Lompat ke isi

Pulau Tinjil: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k r2.6.4) (bot Menambah: su:Pulo Tinjil
ref
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(14 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7: Baris 7:
|jenisdati2=Kabupaten
|jenisdati2=Kabupaten
|dati2=[[Kabupaten Pandeglang|Pandeglang]]
|dati2=[[Kabupaten Pandeglang|Pandeglang]]
|luas=-km²
|luas=5,9 km²
|garispantai=-km
|garispantai=-km
|populasi=-
|populasi=-
}}
}}
[[Berkas:South Banten map.png|right|thumb|300px|Peta letak Pulau Tinjil]]
[[Berkas:South Banten map.png|ka|jmpl|300px|Peta letak Pulau Tinjil]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mannen bij een hut op het strand van Trouwers-eiland (Poelau Tindjil) TMnr 60044113.jpg|thumb|300px|Orang setempat dan Belanda di Pulau Tinjil (tahun 1936)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mannen bij een hut op het strand van Trouwers-eiland (Poelau Tindjil) TMnr 60044113.jpg|jmpl|300px|Orang setempat dan Belanda di Pulau Tinjil (tahun 1936)]]
'''Tinjil''', adalah sebuah pulau kecil yang terletak di [[Samudra Hindia]]. Secara administratif, pulau ini termasuk dalam wilayah [[Kabupaten Pandeglang]], [[Banten]]. Berada di titik koordinat {{coor dms|6|57|44|S|105|47|0|E|}}.
'''Pulau Tinjil''' adalah sebuah [[pulau]] kecil yang terletak di [[Samudra Hindia]]. Secara administratif, pulau ini termasuk dalam wilayah [[Kabupaten Pandeglang]], [[Banten]].<ref>{{cite web |title=Banten - West Java - Indonesia |url=http://www.indonesia-tourism.com/banten/ |website=www.indonesia-tourism.com}}</ref> Lokasinya berada di titik koordinat {{coor dms|6|57|44|S|105|47|0|E|}}.


Pulau Tinjil memiliki bentuk yang memanjang dari Timur Laut hingga ke Barat Daya dengan morfologi datar dan permukaan pada bagian timur hingga tengah dan semakin ke barat berubah menjadi kasar yang disertai dengan adanya bukit kecil. Lahan merupakan hutan rapat dengan sebagian kecil lahan terbuka di pinggir pantai. [[Vegetasi]] yang dapat dijumpai di pulau ini adalah [[ketapang]], [[melinjo]], [[sawo]] hutan, [[nipah]], dll. [[Geologi]] pulai Tinjil tersusun oleh terumbu karang dan pada terdapat 3 lapisan batuan yang didapatkan dari hasil pengukuran geolistrik. Bagian atas berupa lapisan pasir pantai dan batu [[gamping]] lapuk, bagian tengah berupa lapisan batu gamping, dan bagian bawah berupa lapisan [[lempung]].<ref name="primato" />
Pulau Tinjil memiliki bentuk yang memanjang dari Timur Laut hingga ke Barat Daya dengan morfologi datar dan permukaan pada bagian timur hingga tengah dan semakin ke barat berubah menjadi kasar yang disertai dengan adanya bukit kecil. Lahan merupakan hutan rapat dengan sebagian kecil lahan terbuka di pinggir pantai. [[Vegetasi]] yang dapat dijumpai di pulau ini adalah [[ketapang]], [[melinjo]], [[sawo]] hutan, [[nipah]], dll. [[Geologi]] Pulau Tinjil tersusun oleh terumbu karang dan pada terdapat 3 lapisan batuan yang didapatkan dari hasil pengukuran [[geolistrik]]. Bagian atas berupa lapisan pasir pantai dan batu [[gamping]] lapuk, bagian tengah berupa lapisan batu gamping, dan bagian bawah berupa lapisan [[lempung]].<ref name="primato" />


