Lompat ke isi

Nâzik al-Malâikah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(16 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{rapikan}}
{{rapikan}}
{{Infobox orang}}
'''Nâzik al-Malâikah'''
نازك الملائكة


'''Nâzik Shâdiq Ja’far al-Malâikah''' atau singkatnya '''Nâzik al-Malâikah''' (bahasa Arab: نازك الملائكة) lahir di [[Bagdad]] 23 Agustus 1923. Ia tumbuh dalam lingkungan yang mencintai [[ilmu]] dan [[sastra]].Menguasai [[ilmu nahwu]], membaca dan mempelajari sumber-sumber warisan [[bangsa Arab]], di bidang [[bahasa]] maupun sastra. Dirinya sangat antusias dalam belajar hingga ia membaca buku البيان والتبيين (''Bayān wa-al-tabyīn'') yang ditulis oleh [[Al Jahiz|Al-Jâhizh]] hanya dalam waktu delapan hari, pada saat kondisi matanya sudah tidak membaik. Dirinya merasa sangat ketakutan ketika ia tidak membaca buku selama delapan jam dalam satu hari<ref>{{Cite book|last=Atho'illah|first=Ahmad|date=2007|url=https://books.google.co.id/books/about/Leksikon_sastrawan_Arab_modern.html?id=cG-GnQAACAAJ&redir_esc=y|title=Leksikon Sastrawan Arab Modern: Biografi & Karyanya|location=Yogyakarta|publisher=Al-Mu'allaqat Centre|isbn=9799835968|pages=172|url-status=live}}</ref>.
Nâzik al-Malâikah memiliki nama lengkap Nâzik Shâdiq Ja’far al-Malâikah yang lahir pada tanggal 23 Agustus 1923 di [[Bagdad]].


== <big>Pendidikan</big> ==
Ia tumbuh dalam lingkungan yang mencintai ilmu dan sastra. Ibunya, Salma Abd al-Razâq, adalah seorang penyair yang memiliki antologi puisi أنشودة المجد, sedangkan bapaknya selain seorang penyair juga seorang guru bahasa dan sastra Arab. Sehingga tidak heran jika ia sudah mulai menyentuh sastra klasik dari kecil. Ia menguasai ilmu nahwu, membaca dan mempelajari sumber-sumber warisan bangsa Arab, baik bidang bahasa maupun sastra. Dirinya sangat antusias dalam belajar hingga ia membaca buku البيان والتبيين yang ditulis oleh al-Jâhizh hanya dalam waktu delapan hari, sementara pada saat itu kondisi matanya sudah tidak membaik. Dirinya sangat merasakan ketakutan ketika ia tidak membaca buku selama delapan jam dalam satu hari.
Nâzik al-Malâikah menempuh pendidikan di Fakultas Tarbiyyah dan lulus pada tahun 1944. Setelah itu, ia melanjutkan ke jenjang [[Magister]] di [[Amerika Serikat]] dan selesai pada tahun 1950 dengan fokus studi [[sastra bandingan|Sastra Bandingan]].


Nâzik al-Malâikah mempelajari bermacam-macam bahasa, seperti: [[Inggris (bahasa)|Inggris]], [[Bahasa Prancis|Prancis]], [[Bahasa Jerman|Jerman]], dan [[Latin (bahasa)|Latin]]. Pada tahun 1954, untuk kedua kalinya ia datang ke [[Amerika Serikat]] untuk menempuh studi doktoralnya sebagai utusan dari [[Universitas Irak]].
Penddikan Nâzik al-Malâikah ditempuh pada Fakultas Tarbiyyah dan selesai dengan gelar kesarjanaannya pada tahun 1944. Selelah itu ia melanjutkan ke jenjang magister di [[Amerika Serikat]] yang selesai pada tahun 1950 dengan fokus studi sastra bandingan. Sebagai seorang sastrawati, Nâzik al-Malâikah termasuk pembaharu pertama dalam puisi Arab modern dengan memunculkan puisinya الكوليرا pada tahun 1947. Puisi ini muncul bersamaan dengan puisinya Badr Syâkir as-Sayyâb yang berjudul هل كان حبا. Sehingga kedua puisi tersebut dianggap sebagai pendobrak pertama gerakan pembaharuan dalam puisi Arab modern atau yang lebih dikenal dengan puisi bebas (al-Syi’r al-Hurr).


