Hud: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
Al-Jarud Ke Khulud Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(152 revisi perantara oleh 69 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{untuk|Surah|Surah Hud}} |
|||
{{wikifisasi}} |
|||
{{Infobox person |
|||
{{paragraf pembuka}} |
|||
| honorific_prefix = Nabi |
|||
{{terjemah|Malaysia}} |
|||
| name = {{large|Hud}}<br />{{lang|ar|{{nobold|هود}}}} |
|||
==Kisah Nabi Allah Hud a.s.== |
|||
| honorific_suffix = 'alaihissalam |
|||
| image = Prophet Hud Name.svg |
|||
| image_size = 150px |
|||
| caption = Kaligrafi ''Hadhrat'' Hud '''alaihis-salam'' |
|||
| birth_name = |
|||
| birth_date = |
|||
| birth_place = |
|||
| death_date = |
|||
| death_place = |
|||
| resting_place = * Qabr Nabi Hud, [[Hadramaut]] |
|||
* Dekat sumur [[Zamzam]] |
|||
* [[Masjid Agung Umayyah]], [[Damaskus]] |
|||
| residence = [[Arab Selatan]] |
|||
| other_names = * Eber [[Hud#Padanan|(?)]] |
|||
* Putra Eber [[Hud#Padanan|(?)]] |
|||
| years_active = |
|||
| notable_works = |
|||
| predecessor = [[Nuh]] |
|||
| successor = [[Saleh]] |
|||
| spouse = |
|||
| children = |
|||
| parents = |
|||
| relatives = [[Kaum 'Ad]] |
|||
}} |
|||
{{Nabi Islam}} |
|||
'''Hud''' ({{lang-ar|هود|Hūd}}) adalah seorang tokoh yang disebutkan dalam [[Al-Qur'an]] [[Surah Hud]]. Dia merupakan seorang rasul yang diutus untuk berdakwah kepada [[kaum 'Ad]] awal. Salah satu surah dalam Al-Qur'an, yakni surah kesebelas, dinamakan dengan namanya. Sebagaimana para nabi lain dalam Al-Qur'an, kisah Hud juga sangat menekankan pesan keesaan Allah. Semasa hidupnya Nabi Hud ‘alaihissalam menempati sebuah daerah yang disebut dengan Al-Ahqaf, tepatnya di sebelah utara Hadramaut, berada diantara Yaman dan Oman. Hadramaut adalah sebuah daerah yang sangat indah karena memiliki tanah yang subur. Banyak hasil pertanian yang tumbuh dengan baik dari tanah subur Hadramaut. Selain diyakini sebagai tanah kelahiran Nabi Hud ‘alaihissalam, Hadramaut juga diyakini sebagai daerah dimana Nabi Saleh AS dilahirkan. Bukan hanya menyimpan fakta sebagai tanah kelahiran Nabi Hud ‘alaihissalam dan Nabi Saleh ‘alaihissalam, tetapi Hadramaut juga menyimpan keistimewaan lain yaitu terdapat bangunan suci umat Islam yang disebut dengan Qabr Hud (Makam Hud). Di dekat Qabr Hud terdapat sebuah masjid yang selalu ramai dikunjungi peziarah, terutama pada tanggal 11 Sya’ban<ref>https://pekanbaru.tribunnews.com/2022/10/07/kisah-nabi-hud-dalam-kisah-25-nabi-dakwah-dan-hukuman-untuk-kaum-ad?page=2</ref>. |
|||
== Ayat == |
|||
{{quote|Dan kepada kaum 'Ād (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (selama ini) kamu hanyalah mengada-ada.|{{cite quran|11|50|style=inline}}}} |
|||
== Kisah == |
|||
'''Aad''' adalah nama bapa suatu suku yang hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama ''Al-Ahqaf'' terletak di utara Hadramaut antara [[Yaman]] dan Umman dan termasuk suku yang tertua sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dengan kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yang besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yang subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam untuk bahan makanan mereka. dan memperindah tempat tinggal mereka dengan kebun-kebun bunga yang indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur, sejahtera dan bahagia serta dalam waktu yang singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yang terbesar diantara suku-suku yang hidup di sekelilingnya. |
|||
Nama Hud [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|disebutkan]] tujuh kali dalam Al-Qur'an.{{efn|Dalam Al-Qur'an, nama Hud disebutkan tujuh kali, yakni pada surah:<!--- Disebutkan dalam Al-Qur'an bahasa Arabnya, BUKAN pada terjemahan ---> |
|||
# Al-A'raf (7): 65 |
|||
# Hud (11): 50, 53, 58, 60, 89 |
|||
# Asy-Syu'ara' (26): 124}} Kisah Hud dan/atau kaum 'Ad disebutkan dalam Al-Qur'an Surah [https://quran.com/7/65-72?translations=33 Al-A'raf (7): 65-72], [https://quran.com/11/50-60?translations=33 Hud (11): 50-60], [https://quran.com/26/123-140?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 123-140], [https://quran.com/41/15-16?translations=33 Fushshilat (41): 15-16], [https://quran.com/48/21-25?translations=33 Al-Ahqaf (46): 21-25], [https://quran.com/51/41-42?translations=33 Adz-Dzariyat (51): 41-42], [https://quran.com/53/50-55?translations=33 An-Najm (53): 50-55], [https://quran.com/54/18-22?translations=33 Al-Qamar (54): 18-22], [https://quran.com/69/6-8?translations=33 Al-Haqqah (69):6-8], dan [https://quran.com/89/6-14?translations=33 Al-Fajr (89): 6-14]. Dalam [https://quran.com/23/31-41?translations=33 Al-Mu'minun (23): 31-41] dikisahkan mengenai suatu kaum setelah Nuh yang juga mengingkari seruan rasul. Meski tidak dijelaskan mengenai nama kaum dan rasul yang bersangkutan, ayat tersebut ditafsirkan membicarakan Hud dan kaum 'Ad. |
|||
Hud merupakan salah satu tokoh yang namanya dijadikan nama surah dalam Al-Qur'an, yakni pada surah kesebelas. Meski demikian, kisahnya hanya menjadi bagian kecil dari keseluruhan bagian surah, yakni dikisahkan dalam sebelas ayat dari keseluruhan 123 ayat dalam surah tersebut<ref>https://rasindogroup.com/kisah-dakwah-nabi-hud/</ref>. |
|||
Sebagaimana dengan kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adalah penghidupan rohaninya tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat patung-patung yang diberi nama ''Shamud'' dan ''Alhattar'' dan itu yang disembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaan mereka dapat memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama [[Nabi Idris|Nabi Idris a.s.]] dan [[Nabi Nuh|Nabi Nuh a.s.]] sudah tidak berbekas dalam hati, jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Kenikmatan hidup yang mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat tanah yang subur dan menghasilkan yang melimpah ruah menurut anggapan mereka adalah kurniaan dan pemberian kedua berhala mereka yang mereka sembah. Karenanya mereka tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan. |
|||
=== Latar belakang === |
|||
Sebagai akibat dan buah dari aqidah yang sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis, di mana nilai-nilai moral dan akhlak tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yang menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yang kuat menindas yang lemah yang besar memperkosa yang kecil dan yang berkuasa memeras yang di bawahnya. Sifat-sifat sombong, congkak, iri-hati, dengki, hasut dan benci-membenci yang didorong oleh hawa nafsu yang bermaharajalela dan menguasai penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas kasihan, sayang menyayang, jujur, amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kepada mereka. |
