Lompat ke isi

Rumah kongsi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
 
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
 
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Image:INDOEUROPE WEB.jpg|thumb|300px|Vila penanaman kopi tahun 1828 bergaya Hindia, di dekat [[Magelang]], [[Jawa Tengah]].]]
[[Image:INDOEUROPE WEB.jpg|thumb|300px|Vila penanaman kopi tahun 1828 bergaya Hindia, di dekat [[Magelang]], [[Jawa Tengah]].]]
'''Rumah kongsi''' ([[bahasa Belanda]]: ''landhuis''; jamak: ''landhuizen'') adalah sebuah rumah desa kolonial Belanda, seringkali menjadi jantung administratif dari sebuah '''''[[Particuliere landerij|particuliere land]]''''' atau domain pribadi di [[Hindia Belanda]], sekarang Indonesia. Kebanyakan rumah desa dibangun oleh Belanda di pemukiman kolonial lainnya, seperti [[Galle]], [[Cape Town]] dan [[Curaçao]].
'''Rumah kongsi''' ([[bahasa Belanda]]: ''landhuis''; jamak: ''landhuizen'') adalah sebuah rumah desa kolonial Belanda, seringkali menjadi jantung administratif dari sebuah ''[[Particuliere landerij|particuliere land]]'' atau domain pribadi di [[Hindia Belanda]], sekarang [[Indonesia]]. Kebanyakan rumah desa dibangun oleh Belanda di pemukiman kolonial lainnya, seperti [[Galle]], [[Cape Town]] dan [[Curaçao]], tetapi tidak ada yang seluas atau serumit di Karesidenan [[Batavia]] (wilayah yang mencakup bagian dari [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Jawa Barat]], dan [[Banten]] modern). Sebagian besar reputasi Batavia sebagai "Ratu dari Timur" terletak pada kemegahan rumah-rumah mewah dari abad ke-18 ini.<ref name=":0">{{Cite book|last=Tjahjono|first=Gunawan|last2=Miksic|first2=John N.|last3=Buku Antar Bangsa (Firm)|date=1999|url=http://archive.org/details/architecture00indo|title=Architecture|publisher=Singapore : Archipelago Press|isbn=978-981-3018-30-3|others=Internet Archive}}</ref>


Mereka disusun sebagai replika [[arsitektur Belanda]]. Belakangan, desain yang menyertakan fitur arsitektur vernakular Jawa adalah respons terhadap iklim tropis. Hasilnya, perpaduan arsitektur Barat dan Jawa yang kemudian dikenal sebagai 'Gaya Hindia' dari Hindia Belanda. Gaya Hindia merupakan bentuk pertama dari perpaduan arsitektur Belanda dan lokal yang kemudian melahirkan gaya arsitektur [[Rasionalisme (arsitektur)|Rasionalis Belanda]] awal di Indonesia. Terlepas dari warisan dan statusnya yang dilindungi, banyak rumah pedesaan Hindia Belanda dibiarkan rusak atau dihancurkan, seringkali karena kurangnya perawatan.<ref name=":0" /> Banyak dari rumah-rumah ini berada di dalam kompleks milik [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Polri]]. Banyak yang diubah menjadi asrama dengan pelestarian yang buruk.
==Referensi==

== Sejarah ==
Di [[Belanda]] abad ke-17, semakin pentingnya Belanda sebagai negara maritim utama dengan kerajaan komersial yang berkembang, khususnya di Timur, telah menghasilkan modal untuk para pedagang Amsterdam. Pedagang yang semakin kaya ini mulai menginvestasikan keuntungan mereka di tempat tinggal keduanya di luar Amsterdam. Tempat tinggal kedua ini, atau ''landhuizen'', berkisar dari tempat peristirahatan pedesaan yang sederhana hingga rumah bangsawan yang mewah, dan biasanya terletak di sepanjang Sungai Amstel dan Vecht. Di [[Batavia]], kecenderungan serupa terjadi pada pertengahan abad ke-18. Ketika Batavia menjadi semakin tidak sehat selama abad ke-18, pejabat kaya [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC) adalah orang pertama yang kabur dan membangun rumah-rumah megah di pedesaan sekitarnya, biasanya terletak di antara sungai dan jalan yang menuju ke Batavia.