== <big>Kehidupan Pribadi</big> ==
Nâzik al-Malâikah sungguh-sungguh dalam mempelajari bermacam-macam bahasa, seperti; Inggris, Prancis, Jerman, dan Latin. Pada tahun 1954, ia datang yang kedua kalinya ke Amerika Serikat untuk menempuh studi doktoralnya sebagai utusan dari Universitas Irak. Sekembalinya ke Irak, pada tahun 1957, ia menjadi dosen bantuan pada Fakultas Tarbiyah. Setelah itu, dirinya pindah ke Universitas Basrah.
Ibunya bernama ''Salma Abd al-Razâq'', seorang [[penyair]] yang memiliki [[antologi]] [[puisi]] أنشودة المجد (''Unsyudah Al-Majad)''. Bapaknya juga seorang [[penyair]] sekaligus [[guru]] bahasa dan [[sastra Arab]]. Sejak kecil, Nazik sudah mulai menyentuh [[sastra klasik]].
Antara tahun 1959-1960, Nâzik al-Malâikah meninggalkan Irak dan menetap di Beirut. Di tempat ini ia meluncurkan karya-karya puisi dan juga kritiknya. Kemudian kembali lagi ke Irak untuk mengajar bahasa dan sastra Arab di Universitas Basrah. Pada tahun 1964, ia diperistri oleh


Pada tahun 1964, ia menikah dengan Dr. ’Abd al-Hâdî Mahbûbah, rektor [[Universitas Basrah]]. Nazik pernah melakukan perjalan ke [[Kuwait]] bersama sang suami dan menjadi tenaga pengajar di [[Universitas Kuwait]]. Pada tahun 1985, universitas tersebut memberikannya sebuah tanda mata untuk bantuan pengobatannya setelah penyakitnya semakin parah. Dari Kuwait, ia langsung kembali ke [[Irak]] kemudian terbang ke [[Kairo]] untuk menjalani pengobatan medis karena minimnya obat di [[Irak]] sebagai dampak dari [[blokade Amerika]]. Setelah itu, ia bersama dengan suami dan anak satu-satunya—Dr. Barâq, akhirnya memutuskan untuk menetap di sana.
Dr. ’Abd al-Hâdî Mahbûbah, Rektor [[Universitas Basrah]].


Setelah suaminya meninggal pada 2001, Nâzik al-Malâikah hidup tak tentu arah. Meski begitu, ia telah memperoleh beberapa penghargaan atas prestasinya. Puisi terakhir yang ia tulis adalah puisi yang berjudul أنا وحدي (''Anā Wahdī'') yang merupakan puisi duka atas kepergian sang suami, Dr. Mahbûbah.
Ia pernah melakukan perjalan ke [[Kuwait]] bersama sang suami dan menjadi tenaga pengajar di [[Universitas Kuwait]]. Pada tahun 1985, universitas tersebut memberikannya sebuah tanda mata untuk bantuan pengobatannya setelah penyakitnya semakin parah. Dari Kuwait, ia langsung kembali ke Irak dan dari sana ia kemudian terbang ke Kairo untuk menjalani pengobatan medis karena minimnya obat di Irak sebagai dampak dari blokade Amerika. Setelah itu, ia bersama dengan suami dan anak satu-satunya Dr. Barâq akhirnya memutuskan untuk menetap di sana untuk selamanya.


== Karir ==
Sepeninggalan suaminya pada tahun 2001, Nâzik al-Malâikah hidup dalam kegoncangan dan ketidaktentuan. Sampai-sampai sebagian surat kabar ada memberitakan tentang kematiannya meski ia masih hidup. Ia telah memperoleh beberapa penghargaan atas prestasinya. Puisi terakhir yang ia tulis adalah puisi yang berjudul أنا وحدي yang merupakan puisi duka atas kepergian sang suami Dr. Mahbûbah.
Sebagai seorang sastrawati, Nâzik al-Malâikah termasuk pembaharu pertama dalam puisi Arab modern dengan memunculkan puisinya الكوليرا (''al-Kūlirā'') pada tahun 1947.


Puisi ini muncul bersamaan dengan puisinya [[Badr Syâkir as-Sayyâb]] yang berjudul هل كان حبا (''Hal Kāna Hubban''). Ke dua [[puisi]] tersebut dianggap sebagai pendobrak pertama gerakan pembaharuan dalam puisi Arab modern atau yang lebih dikenal dengan puisi bebas (''al syi’r al-hurr'')<ref>{{Cite journal|last=Atho'illah|first=Ahmad|date=2009|title=NĀZIK AL-MALĀ`IKAH: Sepintas Biografi dan Pemikirannya tentang Puisi Bebas (Studi Tokoh Sastra Arab)|url=https://ejournal.uin-suka.ac.id/adab/Adabiyyat/article/view/650/587|journal=Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra|volume=8|issue=1|pages=95-110}}</ref>.
Karya-karya Nâzik al-Malâikah sebagai berikut.


