Lompat ke isi

Malaria: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
 
(174 revisi perantara oleh 81 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{penyangkalan-medis}}
[[Berkas:P vivax trophozoite4.jpg|thumb|200px|Sel darah merah yang terinfeksi oleh ''P.vivax'']]
{{Infobox disease
| Name = Malaria
| Image = Malaria.jpg
| Caption = Sebuah ''Plasmodium'' dari air ludah nyamuk betina bergerak melalui sel nyamuk
| field = [[Penyakit infeksi]]
| ICD10 = {{ICD10|B|50||b|50}}-{{ICD10|B|54||b|54}}
| ICD9 = {{ICD9|084}}
| DiseasesDB = 7728
| MedlinePlus = 000621
| OMIM = 248310
| eMedicineSubj = med
| eMedicineTopic = 1385
| eMedicine_mult = {{eMedicine2|emerg|305}} {{eMedicine2|ped|1357}}
| MeshName = Malaria
| MeshNumber = C03.752.250.552
|Orphanet=673
}}
'''Malaria''' adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan hewan lain yang disebabkan oleh [[protozoa]] parasit (sekelompok [[mikroorganisme]] bersel tunggal) dalam [[Genus|tipe]] ''[[Plasmodium]]''.<ref name="WHO2014" /> Malaria menyebabkan gejala yang biasanya termasuk [[demam]], kelelahan, [[muntah]], dan [[sakit kepala]].<ref name="Caraballo 2014"/> Dalam kasus yang parah dapat menyebabkan [[penyakit kuning|kulit kuning]], [[kejang]], [[Koma (medis)|koma]], atau [[kematian]].<ref name="Caraballo 2014"/> Gejala biasanya muncul sepuluh sampai lima belas hari setelah digigit.<ref name=WHO2014/> Jika tidak diobati, penyakit mungkin kambuh beberapa bulan kemudian.<ref name=WHO2014/> Pada mereka yang baru selamat dari infeksi, infeksi ulang biasanya menyebabkan gejala ringan.<ref name="Caraballo 2014"/> [[Imunitas]] parsial ini menghilang selama beberapa bulan hingga beberapa tahun jika orang tersebut tidak terpapar terus-menerus dengan malaria.<ref name="Caraballo 2014">{{cite journal |author=Caraballo H |title=Emergency department management of mosquito-borne illness: Malaria, dengue, and west nile virus |journal=Emergency Medicine Practice |year=2014 |volume=16 |issue=5 |url=http://www.ebmedicine.net/topics.php?paction=showTopic&topic_id=405}}</ref>


Penyakit ini paling sering ditularkan oleh nyamuk ''[[Anopheles]]'' betina yang terinfeksi.<ref name=WHO2014/> Gigitan nyamuk memasukkan [[parasit]] dari air liur nyamuk ke dalam [[Sistem sirkulasi|darah]] seseorang.<ref name=WHO2014/> Parasit bergerak ke hati di mana mereka dewasa dan bereproduksi.<ref name="Caraballo 2014"/> Lima spesies ''Plasmodium'' dapat menginfeksi dan disebarkan oleh manusia.<ref name="Caraballo 2014"/> Sebagian besar kematian disebabkan oleh ''[[Plasmodium falciparum|P.&nbsp;falciparum]]'' karena ''[[Plasmodium vivax|P.&nbsp;vivax]]'', ''[[Plasmodium ovale|P.&nbsp;ovale]]'', and ''[[Plasmodium malariae|P.&nbsp;malariae]]'' umumnya menyebabkan bentuk yang lebih ringan dari malaria.<ref name=WHO2014/><ref name="Caraballo 2014"/> Spesies ''[[Plasmodium knowlesi|P.&nbsp;knowlesi]]'' jarang menyebabkan penyakit pada manusia.<ref name=WHO2014/> Malaria biasanya didiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis darah menggunakan [[film darah]], atau dengan [[Tes deteksi antigen malaria|uji diagnostik cepat]] berdasarkan-[[antigen]].<ref name="Caraballo 2014"/> Metode yang menggunakan [[reaksi berantai polimerase]] untuk mendeteksi [[DNA]] parasit telah dikembangkan, tetapi tidak banyak digunakan di daerah di mana malaria [[Endemik (epidemiologi)|umum]] (endemis) karena biaya dan kerumitannya.<ref name="Nadjm 2012">{{Cite journal |author=Nadjm B, Behrens RH |title=Malaria: An update for physicians |journal=Infectious Disease Clinics of North America |year=2012 |volume=26 |issue=2 |pages=243–59 |pmid=22632637 |doi=10.1016/j.idc.2012.03.010}}</ref>
'''Malaria''' adalah sejenis [[penyakit menular]] yang dalam manusia sekitar 350-500 juta orang terinfeksi dan lebih dari 1 juta kematian setiap tahun, terutama di daerah [[tropis]] dan di [[Afrika]] di bawah [[gurun Sahara]].


Risiko penyakit dapat dikurangi dengan mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan [[kelambu]] dan [[penolak serangga]], atau dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) seperti penyemprotan [[insektisida]] dan menguras genangan air.<ref name="Caraballo 2014"/> Beberapa obat tersedia untuk [[Profilaksis malaria|mencegah malaria]] pada wisatawan ke daerah di mana penyakit umum.<ref name=WHO2014/> Dosis tunggal [[sulfadoksin/pirimetamin]] direkomendasikan pada [[bayi]] dan setelah [[trimester pertama]] kehamilan di daerah dengan tingkat malaria tinggi. Meskipun adanya kebutuhan, tidak ada [[vaksin]] yang efektif, meskipun upaya untuk mengembangkannya sedang berlangsung.<ref name=WHO2014/> Pengobatan yang direkomendasikan untuk malaria adalah kombinasi [[obat antimalaria]] yang mencakup [[artemisinin]].<ref name=WHO2014/><ref name="Caraballo 2014"/> Obat lini kedua yaitu[[meflokuin]], [[lumefantrin]], atau [[sulfadoksin/pirimetamin]].<ref name=WHO2010>{{cite book|last1=Organization|first1=World Health|title=Guidelines for the treatment of malaria|url=https://archive.org/details/guidelinesfortre0000unse|date=2010|publisher=World Health Organization|location=Geneva|isbn=9789241547925|page=ix|edition=2nd}}</ref> [[Kuinin]] bersama dengan [[doksisiklin]] dapat digunakan jika artemisinin tidak tersedia.<ref name=WHO2010/> Direkomendasikan bahwa di daerah endemis, malaria terkonfirmasi sedini mungkin sebelum pengobatan untuk mencegah peningkatan [[resistansi obat]]. Beberapa parasit telah resisten untuk beberapa obat antimalaria; misalnya, ''P.&nbsp;falciparum'' resisten-[[klorokuin]] telah menyebar ke sebagian besar wilayah malaria, dan ketahanan terhadap artemisinin telah menjadi masalah di beberapa bagian [[Asia Tenggara]].<ref name=WHO2014>{{cite web|title=Malaria Fact sheet N°94|url=http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs094/en/|website=WHO|accessdate=28 August 2014|date=March 2014}}</ref>
Malaria disebabkan oleh [[parasit]] [[protozoa]]. ''[[Plasmodium]]'' (salah satu [[Apicomplexa]]) dan penularan vektor untuk parasit malaria manusia adalah [[nyamuk]] [[Anopheles]]. Ragam dari [[Plasmodium falciparum]] dari parasit ini bertanggung jawab atas 80% kasus dan 90% kematian.


Penyakit ini tersebar luas di daerah [[Tropika|tropis]] dan [[subtropis]] yang ada di pita lebar sekitar [[khatulistiwa]].<ref name="Caraballo 2014"/> Ini termasuk banyak dari [[Afrika Sub-Sahara]], [[Asia]], dan [[Amerika Latin]]. Pada 2015, ada 214 juta kasus malaria di seluruh dunia.<ref name=WHO15>{{cite web|title=Malaria Fact sheet N°94|url=http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs094/en/|publisher=WHO|accessdate=2 February 2016}}</ref> Hal ini mengakibatkan sekitar 438.000 kematian, 90% di antaranya terjadi di Afrika.<ref name=WHO15/> Tingkat penyakit menurun dari tahun 2000 hingga 2015 sebesar 37%,<ref name=WHO15/> namun meningkat dari 2014 di mana ada 198 juta kasus.<ref name=WHO2014Book>{{cite book|last1=WHO|title=World Malaria Report 2014|date=2014|publisher=World Health Organization|location=Geneva, Switzerland|isbn=978-92-4156483-0|pages=32–42|url=http://www.who.int/entity/malaria/publications/world_malaria_report_2014/en/index.html}}</ref> Malaria umumnya terkait dengan kemiskinan dan memiliki efek negatif yang besar pada [[pembangunan ekonomi]].<ref name="IftSoL"/><ref name="Worrall 2005"/> Di Afrika, malaria diperkirakan mengakibatkan kerugian sebesar US$12 miliar setahun karena meningkatnya biaya kesehatan, kehilangan kemampuan untuk bekerja, dan efek negatif pada pariwisata.<ref name="Greenwood 2005"/>
Untuk penemuannya atas penyebab malaria, seorang dokter militer Prancis [[Charles Louis Alphonse Laveran]] diberikan [[Penghargaan Nobel untuk Fisiologi dan Medis]] pada [[1907]].


== Tanda-tanda dan gejala ==
Gejala dari malaria termasuk [[demam]], [[menggigil]], [[arthralgia]] (sakit persendian), [[muntah]]-muntah, [[anemia]], dan [[kejang]]. Dan mungkin juga rasa "tingle" di kulit terutama malaria yang disebabkan oleh ''P. falciparum''. Komplikasi malaria termasuk [[koma (medis)|koma]] dan kematian bila tak terawat; anak kecil lebih mungkin berakibat fatal.
[[Berkas:Symptoms of Malaria.png|jmpl|250px|Gejala utama dari malaria<ref name="PPID 2010"/>]]
Tanda-tanda dan gejala malaria biasanya mulai 8-25 hari setelah terinfeksi.<ref name="PPID 2010"/> Namun, gejala dapat terjadi kemudian pada orang-orang yang telah mengambil obat antimalaria sebagai pencegahan.<ref name="Nadjm 2012"/> Manifestasi awal dari penyakit—berlaku umum untuk semua spesies malaria—mirip dengan gejala [[flu]],<ref name="Bartoloni 2012"/> dan dapat menyerupai kondisi lain seperti [[sepsis]], [[gastroenteritis]], dan [[penyakit virus]].<ref name="Nadjm 2012"/> Gejala yang timbul termasuk [[sakit kepala]], [[demam]], [[menggigil]], [[artralgia|nyeri sendi]], [[muntah]], [[anemia hemolitik]], [[penyakit kuning]], [[hemoglobinuria|hemoglobin dalam urin]], [[Retinopati|kerusakan retina]], dan [[kejang|kejang-kejang]].<ref name="Beare 2006"/>

Gejala klasik malaria adalah [[paroksismal]]—kejadian demam menggigil yang hilang timbul berulang sesuai siklus dan kemudian demam dan berkeringat, terjadi setiap dua hari ([[Demam#Jenis-jenis|demam tertiana]]) di infeksi ''P.&nbsp;vivax'' dan ''P.&nbsp;ovale'', dan setiap tiga hari ([[Demam#Jenis-jenis|demam kuartana]]) untuk ''P.&nbsp;malariae''. Infeksi ''P.&nbsp;falciparum'' dapat menyebabkan demam berulang setiap 36-48 jam, atau demam kurang menonjol dan hampir terus menerus.<ref name="Ferri 2009"/>

Malaria berat biasanya disebabkan oleh ''P.&nbsp;falciparum'' (sering disebut sebagai malaria falciparum). Gejala malaria falciparum timbul 9-30 hari setelah terinfeksi.<ref name="Bartoloni 2012"/> Individu dengan malaria serebral sering menunjukkan gejala [[Gangguan neurologis|neurologis]], termasuk [[postur abnormal]], [[nistagmus]], [[kelumpuhan tatapan konjugat]] (kegagalan mata untuk bergerak bersama-sama dalam arah yang sama), [[opistotonus]], [[kejang]], atau [[Koma (medis)|koma]].<ref name="Bartoloni 2012"/>

=== Komplikasi ===
Malaria memiliki beberapa [[Komplikasi (kedokteran)|komplikasi]] yang serius. Di antaranya dapat terjadi [[gangguan pernapasan]], 25% dari orang dewasa dan 40% dari anak-anak, pada malaria ''P.&nbsp;falciparum'' berat. Kemungkinan penyebab termasuk kompensasi pernapasan terhadap [[asidosis metabolik]], [[edema paru]] nonkardiogenik, [[pneumonia]] yang terjadi bersamaan, serta [[anemia]] berat. Meskipun jarang terjadi pada anak-anak dengan malaria berat, [[sindrom gangguan pernapasan akut]] terjadi pada 5-25% dari orang dewasa dan sampai 29% dari wanita hamil.<ref name="Taylor 2012"/> [[Koinfeksi]] [[HIV]] dengan malaria meningkatkan angka kematian.<ref name="Korenromp 2005"/> Gagal ginjal adalah tanda dari komplikasi malaria yang disebut [[demam air hitam]], di mana hemoglobin dari sel darah merah yang [[Lisis|pecah]] bocor ke dalam urin.<ref name="Bartoloni 2012"/>

Infeksi ''P.&nbsp;falciparum'' dapat mengakibatkan malaria serebral, bentuk malaria berat yang melibatkan [[ensefalopati]]. Hal ini terkait dengan memutihnya retina, yang mungkin merupakan tanda klinis yang berguna dalam membedakan malaria dari penyakit lain yang juga memiliki keluhan demam.<ref name="Beare 2011"/> [[Splenomegali]], sakit kepala parah, [[hepatomegali]] (pembesaran hati), [[hipoglikemia]], dan hemoglobinuria dengan [[gagal ginjal]] dapat terjadi.<ref name="Bartoloni 2012"/> Komplikasi dapat mencakup perdarahan spontan dan koagulopati (gangguan pembekuan darah) hingga menyebabkan [[syok]].<ref>Davidson's Principles and Practice of Medicine/21st/351</ref>

[[Malaria terkait-kehamilan|Malaria pada ibu hamil]] merupakan penyebab penting dari [[lahir mati]], [[kematian bayi]], [[aborsi]] dan [[berat badan lahir rendah]],<ref name="Hartman 2010"/> terutama pada infeksi ''P.&nbsp;falciparum'', walau dapat terjadi juga dengan ''P.&nbsp;vivax''.<ref name="Rijken 2012"/>

== Penyebab ==
{{main|Plasmodium}}

[[Parasit]] malaria termasuk dalam genus ''[[Plasmodium]]'' (filum [[Apicomplexa]]). Pada manusia, malaria disebabkan oleh ''[[Plasmodium falciparum|P.&nbsp;falciparum]]'', ''[[Plasmodium malariae|P.&nbsp;malariae]]'', ''[[Plasmodium ovale|P.&nbsp;ovale]]'', ''[[Plasmodium vivax|P.&nbsp;vivax]]'' dan ''[[Plasmodium knowlesi|P.&nbsp;knowlesi]]''.<ref name="Mueller 2007"/><ref name="Collins 2012"/> Di antara mereka yang terinfeksi, ''P.&nbsp;falciparum'' merupakan spesies yang paling umum diidentifikasi (~75%) diikuti oleh ''P.&nbsp;vivax'' (~20%).<ref name="Nadjm 2012"/> Meskipun ''P.&nbsp;falciparum'' biasanya menyumbang sebagian besar kematian,<ref name="Sarkar 2009"/> bukti terbaru menunjukkan bahwa malaria ''P.&nbsp;vivax'' terkait dengan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa hampir sesering infeksi ''P. falciparum''.<ref name="Baird 2013"/> ''P.&nbsp;vivax'' secara proporsional lebih umum di luar Afrika.<ref name="Arnott 2012"/> Telah terdokumentasikan infeksi beberapa spesies ''Plasmodium'' pada manusia dari [[Simiiformes|kera yang lebih tinggi]]; khusus untuk ''P.&nbsp;knowlesi''—spesies [[zoonosis|zoonotik]] yang menyebabkan malaria pada [[makaka]]<ref name="Collins 2012"/>—hal ini dianggap tidak begitu penting bagi kesehatan masyarakat.<ref name="Collins 2009"/>

[[Efek pemanasan global pada kesehatan manusia#Malaria|Pemanasan global]] kemungkinan akan mempengaruhi penyebaran malaria, tetapi tingkat keparahan dan distribusi geografis dari efek tersebut belum pasti.<ref name="Parham 2011"/><ref name=who-chap6>{{cite web|title=Climate Change And Infectious Diseases|url=http://www.who.int/globalchange/climate/en/chapter6.pdf|work=CLIMATE CHANGE AND HUMAN HEALTH—RISK AND RESPONSES|publisher=World Health Organization |format=PDF}}</ref>

=== Siklus hidup ===
[[Berkas:Life Cycle of the Malaria Parasite.jpg|jmpl|350px|Siklus hidup parasit malaria. Seekor nyamuk menyebabkan infeksi oleh gigitan. Pertama, sporozoit memasuki aliran darah, dan bermigrasi ke hati. Mereka menginfeksi [[sel hati|sel-sel hati]], di mana mereka berkembang biak menjadi merozoit, memecahkan sel-sel hati, dan kembali ke aliran darah. Merozoit menginfeksi sel darah merah, di mana mereka berkembang menjadi bentuk cincin, trofozoit dan skizon yang pada gilirannya menghasilkan lebih banyak merozoit. [[Gametosit|Bentuk seksual]] juga diproduksi, yang, jika diambil oleh nyamuk, akan menginfeksi serangga dan melanjutkan siklus hidup.]]

