Lompat ke isi

Kalimat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ubah halaman
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(99 revisi perantara oleh 65 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Underlinked|date=April 2016}}
{{referensi}}
{{referensi}}


'''Kalimat''' adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, disertai dengan [[konjungsi]] bila diperlukan, serta diakhiri dengan intonasi final. Dari rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang terpenting dari sebuah kalimat hanyalah konstituen dasar dan intonasi final karena konjungsi hanya ada jika diperlukan<ref name=":0">{{Cite book|last=Chaer|first=Abdul|date=2012|title=Linguistik Umum|location=Jakarta|publisher=Rineka Cipta|pages=240-243|url-status=live}}</ref>.
'''Kalimat''' adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu:


Konstituen dasar pembentuk kalimat biasanya berupa [[klausa]]. Sedangkan intonasi final bisa berupa [[tanda titik]] pada kalimat deklaratif, [[tanda tanya]] pada kalimat interogatif, dan [[tanda seru]] pada kalimat imperatif dan ekslamatif. Sehingga dapat dikatakan bahwa apabila ada sebuah [[klausa]] diberi intonasi final maka terbentuklah kalimat<ref name=":0" />.
== Kalimat tunggal ==
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat, yaitu hanya memiliki satu subjek dan satu predikat, serta satu keterangan (jika perlu)


Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah [[frasa]]. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
== Kalimat majemuk ==

Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
== Kalimat tunggal dan Majemuk ==
Perbedaan mendasar antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk terletak pada banyaknya [[klausa]]<ref name=":0" />.

=== Kalimat Tunggal ===

Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya memiliki satu [[klausa]] saja sehingga tidak perlu adanya [[Konjungsi (linguistik)|konjungsi]]<ref name=":0" />.

Contoh:
#Saya sedang menyunting artikel.
#Mengapa artikel itu harus disunting.


Sedangkan pada kalimat "Mereka sedang makan dan minum" akan menimbulkan persoalan. Apabila kontruksi "makan dan minum" dianggap sebagai perluasan, "makan" ditambah "dan minum" maka hanya terdiri dari satu [[klausa]] sehingga dianggap sebagai kalimat tunggal. Namun, apabila dianggap sebagai penggabungan dan pelesapan dari dua buah [[klausa]] "Mereka sedang makan" dan "Mereka sedang minum" maka terdiri dari dua buah [[klausa]] sehingga disebut sebagai kalimat majemuk<ref name=":0" />.

=== Kalimat Majemuk ===

Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri lebih dari satu [[klausa]] serta biasanya setiap [[klausa]] dihubungkan oleh [[Konjungsi (linguistik)|konjungsi]]<ref name=":0" />.

Contoh:

1. Dia tidak lupa membawa buku dan alat tulis.

2. Hari ini hujan lebat, tetapi ia tetap datang ke rumahku.

== Jenis-Jenis Kalimat majemuk ==
Cara membedakan [[anak kalimat]] dan [[induk kalimat]] yaitu dengan melihat letak [[Konjungsi (bahasa)|konjungsi]]. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.


Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
Baris 16: Baris 42:


=== Kalimat majemuk setara ===
=== Kalimat majemuk setara ===
kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Kalimat majemuk setara merupakan penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.

Berdasarkan kata penghubung ([[konjungsi]]), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni Penggabungan, Penguatan/Penegasan, Pemilihan, Berlawanan dan Urutan Waktu.


Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
{| class="wikitable sortable"
{| class="wikitable sortable"
|-
|-
! Jenis !! Konjungsi
! Jenis !! Konjungsi
|-
|-
| penggabungan || dan
| Penggabungan || dan, serta
|-
|-
| penguatan/Penegasan || bahkan
| Penguatan/Penegasan || bahkan
|-
|-
| pemilihan || atau
| Pemilihan || atau
|-
|-
| berlawanan || sedangkan
| Berlawanan || sedangkan, tetapi, namun, melainkan
|-
|-
| urutan waktu || kemudian, lalu, lantas
| Urutan Waktu || kemudian, lalu, lantas
|}
|}

Contoh:
Contoh:
# Juminten pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
# Rani pergi ke [[pasar]]. (kalimat tunggal 1)
# Ragil berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
# Rudi berangkat ke [[bengkel]]. (kalimat tunggal 2)
* Juminten pergi ke pasar sedangkan Ragil berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
* Rani pergi ke pasar sedangkan Rudi berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
* Ragil berangkat ke bengkel sedangkan Juminten pergi ke pasar. (kalimat majemuk)
* Reza berangkat ke sekolah, sedangkan ibunya pergi ke pasar. (kalimat majemuk)


=== Kalimat majemuk rapatan ===
=== Kalimat majemuk rapatan ===
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objek yang sama. Bagian yang sama hanya disebutkan sekali.


Contoh:
Contoh:
# Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
# Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
# Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
# Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
Baris 50: Baris 77:


=== Kalimat majemuk bertingkat ===
=== Kalimat majemuk bertingkat ===
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Kalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.

Berdasarkan kata penghubung (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni syarat, tujuan, perlawanan (konsesif), penyebaban, pengakibatan, cara, alat, perbandingan, penjelasan, dan kenyataan.


Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yaitu:
{| class="wikitable sortable"
{| class="wikitable sortable"
|-
|-
Baris 80: Baris 108:
Contoh:
Contoh:
# Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
# Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
# Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
# Ketika [[matahari]] berada di ufuk [[timur]]. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
* Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
* Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
* Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
* Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)


=== Kalimat majemuk campuran ===
=== Kalimat majemuk campuran ===
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Kalimat majemuk campuran ialah gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.


Contoh:
Contoh:
# Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
# Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
# Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
# Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
# Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
# Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
* Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)


* Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca [[buku]] di kamar, ketika aku datang ke rumahnya kemarin. (kalimat majemuk campuran)
==Pola Kalimat==

== Pola Kalimat ==


Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.


Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi [[informasi]] pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.


===Kalimat Dasar Berpola S P===
=== Kalimat Dasar Berpola S P ===


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa [[Verba|kata kerja]], [[Nomina|kata benda]], [[kata sifat]], atau [[Numeralia|kata bilangan]]. Misalnya:
* Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)
* Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)
* Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
* Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
Baris 107: Baris 136:
* Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)
* Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)


===Kalimat Dasar Berpola S P O===
=== Kalimat Dasar Berpola S P O ===


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
* Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O
* Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O


===Kalimat Dasar Berpola S P Pel.===
=== Kalimat Dasar Berpola S P Pel. ===


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Baris 119: Baris 148:
=== Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. ===
=== Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. ===


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
* Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
* Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.


===Kalimat Dasar Berpola S P K===
=== Kalimat Dasar Berpola S P K ===


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
* Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K
* Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K


===Kalimat Dasar Berpola S P O K===
=== Kalimat Dasar Berpola S P O K ===


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
* Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
* Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K


===Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K===
=== Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K ===


Kalimat dasar tipe nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitive atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya
* Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
* Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K


===Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K===
=== Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K ===


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
* Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
* Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
Kalimat berpelengkap menggunakan kata pelengkap untuk membuat kalimat supaya menjadi utuh.<ref>{{Cite news|last=Utami|first=Silmi Nurul|date=2021-06-08|title=Contoh Kalimat Berpelengkap|url=https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/08/143434369/contoh-kalimat-berpelengkap|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-02-05|editor-last=Gischa|editor-first=Serafica}}</ref>


==Kalimat pasif dan negatif==
== Kalimat pasif dan negatif ==


===Kalimat pasif===
=== Kalimat pasif ===
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Pada umumnya ditandai oleh predikatnya yang berawalan ''di-'' dan ''ter-''. Terdapat dua kaidah umum untuk membentuk kalimat aktif menjadi kalimat pasif dalam bahasa Indonesia.
====Subyek sebagai kata ganti orang====
fggd

