Lompat ke isi

Literasi informasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sahril sitorus (bicara | kontrib)
ada kata yang salah
k Menambah Kategori:Literasi menggunakan HotCat
 
(22 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{kembangkan}}{{terjemah|Inggris}}
{{kembangkan}}{{terjemah|Inggris}}
{{yatim}}
'''{{PAGENAME}}''' adalah kemampuan untuk mengetahui kapan informasi dibutuhkani, diidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, dan secara efektif menggunakan informasi tersebut untuk isu atau masalah yang dihadapi.


Menurut American Library Association (ALA), literasi informasi merupakan serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif.
'''Literasi informasi''' atau '''kemelekan informasi''' (melek informasi) adalah kemampuan untuk menemukan dan menggunakan informasi dalam kehidupan. Beberapa organisasi kepustakawanan memiliki definisi berbeda mengenai konsep literasi informasi. Menurut ''Chartered Institute of Library and Information Professionals'' (CILIP), literasi informasi adalah kemampuan berpikir secara kritis dan menarik penilaian secara berimbang terhadap seluruh informasi yang ditemukan dan digunakan. Kemampuan ini bermanfaat bagi seseorang untuk mencapai dan mengekspresikan pandangan yang berbasis informasi yang memadai serta untuk terlibat sepenuhnya dalam masyarakat.<ref>{{Cite web|url=https://infolit.org.uk/|title=Information Literacy Website–Brought to you by the CILIP Information Literacy Group|language=en-US|access-date=2020-02-05}}</ref> Sedangkan ''[[Asosiasi Perpustakaan Amerika Serikat|American Library Association]]'' (ALA) mendefinisikan literasi informasi sebagai serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif.
<ref>{{en}}
<ref>{{en}}


Baris 12: Baris 10:
</ref>
</ref>


Beberapa upaya telah dilakukan untuk menghubungkan literasi informasi dengan beberapa konsep literasi lain yang berkelindan, antara lain literasi komputer, literasi digital, dan literasi berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan.<ref>{{Cite journal|date=2020-01-23|title=Information literacy|url=https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Information_literacy&oldid=937197599|journal=Wikipedia|language=en}}</ref> Di Indonesia, misalnya, [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] memiliki program [[Gerakan Literasi Nasional]]. Gerakan ini berfokus pada pengembangan aspek literasi dasar yang terdiri atas enam aspek, yaitu literasi baca-tulis, numerasi, sains, finansial, digital, dan budaya dan kewargaan.
== Catatan kaki ==

== Latar belakang ==
Ungkapan frasa "literasi informasi" pertama kali muncul di media cetak dalam laporan tahun 1974 yang ditulis atas nama Komisi Nasional Perpustakaan dan Ilmu Informasi oleh Paul G. Zurkowski, yang pada saat itu menjabat sebagai presiden Asosiasi Industri Perangkat Lunak dan Informasi. Zurkowski menggunakan frasa untuk menggambarkan "teknik dan keterampilan" yang dipelajari oleh orang yang melek informasi "untuk memanfaatkan berbagai alat informasi serta sumber utama dalam membentuk solusi informasi untuk masalah mereka" dan menarik garis yang relatif tegas antara "melek" dan "buta informasi".<ref>Zurkowski, Paul G. (November 1974). [https://eric.ed.gov/?id=ED100391 The Information Service Environment Relationships and Priorities]. ERIC ED100391.</ref>

Komite Kepresidenan Asosiasi Perpustakaan Amerika tentang Literasi Informasi merilis sebuah laporan pada 10 Januari 1989, yang menguraikan pentingnya literasi informasi, peluang untuk mengembangkan literasi informasi, dan Sekolah Era Informasi.<ref>{{Cite web|last=admin|date=2006-07-24|title=Presidential Committee on Information Literacy: Final Report|url=https://www.ala.org/acrl/publications/whitepapers/presidential|website=Association of College & Research Libraries (ACRL)|language=en|access-date=2021-12-06}}</ref> Nama akhir laporan tersebut adalah Komite Kepresidenan untuk Literasi Informasi: Laporan Akhir. Rekomendasi Komite mengarah pada pembentukan Forum Nasional Literasi Informasi pada tahun itu, sebuah koalisi lebih dari 90 organisasi nasional dan internasional.<ref>{{Cite web|last=|date=2012-10-25|title=National Forum On Information Literacy 1999–2000 Report|url=https://www.ala.org/aboutala/national-forum-information-literacy-1999%E2%80%932000-report|website=American Library Association (ALA)|language=en|access-date=2021-12-08}}</ref>