Dalam siklus hidup ''Plasmodium'', sebuah nyamuk ''[[Anopheles]]'' betina ([[Inang|inang definitif]]) mentransmisikan bentuk infektif motil (disebut [[sporozoit]]) ke inang vertebrata seperti manusia (inang sekunder), sehingga bertindak sebagai vektor transmisi. Sebuah sporozoit berjalan melalui pembuluh darah ke sel-sel hati ([[hepatosit]]), di mana ia bereproduksi [[Reproduksi aseksual|secara aseksual]] ([[skizogoni]] jaringan), menghasilkan ribuan [[merozoit]]. Merozoit-merozoit ini menginfeksi sel-sel darah merah baru dan memulai serangkaian siklus multiplikasi aseksual (skizogoni darah) yang menghasilkan 8 sampai 24 merozoit infektif baru, pada titik itu sel pecah dan siklus infektif dimulai lagi.<ref>{{harvnb|Schlagenhauf-Lawlor|2008|pp=[https://books.google.com/books?id=54Dza0UHyngC&pg=PA70 70–1]}}</ref>

Merozoit lainnya berkembang menjadi [[gametosit]] belum matang, yang merupakan prekursor dari [[gamet]] jantan dan betina. Ketika nyamuk yang telah dibuahi menggigit orang yang terinfeksi, gametosit diambil dengan darah dan matang dalam usus nyamuk. Gametosit jantan dan betina menyatu dan membentuk [[ookinet]]—sebuah zigot motil yang telah dibuahi. Ookinet berkembang menjadi sporozoit baru yang bermigrasi ke [[kelenjar ludah]] serangga, siap untuk menginfeksi inang vertebrata baru. Sporozoit-sporozoit disuntikkan ke dalam kulit, dalam air liur, saat nyamuk memakan darah berikutnya.<ref name="Cowman 2012"/>

Hanya nyamuk betina yang menghisap darah, sedangkan nyamuk jantan memakan [[nektar]] tanaman, dan tidak menularkan penyakit. Betina dari genus nyamuk ''Anopheles'' lebih suka makan pada malam hari. Mereka biasanya mulai mencari makan pada sore hari, dan akan terus berlanjut sepanjang malam sampai mendapatkan makanan.<ref name="Arrow 2004"/> Parasit malaria juga dapat ditularkan oleh [[transfusi darah]], meskipun hal ini jarang terjadi.<ref name="Owusu-Ofori 2010"/>

=== Malaria yang kambuh ===
Gejala malaria dapat kambuh setelah beberapa periode bebas gejala. Tergantung pada penyebabnya, kekambuhan dapat diklasifikasikan sebagai ''[[recrudescence]]'', ''[[relapse]]'', atau reinfeksi. ''Recrudescence'' adalah ketika gejala kembali setelah periode bebas gejala. Hal ini disebabkan oleh parasit hidup dalam darah dari pengobatan yang tidak memadai atau tidak efektif.<ref>{{harvnb|WHO|2010|p=vi}}</ref> ''Relapse'' adalah ketika gejala muncul kembali setelah parasit tereliminasi dari darah tetapi tetap aktif sebagai hipnozoit dalam sel-sel hati. ''Relapse'' umumnya terjadi antara 8-24 minggu dan umumnya terjadi dengan infeksi ''P.&nbsp;vivax'' dan ''P.&nbsp;ovale''.<ref name="Nadjm 2012"/> Kasus malaria ''P.&nbsp;vivax'' di daerah ber[[iklim sedang]] sering melibatkan ''[[overwintering]]'' oleh hipnozoit, dengan ''relapse'' dimulai setahun setelah gigitan nyamuk.<ref name="White 2011"/> Reinfeksi berarti parasit yang menyebabkan infeksi sebelumnya telah tersingkir dari tubuh, tetapi terinfeksi kembali oleh parasit baru. Reinfeksi sulit dibedakan dari ''recrudescence'', meskipun kambuhnya infeksi dalam waktu dua minggu pengobatan. Infeksi awal setelah sebelumnya sakit biasanya dikaitkan dengan kegagalan pengobatan.<ref>{{harvnb|WHO|2010|p=17}}</ref> Orang-orang yang telah terinfeksi sebelumnya masih memiliki sedikit kekebalan terhadap infeksi baru bila sering terpapar.<ref name="Tran 2012"/>

== Patofisiologi ==
{{further2|[[Biologi Plasmodium falciparum|Biologi ''Plasmodium falciparum'']]}}
[[Berkas:Maternal malaria placenta - cropped - very high mag.jpg|jmpl|ka|[[Mikrograf]] dari [[plasenta]] dari bayi [[lahir mati]] akibat malaria ibu. [[Pewarnaan H&E]]. Sel-sel darah merah tidak berinti; pewarnaan biru/hitam dalam struktur merah terang (sel darah merah) menunjukkan inti asing dari parasit.]]

Infeksi malaria berkembang melalui dua tahap: melalui tahap yang melibatkan [[hati]] (fase eksoeritrositik), dan melalui tahap yang melibatkan sel-sel darah merah, atau [[eritrosit]] (fase eritrositik). Ketika nyamuk yang terinfeksi menembus kulit seseorang untuk mengambil makan darah, sporozoit dalam air liur nyamuk memasuki aliran darah dan bermigrasi ke hati di mana mereka menginfeksi hepatosit, bereproduksi secara aseksual dan tanpa gejala untuk jangka waktu 8-30 hari.<ref name="Bledsoe 2005"/>

Setelah masa dorman potensial dalam hati, organisme ini [[Diferensiasi seluler|berdiferensiasi]] untuk menghasilkan ribuan merozoit. Setelah pecahnya sel inang mereka, merozoit masuk ke dalam darah dan menginfeksi sel-sel darah merah untuk memulai tahap eritrositik dari siklus hidup.<ref name="Bledsoe 2005"/> Parasit yang telah keluar dari hati menjadi tidak terdeteksi dengan membungkus dirinya dalam [[membran sel]] dari sel inang hati yang terinfeksi.<ref name="Vaughan 2008"/>

Dalam sel darah merah, parasit berkembang biak lebih lanjut, secara aseksual lagi, secara berkala keluar dari sel inang mereka untuk menyerang sel-sel darah merah segar. Beberapa siklus amplifikasi tersebut terjadi. Dengan demikian, deskripsi klasik gelombang demam timbul dari gelombang simultan merozoit melarikan diri dan menginfeksi sel-sel darah merah.<ref name="Bledsoe 2005"/>

Beberapa sporozoit ''P.&nbsp;vivax'' tidak segera berkembang menjadi merozoit fase-eksoeritrositik, melainkan menghasilkan hipnozoit yang dorman untuk periode tertentu mulai dari beberapa bulan (7-10 bulan khas) hingga beberapa tahun. Setelah masa dormansi, mereka aktif kembali dan menghasilkan merozoit. Hipnozoit bertanggung jawab untuk inkubasi yang panjang dan ''relapse'' akhir infeksi ''P.&nbsp;vivax'',<ref name="White 2011"/> meskipun keberadaannya pada ''P.&nbsp;ovale'' tidak pasti.<ref name="Richter 2010"/>

Parasit ini relatif terlindungi dari serangan [[sistem kekebalan]] tubuh karena pada sebagian besar siklus hidup manusia parasit itu berada di dalam sel-sel hati dan darah dan relatif tidak terlihat bagi surveilans kekebalan tubuh. Namun, sel darah yang beredar yang terinfeksi hancur di [[limpa]]. Untuk menghindari hal ini, parasit ''P.&nbsp;falciparum'' menampilkan [[protein]] perekat pada permukaan sel-sel darah yang terinfeksi, menyebabkan sel-sel darah menempel pada dinding pembuluh darah kecil, sehingga parasit tidak melalui sirkulasi umum dan limpa.<ref name="Tilley 2011"/> Penyumbatan mikrovaskulatur menyebabkan gejala seperti malaria plasenta.<ref name="Mens 2010"/> Sel darah merah bisa menembus [[penghalang darah-otak]] dan menyebabkan malaria serebral.<ref name="Rénia 2012"/>

=== Resistensi genetik ===
{{main|Resistensi genetik terhadap malaria}}
Menurut sebuah ulasan tahun 2005, karena tingginya tingkat [[kematian|mortalitas]] dan [[morbiditas]] yang disebabkan oleh malaria—terutama spesies ''P.&nbsp;falciparum''—malaria telah memberikan [[Seleksi (biologi)|tekanan selektif]] terbesar pada [[genom manusia]] dalam sejarah terkini. Beberapa faktor genetik memberikan beberapa perlawanan untuk itu termasuk [[sifat sel sabit]], sifat-sifat [[talasemia]], [[defisiensi dehidrogenase glukosa-6-fosfat]], dan tidak adanya [[antigen Duffy]] pada sel darah merah.<ref name="Kwiatkowski 2005"/><ref name="Hedrick 2011"/>

Dampak dari sifat sel sabit pada kekebalan malaria menggambarkan beberapa pertukaran evolusi yang terjadi karena malaria endemik. Sifat sel sabit menyebabkan perubahan pada molekul hemoglobin dalam darah. Biasanya, sel-sel darah merah memiliki bentuk bikonkaf yang sangat fleksibel yang memungkinkan mereka untuk bergerak melalui [[pembuluh darah kapiler|kapiler]] yang sempit; Namun, ketika molekul [[hemoglobin S|hemoglobin&nbsp;S]] yang dimodifikasi terkena jumlah rendah oksigen, atau berkerumun bersama-sama karena dehidrasi, mereka bisa menyatu membentuk untaian yang menyebabkan sel berbentuk sabit atau berdistorsi menjadi bentuk melengkung. Dalam bentuk untaian molekul hemoglobin tidak efektif dalam mengambil atau melepaskan oksigen, dan sel tidak cukup fleksibel untuk beredar secara bebas. Pada tahap awal malaria, parasit dapat menyebabkan sel darah merah yang terinfeksi menjadi berbentuk sabit, dan sehingga mereka dihapus dari peredaran dengan cepat. Hal ini akan mengurangi frekuensi parasit malaria menyelesaikan siklus hidupnya di dalam sel. Individu yang [[homozigot]] (dengan dua salinan dari [[alel]] hemoglobin beta abnormal) memiliki [[anemia sel sabit]], sementara mereka yang heterozigot (dengan satu alel abnormal dan satu alel normal) memiliki resistansi terhadap malaria tanpa anemia berat. Meskipun harapan hidup yang lebih pendek bagi mereka dengan kondisi homozigot akan cenderung merugikan kelangsungan hidup sifat ini, sifat ini dipertahankan di daerah rawan malaria karena [[Keuntungan heterozigot|manfaat]] yang diberikan oleh bentuk heterozigot.<ref name="Hedrick 2011"/><ref name="Weatherall 2008"/>

=== Disfungsi hati ===
Disfungsi hati akibat malaria jarang dan biasanya hanya terjadi pada orang-orang dengan kondisi hati lainnya seperti [[hepatitis viral]] atau [[penyakit hati kronis]]. Sindrom ini kadang-kadang disebut ''hepatitis malaria''.<ref name="Bhalla 2006"/> Meskipun telah dianggap sebagai kejadian langka, hepatopati malaria telah mengalami peningkatan, terutama di Asia Tenggara dan India. Kompromi hati pada orang dengan malaria berkorelasi dengan kemungkinan komplikasi dan kematian yang lebih besar.<ref name="Bhalla 2006"/>

== Diagnostik ==
{{main|Diagnosis malaria}}
[[Berkas:5901 lores.jpg|jmpl|Film darah adalah [[standar emas (tes)|standar emas]] untuk diagnosis malaria.]]
[[Berkas:Plasmodium.jpg|jmpl|Bentuk-cincin dan [[gametosit]] ''Plasmodium falciparum'' dalam darah manusia]]
Karena sifat non-spesifik dari gejala malaria, diagnosis malaria di daerah non-endemik membutuhkan tingkat kecurigaan yang tinggi, yang mungkin ditimbulkan oleh salah satu dari berikut: riwayat perjalanan baru-baru ini, [[splenomegali|pembesaran limpa]], demam, [[trombositopenia|jumlah rendah trombosit]] dalam darah, dan [[hiperbilirubinemia|tingkat bilirubin yang lebih tinggi dari normal]] dalam darah dikombinasikan dengan tingkat normal [[sel darah putih]].<ref name="Nadjm 2012"/>

Malaria biasanya dikonfirmasi oleh pemeriksaan mikroskopis dari [[film darah]] atau [[Tes deteksi antigen malaria|uji diagnostik cepat]] (''rapid diagnostic tests'', RDT) berdasarkan-[[antigen]].<ref name="Abba 2011"/><ref name="Kattenberg 2011"/> Mikroskop adalah metode yang paling umum digunakan untuk mendeteksi parasit malaria—sekitar 165 juta film darah diperiksa untuk malaria pada tahun 2010.<ref name="Wilson 2012"/> Meskipun penggunaan secara luas, diagnosis dengan mikroskop memiliki dua kelemahan utama: banyak keadaan (terutama di pedesaan) tidak dilengkapi untuk melakukan tes, dan keakuratan hasil bergantung pada keterampilan orang yang memeriksa film darah dan kadar parasit dalam darah. [[Sensitivitas dan spesifisitas|Sensitivitas]] film darah berkisar 75-90% dalam kondisi optimum, hingga serendah 50%. RDT yang tersedia secara komersial sering lebih akurat daripada film darah dalam memprediksi adanya parasit malaria, tetapi mereka sangat beragam dalam sensitivitas diagnostik dan spesifisitas tergantung pada produsen, dan tidak dapat mengatakan berapa banyak parasit yang hadir.<ref name="Wilson 2012"/>