|||
Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai silsilah Hud, sedangkan silsilahnya menurut beberapa pendapat dari para ulama antara lain:{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=135}} |
|||
* Hud bin [[Selah|Selah/Syalikh]] bin [[Arpakhsad]] bin [[Sem|Sem/Sam]] bin [[Nuh]] |
|||
* Hud bin [[Eber]] bin Selah/Syalikh bin [[Arpakhsad]] bin Sem/Sam bin Nuh |
|||
* Hud bin 'Abdullah bin Rabbah bin Khulud bin 'Add bin [[Us bin Aram|Us/Aush]] bin [[Aram bin Sem|Aram/Iram]] bin Sem/Sam bin Nuh |
|||
Menurut pendapat yang masyhur, Hud diutus sebelum masa [[Ibrahim]], meski sebagian ulama menyatakan setelahnya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=387}} |
|||
Kisah tentang kehidupan dan perjalanan dakwah Nabi Hud ‘alaihissalam sendiri banyak disebutkan di dalam Al-Qur’an. Nama “Hud” bahkan diabadikan sebagai nama salah satu surat di Al-Qur’an, yakni surat ke-sebelas. Seperti diriwayatkan dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat 50 yang menyebutkan tentang Nabi Hud ‘alaihissalam dan kaum ‘Ad. |
|||
===Nabi Hud Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya=== |
|||
“Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, ‘Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ada.’” (Q.S. Hud ayat 50). |
|||
“Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (Seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?” (Q.S. Hud ayat 51)<ref>https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5530900/kisah-nabi-hud-as-nabi-keturunan-arab-dan-binasanya-kaum-aad</ref>. |
|||
=== Dakwah === |
|||
Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya [[Nabi Adam|Adam]] ke bumi bahawa dari masa ke semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yang sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran agama yang dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang Nabi atau Rasul yang bertugas untuk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yang sebelumnya mengembalikan masyarakat yang sudah tersesat ke jalanlurus dan benar dan mencuci bersih jiwa manusia dari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya dengan iman tauhid dan aqidah yang sesuai dengan fitrah. |
|||
Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa kaum 'Ad merupakan penguasa di bumi pengganti kaum Nuh.<ref name="Al-A'raf (7): 69">[https://quran.com/7/69?translations=33 Al-A'raf (7): 69]</ref> Kaum 'Ad memiliki bangunan-bangunan yang tinggi,<ref>[https://quran.com/89/7?translations=33 Al-Fajr (89): 7]</ref> juga membangun istana-istana yang megah dan benteng-benteng.<ref>[https://quran.com/26/128-129?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 128-129]</ref> Mereka memiliki perawakan dan tubuh yang kuat,<ref name="Al-A'raf (7): 69"/> dikenal suka menyiksa dengan bengis,<ref>[https://quran.com/26/130?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 130]</ref> dan disebut menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang dan durhaka.<ref>[https://quran.com/11/59?translations=33 Hud (11): 59]</ref> Ibnu Katsir menyatakan bahwa kaum 'Ad adalah kaum pertama yang menyembah berhala setelah banjir besar zaman Nuh. Mereka menyembah berhala yang diberi nama Shamad, Shamud, dan Huran.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=136-137}} |
|||
[[Berkas:Hud and Ad prophet.jpeg|jmpl|kiri|''Hud dan kaum 'Ad''. Salah satu koleksi [[Naskah beriluminasi|iluminasi]] dari manuskrip ''Qishash al-Anbiya'''.]] |
|||
Demikianlah maka kepada suku Aad yang telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan kenikmatan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yang mengurniakan itu semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang daripada suku mereka sendiri dari keluarga yang terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dengan kelakuan yang baik budi pekerti yang luhur dan sangat bijaksana dalam pergaulan dengan kawan-kawannya. |
|||
Hud menyeru kaum 'Ad agar bertakwa kepada Allah.<ref>[https://quran.com/26/126?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 126]</ref> Dia juga menegaskan tidak meminta imbalan pada mereka atas dakwahnya.<ref>[https://quran.com/11/51?translations=33 Hud (11): 51]</ref><ref>[https://quran.com/26/127?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 127]</ref> Hud mengingatkan mereka akan nikmat Allah yang dikaruniakan kepada mereka, seperti binatang-binatang ternak, keturunan, kebun-kebun, dan mata air.<ref>[https://quran.com/26/133-134?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 133-134]</ref> |
|||
Nabi Hud memulakan dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yang berupa alam sekeliling mereka dan bahawa Allahlah yang mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dengan segala kenikmatan hidup yang berupa tanah yang subur, air yang mengalir serta tumbuh-tumbuhan yang tegak dan kuat. Dialah yang seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yang mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adalah makhluk Tuhan paling mulia yang tidak sepatutnya merendahkan diri sujud menyembah batu-batu yang sewaktunya dapat mereka hancurkan sendiri dan memusnahkannya dari pandangan. |
|||
Meski demikian, banyak dari anggota kaum 'Ad yang tidak mengikuti seruan Hud dan tidak mau meninggalkan berhala-berhala yang telah disembah sejak moyang mereka.<ref name="Al-A'raf (7): 70">[https://quran.com/7/70?translations=33 Al-A'raf (7): 70]</ref> Mereka berdalih bahwa kepercayaan mereka sudah menjadi tradisi turun-temurun.<ref>[https://quran.com/26/137?translations=33 Asy-Syu'ara' (26): 137]</ref> |
|||
Diterangkan oleh Nabi Hud bahawa dia adalah pesuruh Allah yang diberi tugas untuk membawa mereka ke jalan yang benar beriman kepada Allah yang menciptakan mereka menghidup dan mematikan mereka memberi rezeki atau mencabutnya daripada mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntut mereka ke jalan yang benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahawa jika mereka tetap menutup telinga dan mata mereka menghadapi ajakan dan dakwahnya mereka akan ditimpa azab dan dibinasakan oleh Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yang mati binasa tenggelam dalam air bah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka menolak ajaran dan dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan mereka kepada berhala dan patung-patung yang mereka sembah dan puja itu. |
