Lompat ke isi

Zainal Abidin Ahmad: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(26 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{otherpeople|Zainal Abidin}}
'''Zainal Abidin Ahmad''' adalah wartawan asal [[Sulik Aia, X Koto Diateh, Solok|Sulik Aia]] [[Sumatera Barat]] dan pernah menjadi pimpinan sebuah koran bernama ''[[Panji Islam]]''.<ref name="Ensiklopedi">{{cite book|author=Shadily, Hassan|title=Ensiklopedi Indonesia|publisher= Ichtiar Baru - Van Hoeve|year=1984}}</ref> yang ada di [[Medan]], [[Sumatera Utara]].<ref name=D.Noer>{{cite book|first=Deliar|last=Noer|authorlink=Deliar Noer|title=Mohammad Hatta:Hati Nurani Bangsa|pages=50-51|publisher=Penerbit Kompas|location=Jakarta|isbn=978-979-709-633-5}}</ref>{{Deadlink}}
[[Berkas:Zainal Abidin Ahmad, Hasil Rakjat Memilih Tokoh-tokoh Parlemen (Hasil Pemilihan Umum Pertama - 1955) di Republik Indonesia, p204.jpg|jmpl|Zainal Abidin Ahmad]]
Prof. K.H. '''Zainal Abidin Ahmad'''<ref>https://books.google.co.id/books?id=vs79HAAACAAJ&dq=zainal+abidin+ahmad&hl=en&sa=X&redir_esc=y</ref><ref>https://books.google.co.id/books?id=FwPrHAAACAAJ&dq=zainal+abidin+ahmad&hl=en&sa=X&redir_esc=y</ref> ({{lahirmati||11|4|1911||26|4|1983}})<ref>http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jipp/article/download/ASSF/1380</ref> atau '''ZA Ahmad''' adalah wartawan, penulis, dan politikus Indonesia yang berasal dari [[Sulik Aia, X Koto Diateh, Solok|Sulik Aia]], [[Kabupaten Solok]], [[Sumatera Barat]]. Ia pernah menjadi redaktur surat kabar ''[[Pandji Islam]]''<ref name="Ensiklopedi">{{cite book|author=Shadily, Hassan|title=Ensiklopedi Indonesia|publisher= Ichtiar Baru - Van Hoeve|year=1984}}</ref><ref>https://books.google.co.id/books?id=7tEDwWKYLNUC&q=zainal+abidin+ahmad&dq=zainal+abidin+ahmad&hl=en&sa=X&redir_esc=y</ref> yang bermarkas di [[Medan]], [[Sumatera Utara]].<ref name=D.Noer>{{cite book|first=Deliar|last=Noer|authorlink=Deliar Noer|title=Mohammad Hatta:Hati Nurani Bangsa|pages=50-51|publisher=Penerbit Kompas|location=Jakarta|isbn=978-979-709-633-5}}</ref>{{Deadlink}}


== Riwayat ==
== Riwayat ==
ZA Ahmad menempuh pendidikan dasarnya di kampungnya di sekolah Belanda Hollandsch Inlandsche School, lalu melanjutkan pendidikan menengahnya di Sumatera Thawalib, Padang Panjang. Ia sebetulnya ingin masuk sekolah Belanda lagi tapi ditolak karena masalah diskriminasi. Ia dikenal cerdas. Saat sekolah dasar ia langsung ditempatkan di kelas 2 dan selalu ranking 1.<ref>{{Cite web|url=https://www.republika.co.id/berita/kolom/wacana/19/01/02/pkp96f440-zainal-abidin-ahmad-dan-gagasan-negara-islam|title=Zainal Abidin Ahmad dan Gagasan Negara Islam|last=Masha|first=Nasihin|date=Rabu 02 Jan 2019|website=Republika Online|access-date=}}</ref>

Pada awalnya, Zainal Abidin Ahmad bercita-cita menjadi seorang guru, akan tetapi pada saat itu pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan [[Ordonansi Sekolah Liar]] (larangan mengajar). Karena hal tersebut, ia menggeluti bidang kewartawanan.<ref name="Ensiklopedi" />
Pada awalnya, Zainal Abidin Ahmad bercita-cita menjadi seorang guru, akan tetapi pada saat itu pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan [[Ordonansi Sekolah Liar]] (larangan mengajar). Karena hal tersebut, ia menggeluti bidang kewartawanan.<ref name="Ensiklopedi" />