Para pejabat VOC membangun rumah pedesaan di luar tembok kota Batavia ketika ''Ommelanden'' (pedalaman yang terletak tepat di luar tembok kota) telah diamankan dan dijauhkan dari serangan pemberontak Jawa yang berusaha mengusir penjajah Belanda. Hal ini dicapai dengan membangun garis melingkar pos-pos lapangan berbenteng di tempat-tempat seperti ''Antjol'', ''Jacatra'', ''Noordwijk'', ''Rijswijk'', ''Angke'', dan ''Vijfhoek''; sebagian besar didirikan pada pertengahan abad ke-17.

Rumah-rumah ini awalnya berupa struktur sederhana, tetapi seiring berjalannya waktu berubah menjadi rumah pedesaan yang mewah di taman santai yang mewah, seringkali dengan paviliun musik dan [[menara lonceng]].

== Gaya Hindia ==
Gaya Hindia tampak sangat menonjol di rumah-rumah pedesaan Hindia Belanda. Gaya ini muncul pada akhir abad ke-18 dan secara bertahap disesuaikan dengan [[Iklim Tropis|iklim tropis]]. Arsitektur ini dapat dibagi menjadi tiga arketipe utama: rumah pedesaan Gaya Belanda, rumah pedesaan Hindia Belanda Transisi, dan rumah pedesaan bergaya Hindia.<ref name=":1">{{Cite book|last=Helmond|first=Gemeentemuseum|date=1990|url=https://books.google.com/books?id=wUa4nQEACAAJ&q=het+indische+bouwen|title=Het Indische bouwen: architectuur en stedebouw in Indonesie : Dutch and Indisch architecture 1800-1950|publisher=Gemeentemuseum Helmond|language=nl}}</ref> Setidaknya satu dari masing-masing gaya ini bertahan per tahun 2015.<ref name=":0" />

=== Rumah pedesaan bergaya Belanda ===
[[Berkas:National Archives of Indonesia.jpg|jmpl|Rumah Reinier de Klerck (sekarang [[Gedung Arsip Nasional]]) adalah salah satu dari sedikit rumah pedesaan Hindia yang bertahan hingga hari ini.]]
Rumah pedesaan bergaya Belanda (''Nederlandse stijl'') populer antara tahun 1730 dan 1770.<ref name=":1" /> Mereka biasanya berupa struktur dua lantai yang mereplika rumah-rumah di Belanda. Pengaruh Belanda terlihat jelas pada atap pinggul, fasad tertutup dan kokoh, serta jendela-jendela yang tinggi. Mereka sering terlihat dengan menara lonceng, paviliun musik, dan taman hiburan Eropa.<ref name=":1" />

Satu-satunya konsesi untuk iklim tropis adalah serambi atap yang relatif besar dibandingkan dengan rumah aslinya di Belanda. Tidak seperti rumah-rumah di Belanda, perumahan di Batavia memiliki ruang tambahan yang luas untuk menampung para pelayan, sering kali di bagian belakang rumah.<ref name=":0" /> Interiornya biasanya lebih besar dari rumah-rumah di Belanda, dengan langit-langit yang jauh lebih tinggi.

Contohnya adalah rumah pedesaan Weltevreden, [[Rumah Tanjung Timur|Rumah Groeneveld]] di [[Condet]], rumah [[Reinier de Klerk|Reynier de Klerck]] (sekarang menjadi gedung [[Gedung Arsip Nasional|Arsip Nasional Indonesia]]), dan rumah [[Jan Schreuder]].<ref name=":1" /><gallery widths="140" class="center">
Berkas:Weltevreden country house.jpg|alt=|Rumah pedesaan Weltevreden (1761) dibangun oleh gubernur jenderal [[Jacob Mossel]]
Berkas:Huis Groeneveld in Meester Cornelis te Batavia.jpg|alt=|[[Rumah Tanjung Timur|Tanjung Timur]] (1760), berperan dalam tumbuhnya budaya Condet Betawi.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het Landsarchief in Batavia in het voormalig Reinier de Klerk huis TMnr 60012606.jpg|alt=|Interior [[gedung Arsip Nasional]] menunjukkan salah satu dari empat pintu yang penuh hiasan.
Berkas:Gezicht vanaf de toren van landgoed Tanjong West op het landgoed.jpg|alt=|Rumah besar [[Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan|Tanjung Barat]] di pertengahan abad ke-18 memiliki taman rekreasi yang luas.
</gallery>