Pada tahun 1998, Komite Kepresidenan untuk Literasi Informasi memperbarui laporan akhirnya. Laporan tersebut menguraikan enam rekomendasi dari laporan asli, dan memeriksa bidang tantangan dan kemajuan.<ref>{{Cite web|last=Plotnick|first=Eric|date=1999-02|title=Information Literacy. ERIC Digest.|url=https://www.ericdigests.org/1999-4/information.htm|website=www.ericdigests.org|language=English|access-date=2021-12-08|archive-date=2021-12-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20211208091041/https://www.ericdigests.org/1999-4/information.htm|dead-url=yes}}</ref>

Pada tahun 1999, Society of College, National and University Libraries (SCONUL) di [[Inggris]], menerbitkan model ''"The Seven Pillars of Information Literacy"'' untuk "memfasilitasi pengembangan lebih lanjut dari ide-ide di antara para praktisi di lapangan ... merangsang perdebatan tentang ide-ide dan tentang bagaimana ide-ide itu dapat digunakan oleh perpustakaan dan staf lain di pendidikan tinggi yang peduli dengan pengembangan keterampilan siswa". Sejumlah negara lain telah mengembangkan standar literasi informasi sejak saat itu.<ref>Moira Bent (November 2007). [https://web.archive.org/web/20071028011653/http://www.sconul.ac.uk/groups/information_literacy/sp/model.html "The Seven Pillars of Information Literacy Original model"]. SCONUL. Diakses tanggal 2021-12-06.</ref>

Pada tahun 2003, Forum Nasional Literasi Informasi, bersama dengan [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa|UNESCO]] dan Komisi Nasional Perpustakaan dan Ilmu Informasi, mensponsori konferensi internasional di Praha dengan perwakilan dari dua puluh tiga negara untuk membahas pentingnya literasi informasi dalam konteks global. Deklarasi Praha yang dihasilkan menggambarkan literasi informasi sebagai "kunci pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi bangsa dan komunitas, lembaga dan individu di abad ke-21" dan menyatakan perolehannya sebagai "bagian dari hak asasi manusia untuk belajar sepanjang hayat".<ref>{{Cite web|title=Arquivo.pt - pesquise páginas do passado!|url=http://portal.unesco.org/ci/en/ev.php-URL_ID%3D15886%26URL_DO%3DDO_TOPIC%26URL_SECTION%3D201.html|website=arquivo.pt|language=pt|access-date=2021-12-06|archive-date=2016-05-13|archive-url=http://arquivo.pt/wayback/20160513135303/http:/portal.unesco.org/ci/en/ev.php-URL_ID=15886&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html|dead-url=unfit}}</ref>

UNESCO pada tahun 2008 dalam ''Information for All Programme'' menjelaskan bahwa literasi informasi adalah kemampuan individu untuk dapat menyadari kebutuhan informasi, menemukan dan mengevaluasi kualitas dari informasi yang diperoleh, menyimpan dan menemukan kembali informasi, membuat dan menggunakan informasi secara etis dan efektif, serta mengomunikasikan pengetahuan<ref>{{Cite web|last=Septiyantono|first=Tri|title=PUST4314 – Literasi Informasi : Pengertian dan Konsep Literasi Informasi|url=http://repository.ut.ac.id/4198/1/PUST4314-M1.pdf|website=Repositori UT}}</ref>.

Di [[Amerika Serikat]], literasi informasi dijadikan prioritas selama masa jabatan pertama [[Barack Obama|Presiden Barack Obama]], yang menetapkan Oktober sebagai Bulan Kesadaran Literasi Informasi Nasional.<ref>Barack Obama (2009). [https://web.archive.org/web/20121021192357/http://www.whitehouse.gov/assets/documents/2009literacy_prc_rel.pdf "National Information Literacy Awareness Month" (PDF)]. Diakses tanggal 2021-12-06.</ref>