== Karier ==
== Karier ==
[[File:Zainal Abidin Achmad, Kami Perkenalkan (1954), p151.jpg|jmpl|150px|Zainal Abidin Achmad, 1954]]
Dari tahun 1931 sampai 1935, ia mendapat kesempatan untuk memimpin [[Persatuan Muslimin Indonesia|Permi]] (Persatuan Muslimin Indonesia) di Padang dan Medan. Dua tahun kemudian, ia mendirikan suatu organisasi bagi para sesama wartawan yang ingin berfokus pada perjuangan Islam. Ia melanjutkan kariernya dalam bidang kewartawanan dengan menjadi pemimpin surat kabar ''Fajar Asia'', dan menjadi anggota redaksi surat kabar ''Berita Malaya'' di Singapura. Ketertarikannya dalam organisasi mengantarkan Zainal Abidin Ahmad menjadi ketua umum Masyumi seluruh Sumatera.<ref name="Ensiklopedi"/> Kemudian, ia menjadi wakil ketua DPR masa jabatan 1955–1959.<ref name=D.Noer/>{{Deadlink}}
Dari tahun 1931 sampai 1935, ia mendapat kesempatan untuk memimpin [[Persatuan Muslimin Indonesia|Permi]] (Persatuan Muslimin Indonesia) di Padang dan Medan. Dua tahun kemudian, ia mendirikan suatu organisasi bagi para sesama wartawan yang ingin berfokus pada perjuangan Islam. Ia melanjutkan kariernya dalam bidang kewartawanan dengan menjadi pemimpin surat kabar ''[[Fadjar Asia|Fajar Asia]]'', dan menjadi anggota redaksi surat kabar ''Berita Malaya'' di Singapura. Ketertarikannya dalam organisasi mengantarkan Zainal Abidin Ahmad menjadi ketua umum Masyumi seluruh Sumatra.<ref name="Ensiklopedi"/> Kemudian, ia menjadi wakil ketua DPR masa jabatan 1955–1959.<ref name=D.Noer/>{{Deadlink}}


== Rujukan ==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}

{{indo-bio-stub}}
== Pranala luar==
* https://ejournal.unida.gontor.ac.id/index.php/tsaqafah/article/view/979
* https://books.google.co.id/books?id=VODlHHq4FukC&pg=PA205


[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Barat]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Masyumi]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1956–1959]]


{{Indo-politikus-stub}}
[[Kategori:Anggota Konstituante Republik Indonesia]]

Revisi terkini sejak 31 Mei 2024 10.27

Zainal Abidin Ahmad

Prof. K.H. Zainal Abidin Ahmad[1][2] (11 April 1911 – 26 April 1983)[3] atau ZA Ahmad adalah wartawan, penulis, dan politikus Indonesia yang berasal dari Sulik Aia, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Ia pernah menjadi redaktur surat kabar Pandji Islam[4][5] yang bermarkas di Medan, Sumatera Utara.[6][pranala nonaktif]

ZA Ahmad menempuh pendidikan dasarnya di kampungnya di sekolah Belanda Hollandsch Inlandsche School, lalu melanjutkan pendidikan menengahnya di Sumatera Thawalib, Padang Panjang. Ia sebetulnya ingin masuk sekolah Belanda lagi tapi ditolak karena masalah diskriminasi. Ia dikenal cerdas. Saat sekolah dasar ia langsung ditempatkan di kelas 2 dan selalu ranking 1.[7]

Pada awalnya, Zainal Abidin Ahmad bercita-cita menjadi seorang guru, akan tetapi pada saat itu pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar (larangan mengajar). Karena hal tersebut, ia menggeluti bidang kewartawanan.[4]

Zainal Abidin Achmad, 1954

Dari tahun 1931 sampai 1935, ia mendapat kesempatan untuk memimpin Permi (Persatuan Muslimin Indonesia) di Padang dan Medan. Dua tahun kemudian, ia mendirikan suatu organisasi bagi para sesama wartawan yang ingin berfokus pada perjuangan Islam. Ia melanjutkan kariernya dalam bidang kewartawanan dengan menjadi pemimpin surat kabar Fajar Asia, dan menjadi anggota redaksi surat kabar Berita Malaya di Singapura. Ketertarikannya dalam organisasi mengantarkan Zainal Abidin Ahmad menjadi ketua umum Masyumi seluruh Sumatra.[4] Kemudian, ia menjadi wakil ketua DPR masa jabatan 1955–1959.[6][pranala nonaktif]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]