|||
Di sisi lain, kaum 'Ad meragukan Hud lantaran dia seorang manusia biasa seperti mereka,<ref name="Al-A'raf (7): 69"/> juga karena tidak menunjukkan mukjizat.<ref>[https://quran.com/11/53?translations=33 Hud (11): 53]</ref> Bahkan mereka mengatakan Hud sebagai pendusta, kurang waras,<ref>[https://quran.com/7/66?translations=33 Al-A'raf (7): 66]</ref> dan terkena penyakit gila yang diberikan oleh sebagian berhala mereka.<ref>[https://quran.com/11/54?translations=33 Hud (11): 54]</ref> Lebih jauh, mereka juga menantang agar Hud segera mendatangkan azab yang dia ancamkan.<ref name="Al-A'raf (7): 70"/> |
|||
Bagi kaum Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang yang tidak pernah mereka dengar ataupun menduga. Mereka melihat bahawa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah sama sekali cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka. Mereka tercengang dan merasa hairan bahawa seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan kepercayaan mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka tidak kenal dan tidak dapat dimengertikan dan diterima oleh akal fikiran mereka. Dengan serta-merta ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dengan berbagai alasan dan tuduhan kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hinaan yang diterimanya dengan kepala dingin dan penuh kesabaran. |
|||
Mendapat penentangan kaumnya, Hud menantang balik agar tipu daya yang mereka rancang untuk menyakitinya segera dilaksanakan saja tanpa ditunda lagi.<ref>[https://quran.com/11/55?translations=33 Hud (11): 55]</ref> Setelah upayanya dalam mendakwahi kaum 'Ad sekian lama, Hud kemudian memasrahkan sikap mereka kepada Allah. |
|||
Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud:''"Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah yang engkau hendak anjurkan kepada kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan kami kepada tuhan-tuhan kami yang berkuasa ini dan menyembah tuhan mu yang tidak dapat kami jangkau dengan pancaindera kami dan tuhan yang menurut kata kamu tidak bersekutu. Cara persembahan yang kami lakukan ini ialah yang telah kami warisi dari nenek moyang kami dan tidak sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yang seharusnya kembali kepada aturan nenek moyangmu dan jgn mencederai kepercayaan dan agama mereka dengan membawa suatu agama baru yang tidak kenal oleh mereka dan tentu tidak akan direstuinya.'' |
|||
{{quote|"Maka jika kamu berpaling, maka sungguh aku (Hud) telah menyampaikan kepadamu hal yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu."|Hud (11): 57}} |
|||
''"Wahai kaumku! jawab Nabi Hud,Sesungguhnya Tuhan yang aku serukan ini kepada kamu untuk menyembah-Nya walaupun kamu tidak dapat menjangkau-Nya dengan pancainderamu namun kamu dapat melihat dam merasakan wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai ciptaannya dan dalam alam semesta yang mengelilingimu beberapa langit dengan matahari bulan dan bintang-bintangnya bumi dengan gunung-ganangnya sungai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang kesemuanya dapat bermanfaat bagi kamu sebagai manusia. Dan menjadi kamu dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yang harus kamu sembah dan menundukkan kepala kamu kepada-Nya.Tuhan Yang Maha Esa tiada bersekutu tidak beranak dan diperanakan yang walaupun kamu tidak dapat menjangkau-Nya dengan pancainderamu, Dia dekat daripada kamu mengetahui segala gerak-geri dan tingkah lakumu mengetahui isi hati mu denyut jantungmu dan jalan fikiranmu. Tuhan itulah yang harus disembah oleh manusia dengan kepercayaan penuh kepada KeEsaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan patung-patung yang kamu perbuat pahat dan ukir dengan tangan kamu sendiri kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu barang yang pasif tidak dapat berbuat sesuatu yang menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah bodohnya dan dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan agamamu yang sesat itu dan menolak ajaran dan agama yang telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa itu."'' |
|||
=== Kebinasaan === |
|||
''"Wahai Hud!"'' jawab kaumnya,''"Gerangan apakah yang menjadikan engkau berpandangan dan berfikiran lain daripada yang sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu kala dan menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan memperbodohkan kami dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal? Engkau mengaku bahwa engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh Tuhanmu untuk membawa agama dan kepercayaan baru kepada kami dan mengajak kami keluar dari jalan yang sesat menurut pengakuanmu ke jalan yang benar dan lurus. Kami merasa hairan dan tidak dapat menerima oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah dipilih menjadi pesuruh Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas seseorang daripada kami, engkau tidak lebih tidak kurang adalah seorang manusia biasa seperti kami hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dengan kami, mengapa engkau yang dipilih oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami seorang pendusta besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sihat terkena kutukan tuhan-tuhan kami yang selalu engkau ejek hina dan cemuhkan."'' |
|||
Setelah sekian lama berdakwah, akhirnya kaum 'Ad ditimpa azab sebagaimana yang diancamkan oleh Hud. Hud sendiri selamat beserta pengikutnya yang beriman.<ref>[https://quran.com/7/72?translations=33 Al-A'raf (7): 72]</ref> |
|||
Al-Qur'an menjelaskan bahwa kaum 'Ad binasa karena terkena angin dingin yang sangat kencang yang berlangsung selama tujuh malam delapan hari. Mereka mati bergelimpangan dan diibaratkan sebagai tunggul pohon kurma yang telah lapuk.<ref>[https://quran.com/69/6-8?translations=33 Al-Haqqah (69): 6-8]</ref> Disebutkan pula bahwa angin tersebut menjadikan benda-benda yang dilewatinya seperti serbuk.<ref>[https://quran.com/51/41-42?translations=33 Adz-Dzariyat (51): 41-42]</ref> |
|||