Dalam tinjauan literatur yang diterbitkan dalam jurnal akademik pada tahun 2020, profesor Oral Roberts University Angela Sample mengutip beberapa gelombang konseptual definisi IL sejak sekitar tahun 1970.<ref>Behrens, Shirley J. (1 Juli 1994). [[doi:10.5860/crl 55 04 309|"A Conceptual Analysis and Historical Overview of Information Literacy"]]. College & Research Libraries. 55 (4): 309–322. doi:10.5860/crl_55_04_309.</ref> Beberapa dari pendekatan konseptual luas tersebut termasuk literasi informasi yang didefinisikan sebagai cara berpikir; literasi informasi didefinisikan sebagai seperangkat keterampilan, literasi informasi didefinisikan sebagai praktik sosial.<ref>Addison, Colleen; Meyers, Eric (September 2013). [https://eric.ed.gov/?id=EJ1044643 "Perspectives on Information Literacy: A Framework for Conceptual Understanding"]. Information Research: An International Electronic Journal. 18 (3). ERIC EJ1044643.</ref> Gelombang konsep ini di dunia akademik menyebabkan adopsi metaliteracy sebagai mekanisme konsep literasi informasi, dan penciptaan konsep ambang batas dan disposisi pengetahuan, yang akhirnya mengarah pada penciptaan Kerangka Literasi Informasi ALA.<ref>Sample, Angela (Maret 2020). [https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0099133319305026?via%3Dihub "Historical development of definitions of information literacy: A literature review of selected resources"]. ''The Journal of Academic Librarianship''. '''46''' (2): 102116. doi:10.1016/j.acalib.2020.102116.</ref>

== Aspek pendidikan ==
Metode dan praktik pendidikan, dalam masyarakat kita yang semakin berpusat pada informasi, harus memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan siswa untuk memanfaatkan kekuatan informasi. Kunci untuk memanfaatkan kekuatan informasi adalah kemampuan untuk mengevaluasi informasi, untuk memastikan relevansinya, keasliannya, dan modernitasnya. Proses evaluasi informasi adalah keterampilan hidup dasar untuk pembelajaran sepanjang hayat. Menurut Lankshear dan Knobel, yang dibutuhkan dalam sistem pendidikan kita adalah pemahaman baru tentang literasi, literasi informasi dan pengajaran literasi. Pendidik perlu belajar untuk menjelaskan konteks masyarakat kita yang beragam secara budaya dan bahasa dan semakin mengglobal. Kita juga perlu memperhitungkan keragaman bentuk teks yang berkembang terkait dengan teknologi informasi dan multimedia.<ref name=":0">Fitzgerald, M. A. [https://web.archive.org/web/20100529090404/http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/aasl/aaslpubsandjournals/slmrb/slmrcontents/volume21999/ALA_print_layout_1_202785_202785.cfm "Evaluating information: An information literacy challenge"]. School Library Media Research, 2. Diakses tanggal 2021-12-06.</ref>

Evaluasi terdiri dari beberapa komponen proses termasuk metakognisi, tujuan, disposisi pribadi, perkembangan kognitif, musyawarah, dan pengambilan keputusan. Ini adalah tantangan yang sulit dan kompleks dan menggarisbawahi pentingnya kemampuan berpikir kritis.

Berpikir kritis adalah hasil pendidikan yang penting bagi siswa. Lembaga pendidikan telah bereksperimen dengan beberapa strategi untuk membantu menumbuhkan pemikiran kritis, sebagai sarana untuk meningkatkan evaluasi informasi dan literasi informasi di kalangan siswa. Ketika mengevaluasi bukti, siswa harus didorong untuk berlatih argumentasi formal. Debat dan presentasi formal juga harus didorong untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi secara kritis.<ref name=":0" />

== Rujukan ==
{{reflist|2}}
{{reflist|2}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==