Sejak tahun 1988, Pulau Tinjil telah digunakan sebagai lokasi pengembangbiakan secara alami dari spesies [[monyet ekor panjang]] ''(Macaca fascicularis'').<ref name="kompas">{{cite news
Sejak tahun 1988, Pulau Tinjil telah digunakan sebagai lokasi pengembangbiakan secara alami dari spesies [[monyet ekor panjang]] ''(Macaca fascicularis'').<ref name="kompas">{{cite news
|author = Aryo Wisangeni Genthong
|author = Aryo Wisangeni Genthong
|coauthors =
|coauthors =
|url =
|url =
|title = Konservasi Monyet: Dari Tinjil untuk Dunia
|title = Konservasi Monyet: Dari Tinjil untuk Dunia
|work =
|work =
|publisher = Kompas
|publisher = Kompas
|pages =
|pages =
|page = 14
|page = 14
|date = Rabu, 1 September 2010
|date = Rabu, 1 September 2010
}}
}}
</ref> Pada awalnya, sebanyak 520 ekor induk monyet ekor panjang dari Palembang, Jawa Barat, Banten, serta Lampung dimasukkan ke dalam pulai ini.<ref name="tempo" /> Pengelolaan monyet ekor panjang tersebut dilakukan oleh Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), [[Institut Pertanian Bogor]] (IPB) yang diperuntukkan bagi [[penangkaran]], sarana pendidikan, penelitian, dan pelatihan bagi [[mahasiswa]] dan staf dalam dan luar IPB yang memeliki ketertarikan dalam bidang [[primatologi]].<ref name="primato" /> Monyet yang ditangkarkan tersebut akan dipanen untuk dijadikan hewan percobaan dengan kualitas genetis yang tinggi, baik untuk penelitian di dalam maupun luar negeri. Selain spesies monyet ekor panjang, primata lain yang juga dikembangbiakan di pulau ini adalah beruk (''Macaca nemestrina''). <ref name="tempo">{{cite news
</ref> Pada awalnya, sebanyak 520 ekor induk monyet ekor panjang dari Palembang, Jawa Barat, Banten, serta Lampung dimasukkan ke dalam pulau ini.<ref name="tempo" /> Pengelolaan monyet ekor panjang tersebut dilakukan oleh Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), [[Institut Pertanian Bogor]] (IPB) yang diperuntukkan bagi [[penangkaran]], sarana pendidikan, penelitian, dan pelatihan bagi [[mahasiswa]] dan staf dalam dan luar IPB yang memeliki ketertarikan dalam bidang [[primatologi]].<ref name="primato" /> Monyet yang ditangkarkan tersebut akan dipanen untuk dijadikan hewan percobaan dengan kualitas genetis yang tinggi, baik untuk penelitian di dalam maupun luar negeri. Selain spesies monyet ekor panjang, primata lain yang juga dikembangbiakan di pulau ini adalah beruk (''Macaca nemestrina'').<ref name="tempo">{{cite news
|author = Agus Hidayat, Dody Hidayat, Faidil Akbar
|author = Agus Hidayat, Dody Hidayat, Faidil Akbar
|coauthors =
|coauthors =
|url = http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/12/01/ILT/mbm.20031201.ILT91721.id.html
|url = http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/12/01/ILT/mbm.20031201.ILT91721.id.html
|title = Pulau Pemasok Kera Percobaan
|title = Pulau Pemasok Kera Percobaan
|work =
|work =
|publisher = Tempo-Online
|publisher = Tempo-Online
|date = 1 Desember 2003
|date = 1 Desember 2003
|access-date = 2010-09-07
|archive-date = 2011-05-14
|archive-url = https://web.archive.org/web/20110514085707/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/12/01/ILT/mbm.20031201.ILT91721.id.html
|dead-url = yes
}}</ref>
}}</ref>


Adanya penangkaran monyet di pulau ini menyebabkan orang-orang yang datang untuk berkunjung harus menjalani pemeriksaan kesehatan agar tidak menularkan penyakit kepada populasi monyet yang bebas beberapa jenis patogen atau [[virus]], seperti [[tuberkulosis]] (TBC) dan ''simian retrovirus'' (SRV). Para calon pengunjung harus menjalani pemeriksaan kesehatan di Kampung Muara, Desa Cikerit Weta, Kecamatan Binuangen sebelum menyeberang ke Pulau Tinjil.<ref name="tempo" />
Adanya penangkaran monyet di pulau ini menyebabkan orang-orang yang datang untuk berkunjung harus menjalani pemeriksaan kesehatan agar tidak menularkan penyakit kepada populasi monyet yang bebas beberapa jenis patogen atau [[virus]], seperti [[tuberkulosis]] (TBC) dan ''simian retrovirus'' (SRV). Para calon pengunjung harus menjalani pemeriksaan kesehatan di Desa Cikiruh Wetan, Kecamatan Cikeusik sebelum menyeberang ke Pulau Tinjil.<ref name="tempo" />


Selain monyet ekor panjang, pulai tersebut juga merupakan habitat bagi banyak populasi biawak yang sering terlihat di hutan, pantai, maupun sekitar pondok.<ref name="primato">[http://www.geotek.lipi.go.id/?p=647 Penelitian Pulau Pulau Kecil: Pesona Pulau Tinjil], Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI): PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI .</ref>
Selain monyet ekor panjang, pulau tersebut juga merupakan habitat bagi banyak populasi biawak yang sering terlihat di hutan, pantai, maupun sekitar pondok.<ref name="primato">[http://www.geotek.lipi.go.id/?p=647 Penelitian Pulau Pulau Kecil: Pesona Pulau Tinjil] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210126154246/http://www.geotek.lipi.go.id/?p=647 |date=2021-01-26 }}, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI): PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI .</ref>


Selain pulau ini, di Kabupaten Pandeglang terdapat [[Pulau Deli]] yang juga terletak di Samudra Hindia.
Selain pulau ini, di Kabupaten Pandeglang terdapat [[Pulau Deli]] yang juga terletak di Samudra Hindia.
Baris 46: Baris 50:
== Referensi ==
== Referensi ==
<references />
<references />
{{Pulau di Banten}}