Di daerah di mana tes laboratorium sudah tersedia, malaria harus dicurigai, dan diuji, dalam setiap orang sehat yang pernah ke daerah endemik malaria. Di daerah yang tidak mampu tes diagnostik laboratorium, telah menjadi umum untuk menggunakan hanya riwayat demam sebagai indikasi untuk mengobati malaria—sehingga pengajaran umum "demam sama dengan malaria kecuali jika terbukti sebaliknya". Kelemahan dari praktik ini adalah [[overdiagnosis]] malaria dan salah urus demam non-malaria, yang membuang sumber daya yang terbatas, mengikis kepercayaan dalam sistem perawatan kesehatan, dan memberikan kontribusi untuk resistansi obat.<ref name="Perkins 2008"/> Meskipun tes berdasarkan [[reaksi berantai polimerase]] telah dikembangkan, mereka tidak banyak digunakan di daerah di mana malaria adalah umum pada 2012, karena kompleksitasnya.<ref name="Nadjm 2012"/>

=== Klasifikasi ===
Malaria diklasifikasikan menjadi "parah" atau "tidak berkomplikasi" oleh [[Organisasi Kesehatan Dunia]] (''World Health Organization'', WHO).<ref name="Nadjm 2012"/> Malaria dianggap parah ketika terdapat salah satu kriteria berikut ini, jika tidak maka dianggap tidak berkomplikasi.<ref>{{harvnb|WHO|2010|p=35}}</ref>
* Kesadaran menurun
* Kelemahan yang signifikan sehingga orang tersebut tidak bisa berjalan
* Ketidakmampuan untuk makan
* Dua atau lebih [[kejang]]
* [[Tekanan darah rendah]] (kurang dari 70&nbsp;[[mmHg]] pada orang dewasa dan 50&nbsp;mmHg pada anak-anak)
* [[Gangguan respirasi|Masalah pernapasan]]
* [[Kejutan sirkulasi]]
* [[Gagal ginjal]] atau [[hemoglobin]] dalam urin
* Masalah perdarahan, atau hemoglobin kurang dari 50&nbsp;g/L (5&nbsp;g/dL)
* [[Edema paru]]
* [[Glukosa darah]] kurang dari 2,2&nbsp;mmol/L (40&nbsp;mg/dL)
* [[Asidosis]] atau tingkat [[asam laktat|laktat]] yang lebih besar dari 5&nbsp;mmol/L
* Tingkat parasit dalam darah lebih besar dari 100.000 per [[mikroliter]] (µL) di daerah transmisi intensitas rendah, atau 250.000 per µL di daerah transmisi intensitas tinggi

Malaria serebral didefinisikan sebagai malaria ''P.&nbsp;falciparum'' parah dengan gejala neurologis, termasuk koma (dengan [[skala koma Glasgow]] kurang dari 11, atau [[skala koma Blantyre]] lebih dari 3), atau dengan koma yang bertahan lebih dari 30 menit setelah kejang-kejang.<ref>{{harvnb|WHO|2010|p=v}}</ref>

Berbagai tipe malaria disebut dengan nama di bawah ini:<ref name="Dorlands">{{Citation |author=Elsevier |authorlink=Elsevier |title=Dorland's Illustrated Medical Dictionary |publisher=Elsevier |url=http://dorlands.com/ |postscript=. |accessdate=2016-04-27 |archive-date=2014-01-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140111192614/http://dorlands.com/ |dead-url=yes }}</ref>

{| class="wikitable sortable" border=1
! Nama !! Patogen !! Catatan
|-
| | Malaria ||''[[Plasmodium falciparum]]'' || malaria parah yang memengaruhi [[sistem kardiovaskular]] dan menyebabkan [[kedinginan]] dan [[kejutan sirkulasi]]
|-
| Malaria bilious ||''[[Plasmodium falciparum]]'' || malaria parah yang memengaruhi [[hati]] dan menyebabkan [[muntah]] dan [[penyakit kuning]]
|-
| Malaria serebral ||''[[Plasmodium falciparum]]'' || malaria parah yang memengaruhi [[otak besar]]
|-
| Malaria kongenital || berbagai [[Plasmodium|plasmodia]] || plasmodium yang menginfeksi dari ibu melalui [[sirkulasi fetal]]
|-
| Malaria falciparum, malaria ''Plasmodium falciparum'', malaria pernisiosa ||''[[Plasmodium falciparum]]'' ||
|-
| Malaria ovale, malaria ''Plasmodium ovale''||''[[Plasmodium ovale]]'' ||
|-
| Malaria kuartana, malaria malariae, malaria ''Plasmodium malariae''||''[[Plasmodium malariae]]'' || hilang timbul setiap hari keempat ([[:en:wikt:quartan#Adjective|quartan]]), menghitung hari kejadian sebagai hari pertama
|-
| Malaria quotidian ||''[[Plasmodium falciparum]]'', ''[[Plasmodium vivax]]'' || hilang timbul setiap hari ([[:en:wikt:quotidian#Adjective|quotidian]])
|-
| Malaria tertiana ||''[[Plasmodium falciparum]]'', ''[[Plasmodium ovale]]'', ''[[Plasmodium vivax]]'' || hilang timbul setiap hari ketiga ([[:en:wikt:tertian#Adjective|tertian]]), menghitung hari kejadian sebagai hari pertama
|-
| Malaria transfusi || berbagai [[Plasmodium|plasmodia]] || plasmodium yang menginfeksi melalui [[transfusi darah]], [[berbagi jarum]], atau perlukaan jarum suntik
|-
| Malaria vivax, malaria ''Plasmodium vivax''||''[[Plasmodium vivax]]'' ||
|-
|}

== Pencegahan ==
[[Berkas:Anopheles stephensi.jpeg|jmpl|Sebuah nyamuk ''[[Anopheles stephensi]]'' tak lama setelah mendapat darah dari manusia (tetesan darah dikeluarkan sebagai surplus). Nyamuk ini adalah vektor malaria, dan pengendalian nyamuk adalah cara yang efektif untuk mengurangi insiden malaria.]]

Metode yang digunakan untuk mencegah malaria termasuk obat-obatan, eliminasi nyamuk dan pencegahan gigitan. Tidak ada [[vaksin malaria|vaksin untuk malaria]]. Kehadiran malaria di suatu daerah membutuhkan kombinasi dari kepadatan tinggi populasi manusia, kepadatan populasi nyamuk anopheles tinggi dan tingginya tingkat penularan dari manusia ke nyamuk dan dari nyamuk ke manusia. Jika salah satunya dapat diturunkan, parasit akhirnya akan menghilang dari daerah itu, seperti yang terjadi di Amerika Utara, Eropa dan beberapa bagian di Timur Tengah. Namun, parasit bisa kembali lagi jika kondisi kembali menguntungkan bagi reproduksi parasit. Selain itu, biaya per orang untuk memberantas nyamuk Anopheles meningkat dengan menurunnya [[kepadatan penduduk]], sehingga secara ekonomi tidak layak di beberapa daerah.<ref name="whqlibdoc"/>

Pencegahan malaria mungkin lebih hemat biaya daripada pengobatan penyakit dalam jangka panjang, tetapi biaya awal yang diperlukan berada di luar jangkauan banyak orang miskin di dunia. Ada perbedaan luas dalam biaya program kontrol (yaitu pemeliharaan endemisitas rendah) dan eliminasi antar negara. Misalnya, di Tiongkok—yang pemerintahnya pada 2010 mengumumkan strategi untuk mengejar eliminasi malaria di [[Daftar provinsi di Tiongkok|provinsi-provinsi Tiongkok]]-investasi yang dibutuhkan adalah sebagian kecil dari pengeluaran pemerintah untuk kesehatan. Sebaliknya, program serupa di Tanzania akan biaya sekitar seperlima dari anggaran kesehatan masyarakat.<ref name="Sabot 2010"/>

Di daerah di mana malaria menjadi penyakik endemis atau umum terjadi, anak-anak di bawah lima tahun sering mengalami [[anemia]] yang kadang-kadang dikarenakan malaria. Memberikan obat pencegahan antimalaria kepada anak-anak dengan anemia di daerah ini meningkatkan kadar sel darah merah sedikit tetapi tidak memengaruhi risiko kematian atau kebutuhan untuk rawat inap.<ref>{{cite journal|last1=Athuman|first1=M|last2=Kabanywanyi|first2=AM|last3=Rohwer|first3=AC|title=Intermittent preventive antimalarial treatment for children with anaemia.|journal=The Cochrane database of systematic reviews|date=13 January 2015|volume=1|pages=CD010767|doi=10.1002/14651858.CD010767.pub2|pmid=25582096}}</ref>

=== Pengendalian nyamuk ===
{{further2|[[Pengendalian nyamuk]]}}
[[Berkas:Mansprayingkeroseneoil.jpg|jmpl|kiri|Seseorang menyemprot minyak tanah di genangan air, [[Zona Terusan Panama]] 1912]]
[[Pengendalian vektor]] mengacu pada metode yang digunakan untuk menurunkan malaria dengan mengurangi tingkat penularan oleh nyamuk. Untuk perlindungan individu, [[penolak serangga]] yang paling efektif didasarkan pada [[DEET]] atau [[pikaridin]].<ref name="Kajfasz 2009"/> [[Kelambu]] berinsektisida (''insecticide-treated mosquito net'', ITN) dan [[penyemprotan residu dalam ruangan]] (''indoor residual spraying'', IRS) telah terbukti sangat efektif dalam mencegah malaria pada anak di daerah di mana malaria endemis.<ref name="Lengeler 2004"/><ref name="Pluess 2010"/> Pengobatan cepat dari kasus yang terkonfirmasi dengan terapi kombinasi berbasis artemisinin (''artemisinin-based combination therapy'', ACT) juga dapat mengurangi penularan.<ref>{{cite web|last=Palmer|first=J.|title=WHO gives indoor use of DDT a clean bill of health for controlling malaria|url=http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2006/pr50/en/|publisher=WHO}}</ref>
[[Berkas:Mosquitoes-Killedy-By-DDT-Lake-Victoria.JPG|jmpl|ka|Dinding di mana penyemprotan residu dalam ruangan DDT telah diterapkan. Nyamuk tetap di dinding sampai mereka jatuh mati di lantai.]]

[[Berkas:Mosquitonet149.jpg|jmpl|Sebuah kelambu digunakan.]]
Kelambu membantu menjauhkan nyamuk dari manusia dan mengurangi tingkat infeksi dan penularan malaria. Kelambu bukan penghalang sempurna dan sering diberi insektisida yang dirancang untuk membunuh nyamuk sebelum memiliki waktu untuk menemukan cara melewati kelambu. Kelambu berinsektisida diperkirakan dua kali lebih efektif daripada jaring yang tidak diberi insektisida dan menawarkan lebih dari 70% perlindungan dibandingkan dengan tidak ada kelambu.<ref name="Raghavendra 2011"/> Antara tahun 2000 dan 2008, penggunaan kelambu berinsektisida menyelamatkan nyawa sekitar 250.000 bayi di Afrika Sub-Sahara.<ref name="Howitt 2012"/> Sekitar 13% rumah tangga di negara-negara Sub-Sahara memiliki kelambu berinsektisida pada tahun 2007<ref name="Miller 2007"/> dan 31% dari rumah tangga Afrika diperkirakan memiliki setidaknya satu kelambu berinsektisidap ada tahun 2008. Pada tahun 2000, 1,7 juta (1,8%) anak-anak Afrika yang tinggal di daerah di dunia di mana malaria endemis, terlindungi dengan kelambu berinsektisida. Angka itu meningkat menjadi 20,3 juta (18,5%) anak-anak Afrika menggunakan kelambu berinsektisida pada tahun 2007, meninggalkan 89,6 juta anak tidak terlindungi<ref name="Noor 2009"/> dan untuk anak-anak Afrika 68% menggunakan kelambu pada tahun 2015.<ref name = UNICEF2015/> Kebanyakan kelambu dilapisi dengan [[piretroid]], kelas insektisida dengan [[toksisitas]] rendah. Mereka adalah paling efektif bila digunakan dari senja hingga fajar.<ref>{{harvnb|Schlagenhauf-Lawlor|2008|pp=[https://books.google.com/books?id=54Dza0UHyngC&pg=PA215 215]}}</ref> Dianjurkan untuk menggantung "kelambu" besar di atas pusat tempat tidur dan menyelipkan tepi kelambu secara baik ke bawah kasur atau pastikan kelambu cukup besar sehingga menyentuh tanah (tidak ada celah).<ref>{{cite book|title=Instructions for treatment and use of insecticide-treated mosquito nets|date=2002|publisher=World Health Organization|page=34|url=http://whqlibdoc.who.int/hq/2002/WHO_CDS_RBM_2002.41.pdf|format=pdf}}</ref>

Penyemprotan residu dalam ruangan adalah penyemprotan insektisida pada dinding di dalam rumah. Setelah makan, banyak nyamuk beristirahat di permukaan yang terdekat sementara mencerna darah. Jika dinding rumah telah dilapisi dengan insektisida, nyamuk yang beristirahat dapat dibunuh sebelum mereka dapat menggigit orang lain dan mentransfer parasit malaria.<ref name="Enayati 2010"/> Mulai tahun 2006, [[Organisasi Kesehatan Dunia]] merekomendasikan 12 insektisida dalam operasi penyemprotan residu dalam ruangan, termasuk [[DDT]] dan piretroid [[siflutrin]] dan [[deltametrin]].<ref name="WHO Indoor Residual Spraying"/> Penggunaan sejumlah kecil DDT ini dalam bidang keseharan masyarakat diperbolehkan di bawah [[Konvensi Stockholm]], yang melarang penggunaan pada pertanian.<ref name="van den Berg 2009"/> Satu masalah dengan semua bentuk penyemprotan residu dalam ruangan adalah [[resistensi insektisida|resistansi insektisida]]. Nyamuk yang terkena penyemprotan residu dalam ruangan cenderung untuk beristirahat dan hidup di dalam ruangan, dan karena iritasi yang disebabkan oleh penyemprotan, keturunan mereka cenderung untuk beristirahat dan hidup di luar ruangan, yang berarti bahwa penyemprotan residu dalam ruangan kurang berefek pada nyamuk.<ref name="Pates 2005"/>

<!-- Other -->
Ada sejumlah metode lain untuk mengurangi gigitan nyamuk dan memperlambat penyebaran malaria. Upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mengurangi jentik-jentik nyamuk dengan mengurangi ketersediaan air terbuka di mana mereka berkembang atau dengan menambahkan zat-zat untuk mengurangi perkembangan mereka efektif di beberapa lokasi (seperti bubuk abate).<ref name="Tusting 2013"/> Perangkat anti nyamuk elektronik yang membuat suara frekuensi sangat tinggi yang dianggap mampu mengusir nyamuk betina, tidak memiliki bukti yang mendukung.<ref name="Enayati 2007"/>

== Pengobatan ==
[[Berkas:"British India", six stages of malaria. Wellcome L0022443.jpg|alt=Advertisement entitled "The Mosquito Danger". Includes 6 panel cartoon: #1 breadwinner has malaria, family starving; #2 wife selling ornaments; #3 doctor administers quinine; #4 patient recovers; #5 doctor indicating that quinine can be obtained from post office if needed again; #6 man who refused quinine, dead on stretcher.|jmpl|ka|250px|Sebuah iklan untuk [[kuinina]] sebagai obat malaria dari tahun 1927.]]
Malaria diobati dengan [[obat antimalaria]]; yang digunakan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Meskipun [[antipiretika|obat terhadap demam]] umum digunakan, efek obat itu tidak jelas.<ref name="Meremikwu 2012b"/>