=== Rumah pedesaan Hindia Belanda transisi ===
[[Berkas:Rumah Besar Cililitan 1930.jpg|jmpl|[[Rumah Cililitan Besar]], purwarupa rumah pedesaan Hindia Belanda transisi. Kini kondisinya terbengkalai.]]
Gaya ''Stijl Nederlands-Indische'' ini<ref name=":1" /> muncul antara tahun 1750 dan 1800. Struktur dan bentuknya menunjukkan adanya akulturasi dengan iklim tropis. Masih dengan struktur dua lantai, fasad terlindungi dari matahari dan hujan lebat dengan atap menjorok yang lebih besar di segala sisi. Profil atap menyerupai atap lokal bergaya [[joglo]] yang secara tradisional diperuntukkan bagi bangsawan Jawa. Lantai atas biasanya dicapai dengan tangga eksternal dan seringkali bagian tengah dibiarkan terbuka untuk ventilasi yang maksimum; serta jendela tinggi dengan daun jendela berkisi-kisi. Gaya arsitektur ini juga populer di Sumatera.

Contohnya termasuk [[Rumah Cililitan Besar]] (1775) yang masih ada, meski kondisinya sudah mulai rusak.<ref name=":0" /> Contoh lainnya adalah rumah pedesaan ''Pondok Gedeh'' dan rumah pedesaan ''Cengkareng''.<ref name=":1" /><gallery widths="140" class="center">
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Reserve-officieren van het KNIL tijdens een trainingsmars voor het landhuis Pondok Gedeh ten zuidoosten van Meester Cornelis TMnr 60045200.jpg|alt=|Landhuis Pondok Gede menunjukkan evolusi bertahap dari gaya sebelumnya menjadi gaya transisi.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het landhuis Tjenkarang gebouwd in 1760 door Michiel Romp TMnr 60014596.jpg|alt=|Landhuis Cengkareng dibangun pada tahun 1760 oleh Michiel Romp.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Europese man bij de trap en galerij van een huis TMnr 60028931.jpg|alt=|Sebuah rumah di [[Sumatera Utara|Sumatera Utara]].
</gallery>

=== Rumah pedesaan bergaya Hindia ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Landhuis Depan bij Paal Merah Batavia TMnr 60016082.jpg|jmpl|''Landhuis Depan'' di Batavia]]
Juga dikenal sebagai rumah Indo-Eropa (''Indo Europeesche Stijl'')<ref name="Schoppert 2012">{{Cite book|last=Schoppert|first=Peter|date=2012|url=https://books.google.com/books?id=AHHRaLFrMxMC&q=Schoppert+Java+Style+1997|title=Java Style|publisher=Editions Didier Millet|isbn=978-981-4260-60-2|language=en}}</ref> atau ''Indische stijl'',<ref name=":1" /> gaya ini muncul antara tahun 1790 dan 1820. Bentuknya merupakan perpaduan gaya Belanda dan pribumi (Jawa). Rumah pedesaan bergaya Hindia biasanya dibangun dengan struktur satu lantai dengan beranda depan (''pringgitan'') dan beranda belakang (''gadri''), ditutupi oleh atap bernada tipe [[joglo]] yang memanjang di atas beranda. Seringkali beranda terhubung ke galeri samping untuk perlindungan dari cuaca. Beranda sering memiliki pohon palem dalam pot, beton dingin atau ubin marmer yang dilapisi tikar bambu yang dibelah. Referensi barat muncul di kolom Tuscan [[neoklasikisme]] yang menopang atap besar yang menjorok dan pintu serta jendela yang didekorasi.<ref name=":0" />