Sekembalinya ke Irak pada tahun 1957, ia menjadi [[dosen]] bantuan di Fakultas Tarbiyah. Setelah itu, dirinya pindah ke [[Universitas Basrah]]. Antara tahun 1959–1960, Nâzik al-Malâikah meninggalkan [[Irak]] dan menetap di [[Beirut]]. Di tempat ini, ia meluncurkan karya-karya puisi dan kritiknya, kemudian kembali lagi ke [[Irak]] untuk mengajar bahasa dan [[sastra Arab]] di Universitas Basrah.
A. Antologi Puisi


== <big>Karya-karya</big> ==
1.عاشقة الليل (1947)
Karya-karya Nâzik al-Malâikah adalah sebagai berikut
2. شظايا ورماد (1949)
3. قرارة الموجه (1957)
4. شجرة القمر (1968)
5. مأساة الحياة وأغنية للانسان (1970)
6. للصلاة والثورة (1978)
7. ديوان نازك الملائكة


=== Antologi Puisi ===
(Beirut: Dâr al-‘Audah, 1971) dalam 2 jilid.
1.عاشقة الليل ‘Āsyiqah al-Lail (1947)


2. شظايا ورماد Syazāyā wa Ramād (1949)
B. Kritk Sastra


3. قرارة الموج Qarārah al-Maujah (1957)

4. شجرة القمر Syajarah al-Qamar (1968)

5. مأساة الحياة وأغنية للانسان Ma’sāh al-Hayah wa Ugniyyah li al-Insān (1970)

6. للصلاة والثورة Li al-Salāh wa as-Saurah (1978)

7. ديوان نازك الملائكة Dīwān Nāzik al-Malā`ikah

=== Kritik Sastra ===
1. قضايا الشعر المعاصر (1962)
1. قضايا الشعر المعاصر (1962)
2. الأدب والغزو الفكري
2. الأدب والغزو الفكري
3. محاضرات في شعر علي محمود طه
3. محاضرات في شعر علي محمود طه


C. Studi Ilmiah
=== Studi Ilmiah ===
1. التجزيئية فى المجتمع العربي

1.التجزيئية فى المجتمع العربي

2. (سيكولوجيا الشعر (1993


2. سيكولوجيا الشعر Sīkūlūjiyā al-Syi’r (1979)


== <big>Referensi</big> ==
<references />


{{Authority control}}
Sumber: Achmad Atho'illah, ''Leksikon Sastrawan Arab Modern'', Yogyakarta: Datamedia bekerjasama dengan al-Mu'allaqat Centre, 2007.


[[Kategori:Penyair Irak]]
[[Kategori:Penyair Irak]]
[[Kategori:Kelahiran 23 Agustus]]
[[Kategori:Kelahiran 1923]]
[[Kategori:Penyair Perempuan]]
[[Kategori:Tokoh dari Irak]]

Revisi terkini sejak 8 Desember 2024 04.31

Infobox orangNâzik al-Malâikah
Biografi
Kelahiran23 Agustus 1922 Edit nilai pada Wikidata
Bagdad Edit nilai pada Wikidata
Kematian20 Juni 2007 Edit nilai pada Wikidata (84 tahun)
Kairo Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
AgamaIslam Edit nilai pada Wikidata
PendidikanUniversitas Wisconsin–Madison Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
SpesialisasiPuisi Edit nilai pada Wikidata
Pekerjaanpenyair, kritikus sastra, dosen, penulis, kritik Edit nilai pada Wikidata
Bekerja diUniversitas Kuwait
Universitas Baghdad
University of Basrah (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
Pasangan nikahAbdel Hadi hbooba (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
IbuSalma Al-Malaika (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
SaudaraIhsan Al- Malaika (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
KerabatJamil al-Mala'ika (en) Terjemahkan (maternal uncle (en) Terjemahkan)
Abd al-Sahib Al-Malaika (en) Terjemahkan (maternal uncle (en) Terjemahkan) Edit nilai pada Wikidata

Situs webnazek.net Edit nilai pada Wikidata


Nâzik Shâdiq Ja’far al-Malâikah atau singkatnya Nâzik al-Malâikah (bahasa Arab: نازك الملائكة) lahir di Bagdad 23 Agustus 1923. Ia tumbuh dalam lingkungan yang mencintai ilmu dan sastra.Menguasai ilmu nahwu, membaca dan mempelajari sumber-sumber warisan bangsa Arab, di bidang bahasa maupun sastra. Dirinya sangat antusias dalam belajar hingga ia membaca buku البيان والتبيين (Bayān wa-al-tabyīn) yang ditulis oleh Al-Jâhizh hanya dalam waktu delapan hari, pada saat kondisi matanya sudah tidak membaik. Dirinya merasa sangat ketakutan ketika ia tidak membaca buku selama delapan jam dalam satu hari[1].