''"Wahai kaumku!"'' jawab Nabi Hud, ''"aku bukanlah seorang pendusta dan fikiran ku tetap waras dan sihat tidak kurang sesuatu pun dan ketahuilah bahwa patung-patungmu yang kamu pertuhankan itu tidak dapat mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi badanku atau fikiranku. Kamu kenal aku, sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dengan kamu tidak pernah terlihat pada diriku tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yang meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adalah benar pesuruh Allah yang diberi amanat untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang sudah tersesat kemasukan pengaruh ajaran Iblis dan sudah jauh menyimpang dari jalan yang benar yang diajar oleh nabi-nabi yang terdahulu karena Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu lama terlantar dalam kesesatan dan hidup dalam kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul yang menuntun mereka ke jalan yang benar dan penghidupan yang diredhai-Nya. Maka percayalah kamu kepada ku gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada Allah Tuhan seru sekalian alam Tuhan yang menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuh tumbuhan bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala perbuatan salah dan tindakan sesatmu, agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yang telah dialami oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahuilah bahawa kamu akan dibangkitkan kembali kelak dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas segala perbuatan kamu di dunia ini dan diberi ganjaran sesuai dengan amalanmu yang baik dan soleh mendapat ganjaran baik dan yang hina dan buruk akan diganjarkan dengan api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah Allah kepada kamu dan dengan ini telah memperingati kamu akan akibat yang akan menimpa kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku."'' |
|||
Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai kehidupan Hud setelah kehancuran kaum 'Ad atau usianya, tetapi sebagian sumber menyatakan bahwa dia wafat pada usia 150 tahun.<ref name=EoI>{{cite book |last1=Wensinck |first1=A.J. |last2=Pellat |first2=Ch. |entry=Hūd |editor1-first=P. |editor1-last=Bearman |editor2-first=Th. |editor2-last=Bianquis |editor3-first=C.E. |editor3-last=Bosworth |editor4-first=E. |editor4-last=van Donzel |editor5-first=W.P. |editor5-last=Heinrichs |date=1960-2007 |title=Encyclopaedia of Islam |edition=2nd |publisher=[[Brill Publishers|Brill]] |isbn=9789004161214 |entry-url=http://library.ut.ac.ir/documents/381543/3581025/Brill_-_The_Encyclopaedia_of_Islam_Vol_3_H-Iram_.pdf |doi=10.1163/1573-3912_islam_SIM_2920 |page=537 |title-link=Encyclopaedia of Islam |access-date=2020-02-14 |archive-date=2015-04-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150423225147/http://library.ut.ac.ir/documents/381543/3581025/Brill_-_The_Encyclopaedia_of_Islam_Vol_3_H-Iram_.pdf |dead-url=unfit }}</ref> |
|||
Kaum Aad menjawab: ''"Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah mendapat kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu berubah menjadi sinting. Engkau telah mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal bahwa jika kami mengikuti agamamu, akan bertambah rezeki dan kemakmuran hidup kami dan bahawa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami dan menerima segala ganjaran atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami setelah kami mati dan menjadi tulang-belulang. Dan apakah azab dan seksaan yang engkau selalu menakut-nakuti kami dan mengancamkannya kepada kami? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah bahwa kami tidak akan menyerah kepadamu dan mengikuti ajaranmu karena bayangan azab dan seksa yang engkau bayang-bayangkannya kepada kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa yang engkau janjikan dan ancamkan itu jika engkau betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang pendusta."'' |
|||
Didalam al-Qur‟an banyak dikisahkan kaum terdahulu, sebagian dari mereka ada yang sudah musnah. Namun begitu, penuturan kisah kisah kaum terdahulu bukan sekedar untuk mengungkapkan dimensi kesejarahannya, akan tetapi untuk dijadikan ibrah (peringatan atau pelajaran) bagi umat-umat setelahnya. Namun, hal penting yang perlu diungkap di balik kehancuran kaum itu disebabkan oleh [[Budaya]] kezaliman yang sudah membudaya. Hal itu bukan berarti setiap penduduk melakukan kezaliman, tetapi pada mulanya dilakukan oleh sebagian saja. Hanya saja, yang sebagian itu menjadi kelompok dominan di masyarakat. Kelompok inilah yang berpotensi menciptakan budaya-budaya buruk yang membudaya di tengah masyarakat. |
|||
''"Baiklah!"'', jawab Nabi Hud,''" Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan persembahanmu kepada berhala-berhala itu maka tunggulah saat tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu tidak akan dapat melepaskan diri dari bencananya. Allah menjadi saksiku bahwa aku telah menyampaikan risalah-Nya dengan sepenuh tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha sepanjang hayat kandung bandaku memberi penerangan dan tuntunan kepada jalan yang baik yang telah digariskan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya." '' |
|||
Al-Qur‟an telah menceritakan kebinasaan dan kenistaan kaum pendurhaka dahulu, seperti kaum Nabi Nuh, kaum Nabi Hud („Ad), kaum Nabi Saleh (Samud), kaum Nabi Lut, kaum Nabi Syu‟aib (Madyan dan Ashab al-Aykah), “ashab al ukhdud”, bangsa Iram, bangsa Saba‟ dan lain sebagainya. mereka mendapatkan siksaan dari Allah atas semua kedurhakaan yang telah mereka lakukan dengan berbagai macam siksaan. Ada yang berupa banjir bah (kaumnya Nabi Nuh), tenggelam di lautan (fir‟aun), tertelan dibumi (Qarun), goncangan yang dahsyat, angin yang sangat dingin (kaum „Ad), bumi dijungkir balikkan. Semua itu menjadi pelajaran sejarah bagi umat islam dan manusia pada umumnya. |
|||
===Pembalasan Allah Atas Kaum Aad=== |
|||
Menurut M. Quraish shihab, ”Apabila penguasa suatu negeri hidup berfoya-foya, maka hal tersebut menjadikan mereka melupakan tugas-tugasnya serta mengabaikan hak-hak orang lain, membiarkan mereka hidup miskin inilah yang mengundang kecemburuan sosial, sehingga merenggangkan hubungan masyarakat dan mengakibatkan timbulnya perselisihan dan pertikaian yang melemahkan sendi-sendi bangunan masyarakat, yang pada giliranya meruntuhkan sistem yang diterapkan oleh penguasa-penguasa tersebut. Ketika itulah akan runtuh dan hancur masyarakat atau negeri tersebut<ref>https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/421/1/SKRIPSI%20Afif%20Abdullah.pdf</ref> |
|||
