Kerajaan Champa: Perbedaan antara revisi
Wagino Bot (bicara | kontrib) k minor cosmetic change |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(48 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{refimprove}} |
|||
{{Infobox Former Country |
{{Infobox Former Country |
||
| conventional_long_name = Kerajaan Champa |
|||
|native_name = Campadesa <br/> Chăm Pa <br /> Chiêm Thành |
| native_name = Nagar Cham <br/> Campadesa <br/> Chăm Pa <br /> Chiêm Thành |
||
|common_name = Champa |
| common_name = Champa |
||
|continent = Asia |
|||
⚫ | |||
|region = Asia Tenggara |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
| s1 = Dinasti Nguyen |
|||
⚫ | |||
| |
| flag_s1 = |
||
| |
| image_map = VietnamChampa1.gif |
||
⚫ | |||
|image_map = VietnamChampa1.gif |
|||
| capital = [[Indrapura]] <small><br />(875-978)</small><br />[[Vijaya]] <small><br />(978-1485)</small> |
|||
⚫ | |||
[[Panduranga (Champa)|Panduranga]]<small><br />(1485-1832)</small> |
|||
⚫ | |||
[[Panduranga]]<small><br />(1485-1832)</small> |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
| leader1 = [[Bhadravarman I]] |
|||
⚫ | |||
| year_leader1 = 380 - 413 |
|||
| leader2 = Sultan Darman Syah |
|||
| year_leader2 = .... - 1335 |
|||
| year_leader3 = 1335 - 1390 |
|||
| leader3 = Sultan Zainal Abidin |
|||
| leader4 = [[Syarif Abdullah Umdatuddin|Sultan Syarif Abdullah Umdatuddin]] |
|||
| year_leader4 = 1471 - 1478 |
|||
| leader5 = Sultan Muzaffar Syah |
|||
| year_leader5 = 1478 - .... |
|||
| year_leader6 = .... - .... |
|||
| leader6 = Nik Mustafa |
|||
}} |
}} |
||
'''Kerajaan Champa''' ([[ |
'''Kerajaan Champa''' ([[Bahasa Cham]]: ''Nagarcam''; [[Bahasa Vietnam]]: ''Chiêm Thành'') adalah kerajaan yang pernah menguasai daerah yang sekarang termasuk [[Vietnam]] tengah dan selatan, diperkirakan antara abad ke-7 sampai dengan [[1832]]. Sebelum Champa, terdapat kerajaan yang dinamakan [[Lin-yi]] (Lam Ap), yang didirikan sejak [[192]], tetapi hubungan antara Lin-yi dan Champa masih belum jelas. Komunitas masyarakat Champa, saat ini masih terdapat di [[Vietnam]], [[Kamboja]], [[Thailand]], [[Malaysia]] dan [[Pulau Hainan]] ([[Tiongkok]]). [[Bahasa Cham]] termasuk dalam rumpun [[Bahasa Austronesia]]. |
||
== Sejarah pendirian == |
== Sejarah pendirian == |
||
Sebelum terbentuknya Kerajaan Champa, di daerah tersebut terdapat [[Kerajaan Lin-yi]] (Lam Ap), akan tetapi saat ini belum diketahui dengan jelas hubungan antara Lin-yi dan Champa. Lin-yi diperkirakan didirikan oleh seorang pejabat lokal bernama Ku-lien yang memberontak terhadap [[Dinasti Han|Kekaisaran Han]] pada tahun 192 masehi, yaitu di daerah |
Sebelum terbentuknya Kerajaan Champa, di daerah tersebut terdapat [[Kerajaan Lin-yi]] (Lam Ap), akan tetapi saat ini belum diketahui dengan jelas hubungan antara Lin-yi dan Champa. Lin-yi diperkirakan didirikan oleh seorang pejabat lokal bernama Ku-lien yang memberontak terhadap [[Dinasti Han|Kekaisaran Han]] pada tahun 192 masehi, yaitu di daerah Kota [[Huế]] sekarang. Penguasa [[Champa]] pertama yang namanya diketahui secara pasti dan tertulis dalam prasasti adalah [[Bhadravarman I]], yang memerintah antara tahun 380-413 M.<ref name="JG">{{cite book |
||
|title = Lost Kingdoms: Hindu-Buddhist Sculpture of Early Southeast Asia |
|title = Lost Kingdoms: Hindu-Buddhist Sculpture of Early Southeast Asia |
||
|last = Guy|first = John |
|last = Guy|first = John |
||
Baris 29: | Baris 40: | ||
|publisher = Metropolitan Museum of Art |
|publisher = Metropolitan Museum of Art |
||
|year = 2014 |
|year = 2014 |
||
|id = ISBN |
|id = ISBN 1-58839-524-3, 9781588395245 |
||
}}</ref> |
}}</ref> |
||
Baris 38: | Baris 49: | ||
== Budaya dan agama == |
== Budaya dan agama == |
||
Pada awalnya Champa memiliki hubungan budaya dan agama yang erat dengan [[Tiongkok]], |