==== Subyek sebagai kata ganti orang ====
* Saya memasak nasi goreng. (kalimat aktif)
* Saya memasak nasi goreng. (kalimat aktif)
* Nasi goreng kumasak. (kalimat pasif)
* Nasi goreng kumasak. (kalimat pasif)

* Dia memarahi Dita. (kalimat aktif)
* Dia memarahi Dita. (kalimat aktif)
* Dita dia marahi. (kalimat pasif)
* Dita dimarahi dia. (kalimat pasif)


====Subyek bukan sebagai kata ganti orang====
==== Subyek bukan sebagai kata ganti orang ====
* Bapak memasak nasi goreng. (kalimat aktif)
* Bapak memasak nasi goreng. (kalimat aktif)
* Nasi goreng dimasak (oleh) bapak. (kalimat pasif)
* Nasi goreng dimasak (oleh) bapak. (kalimat pasif)

* Dina memarahi Dia. (kalimat aktif)
* Dina memarahi Dia. (kalimat aktif)
* Dia dimarahi (oleh) Dina. (kalimat pasif)
* Dia dimarahi (oleh) Dina. (kalimat pasif)


===Kalimat negatif===
=== Kalimat negatif ===
* Saya memasak nasi goreng. (kalimat positif)
* Saya memasak nasi goreng. (kalimat positif)
* Saya tidak memasak nasi goreng. (kalimat negatif)
* Saya tidak memasak nasi goreng. (kalimat negatif)

* Dia memarahi Dita. (kalimat positif)
* Dia memarahi Dita. (kalimat positif)
* Dia tidak memarahi Dita. (kalimat negatif)
* Dia tidak memarahi Dita. (kalimat negatif)

== Referensi ==
<references />
*
*
*
*
*
*


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
*[http://grammar.about.com/od/basicsentencegrammar/a/basicstructures.htm Basic Sentence Structures]
* [http://grammar.about.com/od/basicsentencegrammar/a/basicstructures.htm Basic Sentence Structures] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170126142622/http://grammar.about.com/od/basicsentencegrammar/a/basicstructures.htm |date=2017-01-26 }}
*[http://cnx.org/content/m14812/latest/ The definition and meaning of the words "idea", "thought" and "sentence".]
* [http://cnx.org/content/m14812/latest/ The definition and meaning of the words "idea", "thought" and "sentence".]
*[http://owl.english.purdue.edu/owl/resource/573/02/ Sentence Variety: Sentence Types]
* [http://owl.english.purdue.edu/owl/resource/573/02/ Sentence Variety: Sentence Types]
*[http://www.brighthub.com/education/languages/articles/20570.aspx The Sentence: A Group of Words Expressing a Meaning]
* [http://www.brighthub.com/education/languages/articles/20570.aspx The Sentence: A Group of Words Expressing a Meaning] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110813131024/http://www.brighthub.com/education/languages/articles/20570.aspx |date=2011-08-13 }}
*[http://www.nytimes.com/2010/12/26/books/review/Park-t.html "The Book-Length Sentence"] and [http://papercuts.blogs.nytimes.com/2011/01/03/the-art-of-the-very-long-sentence/ "The Art of the Very Long Sentence"], a history of very long sentences. Ed Park, ''[[New York Times Book Review]]'', December 24, 2010 and January 3, 2011 (respectively).
* [http://www.nytimes.com/2010/12/26/books/review/Park-t.html "The Book-Length Sentence"] and [http://papercuts.blogs.nytimes.com/2011/01/03/the-art-of-the-very-long-sentence/ "The Art of the Very Long Sentence"], a history of very long sentences. Ed Park, ''[[New York Times Book Review]]'', December 24, 2010 and January 3, 2011 (respectively).
* [http://www.phraseup.com/ phraseup*] - A writing assistant that helps with completing sentences by finding the missing words we can't recall.
* [http://www.phraseup.com/ phraseup*] A writing assistant that helps with completing sentences by finding the missing words we can't recall.
* [http://www.fraze.it Fraze.it] - A search engine for sentences and phrases. Supports six languages, filtered by form, zone, context, etc.
* [http://www.fraze.it/ Fraze.it] A search engine for sentences and phrases. Supports six languages, filtered by form, zone, context, etc.
* [http://www.disukai.com/2012/09/macam-macam-kalimat-majemuk-dan-contohnya.html Macam-Macam Kalimat Majemuk dan Contohnya] (Pembahasan Lengkap)
* [http://sdnbbu8.wordpress.com/2012/06/20/jenis-jenis-kalimat/ Jenis-jenis Kalimat]
* [http://banggaberbahasa.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-kalimat.html Jenis kalimat]
* [http://irpantips4u.blogspot.com/2012/11/macam-macam-kalimat.html Macam-Macam Kalimat]
* [http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis-kalimat/ Jenis – Jenis Kalimat]