Malaria tanpa komplikasi dapat diobati dengan obat oral. Pengobatan yang paling efektif untuk infeksi ''P.&nbsp;falciparum'' adalah penggunaan [[artemisinin]] dalam kombinasi dengan obat antimalaria lainnya (dikenal sebagai [[terapi artemisinin-kombinasi]], atau ''artemisinin-combination therapy'' [ACT]), yang menurunkan resistansi terhadap komponen obat tunggal.<ref name="Kokwaro 2009"/> Obat antimalaria tambahan ini meliputi: [[amodiakuin]], [[lumefantrin]], meflokuin atau [[sulfadoksin/pirimetamin]].<ref>{{harvnb|WHO|2010|pp=75–86}}</ref> Kombinasi lain yang direkomendasikan adalah [[dihidroartemisinin]] dan [[piperakuin]].<ref>{{harvnb|WHO|2010|p=21}}</ref><ref name="Keating 2012"/> ACT ini efektif pada 90% kasus malaria tanpa komplikasi.<ref name="Howitt 2012"/> Untuk mengobati malaria selama kehamilan, WHO merekomendasikan penggunaan kuinin ditambah [[klindamisin]] di awal kehamilan (trimester 1), dan ACT di tahap akhir (trimester 2 dan 3).<ref name="Manyando 2012"/> Pada awal 2000-an, malaria dengan resistansi parsial terhadap artemisin muncul di Asia Tenggara.<ref name="O'Brien 2011"/><ref name="Fairhurst 2012"/>

Infeksi ''P.&nbsp;vivax'', ''P.&nbsp;ovale'' atau ''P.&nbsp;malariae'' biasanya diobati tanpa perlu rawat inap. Pengobatan ''P.&nbsp;vivax'' membutuhkan baik pengobatan tahapan parasit dalam darah (dengan klorokuin atau ACT) dan pembersihan bentuk parasit dalam hati dengan [[primakuin]].<ref name="Waters 2012"/>

Pengobatan yang direkomendasikan untuk malaria berat adalah penggunaan obat antimalaria intravena. Untuk malaria berat, artesunat lebih unggul dari kuinina pada anak-anak dan orang dewasa.<ref name="Sinclair 2012"/> Pengobatan malaria berat melibatkan [[unit perawatan intensif]], termasuk pengelolaan [[Demam|demam tinggi]], kejang, gagal napas, gula darah rendah, dan [[hipokalemia|kalium darah rendah]].<ref name="Sarkar 2009"/>
{{clr}}
==Galeri==
<gallery>
File:Pembasmian Malaria (1-3).webm|Video mengenai malaria (penyebab dan gejala).
File:Pembasmian Malaria (2-3).webm|Video mengenai obat untuk malaria.
File:Pembasmian Malaria (3-3).webm|Video mengenai cara mencegah malaria.
</gallery>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{Reflist|colwidth=32em|refs=
* Ito J, Ghosh A, Moreira LA, Wimmer EA, Jacobs-Lorena M. ''Transgenic anopheline mosquitoes impaired in transmission of a malaria parasite''. [[Nature (journal)|Nature]] 2002;417:387-8. PMID 12024215


<ref name="Abba 2011">{{Cite journal|author=Abba K, Deeks JJ, Olliaro P, Naing CM, Jackson SM, Takwoingi Y, Donegan S, Garner P|title=Rapid diagnostic tests for diagnosing uncomplicated ''P. falciparum'' malaria in endemic countries|journal=Cochrane Database of Systematic Reviews|year=2011|issue=7|page=CD008122|pmid=21735422|doi=10.1002/14651858.CD008122.pub2|editor1-last=Abba|editor1-first=Katharine}}</ref>
== Pranala luar ==
* [http://mosquito.who.int/malariacontrol WHO site on malaria]
* [http://www.cdc.gov/malaria/ CDC site on malaria]
* [http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/malaria.html Medline Plus site on malaria]
* [http://search.looksmart.com/p/browse/us1/us317837/us317920/us53948/us931698/us948221/us927213/us948384/us274409/ LookSmart - ''Malaria''] directory category
* [http://dmoz.org/Health/Conditions_and_Diseases/Infectious_Diseases/Parasitic/Malaria/ Open Directory Project - ''Malaria''] directory category
* [http://dir.yahoo.com/Health/Diseases_and_Conditions/Malaria/ Yahoo! - ''Malaria''] directory category


<ref name="Abeku 2007">{{Cite journal|author=Abeku TA|title=Response to malaria epidemics in Africa|journal=Emerging Infectious Diseases|year=2007|volume=14|issue=5|pages=681–6|pmid=17553244|pmc=2738452|url=http://wwwnc.cdc.gov/eid/article/13/5/06-1333.htm|doi=10.3201/eid1305.061333}} {{open access}}</ref>
=== Vaksin dan riset lainnya ===
* [http://www.malariavaccine.org Malaria Vaccine Initiative]
* [http://www.wellcome.ac.uk/en/malaria/ Wellcome Trust against Malaria]
* [http://www.newscientist.com/news/news.jsp?id=ns99996537 New Scientist - ''New Malaria Vaccine Raises High Hopes''] [[15 October]] [[2004]]
* [http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/3742876.stm BBC - ''Hopes of Malaria Vaccine by 2010''] [[15 October]] [[2004]]
* [http://www.who.int/tdr/diseases/malaria/default.htm Malaria. The UNICEF-UNDP-World Bank-WHO Special Programme for Research and Training in Tropical Diseases]
* [http://stevenlehrer.com/explorers/chapter_6-5.htm story of the discovery of the vector of the malarial parasite]
* [http://www.malariasite.com/malaria/History.htm History of discoveries in malaria]
* [http://www.iberianature.com/material/malaria.html History of Malaria in Spain]
* [http://news.bbc.co.uk/1/hi/health/4419835.stm BBC - ''Science shows how malaria hides''] [[8 April]] [[2005]]


<ref name="Achan 2011">{{Cite journal|author=Achan J, Talisuna AO, Erhart A, Yeka A, Tibenderana JK, Baliraine FN, Rosenthal PJ, D'Alessandro U|title=Quinine, an old anti-malarial drug in a modern world: Role in the treatment of malaria|journal=Malaria Journal|year=2011|volume=10|page=144|pmid=21609473|pmc=3121651|url=http://www.malariajournal.com/content/10/1/144|issue=1|doi=10.1186/1475-2875-10-144}} {{open access}}</ref>
=== DDT ===
* [http://info-pollution.com/ddtban.htm The DDT Ban Myth]


<ref name="Ameri 2010">{{Cite journal|author=Ameri M|title=Laboratory diagnosis of malaria in nonhuman primates|journal=Veterinary Clinical Pathology|year=2010|volume=39|issue=1|pages=5–19|pmid=20456124|doi=10.1111/j.1939-165X.2010.00217.x}}</ref>
=== Animasi, gambar, dan foto ===
* [http://news.bbc.co.uk/2/shared/spl/hi/picture_gallery/05/world_burden_of_malaria/html/1.stm Burden of Malaria], [[BBC]] pictures relating to malaria in northern [[Uganda]]
* [http://www.sumanasinc.com/scienceinfocus/sif_malaria.html Malaria: Cooperation among Parasite, Vector, and Host (Animation)]


<ref name="Arnott 2012">{{Cite journal|author=Arnott A, Barry AE, Reeder JC|title=Understanding the population genetics of ''Plasmodium vivax'' is essential for malaria control and elimination|journal=Malaria Journal|volume=11|page=14|pmid=22233585|doi=10.1186/1475-2875-11-14|pmc=3298510|year=2012}} {{open access}}</ref>


<ref name="Arrow 2004">{{Cite book|author=Arrow KJ, Panosian C, Gelband H, Institute of Medicine (U.S.). Committee on the Economics of Antimalarial Drugs|title=Saving Lives, Buying Time: Economics of Malaria Drugs in an Age of Resistance|year=2004|publisher=National Academies Press|isbn=978-0-309-09218-0|page=141|url=https://books.google.com/books?id=PL8EmnGt71sC&pg=PA141}}</ref>
{{Link FA|pt}}


<ref name="Ashley 2014">{{Cite journal|vauthors=Ashley EA, Dhorda M, Fairhurst RM, Amaratunga C, Lim P, etal|title=Spread of artemisinin resistance in ''Plasmodium falciparum'' malaria|journal=New England Journal of Medicine|year=2014|volume=371|issue=5|pages=411–23|doi=10.1056/NEJMoa1314981|pmid=25075834}}</ref>
{{Link FA|de}}
{{Link FA|uk}}


<ref name="Aultman 2002">{{cite journal|author=Aultman KS, Gottlieb M, Giovanni MY, Fauci AS|title=''Anopheles gambiae'' genome: completing the malaria triad|journal=Science|volume=298|issue=5591|page=13|year=2002|pmid=12364752|doi=10.1126/science.298.5591.13}}</ref>

<ref name="autogenerated1">{{Cite web|url=http://www.cdc.gov/malaria/history/index.htm#mcwa|title=History &#124; CDC Malaria|publisher=Cdc.gov|date=February 8, 2010|accessdate=2012-05-15}}</ref>

<ref name="Baird 2009">{{Cite journal|author=Baird JK.|title=Malaria zoonoses|journal=Travel Medicine and Infectious Disease|year=2009|volume=7|issue=5|pages=269–77|doi=10.1016/j.tmaid.2009.06.004|pmid=19747661}}</ref>

<ref name="Baird 2013">{{Cite journal|author=Baird JK|title=Evidence and implications of mortality associated with acute ''Plasmodium vivax'' malaria|journal=Clinical Microbiology Reviews|year=2013|volume=26|issue=1|pages=36–57|doi=10.1128/CMR.00074-12|pmid=23297258|pmc=3553673}}</ref>

<ref name="Bardají 2012">{{Cite journal|author=Bardají A, Bassat Q, Alonso PL, Menéndez C|title=Intermittent preventive treatment of malaria in pregnant women and infants: making best use of the available evidence|journal=Expert Opinion on Pharmacotherapy|year=2012|volume=13|issue=12|pages=1719–36|pmid=22775553|doi=10.1517/14656566.2012.703651}}</ref>

<ref name="Bartoloni 2012">{{Cite journal|author=Bartoloni A, Zammarchi L|title=Clinical aspects of uncomplicated and severe malaria|journal=Mediterranean Journal of Hematology and Infectious Diseases|year=2012|volume=4|issue=1|pages=e2012026|doi=10.4084/MJHID.2012.026|pmid=22708041|pmc=3375727}} {{open access}}</ref>

<ref name="Beare 2006">{{Cite journal|author=Beare NA, Taylor TE, Harding SP, Lewallen S, Molyneux ME|title=Malarial retinopathy: A newly established diagnostic sign in severe malaria|journal=American Journal of Tropical Medicine and Hygiene|year=2006|volume=75|issue=5|pages=790–7|pmid=17123967|pmc=2367432|url=http://www.ajtmh.org/cgi/pmidlookup?view=long&pmid=17123967}} {{open access}}</ref>

<ref name="Beare 2011">{{Cite journal|author=Beare NA, Lewallen S, Taylor TE, Molyneux ME|title=Redefining cerebral malaria by including malaria retinopathy|journal=Future Microbiology|year=2011|volume=6|issue=3|pages=349–55|pmid=21449844|doi=10.2217/fmb.11.3|pmc=3139111}} {{open access}}</ref>

<ref name="Bhalla 2006">{{Cite journal|author=Bhalla A, Suri V, Singh V|title=Malarial hepatopathy|journal=Journal of Postgraduate Medicine|volume=52|issue=4|pages=315–20|year=2006|pmid=17102560|url=http://www.jpgmonline.com/article.asp?issn=0022-3859;year=2006;volume=52;issue=4;spage=315;epage=320;aulast=Bhalla}} {{open access}}</ref>

<ref name="Biot 2012">{{Cite journal|author=Biot C, Castro W, Botté CY, Navarro M|title=The therapeutic potential of metal-based antimalarial agents: Implications for the mechanism of action|journal=Dalton Transactions|year=2012|volume=41|issue=21|pages=6335–49|pmid=22362072|doi=10.1039/C2DT12247B}}</ref> <!--investigate erratum in Pubmed link -->

<ref name="Bledsoe 2005">{{Cite journal|author=Bledsoe GH|title=Malaria primer for clinicians in the United States|journal=Southern Medical Journal|volume=98|issue=12|pages=1197–204; quiz 1205, 1230|year=2005|pmid=16440920|url=http://journals.lww.com/smajournalonline/Fulltext/2005/12000/Malaria_Primer_for_Clinicians_in_the_United_States.12.aspx|doi=10.1097/01.smj.0000189904.50838.eb}}</ref>

<ref name="Bray 2004">{{Cite book|author=Bray RS|title=Armies of Pestilence: The Effects of Pandemics on History|year=2004|publisher=James Clarke|isbn=978-0-227-17240-7|page=102|url=https://books.google.com/books?id=djPWGnvBm08C&pg=PA102}}</ref>

<ref name="Breeveld 2012">{{Cite journal|author=Breeveld FJV, Vreden SGS, Grobusch MP|title=History of malaria research and its contribution to the malaria control success in Suriname: A review|journal=Malaria Journal|year=2012|volume=11|page=95|pmid=22458802|pmc=3337231|doi=10.1186/1475-2875-11-95}} {{open access}}</ref>

<ref name="Byrne 2008">{{Cite book|author=Byrne JP|title=Encyclopedia of Pestilence, Pandemics, and Plagues: A-M|year=2008|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-0-313-34102-1|page=383|url=https://books.google.com/books?id=5Pvi-ksuKFIC&pg=PA383}}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>

<ref name="Caudron 2008">{{Cite journal|author=Caudron J-M, Ford N, Henkens M, Macé, Kidle-Monroe R, Pinel J|title=Substandard medicines in resource-poor settings: A problem that can no longer be ignored|journal=Tropical Medicine & International Health|year=2008|volume=13|issue=8|pages=1062–72|pmid=18631318|doi=10.1111/j.1365-3156.2008.02106.x}} {{open access}}</ref>

<ref name="CDC Malaria">{{Cite web|url=http://www.cdc.gov/malaria/about/faqs.html#treatment|title=Frequently Asked Questions (FAQs): If I get malaria, will I have it for the rest of my life?|publisher=US Centers for Disease Control and Prevention|date=February 8, 2010|accessdate=2012-05-14}}</ref>

<ref name="Chernin 1977">{{Cite journal|author=Chernin E|title=Patrick Manson (1844–1922) and the transmission of filariasis|journal=American Journal of Tropical Medicine and Hygiene|volume=26|issue=5 Pt 2 Suppl|pages=1065–70|year=1977|pmid=20786}}</ref>

<ref name="Chernin 1983">{{Cite journal|author=Chernin E|title=Josiah Clark Nott, insects, and yellow fever|journal=Bulletin of the New York Academy of Medicine|volume=59|issue=9|pages=790–802|year=1983|pmid=6140039|pmc=1911699}}</ref>

<ref name="Collins 2009">{{Cite journal|author=Collins WE, Barnwell JW|title=''Plasmodium knowlesi:'' finally being recognized|journal=Journal of Infectious Diseases|year=2009|volume=199|issue=8|pages=1107–8|doi=10.1086/597415|pmid=19284287}} {{open access}}</ref>