* {{en}} [http://www.ets.org/portal/site/ets/menuitem.1488512ecfd5b8849a77b13bc3921509/?vgnextoid=159f0e3c27a85110VgnVCM10000022f95190RCRD&vgnextchannel=e5b2a79898a85110VgnVCM10000022f95190RCRD iCritical Thinking], ''former variation known as iSkills, and before that ICT Literacy Assessment, from the Educational Testing Service (ETS)''
* {{en}} [http://www.ets.org/portal/site/ets/menuitem.1488512ecfd5b8849a77b13bc3921509/?vgnextoid=159f0e3c27a85110VgnVCM10000022f95190RCRD&vgnextchannel=e5b2a79898a85110VgnVCM10000022f95190RCRD iCritical Thinking] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100507175355/http://www.ets.org/portal/site/ets/menuitem.1488512ecfd5b8849a77b13bc3921509/?vgnextoid=159f0e3c27a85110VgnVCM10000022f95190RCRD&vgnextchannel=e5b2a79898a85110VgnVCM10000022f95190RCRD |date=2010-05-07 }}, ''former variation known as iSkills, and before that ICT Literacy Assessment, from the Educational Testing Service (ETS)''
* {{en}} [https://www.projectsails.org/ Standardized Assessment of Information Literacy Skills] ''(Project SAILS) developed and maintained at Kent State University in Ohio''
* {{en}} [https://www.projectsails.org/ Standardized Assessment of Information Literacy Skills] ''(Project SAILS) developed and maintained at Kent State University in Ohio''
* {{en}} [http://www.jmu.edu/assessment/resources/prodserv/instruments_ilt.htm Information Literacy Test] ''(ILT) developed collaboratively by the James Madison Center for Assessment and Research Studies and JMU libraries''
* {{en}} [http://www.jmu.edu/assessment/resources/prodserv/instruments_ilt.htm Information Literacy Test] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150508081322/http://www.jmu.edu/assessment/resources/prodserv/instruments_ilt.htm |date=2015-05-08 }} ''(ILT) developed collaboratively by the James Madison Center for Assessment and Research Studies and JMU libraries''
* {{en}} [http://rrsa.cmich.edu/twiki/bin/view/RRSA/Versions Research Readiness Self-Assessment] ''(RRSA) from Central Michigan University originally designed by Lana V. Ivanitskaya, Ph.D. and Anne Marie Casey, A.M.L.S. and developed'' [http://rrsa.cmich.edu/twiki/bin/view/RRSA/Publications in collaboration with many of their colleagues].
* {{en}} [http://rrsa.cmich.edu/twiki/bin/view/RRSA/Versions Research Readiness Self-Assessment] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170625004519/http://rrsa.cmich.edu/twiki/bin/view/RRSA/Versions |date=2017-06-25 }} ''(RRSA) from Central Michigan University originally designed by Lana V. Ivanitskaya, Ph.D. and Anne Marie Casey, A.M.L.S. and developed'' [http://rrsa.cmich.edu/twiki/bin/view/RRSA/Publications in collaboration with many of their colleagues] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170427101858/http://rrsa.cmich.edu/twiki/bin/view/RRSA/Publications |date=2017-04-27 }}.
* {{en}} [http://jonathan.mueller.faculty.noctrl.edu/infolitassessments.htm ''More Assessments of Information Literacy'']
* {{en}} [http://jonathan.mueller.faculty.noctrl.edu/infolitassessments.htm ''More Assessments of Information Literacy'']
* {{en}} [[Web-based Augustana Student Survey Assessment of Information Literacy (WASSAIL)|WASSAIL]], ''an open-source assessment platform for storing questions and answers, producing tests, and generating reports.''
* {{en}} [[Web-based Augustana Student Survey Assessment of Information Literacy (WASSAIL)|WASSAIL]], ''an open-source assessment platform for storing questions and answers, producing tests, and generating reports.''


[[Kategori:Ilmu informasi]]
[[Kategori:Ilmu informasi]]
[[Kategori:Literasi]]

Revisi terkini sejak 10 Juni 2024 13.08

Literasi informasi atau kemelekan informasi (melek informasi) adalah kemampuan untuk menemukan dan menggunakan informasi dalam kehidupan. Beberapa organisasi kepustakawanan memiliki definisi berbeda mengenai konsep literasi informasi. Menurut Chartered Institute of Library and Information Professionals (CILIP), literasi informasi adalah kemampuan berpikir secara kritis dan menarik penilaian secara berimbang terhadap seluruh informasi yang ditemukan dan digunakan. Kemampuan ini bermanfaat bagi seseorang untuk mencapai dan mengekspresikan pandangan yang berbasis informasi yang memadai serta untuk terlibat sepenuhnya dalam masyarakat.[1] Sedangkan American Library Association (ALA) mendefinisikan literasi informasi sebagai serangkaian kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk menyadari kapan informasi dibutuhkan dan kemampuan untuk menempatkan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif. [2]