{{Authority control}}
{{bahasa-stub}}


[[Kategori:Linguistik]]
[[Kategori:Linguistik]]
[[Kategori:Bahasa]]
[[Kategori:WDL error]]

Revisi terkini sejak 29 Januari 2024 11.59

Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, disertai dengan konjungsi bila diperlukan, serta diakhiri dengan intonasi final. Dari rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang terpenting dari sebuah kalimat hanyalah konstituen dasar dan intonasi final karena konjungsi hanya ada jika diperlukan[1].

Konstituen dasar pembentuk kalimat biasanya berupa klausa. Sedangkan intonasi final bisa berupa tanda titik pada kalimat deklaratif, tanda tanya pada kalimat interogatif, dan tanda seru pada kalimat imperatif dan ekslamatif. Sehingga dapat dikatakan bahwa apabila ada sebuah klausa diberi intonasi final maka terbentuklah kalimat[1].

Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

Kalimat tunggal dan Majemuk

[sunting | sunting sumber]

Perbedaan mendasar antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk terletak pada banyaknya klausa[1].

Kalimat Tunggal

[sunting | sunting sumber]

Kalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya memiliki satu klausa saja sehingga tidak perlu adanya konjungsi[1].

Contoh:

  1. Saya sedang menyunting artikel.
  2. Mengapa artikel itu harus disunting.


Sedangkan pada kalimat "Mereka sedang makan dan minum" akan menimbulkan persoalan. Apabila kontruksi "makan dan minum" dianggap sebagai perluasan, "makan" ditambah "dan minum" maka hanya terdiri dari satu klausa sehingga dianggap sebagai kalimat tunggal. Namun, apabila dianggap sebagai penggabungan dan pelesapan dari dua buah klausa "Mereka sedang makan" dan "Mereka sedang minum" maka terdiri dari dua buah klausa sehingga disebut sebagai kalimat majemuk[1].

Kalimat Majemuk

[sunting | sunting sumber]

Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri lebih dari satu klausa serta biasanya setiap klausa dihubungkan oleh konjungsi[1].

Contoh:

1. Dia tidak lupa membawa buku dan alat tulis.

2. Hari ini hujan lebat, tetapi ia tetap datang ke rumahku.

Jenis-Jenis Kalimat majemuk

[sunting | sunting sumber]

Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.

Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:

  1. Kalimat Majemuk Setara
  2. Kalimat Majemuk Rapatan
  3. Kalimat Majemuk Bertingkat
  4. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk setara

[sunting | sunting sumber]

Kalimat majemuk setara merupakan penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.

Berdasarkan kata penghubung (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni Penggabungan, Penguatan/Penegasan, Pemilihan, Berlawanan dan Urutan Waktu.