Pada awalnya Champa memiliki hubungan budaya dan agama yang erat dengan [[Tiongkok]], tetapi peperangan dan penaklukan terhadap wilayah tetangganya yaitu [[Kerajaan Funan]] pada abad ke-4, telah menyebabkan masuknya budaya [[India]]. Setelah abad ke-10 dan seterusnya, perdagangan laut dari [[Jazirah Arab|Arab]] ke wilayah ini akhirnya membawa pula pengaruh budaya dan agama [[Islam]] ke dalam masyarakat Champa. |
||
Sebelum penaklukan Champa oleh |
Sebelum penaklukan Champa oleh Lê Thánh Tông, agama dominan di Champa adalah [[Saiwa|Syiwaisme]] dan budaya Champa sangat dipengaruhi India. [[Islam]] mulai memasuki Champa setelah abad ke-10, tetapi hanya setelah invasi [[1471]] pengaruh agama ini menjadi semakin cepat. Pada [[abad ke-17]] keluarga bangsawan para tuanku Champa juga mulai memeluk agama [[Islam]], dan ini pada akhirnya memicu orientasi keagamaan orang-orang Cham. Pada saat aneksasi mereka oleh Vietnam mayoritas orang Cham telah memeluk agama Islam. |
||
[[ |
[[Berkas:Photo makam putri cempa.jpg|jmpl|Makam [[Putri Champa]] di [[Trowulan]], Jawa Timur, Indonesia.]] |
||
Kebanyakan orang Cham saat ini beragama Islam, |
Kebanyakan orang Cham saat ini beragama Islam, tetapi seperti orang [[Jawa]] di Indonesia, mereka mendapat pengaruh besar [[Hindu]]. Catatan-catatan di Indonesia menunjukkan pengaruh Putri Darawati, seorang putri Champa yang beragama Islam, terhadap suaminya, [[Kertawijaya]], raja [[Majapahit]] ketujuh sehingga keluarga kerajaan Majapahit akhirnya memeluk agama Islam. Makam Putri Champa dapat ditemukan di [[Trowulan]], situs ibu kota Kerajaan [[Majapahit]].<ref name="Muljana">{{id}} {{cite book|last=Muljana|first=Slamet|year=2005|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&pg=PA68#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|isbn=9798451163|pages=68}}ISBN 978-979-8451-16-4</ref> |
||
⚫ | |||
== Perdagangan == |
|||
⚫ | |||
Champa merupakan jalur penghubung penting dalam Jalur Rempah-rempah (''Spice Road'') yang dimulai dari [[Teluk Persia]] sampai dengan selatan Tiongkok; dan kemudian ia juga termasuk dalam jalur perdagangan bangsa Arab ke [[Indochina]], yang merupakan pemasok ''aloe''. |
Champa merupakan jalur penghubung penting dalam Jalur Rempah-rempah (''Spice Road'') yang dimulai dari [[Teluk Persia]] sampai dengan selatan Tiongkok; dan kemudian ia juga termasuk dalam jalur perdagangan bangsa Arab ke [[Indochina]], yang merupakan pemasok ''aloe''. |
||
Champa memiliki hubungan perdagangan dan budaya yang erat dengan kerajaan maritim [[Sriwijaya]], serta kemudian dengan [[Majapahit |
Champa memiliki hubungan perdagangan dan budaya yang erat dengan kerajaan maritim [[Sriwijaya]], serta kemudian dengan [[Majapahit]]. Dalam Babad Tanah Jawi, dikatakan bahwa raja [[Brawijaya V]] memiliki istri bernama Anarawati (atau Dwarawati), seorang putri dari Kerajaan Champa. |
||
Demikian pula, terdapat hubungan yang erat antara Kerajaan Champa dan [[Kamboja|Kerajaan Kamboja]]. Meskipun sering terjadi peperangan, kedua kerajaan juga mengadakan pertukaran kebudayaan dan perdagangan; dimana sering terjadi pernikahan keluarga kerajaan di antara keduanya. |
Demikian pula, terdapat hubungan yang erat antara Kerajaan Champa dan [[Kamboja|Kerajaan Kamboja]]. Meskipun sering terjadi peperangan, kedua kerajaan juga mengadakan pertukaran kebudayaan dan perdagangan; dimana sering terjadi pernikahan keluarga kerajaan di antara keduanya. |
||
== Konfederasi kota == |
== Konfederasi kota == |
||
Sebelum tahun 1471, Champa merupakan konfederasi dari 4 atau 5 kepangeranan, yang dinamakan menyerupai nama wilayah-wilayah kuno di India: |
Sebelum tahun 1471, Champa merupakan konfederasi dari 4 atau 5 kepangeranan, yang dinamakan menyerupai nama wilayah-wilayah kuno di India: |
||