Pembalasan Tuhan terhadap kaum Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua perinkat.Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mereka, sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan, kalau-kalau mereka tidak memperolehi hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya.Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu adalah suatu permulaan seksaan dari Allah yang dijanjikan dan bahawa Allah masih lagi memberi kesempatan kepada mereka untuk sedar akan kesesatan dan kekafiran mereka dan kembali beriman kepada Allah dengan meninggalkan persembahan mereka yang batil kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah agar segera hujan turun kembali dengan lebatnya dan terhindar mereka dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mahu percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong belaka. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan dari musibah yang mereka hadapi. |
|||
# |
|||
== Kedudukan == |
|||
Tentangan mereka terhadap janji Allah yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat jawapan dengan datangnya pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yang tebal di atas mereka yang disambutnya dengan sorak-sorai gembira, karena dikiranya bahwa hujan akan segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun mereka yang sedang mengalami kekeringan. |
|||
Hud termasuk salah satu nabi dan rasul dalam Islam. Sebagaimana para rasul yang lain, Hud menyerukan agar kaumnya mengesakan Allah dan meninggalkan berbagai sesembahan yang lain. Dia juga merupakan satu dari empat nabi yang berasal dari bangsa Arab.<ref>Shahih Ibnu Hibban no. 361</ref> Ada yang berpendapat bahwa Hud adalah nabi yang pertama kali berbahasa Arab. Pendapat lain menyatakan bahwa ayah Hud adalah orang yang pertama kali berbahasa Arab. Ada juga yang berpendapat bahwa orang yang pertama kali berbahasa Arab adalah [[Nuh]] atau [[Adam]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=136}} |
|||
Melihat sikap kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada mengejek: "Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kamu tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yang telah ku janjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta. |
|||
== Kaum 'Ad == |
|||
Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yang diramalkan oleh Nabi Hud itu bahawa bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan yang dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah merusakkan bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa berterbangan semua perabot-perabot dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana sini hilir mudik mencari perlindungan. Suami tidak tahu di mana isterinya berada dan ibu juga kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dengan tanah. Bencana angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh malam sehingga sempat menyampuh bersih kaum Aad yang congkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam keadaan yang menyedihkan itu untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat yang akan datang. |
|||
{{artikel|Kaum 'Ad}} |
|||
Kaum 'Ad adalah suku Arab kuno yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Para ulama menyebutkan bahwa ada dua Kaum 'Ad: 'Ad awal atau pertama dan 'Ad kedua atau terakhir. Kaum 'Ad awal memiliki ibukota yang bernama Iram dan mereka tinggal di kawasan Arab selatan, antara Amman dan [[Hadramaut]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=135}} Kaum 'Ad kedua hidup setelah 'Ad awal musnah. Nabi Hud berdakwah pada kaum 'Ad awal. |
|||
Terkait kisah dalam Al-Qur'an, Ibnu Katsir menyatakan bahwa kaum 'Ad yang diceritakan dalam surah Al-Ahqaf adalah kaum 'Ad yang kedua. Mereka dibinasakan dengan angin panas setelah sebelumnya mengalami kekeringan. Kaum 'Ad yang disebut di surah lain mengacu pada kaum 'Ad awal.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=161}} |
|||
Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan Allah dari bencana yang menimpa kaumnya yang kacau bilau dan tenang seraya melihat keadaan kaumnya yang kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan bunyi pohon-pohon dan bangunan-bangunan yang berjatuhan serta teriakan dan tangisan orang yang meminta tolong dan mohon perlindungan. |
|||
Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah ''Al-Ahqaf'' sudah menjadi sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, di mana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana dimana hingga sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun dikunjungi para penziarah yang datang beramai-ramai dari sekitar daerah itu, terutamanya dan bulan Syaaban pada setiap tahun. |
|||
== Padanan == |
|||
==Kisah Nabi Hud Dalam Al-Quran== |
|||
Sebagian pihak memandang bahwa Hud adalah orang yang sama dengan tokoh Alkitab bernama [[Eber]], cicit dari Sem bin Nuh. Ada juga yang menyatakan bahwa Hud adalah putra Eber.<ref name=Wensinck>Wensinck, A. J., “Hūd”, in: ''Encyclopaedia of Islam, First Edition (1913-1936)'', Edited by M. Th. Houtsma, T.W. Arnold, R. Basset, R. Hartmann.</ref> Meski demikian, tidak ada landasan kuat yang mendukung pendapat tersebut. |
|||
== Hud dalam agama lain == |
|||
Kisah Nabi Hud diceritakan dalam 68 ayat dari 10 surah yang di antaranya adalah [[Surat Hud]], ayat 50 hingga 60, [[Surat Al Mu’minun]] ayat 31 sehingga ayat 41 , [[Surat Al Ahqaaf]] ayat 21 sehingga ayat 26 dan [[Surat Al Haaqqah]] ayat 6 ,7 dan 8. |
|||
[[Yudaisme]] dan [[Kristen]] tidak memuliakan Hud sebagai seorang nabi dan, sebagai seorang tokoh, dia absen dari [[Alkitab]]. Namun, ada beberapa referensi pra-Quran dalam prasasti Palmyrene untuk individu bernama Hud atau memiliki nama yang terhubung dengan Hud serta referensi kepada orang-orang.<ref>{{Cite book|last=Noegel|first=Scott B.|date=2010|url=https://www.worldcat.org/oclc/607613452|title=The A to Z of prophets in Islam and Judaism|location=Lanham|publisher=Scarecrow Press|isbn=0-8108-7603-5|others=Brannon M. Wheeler, Scott B. Noegel|oclc=607613452}}</ref> Nama Hud juga muncul dalam berbagai prasasti kuno, paling umum di wilayah Hadhramaut. Hud disebut dalam Iman Baha'i sebagai Nabi yang muncul setelah Nuh dan sebelum Ibrahim, yang menasihati orang-orang untuk meninggalkan penyembahan berhala dan mempraktikkan tauhid. Upaya-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya mengakibatkan "kebutaan yang disengaja" dan penolakan-Nya. (Kitab-i-Iqan, Kitab Kepastian, hal. 9)<ref>{{Cite book|last=Baháʼuʼlláh|date=2007|url=https://www.worldcat.org/oclc/635980977|title=The Kitab-i-Iqan = Book of certitude|location=[United States]|publisher=Forgotten Books|isbn=978-1-60506-093-4|oclc=635980977}}</ref> |
|||
== Makam == |
|||