Gaya ini direplikasi di seluruh nusantara pada periode selanjutnya. Salah satu dari sedikit contoh yang masih ada adalah ''Rumah Cimanggis'' yang bobrok, atapnya runtuh sebelum tahun 2013. Contoh lainnya adalah ''Rumah Jepang'' (dibangun untuk Andries Hartsinck pada akhir abad ke-18, dihancurkan pada tahun 1996), ''Rumah Tjitrap'' (Citeureup), ''Rumah Telukpucung'', ''Rumah Camis'', dan ''Rumah Tjilodong'' (Cilodong).<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|date=Rabu, 26 Juli 2017|title=Poestaha Depok: Sejarah Kota Depok (21): Sejarah Cilodong dan Keluarga Riemsdijk; Land Tjilodong, Abraham Pieter Kijdsmeir Menikahi Wanita Pribumi|url=http://poestahadepok.blogspot.com/2017/07/sejarah-kota-depok-21-sejarah-cilodong.html|website=Poestaha Depok|access-date=2022-06-09}}</ref><gallery widths="140" class="center">
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Interieur landhuis Depan bij Paal Merah Batavia TMnr 60016083.jpg|alt=|Beranda depan dari ''landhuis Depan'' di Batavia.
Berkas:Landhuis Pondok Petoeng te Batavia, KITLV 106881.tiff|alt=|''Landhuis Pondok Petoeng'' di Batavia
Berkas:Landhuis Tjitrap bij Buitenzorg, KITLV 106962.tiff|alt=|''Landhuis Tjitrap'' di [[Kota Bogor|Buitenzorg]]
</gallery>

== Kemunduran ==
Dengan bubarnya [[Vereenigde Oostindische Compagnie|VOC]], rumah pedesaan menjadi kurang populer. Selama abad ke-19, dua jenis arsitektur mulai semakin populer di Hindia Belanda: [[Arsitektur Neoklasik|gaya Neoklasik]] yang diterima secara universal tetapi memudar, cocok untuk di wilayah kolonial; dan [[Arsitektur modern|gaya Modernis]], yang memunculkan mazhab neo-vernakular yang dipadukan dengan [[Art Deco]] untuk menciptakan gaya tropis yang dijuluki [[Arsitektur Hindia Baru|Gaya Hindia Baru]].{{Sfn|Gunawan Tjahjono|1998|p=120}} Sementara Gaya Hindia sebelumnya pada dasarnya adalah rumah-rumah Indonesia dengan potongan Eropa, pada awal abad ke-20, tren pengaruh modernis diekspresikan pada bangunan-bangunan Eropa yang pada dasarnya dengan potongan Indonesia. Langkah-langkah praktis yang dibawa dari Gaya Hindia sebelumnya, yang merespons iklim Indonesia, termasuk atap yang menjorok, jendela yang lebih besar dan ventilasi di dinding.<ref name="Schoppert 2012"/>

== Lihat pula ==

* [[Arsitektur Indonesia]]
* [[Arsitektur kolonial di Indonesia]]
* [[Daftar bangunan dan struktur kolonial di Jakarta]]
* [[Arsitektur Imperium Hindia|Gaya Imperium Hindia]]
* [[Arsitektur Hindia Baru|Gaya Hindia Baru]]
* [[Rumah tradisional]]
* [[Rumah Melayu]]
* [[Arsitektur Tiongkok-Portugis]]
* [[Bahay kubo]]
* [[Bahay na bato]]

== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
<references />
=== Daftar pustaka===
{{refbegin}}
{{refbegin}}
*{{cite book |ref={{sfnRef|Gunawan Tjahjono 1998}} |series=Indonesian Heritage |title=Architecture |volume=6 |editor=Gunawan Tjahjono |year=1998 |publisher=Archipelago Press |location=Singapore |isbn=981-3018-30-5 |url-access=registration |url=https://archive.org/details/architecture00indo }}
*{{cite book |ref={{sfnRef|Gunawan Tjahjono 1998}} |series=Indonesian Heritage |title=Architecture |volume=6 |editor=Gunawan Tjahjono |year=1998 |publisher=Archipelago Press |location=Singapore |isbn=981-3018-30-5 |url-access=registration |url=https://archive.org/details/architecture00indo }}
*{{cite book |ref={{sfnRef|Gemeentemuseum Helmond 1990}} |date=1990 |title=Het Indische bouwen: architectuur en stedebouw in Indonesie : Dutch and Indisch architecture 1800-1950 |url=https://books.google.com/books?id=wUa4nQEACAAJ&q=het+indische+bouwen |location=Helmond |publisher=Gemeentemuseum Helmond |access-date=March 30, 2015 }}
*{{cite book |ref={{sfnRef|Gemeentemuseum Helmond 1990}} |date=1990 |title=Het Indische bouwen: architectuur en stedebouw in Indonesie : Dutch and Indisch architecture 1800-1950 |url=https://books.google.com/books?id=wUa4nQEACAAJ&q=het+indische+bouwen |location=Helmond |publisher=Gemeentemuseum Helmond |access-date=March 30, 2015 }}
*{{cite book |last1=Schoppert |first1=P. |last2=Damais |first2=S. |date=1997 |title=Java Style |url=https://books.google.com/books?id=AHHRaLFrMxMC&q=Schoppert+Java+Style+1997 |location=Singapore |publisher=Didier Millet |isbn=9625932321}}
*{{cite book |last1=Schoppert |first1=P. |last2=Damais |first2=S. |date=1997 |title=Java Style |url=https://books.google.com/books?id=AHHRaLFrMxMC&q=Schoppert+Java+Style+1997 |location=Singapore |publisher=Didier Millet |isbn=9625932321}}
{{refend}}
{{refend}}{{Arsitektur Indonesia}}
[[Kategori:Hindia Belanda]]

[[Kategori:Gaya rumah]]
[[Category:Landhuizen|*]]
[[Kategori:Arsitektur Indonesia]]
[[Category:Particuliere landerijen]]
[[Kategori:Arsitektur Belanda]]
[[Kategori:Landhuizen|*]]
[[Kategori:Particuliere landerijen]]

Revisi terkini sejak 2 Mei 2024 03.53

Vila penanaman kopi tahun 1828 bergaya Hindia, di dekat Magelang, Jawa Tengah.

Rumah kongsi (bahasa Belanda: landhuis; jamak: landhuizen) adalah sebuah rumah desa kolonial Belanda, seringkali menjadi jantung administratif dari sebuah particuliere land atau domain pribadi di Hindia Belanda, sekarang Indonesia. Kebanyakan rumah desa dibangun oleh Belanda di pemukiman kolonial lainnya, seperti Galle, Cape Town dan Curaçao, tetapi tidak ada yang seluas atau serumit di Karesidenan Batavia (wilayah yang mencakup bagian dari Jakarta, Jawa Barat, dan Banten modern). Sebagian besar reputasi Batavia sebagai "Ratu dari Timur" terletak pada kemegahan rumah-rumah mewah dari abad ke-18 ini.[1]

Mereka disusun sebagai replika arsitektur Belanda. Belakangan, desain yang menyertakan fitur arsitektur vernakular Jawa adalah respons terhadap iklim tropis. Hasilnya, perpaduan arsitektur Barat dan Jawa yang kemudian dikenal sebagai 'Gaya Hindia' dari Hindia Belanda. Gaya Hindia merupakan bentuk pertama dari perpaduan arsitektur Belanda dan lokal yang kemudian melahirkan gaya arsitektur Rasionalis Belanda awal di Indonesia. Terlepas dari warisan dan statusnya yang dilindungi, banyak rumah pedesaan Hindia Belanda dibiarkan rusak atau dihancurkan, seringkali karena kurangnya perawatan.[1] Banyak dari rumah-rumah ini berada di dalam kompleks milik Polri. Banyak yang diubah menjadi asrama dengan pelestarian yang buruk.