* '''[[Indrapura, Champa|Indrapura]]''' - Kota Indrapura saat ini disebut Dong Duong, tidak jauh dari [[Da Nang]] dan [[Huế]] sekarang. Da Nang dahulu dikenal sebagai kota Singhapura, dan terletak dekat lembah [[My Son]] dimana terdapat banyak reruntuhan candi dan menara. Wilayah yang dikuasai oleh kepangeranan ini termasuk provinsi-provinsi [[Quảng Bình]], [[Quảng Trị]], dan [[Thừa Thiên–Huế]] sekarang ini di Vietnam. |
* '''[[Indrapura, Champa|Indrapura]]''' - Kota Indrapura saat ini disebut Dong Duong, tidak jauh dari [[Da Nang]] dan [[Huế]] sekarang. Da Nang dahulu dikenal sebagai kota Singhapura, dan terletak dekat lembah [[My Son]] dimana terdapat banyak reruntuhan candi dan menara. Wilayah yang dikuasai oleh kepangeranan ini termasuk provinsi-provinsi [[Quảng Bình]], [[Quảng Trị]], dan [[Thừa Thiên–Huế]] sekarang ini di Vietnam. |
||
* '''Amaravati''' - Kota Amaravati menguasai daerah yang merupakan |
* '''Amaravati''' - Kota Amaravati menguasai daerah yang merupakan Provinsi [[Quảng Nam]] sekarang ini di Vietnam. |
||
* '''Vijaya''' - Kota Vijaya saat ini disebut Cha Ban, yang terdapat beberapa mil di sebelah utara kota [[Qui Nhon]] di provinsi [[Bình Định]] di Vietnam. Selama beberapa waktu, kepangeranan Vijaya pernah menguasai sebagian besar wilayah provinsi-provinsi Quang-Nam, Quang-Ngai, Binh Dinh, dan Phu Yen. |
* '''Vijaya''' - Kota Vijaya saat ini disebut Cha Ban, yang terdapat beberapa mil di sebelah utara kota [[Qui Nhon]] di provinsi [[Bình Định]] di Vietnam. Selama beberapa waktu, kepangeranan Vijaya pernah menguasai sebagian besar wilayah provinsi-provinsi Quang-Nam, Quang-Ngai, Binh Dinh, dan Phu Yen. |
||
* '''Kauthara''' - Kota Kauthara saat ini disebut Nha Trang, yang terdapat di |
* '''Kauthara''' - Kota Kauthara saat ini disebut Nha Trang, yang terdapat di Provinsi [[Khánh Hòa]] sekarang ini di Vietnam. |
||
* '''Panduranga''' - Kota Panduranga saat ini disebut Phan Rang, yang terdapat di |
* '''Panduranga''' - Kota Panduranga saat ini disebut [[Phan Rang–Tháp Chàm|Phan Rang]], yang terdapat di Provinsi [[Ninh Thuận]] sekarang ini di Vietnam. Panduranga adalah daerah Champa terakhir yang ditaklukkan oleh bangsa Vietnam. |
||
Di antara kepangeranan-kepangeranan tersebut terdapat dua kelompok atau suku: yaitu ''Dua'' dan ''Cau''. Suku Dua terdapat di Amaravati dan Vijaya, sementara |
Di antara kepangeranan-kepangeranan tersebut terdapat dua kelompok atau suku: yaitu ''Dua'' dan ''Cau''. Suku Dua terdapat di Amaravati dan Vijaya, sementara Suku Cau terdapat di Kauthara dan Panduranga. Kedua suku tersebut memiliki perbedaan tata-cara, kebiasaan, dan kepentingan, yang sering menyebabkan perselisihan dan perang. Akan tetapi biasanya mereka berhasil menyelesaikan perselisihan yang ada melalui perkawinan antar suku.<ref>''Insight Guide - Vietnam'' (ed.) Scott Rutherford, 2006, pg. 256, ISBN 981-234-984-7)</ref> |
||
== Penaklukan Vietnam == |
== Penaklukan Vietnam == |
||
Tahun 1451 Kerajaan Islam Champa diserang kerajaan Buddha dari pedalaman.<ref>{{id}} {{cite book| |
Tahun 1451 Kerajaan Islam Champa diserang kerajaan Buddha dari pedalaman.<ref>{{id}} {{cite book|last=Muljana|first=Slamet|year=2005|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&hl=id&pg=PA65#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|isbn=9798451163|pages=65}}ISBN 978-979-8451-16-4</ref> Para penguasa Champa di Panduranga (''Nagar Champa'') yang terbentuk pada pertengahan abad ke-15, melakukan perlawanan terhadap Vietnam dan pada tahun 1695 melalui perundingan memperoleh status kepangeranan otonom (''Tran Thuan Thanh'') di bawah [[Dinasti Nguyen]] dari [[Cochinchina]]. Kerajaan Champa kemudian menjadi negara bawahan yang setia dari Kaisar [[Gia Long]] dari dinasti Nguyen, tetapi pada akhirnya kedaulatannya dibubarkan pada tahun 1832 oleh anak Kaisar Gia Long, yaitu Kaisar [[Minh Mạng]]. Pada masa peperangan dengan Vietnam, banyak penduduk Champa termasuk para aristokratnya yang mencari perlindungan di Kamboja, dan mendapatkan kedudukan yang tinggi. |