==Pengajaran Dari Kisah Nabi Hud A.S.== |
|||
Terdapat beberapa tempat yang diyakini sebagai makam Hud. Situs yang paling terkenal, ''Qabr Nabi Hud'', terletak di desa telantar di kawasan [[Hadramaut]], sekitar 140 km di utara Kota Mukalla.<ref name=EoI/> Di sekitar makam, ditemukan beberapa prasasti dan reruntuhan kuno.<ref>{{cite book |first1=Daniel |last1=van der Meulen |first2=Hermann |last2=von Wissmann |edition=1st |author1-link=:nl:Daniel van der Meulen |author2-link= |date=1964 |url=https://books.google.com/?id=mskUAAAAIAAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false |title=Hadramaut: Some of its mysteries unveiled |series=Publication of the De Goeje Fund no. 9. |location=Leiden |publisher=E.J. Brill |isbn=978-90-04-00708-6}}</ref> '[[Ali bin Abu Thalib]] menyatakan bahwa makam Hud ada di daerah [[Yaman]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=161}} Sebagian lain menyatakan bahwa makamnya berada di dekat sumur Zamzam.<ref name="harawi">{{cite book |author=Ali ibn abi bakr al-Harawi |author-link= |title=Kitab al-Isharat ila Ma rifat al-Ziyarat |trans-title=Book of indications to make known the places of visitations}}</ref>{{rp|86/98}} Pendapat lain menyatakan bahwa makam Hud terletak di dinding selatan [[Masjid Agung Umayyah]] di Damaskus.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=161}}<ref name="harawi" />{{rp|15/38}} |
|||
== Lihat pula == |
|||
Nabi Hud telah memberi contoh dan sistem yang baik yang patut ditiru dan diikuti oleh juru dakwah dan ahli penerangan agama.Beliau menghadapi kaumnya yang sombong dan keras kepala itu dengan penuh kesabaran, ketabahan dan kelapangan dada. Ia tidak sesekali membalas ejekan dan kata-kata kasar mereka dengan serupa tetapi menolaknya dengan kata-kata yang halus yang menunjukkan bahawa beliau dapat menguasai emosinya dan tidak sampai kehilangan akal atau kesabaran. |
|||
* [[Nabi dan Rasul|25 Nabi]], di antaranya: |
|||
** [[Nuh]] |
|||
** [[Shaleh]] |
|||
** [[Ibrahim]] |
|||
* [[Kaum 'Ad]] |
|||
== Catatan == |
|||
Nabi Hud tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dengan menuduhnya telah menjadi gila dan sinting. Ia dengan lemah lembut menolak tuduhan dan ejekan itu dengan hanya mengata:''"Aku tidak gila dan bahawa tuhan-tuhanmu yang kamu sembah tidak dapat menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini adalah rasul pesuruh Allah kepadamu dan betul-betul aku adalah seorang penasihat yang jujur bagimu menghendaki kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu dan agar kamu terhindar dan selamat dari azab dan seksaan Allah di dunia mahupun di akhirat."'' |
|||
{{notelist}} |
|||
== Rujukan == |
|||
Dalam berdialog dengan kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha mengetok hati nurani mereka dan mengajak mereka berfikir secara rasional, menggunakan akal dan fikiran yang sihat dengan memberikan bukti-bukti yang dapat diterima oleh akal mereka tentang kebenaran dakwahnya dan kesesatan jalan mereka namun hidayah iu adalah dari Allah, Dia akan memberinya kepada siapa yang Dia kehendakinya. |
|||
{{Reflist}} |
|||
=== Daftar pustaka === |
|||
{{Nabi Islam}} |
|||
* {{cite book |last1=Ibnu Katsir |first1= |authorlink=Ibnu Katsir |translator=Muhammad Zaini |title=Kisah-Kisah Para Nabi |year=2014 |publisher=Insan Kamil Solo |location=[[Kota Surakarta|Surakarta]] |isbn=978-602-6247-11-7 |url= |ref=harv}} |
|||
{{Islam-bio-stub}} |
|||
== Pranala luar == |
|||
* {{id}} [https://kisahmuslim.com/2558-kisah-nabi-hud-alaihis-salam.html Kisahmuslim: Kisah Nabi Hud] |
|||
{{Nabi Islam dalam Al-Qur'an}} |
|||
{{Tokoh yang disebut namanya dalam Alquran}} |
|||
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]] |
|||
[[ar:هود]] |
|||
[[ |
[[Kategori:Rasul|Hud]] |
||
[[dv:ހޫދުގެފާނު]] |
|||
[[en:Hud (prophet)]] |
|||
[[fr:Houd]] |
|||
[[hu:Húd]] |
|||
[[ku:Hûd]] |
|||
[[ms:Nabi Hud a.s.]] |
|||
[[nl:Hud (profeet)]] |
|||
[[pt:Hud]] |
|||
[[ru:Худ (исламский пророк)]] |
|||
[[sv:Hud (islamisk profet)]] |
|||
[[tr:Hud]] |
Revisi terkini sejak 29 November 2024 16.55
Nabi Hud هود 'alaihissalam | |
---|---|
Makam |
|
Tempat tinggal | Arab Selatan |
Nama lain | |
Pendahulu | Nuh |
Pengganti | Saleh |
Kerabat | Kaum 'Ad |
Nabi dan Rasul dalam Islam |
---|
Portal Islam |
Hud (bahasa Arab: هود, translit. Hūd) adalah seorang tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an Surah Hud. Dia merupakan seorang rasul yang diutus untuk berdakwah kepada kaum 'Ad awal. Salah satu surah dalam Al-Qur'an, yakni surah kesebelas, dinamakan dengan namanya. Sebagaimana para nabi lain dalam Al-Qur'an, kisah Hud juga sangat menekankan pesan keesaan Allah. Semasa hidupnya Nabi Hud ‘alaihissalam menempati sebuah daerah yang disebut dengan Al-Ahqaf, tepatnya di sebelah utara Hadramaut, berada diantara Yaman dan Oman. Hadramaut adalah sebuah daerah yang sangat indah karena memiliki tanah yang subur. Banyak hasil pertanian yang tumbuh dengan baik dari tanah subur Hadramaut. Selain diyakini sebagai tanah kelahiran Nabi Hud ‘alaihissalam, Hadramaut juga diyakini sebagai daerah dimana Nabi Saleh AS dilahirkan. Bukan hanya menyimpan fakta sebagai tanah kelahiran Nabi Hud ‘alaihissalam dan Nabi Saleh ‘alaihissalam, tetapi Hadramaut juga menyimpan keistimewaan lain yaitu terdapat bangunan suci umat Islam yang disebut dengan Qabr Hud (Makam Hud). Di dekat Qabr Hud terdapat sebuah masjid yang selalu ramai dikunjungi peziarah, terutama pada tanggal 11 Sya’ban[1].
Ayat
[sunting | sunting sumber]Dan kepada kaum 'Ād (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (selama ini) kamu hanyalah mengada-ada.
Kisah
[sunting | sunting sumber]Nama Hud disebutkan tujuh kali dalam Al-Qur'an.[a] Kisah Hud dan/atau kaum 'Ad disebutkan dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf (7): 65-72, Hud (11): 50-60, Asy-Syu'ara' (26): 123-140, Fushshilat (41): 15-16, Al-Ahqaf (46): 21-25, Adz-Dzariyat (51): 41-42, An-Najm (53): 50-55, Al-Qamar (54): 18-22, Al-Haqqah (69):6-8, dan Al-Fajr (89): 6-14. Dalam Al-Mu'minun (23): 31-41 dikisahkan mengenai suatu kaum setelah Nuh yang juga mengingkari seruan rasul. Meski tidak dijelaskan mengenai nama kaum dan rasul yang bersangkutan, ayat tersebut ditafsirkan membicarakan Hud dan kaum 'Ad.
Hud merupakan salah satu tokoh yang namanya dijadikan nama surah dalam Al-Qur'an, yakni pada surah kesebelas. Meski demikian, kisahnya hanya menjadi bagian kecil dari keseluruhan bagian surah, yakni dikisahkan dalam sebelas ayat dari keseluruhan 123 ayat dalam surah tersebut[2].