<ref name="Collins 2012">{{Cite journal|author=Collins WE|title=''Plasmodium knowlesi'': A malaria parasite of monkeys and humans|journal=Annual Review of Entomology|year=2012|volume=57|pages=107–21|pmid=22149265|doi=10.1146/annurev-ento-121510-133540}}</ref>

<ref name="Cowman 2012">{{Cite journal|author=Cowman AF, Berry D, Baum J|title=The cellular and molecular basis for malaria parasite invasion of the human red blood cell|journal=Journal of Cell Biology|year=2012|volume=198|issue=6|pages=961–71|doi=10.1083/jcb.201206112|pmid=22986493|pmc=3444787}} {{open access}}</ref>

<ref name="CDC history">{{Cite web|title=Eradication of Malaria in the United States (1947–1951)|url=http://www.cdc.gov/malaria/about/history/elimination_us.html|publisher=US Centers for Disease Control and Prevention|date=February 8, 2010|accessdate=2012-05-02}}</ref>

<ref name="CDC Malaria distribution">{{Cite web|title=Malaria|url=http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/ImageLibrary/Malaria_il.htm|publisher=[[US Centers for Disease Control and Prevention]]|date=April 15, 2010|accessdate=2012-05-02|archive-date=2012-04-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20120416000120/http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/ImageLibrary/Malaria_il.htm|dead-url=yes}}</ref>

<ref name="CDC Ross">{{Cite web|title=Ross and the Discovery that Mosquitoes Transmit Malaria Parasites|work=CDC Malaria website|url=http://www.cdc.gov/malaria/history/ross.htm|accessdate=2012-06-14|archiveurl=https://web.archive.org/web/20070602185153/http://www.cdc.gov/malaria/history/ross.htm|archivedate=2007-06-02}}</ref>

<ref name="Cox 2002">{{Cite journal|author=Cox F|title=History of human parasitology|pmc=126866|journal=Clinical Microbiology Reviews|volume=15|issue=4|pages=595–612|year=2002|pmid=12364371|doi=10.1128/CMR.15.4.595-612.2002}} {{open access}}</ref>

<ref name="Cromptom 2010">{{Cite journal|author=Crompton PD, Pierce SK, Miller LH|title=Advances and challenges in malaria vaccine development|journal=Journal of Clinical Investigation|year=2010|volume=120|issue=12|pages=4168–78|pmid=21123952|pmc=2994342|doi=10.1172/JCI44423}} {{open access}}</ref>

<ref name="Cui 2012">{{Cite journal|author=Cui L, Yan G, Sattabongkot J, Cao Y, Chen B, Chen X, Fan Q, Fang Q, Jongwutiwes S, Parker D, Sirichaisinthop J, Kyaw MP, Su XZ, Yang H, Yang Z, Wang B, Xu J, Zheng B, Zhong D, Zhou G|title=Malaria in the Greater Mekong Subregion: Heterogeneity and complexity|journal=Acta Tropica|year=2012|volume=121|issue=3|pages=227–39|pmid=21382335|pmc=3132579|doi=10.1016/j.actatropica.2011.02.016}} {{open access}}</ref>

<ref name="Dondorp 2010">{{Cite journal|author=Dondorp AM, Yeung S, White L, Nguon C, Day NPJ, Socheat D, von Seidlein L|title=Artemisinin resistance: Current status and scenarios for containment|journal=Nature Reviews Microbiology|volume=8|issue=4|pages=272–80|year=2010|pmid=20208550|doi=10.1038/nrmicro2331}}</ref>

<ref name="Du 2011">{{Cite journal|author=Du Q, Wang H, Xie J|title=Thiamin (vitamin B1) biosynthesis and regulation: A rich source of antimicrobial drug targets?|journal=International Journal of Biological Sciences|year=2011|volume=7|issue=1|pages=41–52|pmid=21234302|pmc=3020362|doi=10.7150/ijbs.7.41}} {{open access}}</ref>

<ref name="Enayati 2007">{{Cite journal|author=Enayati AA, Hemingway J, Garner P.|title=Electronic mosquito repellents for preventing mosquito bites and malaria infection|journal=Cochrane Database of Systematic Reviews|issue=2|pages=CD005434|year=2007|doi=10.1002/14651858.CD005434.pub2|pmid=17443590|url=http://www.thecochranelibrary.com/userfiles/ccoch/file/CD005434.pdf|format=PDF|editor1-last=Enayati|editor1-first=Ahmadali}}<!-- this was assessed by Cochrane as up-to-date as of March 2009--></ref>

<ref name="Enayati 2010">{{Cite journal|author=Enayati A, Hemingway J|title=Malaria management: Past, present, and future|journal=Annual Review of Entomology|year=2010|volume=55|pages=569–91|pmid=19754246|doi=10.1146/annurev-ento-112408-085423}}</ref>

<ref name="Fairhurst 2012">{{Cite journal|author=Fairhurst RM, Nayyar GM, Breman JG, Hallett R, Vennerstrom JL, Duong S, Ringwald P, Wellems TE, Plowe CV, Dondorp AM|title=Artemisinin-resistant malaria: research challenges, opportunities, and public health implications|journal=American Journal of Tropical Medicine and Hygiene|year=2012|volume=87|issue=2|pages=231–41|pmid=22855752|pmc=3414557|doi=10.4269/ajtmh.2012.12-0025}} {{open access}}</ref>

<ref name="Feachem 2010">{{Cite journal|author=Feachem RG, Phillips AA, Hwang J, Cotter C, Wielgosz B, Greenwood BM, Sabot O, Rodriguez MH, Abeyasinghe RR, Ghebreyesus TA, Snow RW|title=Shrinking the malaria map: progress and prospects|journal=Lancet|year=2010|volume=376|issue=9752|pages=1566–78|pmid=21035842|pmc=3044848|doi=10.1016/S0140-6736(10)61270-6}} {{open access}}</ref>

<ref name="Fernando 2010">{{Cite journal|author=Fernando SD, Rodrigo C, Rajapakse S|title=The 'hidden' burden of malaria: Cognitive impairment following infection|journal=Malaria Journal|volume=9|page=366|year=2010|pmid=21171998|pmc=3018393|doi=10.1186/1475-2875-9-366|url=http://www.malariajournal.com/content/9//366}} {{open access}}</ref>

<ref name="Fernando 2011">{{Cite journal|author=Fernando SD, Rodrigo C, Rajapakse S|title=Chemoprophylaxis in malaria: Drugs, evidence of efficacy and costs|journal=Asian Pacific Journal of Tropical Medicine|year=2011|pages=330–6|pmid=21771482|doi=10.1016/S1995-7645(11)60098-9|volume=4|issue=4}}</ref>

<ref name="Ferri 2009">{{Cite book|author=Ferri FF|chapter=Chapter 332. Protozoal infections|title=Ferri's Color Atlas and Text of Clinical Medicine|year=2009|publisher=Elsevier Health Sciences|isbn=978-1-4160-4919-7|page=1159|url=https://books.google.com/books?id=ZbisJsvDEegC&pg=PA1159}}</ref>

<ref name="Freedman 2008">{{Cite journal|author=Freedman DO|title=Clinical practice. Malaria prevention in short-term travelers|journal=New England Journal of Medicine|year=2008|volume=359|issue=6|pages=603–12|pmid=18687641|url=http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMcp0803572|doi=10.1056/NEJMcp0803572}} {{open access}}</ref>

<ref name="Gething 2011">{{Cite journal|author=Gething PW, Patil AP, Smith DL, Guerra CA, Elyazar IR, Johnston GL, Tatem AJ, Hay SI|title=A new world malaria map: ''Plasmodium falciparum'' endemicity in 2010|journal=Malaria Journal|volume=10|issue=1|page=378|year=2011|pmid=22185615|doi=10.1186/1475-2875-10-378|url=http://www.malariajournal.com/content/10/1/378|pmc=3274487}} {{open access}}</ref>

<ref name="Gratz 2006">{{Cite book|author=Gratz NG, World Health Organization|title=The Vector- and Rodent-borne Diseases of Europe and North America: Their Distribution and Public Health Burden|url=https://books.google.com/books?id=UXEe2aZXA88C|year=2006|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-85447-4|page=33}}</ref>

<ref name="Graves 2006">{{Cite journal|author=Graves P, Gelband H|title=Vaccines for preventing malaria (SPf66)|issue=2|page=CD005966|journal=Cochrane Database of Systematic Reviews|year=2006|pmid=16625647|editor1-last=Graves PM|doi=10.1002/14651858.CD005966}}{{open access}}</ref>

<ref name="Greenwood 2002">{{Cite journal|author=Greenwood B, Mutabingwa T|title=Malaria in 2002|journal=Nature|year=2002|volume=415|issue=6872|pages=670–2|pmid=11832954|doi=10.1038/415670a}}</ref>

<ref name="Gautam 2009">{{Cite journal|author=Gautam CS, Utreja A, Singal GL|title=Spurious and counterfeit drugs: A growing industry in the developing world|journal=Postgraduate Medical Journal|year=2009|volume=85|pages=251–6|pmid=19520877|doi=10.1136/pgmj.2008.073213|issue=1003}}</ref>

<ref name="Geels 2011">{{Cite journal|author=Geels MJ, Imoukhuede EB, Imbault N, van Schooten H, McWade T, Troye-Blomberg M, Dobbelaer R, Craig AG, Leroy O|title=European Vaccine Initiative: Lessons from developing malaria vaccines|journal=Expert Review of Vaccines|year=2011|volume=10|issue=12|pages=1697–708|pmid=22085173|url=http://www.euvaccine.eu/sites/default/files/uploads/docs/Pubs_and_articles/2011_Expert_Reviews_Vaccines_vol._10_-_12.pdf|format=PDF|doi=10.1586/erv.11.158}}</ref>

<ref name="Global Fund">{{Cite web|title=Fighting AIDS, Tuberculosis and Malaria|url=http://www.theglobalfund.org/en/about/diseases/|publisher=The Global Fund|accessdate=2012-05-09|archive-date=2011-07-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20110703120405/http://www.theglobalfund.org/en/about/diseases/|dead-url=yes}}</ref>

<ref name="Graves 2006b">{{Cite journal|author=Graves P, Gelband H|title=Vaccines for preventing malaria (blood-stage)|issue=4|page=CD006199|journal=Cochrane Database of Systematic Reviews|year=2006|editor1-last=Graves PM|pmid=17054281|doi=10.1002/14651858.CD006199}} {{open access}}</ref>

<ref name="Greenwood 2005">{{Cite journal|author=Greenwood BM, Bojang K, Whitty CJ, Targett GA|title=Malaria|journal=Lancet|year=2005|volume=365|issue=9469|pages=1487–98|pmid=15850634|doi=10.1016/S0140-6736(05)66420-3}}</ref>

<ref name="Guerra 2007">{{Cite journal|author=Guerra CA, Hay SI, Lucioparedes LS, Gikandi PW, Tatem AJ, Noor AM, Snow RW|title=Assembling a global database of malaria parasite prevalence for the Malaria Atlas Project|journal=Malaria Journal|year=2007|issue=1|page=17|pmid=17306022|pmc=1805762|doi=10.1186/1475-2875-6-17|volume=6}} {{open access}}</ref>

<ref name="Harper 2011">{{Cite journal|author=Harper K, Armelagos G|title=The changing disease-scape in the third epidemiological transition|journal=International Journal of Environmental Research and Public Health|year=2011|volume=7|issue=2|pages=675–97|pmc=2872288|pmid=20616997|doi=10.3390/ijerph7020675}} {{open access}}</ref>

<ref name="Hartman 2010">{{Cite journal|author=Hartman TK, Rogerson SJ, Fischer PR|title=The impact of maternal malaria on newborns|journal=Annals of Tropical Paediatrics|year=2010|volume=30|issue=4|pages=271–82|pmid=21118620|doi=10.1179/146532810X12858955921032}}</ref>

<ref name="Hays 2005">{{Cite book|author=Hays JN|title=Epidemics and Pandemics: Their Impacts on Human History|year=2005|publisher=ABC-CLIO|location=Santa Barbara, California|isbn=978-1-85109-658-9|page=11|url=https://books.google.com/books?id=GyE8Qt-kS1kC&pg=PA11}}</ref>

<ref name="Hay 2010">{{Cite journal|author=Hay SI, Okiro EA, Gething PW, Patil AP, Tatem AJ, Guerra CA, Snow RW|title=Estimating the global clinical burden of ''Plasmodium falciparum'' malaria in 2007|journal=PLoS Medicine|year=2010|volume=7|issue=6|page=e1000290|pmid=20563310|pmc=2885984|doi=10.1371/journal.pmed.1000290|editor1-last=Mueller|editor1-first=Ivo}} {{open access}}</ref>

<ref name="Hedrick 2011">{{Cite journal|author=Hedrick PW|title=Population genetics of malaria resistance in humans|journal=Heredity|year=2011|volume=107|issue=4|pages=283–304|pmid=21427751|doi=10.1038/hdy.2011.16|pmc=3182497}} {{open access}}</ref>

<ref name="Hill 2011">{{Cite journal|author=Hill AVS|title=Vaccines against malaria|journal=Philosophical Transactions of the Royal Society B|year=2011|volume=366|issue=1579|pages=2806–14|pmid=21893544|pmc=3146776|doi=10.1098/rstb.2011.0091}} {{open access}}</ref>

<ref name="Hoffman 2010">{{Cite journal|author=Hoffman SL, Billingsley PF, James E, Richman A, Loyevsky M, Li T, Chakravarty S, Gunasekera A, Chattopadhyay R, Li M, Stafford R, Ahumada A, Epstein JE, Sedegah M, Reyes S, Richie TL, Lyke KE, Edelman R, Laurens MB, Plowe CV, Sim BK|title=Development of a metabolically active, non-replicating sporozoite vaccine to prevent ''Plasmodium falciparum'' malaria|journal=Human Vaccines|year=2010|volume=6|issue=1|pages=97–106|pmid=19946222|doi=10.4161/hv.6.1.10396}} {{open access}}</ref>

<ref name="Howitt 2012">{{Cite journal|author=Howitt P, Darzi A, Yang GZ, Ashrafian H, Atun R, Barlow J, Blakemore A, Bull AM, Car J, Conteh L, Cooke GS, Ford N, Gregson SA, Kerr K, King D, Kulendran M, Malkin RA, Majeed A, Matlin S, Merrifield R, Penfold HA, Reid SD, Smith PC, Stevens MM, Templeton MR, Vincent C, Wilson E|title=Technologies for global health|journal=The Lancet|year=2012|volume=380|issue=9840|pages=507–35|pmid=22857974|doi=10.1016/S0140-6736(12)61127-1}}</ref>

<ref name="Hsu 2006">{{Cite journal|author=Hsu E|title=Reflections on the 'discovery' of the antimalarial ''qinghao''|journal=British Journal of Clinical Pharmacology|year=2006|volume=61|issue=3|pages=666–70|pmid=16722826|pmc=1885105|doi=10.1111/j.1365-2125.2006.02673.x}} {{open access}}</ref>

<ref name="Humphreys 2001">{{Cite book|author=Humphreys M|title=Malaria: Poverty, Race, and Public Health in the United States|publisher=Johns Hopkins University Press|year=2001|page=256|isbn=0-8018-6637-5}}</ref>

<ref name="Idro 2010">{{Cite journal|author=Idro R, Marsh K, John CC, Newton CRJ|title=Cerebral malaria: Mechanisms of brain injury and strategies for improved neuro-cognitive outcome|journal=Pediatric Research|year=2010|volume=68|issue=4|pages=267–74|doi=10.1203/PDR.0b013e3181eee738|pmid=20606600|pmc=3056312}} {{open access}}</ref>