Jenis Konjungsi
Penggabungan dan, serta
Penguatan/Penegasan bahkan
Pemilihan atau
Berlawanan sedangkan, tetapi, namun, melainkan
Urutan Waktu kemudian, lalu, lantas

Contoh:

  1. Rani pergi ke pasar. (kalimat tunggal 1)
  2. Rudi berangkat ke bengkel. (kalimat tunggal 2)
  • Rani pergi ke pasar sedangkan Rudi berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
  • Reza berangkat ke sekolah, sedangkan ibunya pergi ke pasar. (kalimat majemuk)

Kalimat majemuk rapatan

[sunting | sunting sumber]

Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objek yang sama. Bagian yang sama hanya disebutkan sekali.

Contoh:

  1. Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
  2. Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
  3. Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
  • Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)

Kalimat majemuk bertingkat

[sunting | sunting sumber]

Kalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.

Berdasarkan kata penghubung (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni syarat, tujuan, perlawanan (konsesif), penyebaban, pengakibatan, cara, alat, perbandingan, penjelasan, dan kenyataan.

Jenis Konjungsi
syarat jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan)
tujuan agar, supaya, biar
perlawanan (konsesif) walaupun, kendati(pun), biarpun
penyebaban sebab, karena, oleh karena
pengakibatan maka, sehingga
cara dengan, tanpa
alat dengan, tanpa
perbandingan seperti, bagaikan, alih-alih
penjelasan bahwa
kenyataan padahal

Contoh:

  1. Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
  2. Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
  • Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
  • Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)

Kalimat majemuk campuran

[sunting | sunting sumber]

Kalimat majemuk campuran ialah gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.

Contoh:

  1. Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
  2. Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
  3. Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
  • Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya kemarin. (kalimat majemuk campuran)

Pola Kalimat

[sunting | sunting sumber]

Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.

Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.

Kalimat Dasar Berpola S P

[sunting | sunting sumber]

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:

  • Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)
  • Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
  • Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
  • Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)

Kalimat Dasar Berpola S P O

[sunting | sunting sumber]

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

  • Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O

Kalimat Dasar Berpola S P Pel.

[sunting | sunting sumber]

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:

  • Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.

Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.

[sunting | sunting sumber]

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:

  • Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.

Kalimat Dasar Berpola S P K

[sunting | sunting sumber]

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

  • Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K

Kalimat Dasar Berpola S P O K

[sunting | sunting sumber]

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

  • Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K

Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K

[sunting | sunting sumber]

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitive atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya

  • Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K

Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K

[sunting | sunting sumber]

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:

  • Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K

Kalimat berpelengkap menggunakan kata pelengkap untuk membuat kalimat supaya menjadi utuh.[2]

Kalimat pasif dan negatif

[sunting | sunting sumber]

Kalimat pasif

[sunting | sunting sumber]

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Pada umumnya ditandai oleh predikatnya yang berawalan di- dan ter-. Terdapat dua kaidah umum untuk membentuk kalimat aktif menjadi kalimat pasif dalam bahasa Indonesia. fggd

Subyek sebagai kata ganti orang

[sunting | sunting sumber]
  • Saya memasak nasi goreng. (kalimat aktif)
  • Nasi goreng kumasak. (kalimat pasif)
  • Dia memarahi Dita. (kalimat aktif)
  • Dita dimarahi dia. (kalimat pasif)

Subyek bukan sebagai kata ganti orang

[sunting | sunting sumber]
  • Bapak memasak nasi goreng. (kalimat aktif)
  • Nasi goreng dimasak (oleh) bapak. (kalimat pasif)
  • Dina memarahi Dia. (kalimat aktif)
  • Dia dimarahi (oleh) Dina. (kalimat pasif)

Kalimat negatif

[sunting | sunting sumber]
  • Saya memasak nasi goreng. (kalimat positif)
  • Saya tidak memasak nasi goreng. (kalimat negatif)
  • Dia memarahi Dita. (kalimat positif)
  • Dia tidak memarahi Dita. (kalimat negatif)

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f Chaer, Abdul (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 240–243. 
  2. ^ Utami, Silmi Nurul (2021-06-08). Gischa, Serafica, ed. "Contoh Kalimat Berpelengkap". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-02-05. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]