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai silsilah Hud, sedangkan silsilahnya menurut beberapa pendapat dari para ulama antara lain:[3]
- Hud bin Selah/Syalikh bin Arpakhsad bin Sem/Sam bin Nuh
- Hud bin Eber bin Selah/Syalikh bin Arpakhsad bin Sem/Sam bin Nuh
- Hud bin 'Abdullah bin Rabbah bin Khulud bin 'Add bin Us/Aush bin Aram/Iram bin Sem/Sam bin Nuh
Menurut pendapat yang masyhur, Hud diutus sebelum masa Ibrahim, meski sebagian ulama menyatakan setelahnya.[4]
Kisah tentang kehidupan dan perjalanan dakwah Nabi Hud ‘alaihissalam sendiri banyak disebutkan di dalam Al-Qur’an. Nama “Hud” bahkan diabadikan sebagai nama salah satu surat di Al-Qur’an, yakni surat ke-sebelas. Seperti diriwayatkan dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat 50 yang menyebutkan tentang Nabi Hud ‘alaihissalam dan kaum ‘Ad. “Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, ‘Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ada.’” (Q.S. Hud ayat 50). “Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas (Seruanku) ini. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?” (Q.S. Hud ayat 51)[5].
Dakwah
[sunting | sunting sumber]Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa kaum 'Ad merupakan penguasa di bumi pengganti kaum Nuh.[6] Kaum 'Ad memiliki bangunan-bangunan yang tinggi,[7] juga membangun istana-istana yang megah dan benteng-benteng.[8] Mereka memiliki perawakan dan tubuh yang kuat,[6] dikenal suka menyiksa dengan bengis,[9] dan disebut menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang dan durhaka.[10] Ibnu Katsir menyatakan bahwa kaum 'Ad adalah kaum pertama yang menyembah berhala setelah banjir besar zaman Nuh. Mereka menyembah berhala yang diberi nama Shamad, Shamud, dan Huran.[11]
Hud menyeru kaum 'Ad agar bertakwa kepada Allah.[12] Dia juga menegaskan tidak meminta imbalan pada mereka atas dakwahnya.[13][14] Hud mengingatkan mereka akan nikmat Allah yang dikaruniakan kepada mereka, seperti binatang-binatang ternak, keturunan, kebun-kebun, dan mata air.[15]
Meski demikian, banyak dari anggota kaum 'Ad yang tidak mengikuti seruan Hud dan tidak mau meninggalkan berhala-berhala yang telah disembah sejak moyang mereka.[16] Mereka berdalih bahwa kepercayaan mereka sudah menjadi tradisi turun-temurun.[17]
Di sisi lain, kaum 'Ad meragukan Hud lantaran dia seorang manusia biasa seperti mereka,[6] juga karena tidak menunjukkan mukjizat.[18] Bahkan mereka mengatakan Hud sebagai pendusta, kurang waras,[19] dan terkena penyakit gila yang diberikan oleh sebagian berhala mereka.[20] Lebih jauh, mereka juga menantang agar Hud segera mendatangkan azab yang dia ancamkan.[16]
Mendapat penentangan kaumnya, Hud menantang balik agar tipu daya yang mereka rancang untuk menyakitinya segera dilaksanakan saja tanpa ditunda lagi.[21] Setelah upayanya dalam mendakwahi kaum 'Ad sekian lama, Hud kemudian memasrahkan sikap mereka kepada Allah.
"Maka jika kamu berpaling, maka sungguh aku (Hud) telah menyampaikan kepadamu hal yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu."
— Hud (11): 57
Kebinasaan
[sunting | sunting sumber]Setelah sekian lama berdakwah, akhirnya kaum 'Ad ditimpa azab sebagaimana yang diancamkan oleh Hud. Hud sendiri selamat beserta pengikutnya yang beriman.[22]
Al-Qur'an menjelaskan bahwa kaum 'Ad binasa karena terkena angin dingin yang sangat kencang yang berlangsung selama tujuh malam delapan hari. Mereka mati bergelimpangan dan diibaratkan sebagai tunggul pohon kurma yang telah lapuk.[23] Disebutkan pula bahwa angin tersebut menjadikan benda-benda yang dilewatinya seperti serbuk.[24]
Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai kehidupan Hud setelah kehancuran kaum 'Ad atau usianya, tetapi sebagian sumber menyatakan bahwa dia wafat pada usia 150 tahun.[25]
Didalam al-Qur‟an banyak dikisahkan kaum terdahulu, sebagian dari mereka ada yang sudah musnah. Namun begitu, penuturan kisah kisah kaum terdahulu bukan sekedar untuk mengungkapkan dimensi kesejarahannya, akan tetapi untuk dijadikan ibrah (peringatan atau pelajaran) bagi umat-umat setelahnya. Namun, hal penting yang perlu diungkap di balik kehancuran kaum itu disebabkan oleh Budaya kezaliman yang sudah membudaya. Hal itu bukan berarti setiap penduduk melakukan kezaliman, tetapi pada mulanya dilakukan oleh sebagian saja. Hanya saja, yang sebagian itu menjadi kelompok dominan di masyarakat. Kelompok inilah yang berpotensi menciptakan budaya-budaya buruk yang membudaya di tengah masyarakat.
Al-Qur‟an telah menceritakan kebinasaan dan kenistaan kaum pendurhaka dahulu, seperti kaum Nabi Nuh, kaum Nabi Hud („Ad), kaum Nabi Saleh (Samud), kaum Nabi Lut, kaum Nabi Syu‟aib (Madyan dan Ashab al-Aykah), “ashab al ukhdud”, bangsa Iram, bangsa Saba‟ dan lain sebagainya. mereka mendapatkan siksaan dari Allah atas semua kedurhakaan yang telah mereka lakukan dengan berbagai macam siksaan. Ada yang berupa banjir bah (kaumnya Nabi Nuh), tenggelam di lautan (fir‟aun), tertelan dibumi (Qarun), goncangan yang dahsyat, angin yang sangat dingin (kaum „Ad), bumi dijungkir balikkan. Semua itu menjadi pelajaran sejarah bagi umat islam dan manusia pada umumnya.
Menurut M. Quraish shihab, ”Apabila penguasa suatu negeri hidup berfoya-foya, maka hal tersebut menjadikan mereka melupakan tugas-tugasnya serta mengabaikan hak-hak orang lain, membiarkan mereka hidup miskin inilah yang mengundang kecemburuan sosial, sehingga merenggangkan hubungan masyarakat dan mengakibatkan timbulnya perselisihan dan pertikaian yang melemahkan sendi-sendi bangunan masyarakat, yang pada giliranya meruntuhkan sistem yang diterapkan oleh penguasa-penguasa tersebut. Ketika itulah akan runtuh dan hancur masyarakat atau negeri tersebut[26]
Kedudukan
[sunting | sunting sumber]Hud termasuk salah satu nabi dan rasul dalam Islam. Sebagaimana para rasul yang lain, Hud menyerukan agar kaumnya mengesakan Allah dan meninggalkan berbagai sesembahan yang lain. Dia juga merupakan satu dari empat nabi yang berasal dari bangsa Arab.[27] Ada yang berpendapat bahwa Hud adalah nabi yang pertama kali berbahasa Arab. Pendapat lain menyatakan bahwa ayah Hud adalah orang yang pertama kali berbahasa Arab. Ada juga yang berpendapat bahwa orang yang pertama kali berbahasa Arab adalah Nuh atau Adam.[28]
Kaum 'Ad
[sunting | sunting sumber]Kaum 'Ad adalah suku Arab kuno yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Para ulama menyebutkan bahwa ada dua Kaum 'Ad: 'Ad awal atau pertama dan 'Ad kedua atau terakhir. Kaum 'Ad awal memiliki ibukota yang bernama Iram dan mereka tinggal di kawasan Arab selatan, antara Amman dan Hadramaut.[3] Kaum 'Ad kedua hidup setelah 'Ad awal musnah. Nabi Hud berdakwah pada kaum 'Ad awal.