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Nâzik al-Malâikah menempuh pendidikan di Fakultas Tarbiyyah dan lulus pada tahun 1944. Setelah itu, ia melanjutkan ke jenjang Magister di Amerika Serikat dan selesai pada tahun 1950 dengan fokus studi Sastra Bandingan.

Nâzik al-Malâikah mempelajari bermacam-macam bahasa, seperti: Inggris, Prancis, Jerman, dan Latin. Pada tahun 1954, untuk kedua kalinya ia datang ke Amerika Serikat untuk menempuh studi doktoralnya sebagai utusan dari Universitas Irak.

Kehidupan Pribadi

[sunting | sunting sumber]

Ibunya bernama Salma Abd al-Razâq, seorang penyair yang memiliki antologi puisi أنشودة المجد (Unsyudah Al-Majad). Bapaknya juga seorang penyair sekaligus guru bahasa dan sastra Arab. Sejak kecil, Nazik sudah mulai menyentuh sastra klasik.

Pada tahun 1964, ia menikah dengan Dr. ’Abd al-Hâdî Mahbûbah, rektor Universitas Basrah. Nazik pernah melakukan perjalan ke Kuwait bersama sang suami dan menjadi tenaga pengajar di Universitas Kuwait. Pada tahun 1985, universitas tersebut memberikannya sebuah tanda mata untuk bantuan pengobatannya setelah penyakitnya semakin parah. Dari Kuwait, ia langsung kembali ke Irak kemudian terbang ke Kairo untuk menjalani pengobatan medis karena minimnya obat di Irak sebagai dampak dari blokade Amerika. Setelah itu, ia bersama dengan suami dan anak satu-satunya—Dr. Barâq, akhirnya memutuskan untuk menetap di sana.

Setelah suaminya meninggal pada 2001, Nâzik al-Malâikah hidup tak tentu arah. Meski begitu, ia telah memperoleh beberapa penghargaan atas prestasinya. Puisi terakhir yang ia tulis adalah puisi yang berjudul أنا وحدي (Anā Wahdī) yang merupakan puisi duka atas kepergian sang suami, Dr. Mahbûbah.

Sebagai seorang sastrawati, Nâzik al-Malâikah termasuk pembaharu pertama dalam puisi Arab modern dengan memunculkan puisinya الكوليرا (al-Kūlirā) pada tahun 1947.

Puisi ini muncul bersamaan dengan puisinya Badr Syâkir as-Sayyâb yang berjudul هل كان حبا (Hal Kāna Hubban). Ke dua puisi tersebut dianggap sebagai pendobrak pertama gerakan pembaharuan dalam puisi Arab modern atau yang lebih dikenal dengan puisi bebas (al syi’r al-hurr)[2].

Sekembalinya ke Irak pada tahun 1957, ia menjadi dosen bantuan di Fakultas Tarbiyah. Setelah itu, dirinya pindah ke Universitas Basrah. Antara tahun 1959–1960, Nâzik al-Malâikah meninggalkan Irak dan menetap di Beirut. Di tempat ini, ia meluncurkan karya-karya puisi dan kritiknya, kemudian kembali lagi ke Irak untuk mengajar bahasa dan sastra Arab di Universitas Basrah.

Karya-karya

[sunting | sunting sumber]

Karya-karya Nâzik al-Malâikah adalah sebagai berikut

Antologi Puisi

[sunting | sunting sumber]

1.عاشقة الليل ‘Āsyiqah al-Lail (1947)

2. شظايا ورماد Syazāyā wa Ramād (1949)

3. قرارة الموج Qarārah al-Maujah (1957)

4. شجرة القمر Syajarah al-Qamar (1968)

5. مأساة الحياة وأغنية للانسان Ma’sāh al-Hayah wa Ugniyyah li al-Insān (1970)

6. للصلاة والثورة Li al-Salāh wa as-Saurah (1978)

7. ديوان نازك الملائكة Dīwān Nāzik al-Malā`ikah

Kritik Sastra

[sunting | sunting sumber]

1. قضايا الشعر المعاصر (1962) 2. الأدب والغزو الفكري 3. محاضرات في شعر علي محمود طه

Studi Ilmiah

[sunting | sunting sumber]

1. التجزيئية فى المجتمع العربي

2. سيكولوجيا الشعر Sīkūlūjiyā al-Syi’r (1979)

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Atho'illah, Ahmad (2007). Leksikon Sastrawan Arab Modern: Biografi & Karyanya. Yogyakarta: Al-Mu'allaqat Centre. hlm. 172. ISBN 9799835968. 
  2. ^ Atho'illah, Ahmad (2009). "NĀZIK AL-MALĀ`IKAH: Sepintas Biografi dan Pemikirannya tentang Puisi Bebas (Studi Tokoh Sastra Arab)". Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra. 8 (1): 95–110.