung maupun isi lambung akan bisa mengalir kembali ke esofagus (refluks), dan timbullah rasa mulas dan mual. Jika asam lambung terus-terusan refluks, mak akan mengiritasi lapisan esofagus, membuatnya menjadi meradang (esofagitis). Seiring waktu, peradangan dapat merusak lapisan esofagus, menyebabkan komplikasi seperti pendarahan, penyempitan esofagus atau Barrett’s esophagus (kondisi prakanker).
Perbatasan antara esofagus dan lambung terdapat otot sphincter, yakni otot melingkar yang dapat mengencang (menutup) dan mengendur (membuka). Ketika kita menelan makanan otot sphincter itu akan melonggar sehingga makanan dan cairan mengalir menuju lambung dan seketika setelahnya akan kembali menutup. Namun, jika katup ini melemah atau mengendur abnormal, maka asam lambung maupun isi lambung akan bisa mengalir kembali ke esofagus (refluks), dan timbullah rasa mulas dan mual. Jika asam lambung terus-terusan refluks, maka akan mengiritasi lapisan esofagus, membuatnya menjadi meradang (esofagitis). Seiring waktu, peradangan dapat merusak lapisan esofagus, menyebabkan komplikasi seperti pendarahan, penyempitan esofagus atau Barrett’s esophagus (kondisi prakanker).


== Pengobatan ==
== Pengobatan ==
Pengobatan untuk GERD termasuk modifikasi gaya hidup, obat-obatan, dan mungkin operasi. Perawatan awal sering dengan [[penghambat pompa proton]] seperti [[omeprazol]].<ref name=Katz2012>{{cite journal |vauthors=Katz PO, Gerson LB, Vela MF | title = Guidelines for the diagnosis and management of gastroesophageal reflux disease. | journal = The American journal of gastroenterology | volume = 108 | issue = 3 | pages = 308–28 | date = March 2012 | pmid = 23419381 | doi=10.1038/ajg.2012.444}}</ref>
Pengobatan untuk GERD termasuk modifikasi gaya hidup, obat-obatan, dan mungkin operasi. Perawatan awal sering dengan [[penghambat pompa proton]] seperti [[omeprazol]], [[lansoprazol]].<ref name=Katz2012>{{cite journal |vauthors=Katz PO, Gerson LB, Vela MF | title = Guidelines for the diagnosis and management of gastroesophageal reflux disease. | journal = The American journal of gastroenterology | volume = 108 | issue = 3 | pages = 308–28 | date = March 2012 | pmid = 23419381 | doi=10.1038/ajg.2012.444}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

{{reflist}}
{{reflist}}


{{Penyakit sistem pencernaan}}
[[Kategori:Gangguan lambung]]
{{Authority control}}
[[Kategori:Penyakit pencernaan]]

Revisi terkini sejak 22 April 2024 14.09

Penyakit refluks gastroesofagus (Bahasa Inggris: gastroesophageal reflux disease, disingkat GERD) merupakan penyakit saluran pencernaan yang bersifat kronis. GERD terjadi ketika asam lambung atau terkadang isi lambung naik kembali ke esofagus (refluks) sehingga seseorang akan mengalami panas dada seperti terbakar dan mulut terasa pahit. Akibat naiknya asam lambung maka akan mengiritasi dan membakar esofagus atau kerongkongan sehingga menimbulkan rasa panas pada dada (heartburn) sampai bagian dalam leher bahkan tenggorokan.[1]

Perbatasan antara esofagus dan lambung terdapat otot sphincter, yakni otot melingkar yang dapat mengencang (menutup) dan mengendur (membuka). Ketika kita menelan makanan otot sphincter itu akan melonggar sehingga makanan dan cairan mengalir menuju lambung dan seketika setelahnya akan kembali menutup. Namun, jika katup ini melemah atau mengendur abnormal, maka asam lambung maupun isi lambung akan bisa mengalir kembali ke esofagus (refluks), dan timbullah rasa mulas dan mual. Jika asam lambung terus-terusan refluks, maka akan mengiritasi lapisan esofagus, membuatnya menjadi meradang (esofagitis). Seiring waktu, peradangan dapat merusak lapisan esofagus, menyebabkan komplikasi seperti pendarahan, penyempitan esofagus atau Barrett’s esophagus (kondisi prakanker).

Pengobatan

[sunting | sunting sumber]

Pengobatan untuk GERD termasuk modifikasi gaya hidup, obat-obatan, dan mungkin operasi. Perawatan awal sering dengan penghambat pompa proton seperti omeprazol, lansoprazol.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Penyakit GERD – Definisi, Gejala, Penyebab, Pengobatan | Mediskus
  2. ^ Katz PO, Gerson LB, Vela MF (March 2012). "Guidelines for the diagnosis and management of gastroesophageal reflux disease". The American journal of gastroenterology. 108 (3): 308–28. doi:10.1038/ajg.2012.444. PMID 23419381.