{{Commonscat|Tinjil Island}}
{{Commonscat|Tinjil Island}}
{{indo-pulau-stub}}
{{indo-pulau-stub}}
{{DEFAULTSORT:Tinjil}}
{{DEFAULTSORT:Tinjil}}

[[Kategori:Pulau di Indonesia|Tinjil]]
[[Kategori:Pulau di Indonesia|Tinjil]]
[[Kategori:Pulau di Banten|Tinjil]]
[[Kategori:Pulau di Banten|Tinjil]]
[[Kategori:Cikeusik, Pandeglang]]
[[Kategori:Cikeusik, Pandeglang]]

[[fr:Tinjil]]
[[su:Pulo Tinjil]]

Revisi terkini sejak 23 Mei 2024 03.19

Tinjil
Koordinat6°57′44″LS,105°47′0″BT
NegaraIndonesia
Gugus kepulauanSunda Besar
ProvinsiBanten
KabupatenPandeglang
Luas5,9 km²
Populasi-
Peta
Peta letak Pulau Tinjil
Orang setempat dan Belanda di Pulau Tinjil (tahun 1936)

Pulau Tinjil adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Samudra Hindia. Secara administratif, pulau ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Pandeglang, Banten.[1] Lokasinya berada di titik koordinat 6°57′44″LS,105°47′0″BT.

Pulau Tinjil memiliki bentuk yang memanjang dari Timur Laut hingga ke Barat Daya dengan morfologi datar dan permukaan pada bagian timur hingga tengah dan semakin ke barat berubah menjadi kasar yang disertai dengan adanya bukit kecil. Lahan merupakan hutan rapat dengan sebagian kecil lahan terbuka di pinggir pantai. Vegetasi yang dapat dijumpai di pulau ini adalah ketapang, melinjo, sawo hutan, nipah, dll. Geologi Pulau Tinjil tersusun oleh terumbu karang dan pada terdapat 3 lapisan batuan yang didapatkan dari hasil pengukuran geolistrik. Bagian atas berupa lapisan pasir pantai dan batu gamping lapuk, bagian tengah berupa lapisan batu gamping, dan bagian bawah berupa lapisan lempung.[2]

Sejak tahun 1988, Pulau Tinjil telah digunakan sebagai lokasi pengembangbiakan secara alami dari spesies monyet ekor panjang (Macaca fascicularis).[3] Pada awalnya, sebanyak 520 ekor induk monyet ekor panjang dari Palembang, Jawa Barat, Banten, serta Lampung dimasukkan ke dalam pulau ini.[4] Pengelolaan monyet ekor panjang tersebut dilakukan oleh Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), Institut Pertanian Bogor (IPB) yang diperuntukkan bagi penangkaran, sarana pendidikan, penelitian, dan pelatihan bagi mahasiswa dan staf dalam dan luar IPB yang memeliki ketertarikan dalam bidang primatologi.[2] Monyet yang ditangkarkan tersebut akan dipanen untuk dijadikan hewan percobaan dengan kualitas genetis yang tinggi, baik untuk penelitian di dalam maupun luar negeri. Selain spesies monyet ekor panjang, primata lain yang juga dikembangbiakan di pulau ini adalah beruk (Macaca nemestrina).[4]

Adanya penangkaran monyet di pulau ini menyebabkan orang-orang yang datang untuk berkunjung harus menjalani pemeriksaan kesehatan agar tidak menularkan penyakit kepada populasi monyet yang bebas beberapa jenis patogen atau virus, seperti tuberkulosis (TBC) dan simian retrovirus (SRV). Para calon pengunjung harus menjalani pemeriksaan kesehatan di Desa Cikiruh Wetan, Kecamatan Cikeusik sebelum menyeberang ke Pulau Tinjil.[4]

Selain monyet ekor panjang, pulau tersebut juga merupakan habitat bagi banyak populasi biawak yang sering terlihat di hutan, pantai, maupun sekitar pondok.[2]

Selain pulau ini, di Kabupaten Pandeglang terdapat Pulau Deli yang juga terletak di Samudra Hindia.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Banten - West Java - Indonesia". www.indonesia-tourism.com. 
  2. ^ a b c Penelitian Pulau Pulau Kecil: Pesona Pulau Tinjil Diarsipkan 2021-01-26 di Wayback Machine., Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI): PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI .
  3. ^ Aryo Wisangeni Genthong (Rabu, 1 September 2010). "Konservasi Monyet: Dari Tinjil untuk Dunia". Kompas. hlm. 14. 
  4. ^ a b c Agus Hidayat, Dody Hidayat, Faidil Akbar (1 Desember 2003). "Pulau Pemasok Kera Percobaan". Tempo-Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-14. Diakses tanggal 2010-09-07.