Di Belanda abad ke-17, semakin pentingnya Belanda sebagai negara maritim utama dengan kerajaan komersial yang berkembang, khususnya di Timur, telah menghasilkan modal untuk para pedagang Amsterdam. Pedagang yang semakin kaya ini mulai menginvestasikan keuntungan mereka di tempat tinggal keduanya di luar Amsterdam. Tempat tinggal kedua ini, atau landhuizen, berkisar dari tempat peristirahatan pedesaan yang sederhana hingga rumah bangsawan yang mewah, dan biasanya terletak di sepanjang Sungai Amstel dan Vecht. Di Batavia, kecenderungan serupa terjadi pada pertengahan abad ke-18. Ketika Batavia menjadi semakin tidak sehat selama abad ke-18, pejabat kaya Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) adalah orang pertama yang kabur dan membangun rumah-rumah megah di pedesaan sekitarnya, biasanya terletak di antara sungai dan jalan yang menuju ke Batavia.

Para pejabat VOC membangun rumah pedesaan di luar tembok kota Batavia ketika Ommelanden (pedalaman yang terletak tepat di luar tembok kota) telah diamankan dan dijauhkan dari serangan pemberontak Jawa yang berusaha mengusir penjajah Belanda. Hal ini dicapai dengan membangun garis melingkar pos-pos lapangan berbenteng di tempat-tempat seperti Antjol, Jacatra, Noordwijk, Rijswijk, Angke, dan Vijfhoek; sebagian besar didirikan pada pertengahan abad ke-17.

Rumah-rumah ini awalnya berupa struktur sederhana, tetapi seiring berjalannya waktu berubah menjadi rumah pedesaan yang mewah di taman santai yang mewah, seringkali dengan paviliun musik dan menara lonceng.

Gaya Hindia

[sunting | sunting sumber]

Gaya Hindia tampak sangat menonjol di rumah-rumah pedesaan Hindia Belanda. Gaya ini muncul pada akhir abad ke-18 dan secara bertahap disesuaikan dengan iklim tropis. Arsitektur ini dapat dibagi menjadi tiga arketipe utama: rumah pedesaan Gaya Belanda, rumah pedesaan Hindia Belanda Transisi, dan rumah pedesaan bergaya Hindia.[2] Setidaknya satu dari masing-masing gaya ini bertahan per tahun 2015.[1]

Rumah pedesaan bergaya Belanda

[sunting | sunting sumber]
Rumah Reinier de Klerck (sekarang Gedung Arsip Nasional) adalah salah satu dari sedikit rumah pedesaan Hindia yang bertahan hingga hari ini.

Rumah pedesaan bergaya Belanda (Nederlandse stijl) populer antara tahun 1730 dan 1770.[2] Mereka biasanya berupa struktur dua lantai yang mereplika rumah-rumah di Belanda. Pengaruh Belanda terlihat jelas pada atap pinggul, fasad tertutup dan kokoh, serta jendela-jendela yang tinggi. Mereka sering terlihat dengan menara lonceng, paviliun musik, dan taman hiburan Eropa.[2]

Satu-satunya konsesi untuk iklim tropis adalah serambi atap yang relatif besar dibandingkan dengan rumah aslinya di Belanda. Tidak seperti rumah-rumah di Belanda, perumahan di Batavia memiliki ruang tambahan yang luas untuk menampung para pelayan, sering kali di bagian belakang rumah.[1] Interiornya biasanya lebih besar dari rumah-rumah di Belanda, dengan langit-langit yang jauh lebih tinggi.

Contohnya adalah rumah pedesaan Weltevreden, Rumah Groeneveld di Condet, rumah Reynier de Klerck (sekarang menjadi gedung Arsip Nasional Indonesia), dan rumah Jan Schreuder.[2]

Rumah pedesaan Hindia Belanda transisi

[sunting | sunting sumber]
Rumah Cililitan Besar, purwarupa rumah pedesaan Hindia Belanda transisi. Kini kondisinya terbengkalai.

Gaya Stijl Nederlands-Indische ini[2] muncul antara tahun 1750 dan 1800. Struktur dan bentuknya menunjukkan adanya akulturasi dengan iklim tropis. Masih dengan struktur dua lantai, fasad terlindungi dari matahari dan hujan lebat dengan atap menjorok yang lebih besar di segala sisi. Profil atap menyerupai atap lokal bergaya joglo yang secara tradisional diperuntukkan bagi bangsawan Jawa. Lantai atas biasanya dicapai dengan tangga eksternal dan seringkali bagian tengah dibiarkan terbuka untuk ventilasi yang maksimum; serta jendela tinggi dengan daun jendela berkisi-kisi. Gaya arsitektur ini juga populer di Sumatera.