Beberapa upaya telah dilakukan untuk menghubungkan literasi informasi dengan beberapa konsep literasi lain yang berkelindan, antara lain literasi komputer, literasi digital, dan literasi berkaitan dengan pemanfaatan perpustakaan.[3] Di Indonesia, misalnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki program Gerakan Literasi Nasional. Gerakan ini berfokus pada pengembangan aspek literasi dasar yang terdiri atas enam aspek, yaitu literasi baca-tulis, numerasi, sains, finansial, digital, dan budaya dan kewargaan.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Ungkapan frasa "literasi informasi" pertama kali muncul di media cetak dalam laporan tahun 1974 yang ditulis atas nama Komisi Nasional Perpustakaan dan Ilmu Informasi oleh Paul G. Zurkowski, yang pada saat itu menjabat sebagai presiden Asosiasi Industri Perangkat Lunak dan Informasi. Zurkowski menggunakan frasa untuk menggambarkan "teknik dan keterampilan" yang dipelajari oleh orang yang melek informasi "untuk memanfaatkan berbagai alat informasi serta sumber utama dalam membentuk solusi informasi untuk masalah mereka" dan menarik garis yang relatif tegas antara "melek" dan "buta informasi".[4]

Komite Kepresidenan Asosiasi Perpustakaan Amerika tentang Literasi Informasi merilis sebuah laporan pada 10 Januari 1989, yang menguraikan pentingnya literasi informasi, peluang untuk mengembangkan literasi informasi, dan Sekolah Era Informasi.[5] Nama akhir laporan tersebut adalah Komite Kepresidenan untuk Literasi Informasi: Laporan Akhir. Rekomendasi Komite mengarah pada pembentukan Forum Nasional Literasi Informasi pada tahun itu, sebuah koalisi lebih dari 90 organisasi nasional dan internasional.[6]

Pada tahun 1998, Komite Kepresidenan untuk Literasi Informasi memperbarui laporan akhirnya. Laporan tersebut menguraikan enam rekomendasi dari laporan asli, dan memeriksa bidang tantangan dan kemajuan.[7]

Pada tahun 1999, Society of College, National and University Libraries (SCONUL) di Inggris, menerbitkan model "The Seven Pillars of Information Literacy" untuk "memfasilitasi pengembangan lebih lanjut dari ide-ide di antara para praktisi di lapangan ... merangsang perdebatan tentang ide-ide dan tentang bagaimana ide-ide itu dapat digunakan oleh perpustakaan dan staf lain di pendidikan tinggi yang peduli dengan pengembangan keterampilan siswa". Sejumlah negara lain telah mengembangkan standar literasi informasi sejak saat itu.[8]

Pada tahun 2003, Forum Nasional Literasi Informasi, bersama dengan UNESCO dan Komisi Nasional Perpustakaan dan Ilmu Informasi, mensponsori konferensi internasional di Praha dengan perwakilan dari dua puluh tiga negara untuk membahas pentingnya literasi informasi dalam konteks global. Deklarasi Praha yang dihasilkan menggambarkan literasi informasi sebagai "kunci pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi bangsa dan komunitas, lembaga dan individu di abad ke-21" dan menyatakan perolehannya sebagai "bagian dari hak asasi manusia untuk belajar sepanjang hayat".[9]

UNESCO pada tahun 2008 dalam Information for All Programme menjelaskan bahwa literasi informasi adalah kemampuan individu untuk dapat menyadari kebutuhan informasi, menemukan dan mengevaluasi kualitas dari informasi yang diperoleh, menyimpan dan menemukan kembali informasi, membuat dan menggunakan informasi secara etis dan efektif, serta mengomunikasikan pengetahuan[10].

Di Amerika Serikat, literasi informasi dijadikan prioritas selama masa jabatan pertama Presiden Barack Obama, yang menetapkan Oktober sebagai Bulan Kesadaran Literasi Informasi Nasional.[11]

Dalam tinjauan literatur yang diterbitkan dalam jurnal akademik pada tahun 2020, profesor Oral Roberts University Angela Sample mengutip beberapa gelombang konseptual definisi IL sejak sekitar tahun 1970.[12] Beberapa dari pendekatan konseptual luas tersebut termasuk literasi informasi yang didefinisikan sebagai cara berpikir; literasi informasi didefinisikan sebagai seperangkat keterampilan, literasi informasi didefinisikan sebagai praktik sosial.[13] Gelombang konsep ini di dunia akademik menyebabkan adopsi metaliteracy sebagai mekanisme konsep literasi informasi, dan penciptaan konsep ambang batas dan disposisi pengetahuan, yang akhirnya mengarah pada penciptaan Kerangka Literasi Informasi ALA.[14]