<ref name="IftSoL">{{Cite report|author=Gollin D, Zimmermann C|title=Malaria: Disease Impacts and Long-Run Income Differences|date=August 2007|publisher=[[Institute for the Study of Labor]]|url=http://ftp.iza.org/dp2997.pdf|format=PDF}}</ref>

<ref name="Ito 2002">{{cite journal|author=Ito J, Ghosh A, Moreira LA, Wimmer EA, Jacobs-Lorena M|title=Transgenic anopheline mosquitoes impaired in transmission of a malaria parasite|journal=Nature|volume=417|issue=6887|pages=452–5|year=2002|pmid=12024215|doi=10.1038/417452a}}</ref>

<ref name="Jacquerioz 2009">{{Cite journal|author=Jacquerioz FA, Croft AM|title=Drugs for preventing malaria in travellers|journal=Cochrane Database of Systematic Reviews|issue=4|page=CD006491|year=2009|pmid=19821371|doi=10.1002/14651858.CD006491.pub2|editor1-last=Jacquerioz FA}} {{open access}}</ref>

<ref name="Jamieson 2006">{{Cite book|author=Jamieson A, Toovey S, Maurel M|title=Malaria: A Traveller's Guide|year=2006|publisher=Struik|isbn=978-1-77007-353-1|page=30|url=https://books.google.com/books?id=FhfuV22JZ_sC&pg=PA30}}</ref>

<ref name="Kajfasz 2009">{{Cite journal|author=Kajfasz P|title=Malaria prevention|journal=International Maritime Health|year=2009|volume=60|issue=1–2|pages=67–70|pmid=20205131}} {{open access}}</ref>

<ref name="Kalanon 2010">{{Cite journal|author=Kalanon M, McFadden GI|title=Malaria, ''Plasmodium falciparum'' and its apicoplast|journal=Biochemical Society Transactions|year=2010|volume=38|issue=3|pages=775–82|doi=10.1042/BST0380775|pmid=20491664}}</ref>

<ref name="Kattenberg 2011">{{Cite journal|author=Kattenberg JH, Ochodo EA, Boer KR, Schallig HD, Mens PF, Leeflang MM|title=Systematic review and meta-analysis: Rapid diagnostic tests versus placental histology, microscopy and PCR for malaria in pregnant women|journal=Malaria Journal|year=2011|volume=10|page=321|pmid=22035448|pmc=3228868|doi=10.1186/1475-2875-10-321}} {{open access}}</ref>

<ref name="Kaufman 2005">{{Cite journal|author=Kaufman TS, Rúveda EA|title=The quest for quinine: Those who won the battles and those who won the war|journal=Angewandte Chemie (International Edition in English)|volume=44|issue=6|pages=854–85|year=2005|pmid=15669029|doi=10.1002/anie.200400663}}</ref>

<ref name="Keating 2012">{{Cite journal|author=Keating GM|title=Dihydroartemisinin/piperaquine: A review of its use in the treatment of uncomplicated ''Plasmodium falciparum'' malaria|journal=Drugs|year=2012|volume=72|issue=7|pages=937–61|doi=10.2165/11203910-000000000-00000|pmid=22515619}}</ref>

<ref name="Killeen 2002">{{Cite journal|author=Killeen G, Fillinger U, Kiche I, Gouagna L, Knols B|title=Eradication of ''Anopheles gambiae'' from Brazil: Lessons for malaria control in Africa?|journal=Lancet Infectious Diseases|volume=2|issue=10|pages=618–27|year=2002|pmid=12383612|doi=10.1016/S1473-3099(02)00397-3}}</ref>

<ref name="Kokwaro 2009">{{Cite journal|author=Kokwaro G|title=Ongoing challenges in the management of malaria|journal=Malaria Journal|year=2009|volume=8|issue=Suppl 1|page=S2|pmid=19818169|pmc=2760237|doi=10.1186/1475-2875-8-S1-S2}} {{open access}}</ref>

<ref name="Korenromp 2005">{{Cite journal|author=Korenromp E, Williams B, de Vlas S, Gouws E, Gilks C, Ghys P, Nahlen B|title=Malaria attributable to the HIV-1 epidemic, sub-Saharan Africa|url=http://www.cdc.gov/ncidod/EID/vol11no09/05-0337.htm|journal=Emerging Infectious Diseases|volume=11|issue=9|pages=1410–9|year=2005|pmid=16229771|pmc=3310631|doi=10.3201/eid1109.050337}} {{open access}}</ref>

<ref name="Kwiatkowski 2005">{{Cite journal|author=Kwiatkowski DP|title=How malaria has affected the human genome and what human genetics can teach us about malaria|journal=American Journal of Human Genetics|volume=77|issue=2|pages=171–92|year=2005|pmid=16001361|pmc=1224522|doi=10.1086/432519}} {{open access}}</ref>

<ref name="Kyle 1974">{{Cite journal|author=Kyle R, Shampe M|title=Discoverers of quinine|journal=Journal of the American Medical Association|volume=229|issue=4|page=462|year=1974|pmid=4600403|doi=10.1001/jama.229.4.462}}</ref>

<ref name="Lalloo 2006">{{Cite journal|author=Lalloo DG, Olukoya P, Olliaro P|title=Malaria in adolescence: Burden of disease, consequences, and opportunities for intervention|journal=Lancet Infectious Diseases|year=2006|volume=6|issue=12|pages=780–93|pmid=17123898|doi=10.1016/S1473-3099(06)70655-7}}</ref>

<ref name="lancet-glob-mal-mort">{{Cite journal|author=Murray CJ, Rosenfeld LC, Lim SS, Andrews KG, Foreman KJ, Haring D, Fullman N, Naghavi M, Lozano R, Lopez AD|title=Global malaria mortality between 1980 and 2010: A systematic analysis|journal=Lancet|volume=379|issue=9814|pages=413–31|year=2012|pmid=22305225|doi=10.1016/S0140-6736(12)60034-8}}</ref>

<ref name="Laveran bio">{{Cite web|title=The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1907: Alphonse Laveran|publisher=The Nobel Foundation|url=http://nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1907/laveran-bio.html|accessdate=2012-05-14}}</ref>

<ref name="Layne 2006">{{Cite web|author=Layne SP|title=Principles of Infectious Disease Epidemiology|work=EPI 220|publisher=UCLA Department of Epidemiology|url=http://www.ph.ucla.edu/epi/layne/Epidemiology+220/07.malaria.pdf|archiveurl=https://web.archive.org/web/20060220083223/http://www.ph.ucla.edu/epi/layne/Epidemiology+220/07.malaria.pdf|archivedate=2006-02-20|accessdate=2007-06-15|format=PDF}}</ref>

<ref name="LaPointe 2012">{{Cite journal|author=Lapointe DA, Atkinson CT, Samuel MD|title=Ecology and conservation biology of avian malaria|journal=Annals of the New York Academy of Sciences|year=2012|volume=1249|pages=211–26|doi=10.1111/j.1749-6632.2011.06431.x|pmid=22320256}}</ref>

<ref name="Lengeler 2004">{{Cite journal|author=Lengeler C|title=Insecticide-treated bed nets and curtains for preventing malaria|journal=Cochrane Database of Systematic Reviews|issue=2|page=CD000363|pmid=15106149|doi=10.1002/14651858.CD000363.pub2|year=2004|editor1-last=Lengeler|editor1-first=Christian}}</ref>

<ref name="Lindemann 1999">{{Cite book|author=Lindemann M|title=Medicine and Society in Early Modern Europe|year=1999|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-42354-0|page=62|url=https://books.google.com/books?id=fQxAkrbksTEC&pg=PA62}}</ref>

<ref name="Lon 2006">{{Cite journal|author=Lon CT, Tsuyuoka R, Phanouvong S, Nivanna N, Socheat D, Sokhan C, Blum N, Christophel EM, Smine A|title=Counterfeit and substandard antimalarial drugs in Cambodia|year=2006|journal=Transactions of the Royal Society of Tropical Medicine and Hygiene|volume=100|issue=11|pages=1019–24|pmid=16765399|doi=10.1016/j.trstmh.2006.01.003}}</ref>

<ref name="Loz 2012">{{Cite journal|vauthors=Lozano R, etal|title=Global and regional mortality from 235 causes of death for 20 age groups in 1990 and 2010: A systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2010|journal=Lancet|year=2012|volume=380|issue=9859|pages=2095–128|pmid=23245604|doi=10.1016/S0140-6736(12)61728-0}}</ref>

<ref name="Machault 2011">{{Cite journal|author=Machault V, Vignolles C, Borchi F, Vounatsou P, Pages F, Briolant S, Lacaux JP, Rogier C|title=The use of remotely sensed environmental data in the study of malaria|journal=Geospatial Health|year=2011|volume=5|issue=2|pages=151–68|pmid=21590665|url=http://www.geospatialhealth.unina.it/articles/v5i2/gh-v5i2-1-machault.pdf|format=PDF|doi=10.4081/gh.2011.167|access-date=2016-02-13|archive-date=2013-03-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20130312110308/http://www.geospatialhealth.unina.it/articles/v5i2/gh-v5i2-1-machault.pdf|dead-url=yes}}</ref>

<ref name="malariasite1">{{Cite web|title=History of Malaria During Wars|url=http://www.malariasite.com/malaria/history_wars.htm|author=Kakkilaya BS|publisher=Malariasite.com|date=April 14, 2006|accessdate=2012-05-03|archive-date=2012-04-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20120403183816/http://www.malariasite.com/malaria/history_wars.htm|dead-url=yes}}</ref>

<ref name="Manyando 2012">{{Cite journal|author=Manyando C, Kayentao K, D'Alessandro U, Okafor HU, Juma E, Hamed K|title=A systematic review of the safety and efficacy of artemether-lumefantrine against uncomplicated ''Plasmodium falciparum'' malaria during pregnancy|journal=Malaria Journal|year=2011|volume=11|page=141|doi=10.1186/1475-2875-11-141|pmid=22548983|pmc=3405476}} {{open access}}</ref>

<ref name="Meade 2010">{{Cite book|author=Meade MS, Emch M.|title=Medical Geography|edition=3rd|year=2010|publisher=Guilford Press|isbn=978-1-60623-016-9|pages=120–3|url=https://books.google.com/books?id=LhnmiNYRj7kC&pg=PA120}}</ref>

<ref name="Mehlhorn 2008">{{Cite encyclopedia|editor-last=Mehlhorn H|title=Disease Control, Methods|encyclopedia=Encyclopedia of Parasitology|edition=3rd|year=2008|publisher=Springer|isbn=978-3-540-48997-9|pages=362–6}}</ref>

<ref name="Mens 2010">{{Cite journal|author=Mens PF, Bojtor EC, Schallig HDFH|title=Molecular interactions in the placenta during malaria infection|journal=European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology|year=2012|volume=152|issue=2|pages=126–32|pmid=20933151|doi=10.1016/j.ejogrb.2010.05.013}}</ref>

<ref name="Meremikwu 2012">{{Cite journal|author=Meremikwu MM, Donegan S, Sinclair D, Esu E, Oringanje C|title=Intermittent preventive treatment for malaria in children living in areas with seasonal transmission|journal=Cochrane Database of Systematic Reviews|year=2012|issue=2|page=CD003756|pmid=22336792|doi=10.1002/14651858.CD003756.pub4|volume=2|editor1-last=Meremikwu|editor1-first=Martin M}} {{open access}}</ref>

<ref name="Meremikwu 2012b">{{Cite journal|author=Meremikwu MM, Odigwe CC, Akudo Nwagbara B, Udoh EE|title=Antipyretic measures for treating fever in malaria|journal=Cochrane Database of Systematic Reviews|year=2012|volume=9|pages=CD002151|pmid=22972057|doi=10.1002/14651858.CD002151.pub2|editor1-last=Meremikwu|editor1-first=Martin M}}</ref>

<ref name="Miller 2007">{{Cite journal|author=Miller JM, Korenromp EL, Nahlen BL, W Steketee R|title=Estimating the number of insecticide-treated nets required by African households to reach continent-wide malaria coverage targets|journal=Journal of the American Medical Association|year=2007|volume=297|issue=20|pages=2241–50|pmid=17519414|doi=10.1001/jama.297.20.2241}} {{open access}}</ref>

<ref name="Mlambo 2008">{{Cite journal|author=Mlambo G, Kumar N.|title=Transgenic rodent ''Plasmodium berghei'' parasites as tools for assessment of functional immunogenicity and optimization of human malaria vaccines|journal=Eukaryotic Cell|year=2008|volume=7|issue=11|pages=1875–9|pmid=18806208|doi=10.1128/EC.00242-08|pmc=2583535}} {{open access}}</ref>

<ref name="Mueller 2007">{{Cite journal|author=Mueller I, Zimmerman PA, Reeder JC|title=''Plasmodium malariae'' and ''Plasmodium ovale''—the "bashful" malaria parasites|journal=Trends in Parasitology|volume=23|issue=6|pages=278–83|year=2007|pmid=17459775|doi=10.1016/j.pt.2007.04.009|pmc=3728836}}</ref>

<ref name="Müller 2010">{{Cite journal|author=Müller IB, Hyde JE, Wrenger C|title=Vitamin B metabolism in ''Plasmodium falciparum'' as a source of drug targets|journal=Trends in Parasitology|volume=26|issue=1|pages=35–43|year=2010|pmid=19939733|doi=10.1016/j.pt.2009.10.006}}</ref>

<ref name="Nayyar 2012">{{Cite journal|author=Nayyar GML, Breman JG, Newton PN, Herrington J|title=Poor-quality antimalarial drugs in southeast Asia and sub-Saharan Africa|journal=Lancet Infectious Diseases|year=2012|volume=12|issue=6|pages=488–96|doi=10.1016/S1473-3099(12)70064-6|pmid=22632187}}</ref>

<ref name="Newton 2006">{{Cite journal|author=Newton PN Green MD, Fernández FM, Day NPJ, White NJ|title=Counterfeit anti-infective drugs|journal=Lancet Infectious Diseases|year=2006|volume=6|issue=9|pages=602–13|pmid=16931411|doi=10.1016/S1473-3099(06)70581-3}} {{open access}}</ref>

<ref name="Newton 2008">{{Cite journal|author=Newton PN, Fernández FM, Plançon A, Mildenhall DC, Green MD, Ziyong L, Christophel EM, Phanouvong S, Howells S, McIntosh E, Laurin P, Blum N, Hampton CY, Faure K, Nyadong L, Soong CW, Santoso B, Zhiguang W, Newton J, Palmer K|title=A collaborative epidemiological investigation into the criminal fake artesunate trade in South East Asia|journal=PLoS Medicine|year=2008|volume=5|issue=2|page=e32|pmid=18271620|pmc=2235893|doi=10.1371/journal.pmed.0050032}} {{open access}}</ref>

<ref name="Noor 2009">{{Cite journal|author=Noor AM, Mutheu JJ, Tatem AJ, Hay SI, Snow RW|title=Insecticide-treated net coverage in Africa: Mapping progress in 2000–07|journal=Lancet|volume=373|issue=9657|pages=58–67|year=2009|pmid=19019422|doi=10.1016/S0140-6736(08)61596-2|pmc=2652031}}</ref>