Contohnya termasuk Rumah Cililitan Besar (1775) yang masih ada, meski kondisinya sudah mulai rusak.[1] Contoh lainnya adalah rumah pedesaan Pondok Gedeh dan rumah pedesaan Cengkareng.[2]

Rumah pedesaan bergaya Hindia

[sunting | sunting sumber]
Landhuis Depan di Batavia

Juga dikenal sebagai rumah Indo-Eropa (Indo Europeesche Stijl)[3] atau Indische stijl,[2] gaya ini muncul antara tahun 1790 dan 1820. Bentuknya merupakan perpaduan gaya Belanda dan pribumi (Jawa). Rumah pedesaan bergaya Hindia biasanya dibangun dengan struktur satu lantai dengan beranda depan (pringgitan) dan beranda belakang (gadri), ditutupi oleh atap bernada tipe joglo yang memanjang di atas beranda. Seringkali beranda terhubung ke galeri samping untuk perlindungan dari cuaca. Beranda sering memiliki pohon palem dalam pot, beton dingin atau ubin marmer yang dilapisi tikar bambu yang dibelah. Referensi barat muncul di kolom Tuscan neoklasikisme yang menopang atap besar yang menjorok dan pintu serta jendela yang didekorasi.[1]

Gaya ini direplikasi di seluruh nusantara pada periode selanjutnya. Salah satu dari sedikit contoh yang masih ada adalah Rumah Cimanggis yang bobrok, atapnya runtuh sebelum tahun 2013. Contoh lainnya adalah Rumah Jepang (dibangun untuk Andries Hartsinck pada akhir abad ke-18, dihancurkan pada tahun 1996), Rumah Tjitrap (Citeureup), Rumah Telukpucung, Rumah Camis, dan Rumah Tjilodong (Cilodong).[1][4]

Kemunduran

[sunting | sunting sumber]

Dengan bubarnya VOC, rumah pedesaan menjadi kurang populer. Selama abad ke-19, dua jenis arsitektur mulai semakin populer di Hindia Belanda: gaya Neoklasik yang diterima secara universal tetapi memudar, cocok untuk di wilayah kolonial; dan gaya Modernis, yang memunculkan mazhab neo-vernakular yang dipadukan dengan Art Deco untuk menciptakan gaya tropis yang dijuluki Gaya Hindia Baru.[5] Sementara Gaya Hindia sebelumnya pada dasarnya adalah rumah-rumah Indonesia dengan potongan Eropa, pada awal abad ke-20, tren pengaruh modernis diekspresikan pada bangunan-bangunan Eropa yang pada dasarnya dengan potongan Indonesia. Langkah-langkah praktis yang dibawa dari Gaya Hindia sebelumnya, yang merespons iklim Indonesia, termasuk atap yang menjorok, jendela yang lebih besar dan ventilasi di dinding.[3]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g Tjahjono, Gunawan; Miksic, John N.; Buku Antar Bangsa (Firm) (1999). Architecture. Internet Archive. Singapore : Archipelago Press. ISBN 978-981-3018-30-3. 
  2. ^ a b c d e f g Helmond, Gemeentemuseum (1990). Het Indische bouwen: architectuur en stedebouw in Indonesie : Dutch and Indisch architecture 1800-1950 (dalam bahasa Belanda). Gemeentemuseum Helmond. 
  3. ^ a b Schoppert, Peter (2012). Java Style (dalam bahasa Inggris). Editions Didier Millet. ISBN 978-981-4260-60-2. 
  4. ^ "Poestaha Depok: Sejarah Kota Depok (21): Sejarah Cilodong dan Keluarga Riemsdijk; Land Tjilodong, Abraham Pieter Kijdsmeir Menikahi Wanita Pribumi". Poestaha Depok. Rabu, 26 Juli 2017. Diakses tanggal 2022-06-09. 
  5. ^ Gunawan Tjahjono 1998, hlm. 120.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]