||
== Legenda Minangkabau == |
== Legenda Minangkabau == |
||
Baris 77: | Baris 87: | ||
* [[A.A. Navis]], Alam Terkembang, Curaian Adat Minangkabau, 1979 |
* [[A.A. Navis]], Alam Terkembang, Curaian Adat Minangkabau, 1979 |
||
== Pranala luar == |
|||
* {{en}} [http://www.seacrc.org/media/pdfiles/ChamBook.pdf Proceedings of the Seminar on Champa] |
* {{en}} [http://www.seacrc.org/media/pdfiles/ChamBook.pdf Proceedings of the Seminar on Champa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050512080208/http://www.seacrc.org/media/pdfiles/ChamBook.pdf |date=2005-05-12 }} |
||
* {{en}} [http://www.ari.nus.edu.sg/pub/wps.htm Champa Revised] |
* {{en}} [http://www.ari.nus.edu.sg/pub/wps.htm Champa Revised] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141014135025/http://www.ari.nus.edu.sg/pub/wps.htm |date=2014-10-14 }} |
||
* {{en}} [http://kyotoreview.cseas.kyoto-u.ac.jp/issue/issue4/article_353.html Vietnam-Champa Relations and the Malay-Islam Regional Network in the 17th—19th Centuries] |
* {{en}} [http://kyotoreview.cseas.kyoto-u.ac.jp/issue/issue4/article_353.html Vietnam-Champa Relations and the Malay-Islam Regional Network in the 17th—19th Centuries] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20040617071243/http://kyotoreview.cseas.kyoto-u.ac.jp/issue/issue4/article_353.html |date=2004-06-17 }} |
||
* {{en}} [http://www.cpamedia.com/articles/20010703_01/ The Survivors of a Lost Civilisation] |
* {{en}} [http://www.cpamedia.com/articles/20010703_01/ The Survivors of a Lost Civilisation] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120213110818/http://www.cpamedia.com/articles/20010703_01/ |date=2012-02-13 }} |
||
* {{en}} [http://www.talesofasia.com/rs-50-cham.htm Cham Muslims: A look at Cambodia's Muslim minority] |
* {{en}} [http://www.talesofasia.com/rs-50-cham.htm Cham Muslims: A look at Cambodia's Muslim minority] |
||
* {{en}} [http://muslimsonline.com/babri/cham1.htm: The Cham Muslims of Indochina] |
* {{en}} [http://muslimsonline.com/babri/cham1.htm: The Cham Muslims of Indochina] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200907123401/http://muslimsonline.com/babri/cham1.htm: |date=2020-09-07 }} |
||
* {{en}} [http://angkorblog.com/_wsn/page18.html Photos of Cham art at the Fine Arts Museum in Saigon] |
* {{en}} [http://angkorblog.com/_wsn/page18.html Photos of Cham art at the Fine Arts Museum in Saigon] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070503171643/http://angkorblog.com/_wsn/page18.html |date=2007-05-03 }} |
||
* {{id}} [http://www.cimbuak.net/content/view/11/7/ Cimbuak - Forum Silaturahmi dan Komunikasi Masyarakat Minangkabau] |
* {{id}} [http://www.cimbuak.net/content/view/11/7/ Cimbuak - Forum Silaturahmi dan Komunikasi Masyarakat Minangkabau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080704212809/http://www.cimbuak.net/content/view/11/7/ |date=2008-07-04 }} |
||
<!-- TAMBAHAN DARI KERAJAAN CHAMPA YANG BELUM DIMASUKKAN |
<!-- TAMBAHAN DARI KERAJAAN CHAMPA YANG BELUM DIMASUKKAN |
||
Baris 108: | Baris 118: | ||
Sejarah Campa dicirikan oleh konflik militer berulang-ulang dengan Tiongkok, [[Khmer]], Vietnam, dan Mongol. |
Sejarah Campa dicirikan oleh konflik militer berulang-ulang dengan Tiongkok, [[Khmer]], Vietnam, dan Mongol. |
||
Pada abad ke-12 Campa berkali-kali berperang dengan orang Khmer dari Kamboja. Campa menyerang |
Pada abad ke-12 Campa berkali-kali berperang dengan orang Khmer dari Kamboja. Campa menyerang ibu kota Khmer dekat Angkor pada [[1177]], dan membumihanguskannya pada [[1178]] setelah invasi dari danau besar [[Tonle Sap]]. PAda 1178, pangeran Khmer [[Jayavarman VII]] mengalahkan Campa dalam pertempuran, dan pada [[1191]] ia merebut ibu kota Campa. Dalam perang selama satu abad antara Campa dan Khmer kedua ibu kota negara ini berkali-kali saling direbut dan dijarah. Perang tersebut berakhir pada [[1203]] saat [[Jayavarman VIII]] menduduki daerah Campa selatan dan menjadikannya sebagai provinsi Khmer. Kurang dua puluh tahun kemudian, orang-orang Cham memperoleh kemerdekaannya pada [[1220]] |