<ref name="O'Brien 2011">{{Cite journal|author=O'Brien C, Henrich PP, Passi N, Fidock DA|title=Recent clinical and molecular insights into emerging artemisinin resistance in ''Plasmodium falciparum''|journal=Current Opinion in Infectious Diseases|year=2011|volume=24|issue=6|pages=570–7|pmid=22001944|pmc=3268008|doi=10.1097/QCO.0b013e32834cd3ed}} {{open access}}</ref>

<ref name="Olu 2013">{{Cite journal|author=Olupot-Olupot P, Maitland, K|title=Management of severe malaria: Results from recent trials|journal=Advances in Experimental Medicine and Biology|year=2013|volume=764|pages=241–50|pmid=23654072|doi=10.1007/978-1-4614-4726-9_20|series=Advances in Experimental Medicine and Biology|isbn=978-1-4614-4725-2}}</ref>

<ref name="Owusu-Ofori 2010">{{Cite journal|author=Owusu-Ofori AK, Parry C, Bates I|title=Transfusion-transmitted malaria in countries where malaria is endemic: A review of the literature from sub-Saharan Africa|journal=Clinical Infectious Diseases|year=2010|volume=51|issue=10|pages=1192–8|pmid=20929356|doi=10.1086/656806}} {{open access}}</ref>

<ref name="Parham 2011">{{cite book|author=Parham PE, Christiansen-Jucht C, Pople D, Michael E|title=Climate Change – Socioeconomic Effects|chapter=Understanding and modelling the impact of climate change on infectious diseases|editor-last=Blanco J, Kheradmand H (eds.)|isbn=978-9533074115|pages=43–66|year=2011|url=http://www.intechopen.com/download/get/type/pdfs/id/19629|access-date=2016-02-13|archive-date=2014-03-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20140313001102/http://www.intechopen.com/download/get/type/pdfs/id/19629|dead-url=yes}} {{open access}}</ref>

<ref name="Parry 2005">{{Cite journal|author=Parry J|title=WHO combats counterfeit malaria drugs in Asia|journal=British Medical Journal|year=2005|volume=330|issue=7499|page=1044|pmid=15879383|url=http://www.bmj.com/cgi/content/full/330/7499/1044-d|doi=10.1136/bmj.330.7499.1044-d|pmc=557259}} {{open access}}</ref>

<ref name="Pates 2005">{{Cite journal|author=Pates H, Curtis C|title=Mosquito behaviour and vector control|journal=Annual Review of Entomology|volume=50|pages=53–70|year=2005|pmid=15355233|doi=10.1146/annurev.ento.50.071803.130439}}</ref>

<ref name="Pelletier 1820">{{Cite journal|author=Pelletier PJ, Caventou JB|title=Des recherches chimiques sur les Quinquinas|trans_title=Chemical research on quinquinas|language=French|journal=Annales de Chimie et de Physique|volume=15|pages=337–65|year=1820|url=https://books.google.com/books?id=veE3AAAAMAAJ&pg=PA337}}</ref>

<ref name="Perkins 2008">{{Cite journal|author=Perkins MD, Bell DR|title=Working without a blindfold: The critical role of diagnostics in malaria control|journal=Malaria Journal|year=2008|volume=1|issue=Suppl 1|page=S5|pmid=19091039|pmc=2604880|doi=10.1186/1475-2875-7-S1-S5}} {{open access}}</ref>

<ref name="PPID 2010">{{Cite book|author=Fairhurst RM, Wellems TE|chapter=Chapter 275. ''Plasmodium'' species (malaria)|editor-last=Mandell GL, Bennett JE, Dolin R (eds)|title=Mandell, Douglas, and Bennett's Principles and Practice of Infectious Diseases|volume=2|edition=7th|year=2010|publisher=Churchill Livingstone/Elsevier|location=Philadelphia, Pennsylvania|isbn=978-0-443-06839-3|pages=3437–62}}</ref>

<ref name="Pluess 2010">{{Cite journal|author=Tanser FC, Lengeler C, Sharp BL|title=Indoor residual spraying for preventing malaria|journal=Cochrane Database of Systematic Reviews|year=2010|issue=4|page=CD006657|pmid=20393950|doi=10.1002/14651858.CD006657.pub2|editor1-last=Lengeler|editor1-first=Christian}}</ref>

<ref name="Provost 2011">{{Cite news|author=Provost C|url=http://www.guardian.co.uk/global-development/datablog/2011/apr/25/world-malaria-day-data#data|work=The Guardian|title=World Malaria Day: Which countries are the hardest hit? Get the full data|date=April 25, 2011|accessdate=2012-05-03}}</ref>

<ref name="Prugnolle 2012">{{Cite journal|author=Prugnolle F, Durand P, Ollomo B, Duval L, Ariey F, Arnathau C, Gonzalez JP, Leroy E, Renaud F|title=A fresh look at the origin of ''Plasmodium falciparum'', the most malignant malaria agent|journal=PLoS Pathogens|year=2011|volume=7|issue=2|page=e1001283|pmid=21383971|pmc=3044689|doi=10.1371/journal.ppat.1001283|editor1-last=Manchester|editor1-first=Marianne}} {{open access}}</ref>

<ref name="Raghavendra 2011">{{Cite journal|author=Raghavendra K, Barik TK, Reddy BP, Sharma P, Dash AP|title=Malaria vector control: From past to future|journal=Parasitology Research|year=2011|volume=108|issue=4|pages=757–79|pmid=21229263|doi=10.1007/s00436-010-2232-0|url=http://www.springerlink.com/content/1t1658808x422m75/}}{{Pranala mati|date=Oktober 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} {{open access}}</ref>

<ref name="Rénia 2012">{{Cite journal|author=Rénia L, Wu Howland S, Claser C, Charlotte Gruner A, Suwanarusk R, Hui Teo T, Russell B, Ng LF|title=Cerebral malaria: mysteries at the blood-brain barrier|journal=Virulence|year=2012|volume=3|issue=2|pages=193–201|pmid=22460644|pmc=3396698|doi=10.4161/viru.19013}} {{open access}}</ref>

<ref name="Ricci 2012">{{Cite journal|author=Ricci F|title=Social implications of malaria and their relationships with poverty|journal=Mediterranean Journal of Hematology and Infectious Diseases|year=2012|volume=4|issue=1|pages=e2012048|pmid=22973492|pmc=3435125|doi=10.4084/MJHID.2012.048}} {{open access}}</ref>

<ref name="Rich 2006">{{Cite book|author=Rich SM, Ayala FJ.|chapter=Evolutionary origins of human malaria parasites|title=Malaria: Genetic and Evolutionary Aspects|url=https://archive.org/details/malariageneticev00dron|year=2006|editor-last=Dronamraju KR, Arese P|publisher=Springer|location=New York, New York|pages=[https://archive.org/details/malariageneticev00dron/page/n133 125]–46|isbn=978-0-387-28294-7}}</ref> <!-- pages? -->

<ref name="Richter 2010">{{Cite journal|author=Richter J, Franken G, Mehlhorn H, Labisch A, Häussinger D|title=What is the evidence for the existence of ''Plasmodium ovale'' hypnozoites?|journal=Parasitology Research|year=2010|volume=107|issue=6|pages=1285–90|pmid=20922429|doi=10.1007/s00436-010-2071-z}}</ref>

<ref name="Rijken 2012">{{Cite journal|author=Rijken MJ, McGready R, Boel ME, Poespoprodjo R, Singh N, Syafruddin D, Rogerson S, Nosten F|title=Malaria in pregnancy in the Asia-Pacific region|journal=Lancet Infectious Diseases|year=2012|volume=12|issue=1|pages=75–88|pmid=22192132|doi=10.1016/S1473-3099(11)70315-2}}</ref>

<ref name="Riley 2013">{{Cite journal|author=Riley EM, Stewart VA|title=Immune mechanisms in malaria: New insights in vaccine development|journal=Nature Medicine|year=2013|volume=19|issue=2|pages=168–78|pmid=23389617|doi=10.1038/nm.3083}}</ref>

<ref name="Roadmap 2006">{{Cite report|author=Malaria Vaccine Advisory Committee|title=Malaria Vaccine Technology Roadmap|year=2006|page=2|url=http://www.malariavaccine.org/files/Malaria_Vaccine_TRM_Final_000.pdf|publisher=PATH Malaria Vaccine Initiative (MVI)|format=PDF|access-date=2016-02-13|archive-date=2013-05-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20130513030417/http://www.malariavaccine.org/files/Malaria_Vaccine_TRM_Final_000.pdf|dead-url=yes}}</ref>

<ref name="Roll Back Malaria WHO">{{Cite web|author=Roll Back Malaria WHO partnership|title=Economic costs of malaria|year=2003|url=http://www.rollbackmalaria.org/cmc_upload/0/000/015/363/RBMInfosheet_10.pdf|format=PDF|publisher=[[World Health Organization|WHO]]}}</ref>

<ref name="Ross bio">{{Cite web|title=The Nobel Prize in Physiology or Medicine 1902: Ronald Ross|publisher=The Nobel Foundation|url=http://nobelprize.org/nobel_prizes/medicine/laureates/1902/ross-bio.html|accessdate=2012-05-14}}</ref>

<ref name="Ross 1910">{{Cite book|author=Melville CH|editor-last=Ross R|title=The Prevention of Malaria|chapter=The prevention of malaria in war|year=1910|publisher=E.P. Dutton|location=New York, New York|page=577|url=https://archive.org/stream/pr00eventionofmalarossrich#page/576/mode/2up}}</ref>

<ref name="Roux 2012">{{Cite journal|author=Roux C, Biot C|title=Ferrocene-based antimalarials|journal=Future Medicinal Chemistry|year=2012|volume=4|issue=6|pages=783–97|pmid=22530641|doi=10.4155/fmc.12.26}}</ref>

<ref name="Russell 2009">{{Cite book|author=Russell PF|chapter=Communicable diseases. Malaria|title=Medical Department of the United States Army in World War II|url=http://history.amedd.army.mil/booksdocs/wwii/Malaria/chapterI.htm|publisher=U.S. Army Medical Department. Office of Medical History|date=January 6, 2009|accessdate=2012-09-24|archive-date=2012-10-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20121009044343/http://history.amedd.army.mil/booksdocs/wwii/Malaria/chapterI.htm|dead-url=yes}}</ref>

<ref name="Sabot 2010">{{Cite journal|author=Sabot O, Cohen JM, Hsiang MS, Kahn JG, Basu S, Tang L, Zheng B, Gao Q, Zou L, Tatarsky A, Aboobakar S, Usas J, Barrett S, Cohen JL, Jamison DT, Feachem RG|title=Costs and financial feasibility of malaria elimination|journal=Lancet|year=2010|volume=376|issue=9752|pages=1604–15|pmid=21035839|pmc=3044845|doi=10.1016/S0140-6736(10)61355-4}}</ref>

<ref name="Sachs 2002">{{Cite journal|author=Sachs J, Malaney P|title=The economic and social burden of malaria|journal=Nature|year=2002|volume=415|issue=6872|pages=680–5|pmid=11832956|doi=10.1038/415680a}}</ref>

<ref name="Sallares 2001">{{Cite news|title=DNA clues to malaria in ancient Rome|date=February 20, 2001|work=BBC News|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/science/nature/1180469.stm}}, in reference to {{Cite journal|journal=Ancient Biomolecules|title=Biomolecular archaeology of malaria|author=Sallares R, Gomzi S|volume=3|issue=3|year= 2001|pages=195–213|oclc=538284457}}</ref>

<ref name="Sallares 2003">{{Cite book|author=Sallares R|title=Malaria and Rome: A History of Malaria in Ancient Italy|year=2002|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-924850-6|doi=10.1093/acprof:oso/9780199248506.001.0001}}</ref>

<ref name="Sarkar 2009">{{Cite journal|author=Sarkar PK, Ahluwalia G, Vijayan VK, Talwar A|title=Critical care aspects of malaria|journal=Journal of Intensive Care Medicine|year=2009|volume=25|issue=2|pages=93–103|pmid=20018606|doi=10.1177/0885066609356052}}</ref>

<ref name="Simmons 1979">{{Cite book|author=Simmons JS|title=Malaria in Panama|year=1979|publisher=Ayer Publishing|isbn=978-0-405-10628-6|url=https://books.google.com/books?id=arMN_3pqxDcC&pg=PP1 }}</ref><!-- no page number needed, sourced information is presented passim -->

<ref name="Sinclair 2012">{{Cite journal|author=Sinclair D, Donegan S, Isba R, Lalloo DG|title=Artesunate versus quinine for treating severe malaria|journal=Cochrane Database of Systematic Reviews|year=2012|volume=6|page=CD005967|pmid=22696354|doi=10.1002/14651858.CD005967.pub4|editor1-last=Sinclair|editor1-first=David}}</ref>

<ref name="SinhaMedhi2014">{{cite journal|last1=Sinha|first1=Shweta|last2=Medhi|first2=Bikash|last3=Sehgal|first3=Rakesh|title=Challenges of drug-resistant malaria|journal=Parasite|volume=21|year=2014|pages=61|issn=1776-1042|doi=10.1051/parasite/2014059|pmid=25402734}} {{open access}}</ref>

<ref name="Strom 2011">{{Cite news|author=Strom S|author-link=Stephanie Strom|date=April 1, 2011|title=Mission Accomplished, Nonprofits Go Out of Business|newspaper=The New York Times|at=nytimes.com|url=http://www.nytimes.com/2011/04/02/business/02charity.html|oclc=292231852|accessdate=2012-05-09}}</ref>

<ref name="Tan 2008">{{Cite journal|author=Tan SY, Sung H|title=Carlos Juan Finlay (1833–1915): Of mosquitoes and yellow fever|journal=Singapore Medical Journal|volume=49|issue=5|pages=370–1|year=2008|pmid=18465043|url=http://smj.sma.org.sg/4905/4905ms1.pdf|format=PDF}}</ref>

<ref name="Taylor 2012">{{Cite journal|author=Taylor WR, Hanson J, Turner GD, White NJ, Dondorp AM|title=Respiratory manifestations of malaria|journal=Chest|volume=142|issue=2|pages=492–505|year=2012|pmid=22871759|doi=10.1378/chest.11-2655}} {{open access}}</ref>

<ref name="Tilley 2011">{{Cite journal|author=Tilley L, Dixon MW, Kirk K|title=The ''Plasmodium falciparum''-infected red blood cell|journal=International Journal of Biochemistry and Cell Biology|year=2011|volume=43|issue=6|pages=839–42|pmid=21458590|doi=10.1016/j.biocel.2011.03.012}}</ref>

<ref name="Trampuz 2003">{{Cite journal|author=Trampuz A, Jereb M, Muzlovic I, Prabhu R|title=Clinical review: Severe malaria|pmc=270697|journal=Critical Care|volume=7|issue=4|pages=315–23|year=2003|pmid=12930555|doi=10.1186/cc2183}} {{open access}}</ref>

<ref name="Tran 2012">{{Cite journal|author=Tran TM, Samal B, Kirkness E, Crompton PD|title=Systems immunology of human malaria|journal=Trends in Parasitology|year=2012|volume=28|issue=6|pages=248–57|doi=10.1016/j.pt.2012.03.006|pmid=22592005|pmc=3361535}}</ref> <!-- needs page # -->

<ref name="Turschner 2009">{{Cite journal|author=Turschner S, Efferth T|title=Drug resistance in ''Plasmodium'': Natural products in the fight against malaria|journal=Mini Reviews in Medicinal Chemistry|year=2009|volume=9|issue=2|pages=206–14|pmid=19200025|doi=10.2174/138955709787316074}}</ref>