Terkait kisah dalam Al-Qur'an, Ibnu Katsir menyatakan bahwa kaum 'Ad yang diceritakan dalam surah Al-Ahqaf adalah kaum 'Ad yang kedua. Mereka dibinasakan dengan angin panas setelah sebelumnya mengalami kekeringan. Kaum 'Ad yang disebut di surah lain mengacu pada kaum 'Ad awal.[29]
Padanan
[sunting | sunting sumber]Sebagian pihak memandang bahwa Hud adalah orang yang sama dengan tokoh Alkitab bernama Eber, cicit dari Sem bin Nuh. Ada juga yang menyatakan bahwa Hud adalah putra Eber.[30] Meski demikian, tidak ada landasan kuat yang mendukung pendapat tersebut.
Hud dalam agama lain
[sunting | sunting sumber]Yudaisme dan Kristen tidak memuliakan Hud sebagai seorang nabi dan, sebagai seorang tokoh, dia absen dari Alkitab. Namun, ada beberapa referensi pra-Quran dalam prasasti Palmyrene untuk individu bernama Hud atau memiliki nama yang terhubung dengan Hud serta referensi kepada orang-orang.[31] Nama Hud juga muncul dalam berbagai prasasti kuno, paling umum di wilayah Hadhramaut. Hud disebut dalam Iman Baha'i sebagai Nabi yang muncul setelah Nuh dan sebelum Ibrahim, yang menasihati orang-orang untuk meninggalkan penyembahan berhala dan mempraktikkan tauhid. Upaya-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya mengakibatkan "kebutaan yang disengaja" dan penolakan-Nya. (Kitab-i-Iqan, Kitab Kepastian, hal. 9)[32]
Makam
[sunting | sunting sumber]Terdapat beberapa tempat yang diyakini sebagai makam Hud. Situs yang paling terkenal, Qabr Nabi Hud, terletak di desa telantar di kawasan Hadramaut, sekitar 140 km di utara Kota Mukalla.[25] Di sekitar makam, ditemukan beberapa prasasti dan reruntuhan kuno.[33] 'Ali bin Abu Thalib menyatakan bahwa makam Hud ada di daerah Yaman.[29] Sebagian lain menyatakan bahwa makamnya berada di dekat sumur Zamzam.[34] Pendapat lain menyatakan bahwa makam Hud terletak di dinding selatan Masjid Agung Umayyah di Damaskus.[29][34]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ Dalam Al-Qur'an, nama Hud disebutkan tujuh kali, yakni pada surah:
- Al-A'raf (7): 65
- Hud (11): 50, 53, 58, 60, 89
- Asy-Syu'ara' (26): 124
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ https://pekanbaru.tribunnews.com/2022/10/07/kisah-nabi-hud-dalam-kisah-25-nabi-dakwah-dan-hukuman-untuk-kaum-ad?page=2
- ^ https://rasindogroup.com/kisah-dakwah-nabi-hud/
- ^ a b Ibnu Katsir 2014, hlm. 135.
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 387.
- ^ https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5530900/kisah-nabi-hud-as-nabi-keturunan-arab-dan-binasanya-kaum-aad
- ^ a b c Al-A'raf (7): 69
- ^ Al-Fajr (89): 7
- ^ Asy-Syu'ara' (26): 128-129
- ^ Asy-Syu'ara' (26): 130
- ^ Hud (11): 59
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 136-137.
- ^ Asy-Syu'ara' (26): 126
- ^ Hud (11): 51
- ^ Asy-Syu'ara' (26): 127
- ^ Asy-Syu'ara' (26): 133-134
- ^ a b Al-A'raf (7): 70
- ^ Asy-Syu'ara' (26): 137
- ^ Hud (11): 53
- ^ Al-A'raf (7): 66
- ^ Hud (11): 54
- ^ Hud (11): 55
- ^ Al-A'raf (7): 72
- ^ Al-Haqqah (69): 6-8
- ^ Adz-Dzariyat (51): 41-42
- ^ a b Wensinck, A.J.; Pellat, Ch. (1960–2007). "Hūd". Dalam Bearman, P.; Bianquis, Th.; Bosworth, C.E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W.P. Encyclopaedia of Islam (edisi ke-2nd). Brill. hlm. 537. doi:10.1163/1573-3912_islam_SIM_2920. ISBN 9789004161214. Diarsipkan dari versi asli Parameter
|archive-url=
membutuhkan|url=
(bantuan) tanggal 2015-04-23. - ^ https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/421/1/SKRIPSI%20Afif%20Abdullah.pdf
- ^ Shahih Ibnu Hibban no. 361
- ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 136.
- ^ a b c Ibnu Katsir 2014, hlm. 161.
- ^ Wensinck, A. J., “Hūd”, in: Encyclopaedia of Islam, First Edition (1913-1936), Edited by M. Th. Houtsma, T.W. Arnold, R. Basset, R. Hartmann.
- ^ Noegel, Scott B. (2010). The A to Z of prophets in Islam and Judaism. Brannon M. Wheeler, Scott B. Noegel. Lanham: Scarecrow Press. ISBN 0-8108-7603-5. OCLC 607613452.
- ^ Baháʼuʼlláh (2007). The Kitab-i-Iqan = Book of certitude. [United States]: Forgotten Books. ISBN 978-1-60506-093-4. OCLC 635980977.
- ^ van der Meulen, Daniel; von Wissmann, Hermann (1964). Hadramaut: Some of its mysteries unveiled. Publication of the De Goeje Fund no. 9. (edisi ke-1st). Leiden: E.J. Brill. ISBN 978-90-04-00708-6.
- ^ a b Ali ibn abi bakr al-Harawi. Kitab al-Isharat ila Ma rifat al-Ziyarat [Book of indications to make known the places of visitations].
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Ibnu Katsir (2014). Kisah-Kisah Para Nabi. Diterjemahkan oleh Muhammad Zaini. Surakarta: Insan Kamil Solo. ISBN 978-602-6247-11-7.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Kisahmuslim: Kisah Nabi Hud