||
Orang-orang Mongol di bawah [[Kublai Khan]] pada [[1281]] memerintahkan raja Campa [[Indravarman V]] untuk datang membawa upeti ke [[Beijing]], |
Orang-orang Mongol di bawah [[Kublai Khan]] pada [[1281]] memerintahkan raja Campa [[Indravarman V]] untuk datang membawa upeti ke [[Beijing]], tetapi ia menolak. Orang-orang Mongol mengirim armada menyerang Kerajaan Campa dan mereka bersembunyi di perbukitan. Setahun kemudian orang-orang Mongol menyerbu Campa dengan pasukan besar (diperkirakan 500.000 orang). Pasukan ini melalui wilayah Vietnam tanpa izin. Akibatnya orang Vietnam membantu orang Cham mengganggu pasukan Mongol tersebut, sehingga orang-orang Mongol mundur. Mungkin untuk mempererat hubungan baik antara kedua kerajaan pada [[1306]] seorang putri Vietnam menikahi seorang raja Cham utara. |
||
Perkawinan tersebut tidak memecahkan sengketa antara Vietnam dan Campa, dan pada [[1312]] raja Vietnam, Tran Anh Tong, mengalahkan Campa dan menjadikannya sebagai negara vassal selama 14 tahun berikutnya. |
Perkawinan tersebut tidak memecahkan sengketa antara Vietnam dan Campa, dan pada [[1312]] raja Vietnam, Tran Anh Tong, mengalahkan Campa dan menjadikannya sebagai negara vassal selama 14 tahun berikutnya. |
||
Baris 118: | Baris 128: | ||
Raja terakhir Cham adalah [[Che Bong Nga]] atau Che Bunga (memerintah antara [[1360]] - [[1390]]). Di dalam kisah-kisah Vietnam ia dijuluki sebagai ''Raja Merah''. Che Bong Nga berhasil menyatukan daerah-daerah Campa di bawah pemerintahannya dan pada [[1372]] dia cukup kuat untuk menyerang Vietnam dari laut dan hampir menaklukkan seluruh negeri tersebut. |
Raja terakhir Cham adalah [[Che Bong Nga]] atau Che Bunga (memerintah antara [[1360]] - [[1390]]). Di dalam kisah-kisah Vietnam ia dijuluki sebagai ''Raja Merah''. Che Bong Nga berhasil menyatukan daerah-daerah Campa di bawah pemerintahannya dan pada [[1372]] dia cukup kuat untuk menyerang Vietnam dari laut dan hampir menaklukkan seluruh negeri tersebut. |
||
Pasukan Campa membumihanguskan |
Pasukan Campa membumihanguskan ibu kota [[Hanoi]] pada [[1372]] dan [[1377]]. Dalam serangan terakhir pada [[1388]] ia dihentikan oleh jenderal Vietnam Ho Quy Ly, kemudian menjadi pendiri [[Wangsa Ho]]/ Che Bong Nga wafat dua tahun kemudin. Ini adalah ofensif serius terakhir dari Campa terhadap Vietnam. |
||
===Kekalahan dan kehancuran=== |
===Kekalahan dan kehancuran=== |
||
Baris 124: | Baris 134: | ||
Pada [[1446]], Vietnam di bawah kepemimpinan [[Trinh Kha]] menyerang pusat kerajaan Campa. Serangan ini berhasil dan Vijaya, negeri tengah Campa, direbut. Namun setahun kemudian sebuah serangan balik mengusir Vietnam keluar kota. |
Pada [[1446]], Vietnam di bawah kepemimpinan [[Trinh Kha]] menyerang pusat kerajaan Campa. Serangan ini berhasil dan Vijaya, negeri tengah Campa, direbut. Namun setahun kemudian sebuah serangan balik mengusir Vietnam keluar kota. |
||
Kaisar Vietnam [[Le Thanh Tong]] kembali menyerbu Campa, yang saat itu lemah dan tidak terorganisasi. Vijaya direbut setelah empat hari pertempuran pada 21 Maret 1471. Raja Campa Tra-Toan ditawan dan wafat tak lama sesudahnya. |
Kaisar Vietnam [[Le Thanh Tong]] kembali menyerbu Campa, yang saat itu lemah dan tidak terorganisasi. Vijaya direbut setelah empat hari pertempuran pada 21 Maret 1471. Raja Campa Tra-Toan ditawan dan wafat tak lama sesudahnya. Ibu kota Vijaya sebagian besar hancur. Le Thanh Tong menganeksasi negeri-negeri Amaravati dan Vijaya. Kekalahan ini menyebabkan emigrasi besar pertama orang-orang Cham, terutama ke Kamboja dan [[Malaka]]. Meskipun begitu negeri Panduranga masih berdiri di bawah perlindungan Vietnam. |