Aspek pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Metode dan praktik pendidikan, dalam masyarakat kita yang semakin berpusat pada informasi, harus memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan siswa untuk memanfaatkan kekuatan informasi. Kunci untuk memanfaatkan kekuatan informasi adalah kemampuan untuk mengevaluasi informasi, untuk memastikan relevansinya, keasliannya, dan modernitasnya. Proses evaluasi informasi adalah keterampilan hidup dasar untuk pembelajaran sepanjang hayat. Menurut Lankshear dan Knobel, yang dibutuhkan dalam sistem pendidikan kita adalah pemahaman baru tentang literasi, literasi informasi dan pengajaran literasi. Pendidik perlu belajar untuk menjelaskan konteks masyarakat kita yang beragam secara budaya dan bahasa dan semakin mengglobal. Kita juga perlu memperhitungkan keragaman bentuk teks yang berkembang terkait dengan teknologi informasi dan multimedia.[15]

Evaluasi terdiri dari beberapa komponen proses termasuk metakognisi, tujuan, disposisi pribadi, perkembangan kognitif, musyawarah, dan pengambilan keputusan. Ini adalah tantangan yang sulit dan kompleks dan menggarisbawahi pentingnya kemampuan berpikir kritis.

Berpikir kritis adalah hasil pendidikan yang penting bagi siswa. Lembaga pendidikan telah bereksperimen dengan beberapa strategi untuk membantu menumbuhkan pemikiran kritis, sebagai sarana untuk meningkatkan evaluasi informasi dan literasi informasi di kalangan siswa. Ketika mengevaluasi bukti, siswa harus didorong untuk berlatih argumentasi formal. Debat dan presentasi formal juga harus didorong untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi secara kritis.[15]

  1. ^ "Information Literacy Website–Brought to you by the CILIP Information Literacy Group" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-05. 
  2. ^ (Inggris) National Forum on Information Literacy. (n.d.). What is NFIL? "infolit.org". Diakses tanggal 2012-04-24. 
  3. ^ "Information literacy". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2020-01-23. 
  4. ^ Zurkowski, Paul G. (November 1974). The Information Service Environment Relationships and Priorities. ERIC ED100391.
  5. ^ admin (2006-07-24). "Presidential Committee on Information Literacy: Final Report". Association of College & Research Libraries (ACRL) (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-06. 
  6. ^ "National Forum On Information Literacy 1999–2000 Report". American Library Association (ALA) (dalam bahasa Inggris). 2012-10-25. Diakses tanggal 2021-12-08. 
  7. ^ Plotnick, Eric (1999-02). "Information Literacy. ERIC Digest". www.ericdigests.org (dalam bahasa English). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-08. Diakses tanggal 2021-12-08. 
  8. ^ Moira Bent (November 2007). "The Seven Pillars of Information Literacy Original model". SCONUL. Diakses tanggal 2021-12-06.
  9. ^ "Arquivo.pt - pesquise páginas do passado!". arquivo.pt (dalam bahasa Portugis). Archived from the original on 2016-05-13. Diakses tanggal 2021-12-06. 
  10. ^ Septiyantono, Tri. "PUST4314 – Literasi Informasi : Pengertian dan Konsep Literasi Informasi" (PDF). Repositori UT. 
  11. ^ Barack Obama (2009). "National Information Literacy Awareness Month" (PDF). Diakses tanggal 2021-12-06.
  12. ^ Behrens, Shirley J. (1 Juli 1994). "A Conceptual Analysis and Historical Overview of Information Literacy". College & Research Libraries. 55 (4): 309–322. doi:10.5860/crl_55_04_309.
  13. ^ Addison, Colleen; Meyers, Eric (September 2013). "Perspectives on Information Literacy: A Framework for Conceptual Understanding". Information Research: An International Electronic Journal. 18 (3). ERIC EJ1044643.
  14. ^ Sample, Angela (Maret 2020). "Historical development of definitions of information literacy: A literature review of selected resources". The Journal of Academic Librarianship. 46 (2): 102116. doi:10.1016/j.acalib.2020.102116.
  15. ^ a b Fitzgerald, M. A. "Evaluating information: An information literacy challenge". School Library Media Research, 2. Diakses tanggal 2021-12-06.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]