||
Pada 1692 bangsawan Campa Po Sot memberontak melawan [[Nguyễn Phúc Trần]]yang memerintah Vietnam selatan. Pemberontakan ini pada awalnya gagal dan dipersulit oleh pecahnya wabah di Panduranga. Namun seorang bangsawan Campa Oknha Dat memperoleh bantuan dari jenderal A Ban, seorang pemimpin Lauw (Orang Laut atau orang Cina Perantauan). Mereka mengalahkan pasukan Nguyễn pada [[1695]]. Setelah kemenangan tersebut, raja baru Po Saktiray Da Patih (adik Po Sot) menandatangani perjanjian damai dengan Nguyễn Phuc Chu. Sebagai hasli perjanjian tersebut para tuanku Campa dinamakan Trấn Vương (Tuanku setempat) dari Thuận Thành(Panduranga) oleh para bangsawan Nguyễn. |
Pada 1692 bangsawan Campa Po Sot memberontak melawan [[Nguyễn Phúc Trần]]yang memerintah Vietnam selatan. Pemberontakan ini pada awalnya gagal dan dipersulit oleh pecahnya wabah di Panduranga. Namun seorang bangsawan Campa Oknha Dat memperoleh bantuan dari jenderal A Ban, seorang pemimpin Lauw (Orang Laut atau orang Cina Perantauan). Mereka mengalahkan pasukan Nguyễn pada [[1695]]. Setelah kemenangan tersebut, raja baru Po Saktiray Da Patih (adik Po Sot) menandatangani perjanjian damai dengan Nguyễn Phuc Chu. Sebagai hasli perjanjian tersebut para tuanku Campa dinamakan Trấn Vương (Tuanku setempat) dari Thuận Thành(Panduranga) oleh para bangsawan Nguyễn. |
||
Baris 133: | Baris 143: | ||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
[[Kategori:Kerajaan Champa| |
[[Kategori:Kerajaan Champa| ]] |
||
[[Kategori:Vietnam]] |
[[Kategori:Vietnam]] |
Revisi terkini sejak 18 November 2024 14.44
Kerajaan Champa Nagar Cham Campadesa Chăm Pa Chiêm Thành | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
192–1832 | |||||||
Ibu kota | Indrapura (875-978) Vijaya (978-1485) Panduranga (1485-1832) | ||||||
Bahasa yang umum digunakan | Cham, Sanskerta | ||||||
Agama | Kepercayaan Cham, Hinduisme dan Buddhisme, kemudian Islam | ||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||
• 380 - 413 | Bhadravarman I | ||||||
• .... - 1335 | Sultan Darman Syah | ||||||
• 1335 - 1390 | Sultan Zainal Abidin | ||||||
• 1471 - 1478 | Sultan Syarif Abdullah Umdatuddin | ||||||
• 1478 - .... | Sultan Muzaffar Syah | ||||||
• .... - .... | Nik Mustafa | ||||||
Sejarah | |||||||
• Didirikan | 192 | ||||||
• Panduranga diduduki oleh Nguyen . | 1832 | ||||||
| |||||||
Kerajaan Champa (Bahasa Cham: Nagarcam; Bahasa Vietnam: Chiêm Thành) adalah kerajaan yang pernah menguasai daerah yang sekarang termasuk Vietnam tengah dan selatan, diperkirakan antara abad ke-7 sampai dengan 1832. Sebelum Champa, terdapat kerajaan yang dinamakan Lin-yi (Lam Ap), yang didirikan sejak 192, tetapi hubungan antara Lin-yi dan Champa masih belum jelas. Komunitas masyarakat Champa, saat ini masih terdapat di Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia dan Pulau Hainan (Tiongkok). Bahasa Cham termasuk dalam rumpun Bahasa Austronesia.
Sejarah pendirian
[sunting | sunting sumber]Sebelum terbentuknya Kerajaan Champa, di daerah tersebut terdapat Kerajaan Lin-yi (Lam Ap), akan tetapi saat ini belum diketahui dengan jelas hubungan antara Lin-yi dan Champa. Lin-yi diperkirakan didirikan oleh seorang pejabat lokal bernama Ku-lien yang memberontak terhadap Kekaisaran Han pada tahun 192 masehi, yaitu di daerah Kota Huế sekarang. Penguasa Champa pertama yang namanya diketahui secara pasti dan tertulis dalam prasasti adalah Bhadravarman I, yang memerintah antara tahun 380-413 M.[1]
Wilayah kekuasaan
[sunting | sunting sumber]Daerah Champa meliputi area pegunungan di sebelah barat daerah pantai Indochina, yang dari waktu ke waktu meluas meliputi wilayah Laos sekarang. Akan tetapi, bangsa Champa lebih berfokus pada laut dan memiliki beberapa kota berbagai ukuran di sepanjang pantai.
Setelah abad ke-7, Champa melingkupi wilayah provinsi-provinsi modern Quảng Nam, Quảng Ngãi, Bình Định, Phú Yên, Khánh Hòa, Ninh Thuận, dan Bình Thuận di Vietnam.
Budaya dan agama
[sunting | sunting sumber]Pada awalnya Champa memiliki hubungan budaya dan agama yang erat dengan Tiongkok, tetapi peperangan dan penaklukan terhadap wilayah tetangganya yaitu Kerajaan Funan pada abad ke-4, telah menyebabkan masuknya budaya India. Setelah abad ke-10 dan seterusnya, perdagangan laut dari Arab ke wilayah ini akhirnya membawa pula pengaruh budaya dan agama Islam ke dalam masyarakat Champa.
Sebelum penaklukan Champa oleh Lê Thánh Tông, agama dominan di Champa adalah Syiwaisme dan budaya Champa sangat dipengaruhi India. Islam mulai memasuki Champa setelah abad ke-10, tetapi hanya setelah invasi 1471 pengaruh agama ini menjadi semakin cepat. Pada abad ke-17 keluarga bangsawan para tuanku Champa juga mulai memeluk agama Islam, dan ini pada akhirnya memicu orientasi keagamaan orang-orang Cham. Pada saat aneksasi mereka oleh Vietnam mayoritas orang Cham telah memeluk agama Islam.
Kebanyakan orang Cham saat ini beragama Islam, tetapi seperti orang Jawa di Indonesia, mereka mendapat pengaruh besar Hindu. Catatan-catatan di Indonesia menunjukkan pengaruh Putri Darawati, seorang putri Champa yang beragama Islam, terhadap suaminya, Kertawijaya, raja Majapahit ketujuh sehingga keluarga kerajaan Majapahit akhirnya memeluk agama Islam. Makam Putri Champa dapat ditemukan di Trowulan, situs ibu kota Kerajaan Majapahit.[2]
Champa merupakan jalur penghubung penting dalam Jalur Rempah-rempah (Spice Road) yang dimulai dari Teluk Persia sampai dengan selatan Tiongkok; dan kemudian ia juga termasuk dalam jalur perdagangan bangsa Arab ke Indochina, yang merupakan pemasok aloe.
Champa memiliki hubungan perdagangan dan budaya yang erat dengan kerajaan maritim Sriwijaya, serta kemudian dengan Majapahit. Dalam Babad Tanah Jawi, dikatakan bahwa raja Brawijaya V memiliki istri bernama Anarawati (atau Dwarawati), seorang putri dari Kerajaan Champa.
Demikian pula, terdapat hubungan yang erat antara Kerajaan Champa dan Kerajaan Kamboja. Meskipun sering terjadi peperangan, kedua kerajaan juga mengadakan pertukaran kebudayaan dan perdagangan; dimana sering terjadi pernikahan keluarga kerajaan di antara keduanya.
Konfederasi kota
[sunting | sunting sumber]Sebelum tahun 1471, Champa merupakan konfederasi dari 4 atau 5 kepangeranan, yang dinamakan menyerupai nama wilayah-wilayah kuno di India:
- Indrapura - Kota Indrapura saat ini disebut Dong Duong, tidak jauh dari Da Nang dan Huế sekarang. Da Nang dahulu dikenal sebagai kota Singhapura, dan terletak dekat lembah My Son dimana terdapat banyak reruntuhan candi dan menara. Wilayah yang dikuasai oleh kepangeranan ini termasuk provinsi-provinsi Quảng Bình, Quảng Trị, dan Thừa Thiên–Huế sekarang ini di Vietnam.
- Amaravati - Kota Amaravati menguasai daerah yang merupakan Provinsi Quảng Nam sekarang ini di Vietnam.
- Vijaya - Kota Vijaya saat ini disebut Cha Ban, yang terdapat beberapa mil di sebelah utara kota Qui Nhon di provinsi Bình Định di Vietnam. Selama beberapa waktu, kepangeranan Vijaya pernah menguasai sebagian besar wilayah provinsi-provinsi Quang-Nam, Quang-Ngai, Binh Dinh, dan Phu Yen.
- Kauthara - Kota Kauthara saat ini disebut Nha Trang, yang terdapat di Provinsi Khánh Hòa sekarang ini di Vietnam.
- Panduranga - Kota Panduranga saat ini disebut Phan Rang, yang terdapat di Provinsi Ninh Thuận sekarang ini di Vietnam. Panduranga adalah daerah Champa terakhir yang ditaklukkan oleh bangsa Vietnam.
Di antara kepangeranan-kepangeranan tersebut terdapat dua kelompok atau suku: yaitu Dua dan Cau. Suku Dua terdapat di Amaravati dan Vijaya, sementara Suku Cau terdapat di Kauthara dan Panduranga. Kedua suku tersebut memiliki perbedaan tata-cara, kebiasaan, dan kepentingan, yang sering menyebabkan perselisihan dan perang. Akan tetapi biasanya mereka berhasil menyelesaikan perselisihan yang ada melalui perkawinan antar suku.[3]
Penaklukan Vietnam
[sunting | sunting sumber]Tahun 1451 Kerajaan Islam Champa diserang kerajaan Buddha dari pedalaman.[4] Para penguasa Champa di Panduranga (Nagar Champa) yang terbentuk pada pertengahan abad ke-15, melakukan perlawanan terhadap Vietnam dan pada tahun 1695 melalui perundingan memperoleh status kepangeranan otonom (Tran Thuan Thanh) di bawah Dinasti Nguyen dari Cochinchina. Kerajaan Champa kemudian menjadi negara bawahan yang setia dari Kaisar Gia Long dari dinasti Nguyen, tetapi pada akhirnya kedaulatannya dibubarkan pada tahun 1832 oleh anak Kaisar Gia Long, yaitu Kaisar Minh Mạng. Pada masa peperangan dengan Vietnam, banyak penduduk Champa termasuk para aristokratnya yang mencari perlindungan di Kamboja, dan mendapatkan kedudukan yang tinggi.
Legenda Minangkabau
[sunting | sunting sumber]Di dalam legenda atau tambo dari Minangkabau (Sumatera Barat), terdapat seorang tokoh pendekar yang bergelar Harimau Campo atau "Harimau Champa", selain nama-nama lainnya. Harimau Campo ini bersama dengan Datuak Suri Dirajo, Kambiang Hutan dan Anjiang Mualim merumuskan konsep dari bela diri Minangkabau yang dinamakan silek atau (silat). Kambiang Hutan dan Anjiang Mualim sama statusnya dengan Harimau Campo, mereka adalah pendatang dari negeri asing ke daerah Minangkabau pada masa dahulunya. Sampai saat sekarang, nama Harimau Campo tetap disebut-sebut dalam sasaran silek (padepokan silat) di Minangkabau sebagai salah satu basis dari gerakan silat mereka.
Referensi
[sunting | sunting sumber]Sumber
[sunting | sunting sumber]- Insight Guide - Vietnam (ed.) Scott Rutherford, 2006. ISBN 981-234-984-7.
- Vietnam, Trials and Tribulations of a Nation D. R. SarDesai, ppg 33-34, 1988. ISBN 0-941910-04-0
- Emmanuel Guillon. Cham Art. Thames & Hudson Ltd, London, 2001. ISBN 0-500-97593-0
- art.com Hindu-influenced art above the entrance of one of the Po Nagar Cham towers, Photographic Print by Steve Raymer, 12x16 ASIN B000EUCYYQ
- Jean-Francois Hubert. The Art of Champa. Parkstone Press, 2005. ISBN 1-85995-975-X
- A.A. Navis, Alam Terkembang, Curaian Adat Minangkabau, 1979
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Proceedings of the Seminar on Champa Diarsipkan 2005-05-12 di Wayback Machine.
- (Inggris) Champa Revised Diarsipkan 2014-10-14 di Wayback Machine.
- (Inggris) Vietnam-Champa Relations and the Malay-Islam Regional Network in the 17th—19th Centuries Diarsipkan 2004-06-17 di Wayback Machine.
- (Inggris) The Survivors of a Lost Civilisation Diarsipkan 2012-02-13 di Wayback Machine.
- (Inggris) Cham Muslims: A look at Cambodia's Muslim minority
- (Inggris) The Cham Muslims of Indochina Diarsipkan 2020-09-07 di Wayback Machine.
- (Inggris) Photos of Cham art at the Fine Arts Museum in Saigon Diarsipkan 2007-05-03 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Cimbuak - Forum Silaturahmi dan Komunikasi Masyarakat Minangkabau Diarsipkan 2008-07-04 di Wayback Machine.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Guy, John (2014). Lost Kingdoms: Hindu-Buddhist Sculpture of Early Southeast Asia (edisi ke-berilustrasi). Metropolitan Museum of Art. hlm. 12. ISBN 1-58839-524-3, 9781588395245.
- ^ (Indonesia) Muljana, Slamet (2005). Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara. PT LKiS Pelangi Aksara. hlm. 68. ISBN 9798451163.ISBN 978-979-8451-16-4
- ^ Insight Guide - Vietnam (ed.) Scott Rutherford, 2006, pg. 256, ISBN 981-234-984-7)
- ^ (Indonesia) Muljana, Slamet (2005). Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara. PT LKiS Pelangi Aksara. hlm. 65. ISBN 9798451163.ISBN 978-979-8451-16-4