<ref name="Tusting 2013">{{Cite journal|author=Tusting LS, Thwing J, Sinclair D, Fillinger U, Gimnig J, Bonner KE, Bottomley C, Lindsay SW|title=Mosquito larval source management for controlling malaria|journal=Cochrane Database of Systematic Reviews|volume=8|pages=CD008923|year=2013|pmid=23986463|doi=10.1002/14651858.CD008923.pub2}}</ref>

<ref name="van den Berg 2009">{{Cite journal|author=van den Berg H|year=2009|title=Global status of DDT and its alternatives for use in vector control to prevent disease|journal=Environmental Health Perspectives|volume=117|issue=11|pages=1656–63|pmid=20049114|pmc=2801202|doi=10.1289/ehp.0900785}}</ref>

<ref name="Vanderberg 2009">{{Cite journal|author=Vanderberg JP|title=Reflections on early malaria vaccine studies, the first successful human malaria vaccination, and beyond|journal=Vaccine|year=2009|volume=27|issue=1|pages=2–9|pmid=18973784|pmc=2637529|doi=10.1016/j.vaccine.2008.10.028}} {{open access}}</ref>

<ref name="Vaughan 2008">{{Cite journal|author=Vaughan AM, Aly AS, Kappe SH|title=Malaria parasite pre-erythrocytic stage infection: Gliding and hiding|journal=Cell Host & Microbe|year=2008|volume=4|issue=3|pages=209–18|pmid=18779047|pmc=2610487|doi=10.1016/j.chom.2008.08.010}} {{open access}}</ref>

<ref name="Vogel 2013">{{Cite journal|author=Vogel V|journal=Science|title=Malaria as a lifesaving therapy|volume=342|issue=6159|pages=684–7|year=2013|doi=10.1126/science.342.6159.684}}</ref>

<ref name="Waters 2012">{{Cite book|author=Waters NC, Edstein MD|editor-last=Staines HM, Krishna S (eds)|chapter=8-Aminoquinolines: Primaquine and tafenoquine|title=Treatment and Prevention of Malaria: Antimalarial Drug Chemistry, Action and Use|year=2012|publisher=Springer|isbn=978-3-0346-0479-6|pages=69–93|url=https://books.google.com/books?id=cNuY6tyyyrUC&pg=PA69}}</ref>

<ref name="Weatherall 2008">{{Cite journal|author=Weatherall DJ|title=Genetic variation and susceptibility to infection: The red cell and malaria|journal=British Journal of Haematology|year=2008|volume=141|issue=3|pages=276–86|doi=10.1111/j.1365-2141.2008.07085.x|pmid=18410566}}</ref>

<ref name="Webb 2009">{{Cite book|author=Webb Jr JLA|title=Humanity's Burden: A Global History of Malaria|url=https://books.google.com/books?id=xxF2GwAACAAJ|year=2009|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-67012-8}}</ref>

<ref name="White 2008">{{cite journal|author=White NJ|title=Qinghaosu (artemisinin): The price of success|journal=Science|volume=320|issue=5874|pages=330–4|year=2008|pmid=18420924|doi=10.1126/science.1155165}}</ref>

<ref name="White 2011">{{Cite journal|author=White NJ|title=Determinants of relapse periodicity in ''Plasmodium vivax'' malaria|journal=Malaria Journal|year=2011|volume=10|page=297|pmid=21989376|pmc=3228849|doi=10.1186/1475-2875-10-297}} {{open access}}</ref>

<ref name="WHO Indoor Residual Spraying">{{Cite report|url=http://whqlibdoc.who.int/hq/2006/WHO_HTM_MAL_2006.1112_eng.pdf|format=PDF|title=Indoor Residual Spraying: Use of Indoor Residual Spraying for Scaling Up Global Malaria Control and Elimination. WHO Position Statement|publisher=World Health Organization|year=2006}}</ref>

<ref name="whqlibdoc">{{Cite book|author=World Health Organization|chapter=Malaria|title=The First Ten Years of the World Health Organization|year=1958|url=http://whqlibdoc.who.int/publications/a38153_(ch12).pdf|format=PDF|publisher=World Health Organization|pages=172–87|access-date=2016-02-13|archive-date=2011-07-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20110708165621/http://whqlibdoc.who.int/publications/a38153_(ch12).pdf|dead-url=yes}}</ref>

<ref name="Williams 1963">{{Cite journal|author=Williams LL|title=Malaria eradication in the United States|journal=American Journal of Public Health and the Nation's Health|year=1963|volume=53|issue=1|pages=17–21|pmid=14000898|pmc=1253858|doi=10.2105/AJPH.53.1.17}} {{open access}}</ref>

<ref name="Wilson 2012">{{Cite journal|author=Wilson ML|title=Malaria rapid diagnostic tests|journal=Clinical Infectious Diseases|year=2012|volume=54|issue=11|pages=1637–41|doi=10.1093/cid/cis228|pmid=22550113}}</ref>

<ref name="Wongsrichanalai 2008">{{cite journal|author=Wongsrichanalai C, Meshnick SR|title=Declining artesunate-mefloquine efficacy against falciparum malaria on the Cambodia–Thailand border|journal=Emerging Infectious Diseases|volume=14|issue=5|pages=716–9|year=2008|pmid=18439351|pmc=2600243|doi=10.3201/eid1405.071601|url=http://www.cdc.gov/eid/content/14/5/716.htm}}</ref>

<ref name="World Malaria Report 2012">{{Cite report|url=http://www.who.int/malaria/publications/world_malaria_report_2012/wmr2012_no_profiles.pdf|format=PDF|title=World Malaria Report 2012|publisher=World Health Organization}}</ref>

<ref name="Worrall 2005">{{Cite journal|author=Worrall E, Basu S, Hanson K|title=Is malaria a disease of poverty? A review of the literature|journal=Tropical Health and Medicine|year=2005|volume=10|issue=10|pages=1047–59|doi=10.1111/j.1365-3156.2005.01476.x|pmid=16185240}} {{open access}}</ref>

<ref name="WSJ 2008">{{Cite web|author=Schoofs M|title=Clinton foundation sets up malaria-drug price plan|url=http://online.wsj.com/article/SB121626447476161201.html|date=July 17, 2008|publisher=Wall Street Journal|accessdate=2012-05-14}}</ref>

<ref name="Yangzom 2012">{{Cite journal|author=Yangzom T, Gueye CS, Namgay R, Galappaththy GN, Thimasarn K, Gosling R, Murugasampillay S, Dev V|title=Malaria control in Bhutan: Case study of a country embarking on elimination|year=2012|volume=11|page=9|pmid=22230355|pmc=3278342|doi=10.1186/1475-2875-11-9|journal=Malaria Journal}} {{open access}}</ref>

}}

;Literatur yang dikutip
* {{Cite report |author=WHO |title=Guidelines for the Treatment of Malaria |edition=2nd |year=2010 |publisher=World Health Organization |isbn=978-9-2415-4792-5 |url=http://whqlibdoc.who.int/publications/2010/9789241547925_eng.pdf |format=PDF |ref=harv}}
* {{Cite book|author=Schlagenhauf-Lawlor P|title=Travelers' Malaria|year=2008|publisher=PMPH-USA|isbn=978-1-55009-336-0|url=https://books.google.com/books?id=54Dza0UHyngC|ref=harv}}

== Bacaan lebih lanjut ==
* {{Cite book|author=Bynum WF, Overy C|title=The Beast in the Mosquito: The Correspondence of Ronald Ross and Patrick Manson|url=https://books.google.com/books?id=5BXbsSJLaToC|year=1998|publisher=Rodopi|isbn=978-90-420-0721-5|series=Wellcome Institute Series in The History of Medicine}}
* {{cite book|title=Guidelines for the treatment of malaria|date=2015|publisher=World Health Organization|isbn=9789241549127|edition=3rd|url=http://www.who.int/malaria/publications/atoz/9789241549127/en/}}

== Pranala luar ==
{{Sister project links |wikt=malaria |commons=Malaria |n=Malaria |q=no |s=Malaria |b=Malaria |voy=Malaria |v=Malaria}}
* {{dmoz|Health/Conditions_and_Diseases/Infectious_Diseases/Parasitic/Malaria}}
* [http://www.emro.who.int/entity/malaria-control-and-elimination/ WHO site on malaria]
* [http://www.unhco.org/malaria/ UNHCO site on malaria] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111220220958/http://www.unhco.org/malaria/ |date=2011-12-20 }}
* [http://www.rollbackmalaria.org/gmap/ Global Malaria Action Plan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100411074836/http://www.rollbackmalaria.org/gmap/ |date=2010-04-11 }} (2008)
* [http://doctorswithoutborders.org/news/issue.cfm?id=2395 Doctors Without Borders/Médecins Sans Frontières – ''Malaria''] information pages
* [https://web.archive.org/web/20130520072620/http://www.wehi.edu.au/other_domains/MalDB/who.html WHO/TDR Malaria Database] via the [[Wayback Machine]]
* [http://www.antimalariaomd.org/en/index.php Anti-malaria and sustainable development] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180317174946/http://www.antimalariaomd.org/en/index.php |date=2018-03-17 }}
* [http://www.wwarn.org Worldwide Antimalarial Resistance Network (WWARN)]

{{malaria}}
{{Pemberantasan penyakit menular}}
{{Penyakit kemiskinan}}
{{Penyakit Chromalveolata}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Penyakit]]
[[Kategori:Malaria| ]]
[[Kategori:Apicomplexa]]
[[Kategori:Apicomplexa]]
[[Kategori:Penyakit menular]]
[[Kategori:Penyakit menular]]
[[Kategori:Parasitologi]]

[[af:Malaria]]
[[ar:ملاريا]]
[[bg:Малария]]
[[bs:Malarija]]
[[ca:Malària]]
[[cs:Malárie]]
[[da:Malaria]]
[[de:Malaria]]
[[el:Ελονοσία]]
[[en:Malaria]]
[[eo:Malario]]
[[es:Malaria]]
[[eu:Malaria]]
[[fi:Malaria]]
[[fr:Paludisme]]
[[gl:Malaria]]
[[he:מלריה]]
[[hi:शीतज्वर]]
[[hr:Malarija]]
[[hu:Malária]]
[[ia:Malaria]]
[[it:Malaria]]
[[ja:マラリア]]
[[ka:მალარია]]
[[ko:말라리아]]
[[lt:Maliarija]]
[[ms:Malaria]]
[[mt:Malarja]]
[[nl:Malaria]]
[[no:Malaria]]
[[om:Malaria]]
[[pl:Malaria]]
[[ps:ملاريا]]
[[pt:Malária]]
[[qu:Chukchu]]
[[ro:Malarie]]
[[ru:Малярия]]
[[sh:Malarija]]
[[simple:Malaria]]
[[sk:Malária]]
[[sl:Malarija]]
[[sr:Маларија]]
[[su:Malaria]]
[[sv:Malaria]]
[[ta:மலேரியா]]
[[te:మలేరియా]]
[[th:มาลาเรีย]]
[[tr:Sıtma]]
[[uk:Малярія]]
[[zh:疟疾]]
[[zh-min-nan:Ma-lá-lí-á]]

Revisi terkini sejak 18 Agustus 2024 13.22

Malaria
Sebuah Plasmodium dari air ludah nyamuk betina bergerak melalui sel nyamuk
Informasi umum
SpesialisasiPenyakit infeksi

Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan hewan lain yang disebabkan oleh protozoa parasit (sekelompok mikroorganisme bersel tunggal) dalam tipe Plasmodium.[1] Malaria menyebabkan gejala yang biasanya termasuk demam, kelelahan, muntah, dan sakit kepala.[2] Dalam kasus yang parah dapat menyebabkan kulit kuning, kejang, koma, atau kematian.[2] Gejala biasanya muncul sepuluh sampai lima belas hari setelah digigit.[1] Jika tidak diobati, penyakit mungkin kambuh beberapa bulan kemudian.[1] Pada mereka yang baru selamat dari infeksi, infeksi ulang biasanya menyebabkan gejala ringan.[2] Imunitas parsial ini menghilang selama beberapa bulan hingga beberapa tahun jika orang tersebut tidak terpapar terus-menerus dengan malaria.[2]

Penyakit ini paling sering ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.[1] Gigitan nyamuk memasukkan parasit dari air liur nyamuk ke dalam darah seseorang.[1] Parasit bergerak ke hati di mana mereka dewasa dan bereproduksi.[2] Lima spesies Plasmodium dapat menginfeksi dan disebarkan oleh manusia.[2] Sebagian besar kematian disebabkan oleh P. falciparum karena P. vivax, P. ovale, and P. malariae umumnya menyebabkan bentuk yang lebih ringan dari malaria.[1][2] Spesies P. knowlesi jarang menyebabkan penyakit pada manusia.[1] Malaria biasanya didiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis darah menggunakan film darah, atau dengan uji diagnostik cepat berdasarkan-antigen.[2] Metode yang menggunakan reaksi berantai polimerase untuk mendeteksi DNA parasit telah dikembangkan, tetapi tidak banyak digunakan di daerah di mana malaria umum (endemis) karena biaya dan kerumitannya.[3]

Risiko penyakit dapat dikurangi dengan mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu dan penolak serangga, atau dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) seperti penyemprotan insektisida dan menguras genangan air.[2] Beberapa obat tersedia untuk mencegah malaria pada wisatawan ke daerah di mana penyakit umum.[1] Dosis tunggal sulfadoksin/pirimetamin direkomendasikan pada bayi dan setelah trimester pertama kehamilan di daerah dengan tingkat malaria tinggi. Meskipun adanya kebutuhan, tidak ada vaksin yang efektif, meskipun upaya untuk mengembangkannya sedang berlangsung.[1] Pengobatan yang direkomendasikan untuk malaria adalah kombinasi obat antimalaria yang mencakup artemisinin.[1][2] Obat lini kedua yaitumeflokuin, lumefantrin, atau sulfadoksin/pirimetamin.[4] Kuinin bersama dengan doksisiklin dapat digunakan jika artemisinin tidak tersedia.[4] Direkomendasikan bahwa di daerah endemis, malaria terkonfirmasi sedini mungkin sebelum pengobatan untuk mencegah peningkatan resistansi obat. Beberapa parasit telah resisten untuk beberapa obat antimalaria; misalnya, P. falciparum resisten-klorokuin telah menyebar ke sebagian besar wilayah malaria, dan ketahanan terhadap artemisinin telah menjadi masalah di beberapa bagian Asia Tenggara.[1]

Penyakit ini tersebar luas di daerah tropis dan subtropis yang ada di pita lebar sekitar khatulistiwa.[2] Ini termasuk banyak dari Afrika Sub-Sahara, Asia, dan Amerika Latin. Pada 2015, ada 214 juta kasus malaria di seluruh dunia.[5] Hal ini mengakibatkan sekitar 438.000 kematian, 90% di antaranya terjadi di Afrika.[5] Tingkat penyakit menurun dari tahun 2000 hingga 2015 sebesar 37%,[5] namun meningkat dari 2014 di mana ada 198 juta kasus.[6] Malaria umumnya terkait dengan kemiskinan dan memiliki efek negatif yang besar pada pembangunan ekonomi.[7][8] Di Afrika, malaria diperkirakan mengakibatkan kerugian sebesar US$12 miliar setahun karena meningkatnya biaya kesehatan, kehilangan kemampuan untuk bekerja, dan efek negatif pada pariwisata.[9]

Tanda-tanda dan gejala

[sunting | sunting sumber]
Gejala utama dari malaria[10]

Tanda-tanda dan gejala malaria biasanya mulai 8-25 hari setelah terinfeksi.[10] Namun, gejala dapat terjadi kemudian pada orang-orang yang telah mengambil obat antimalaria sebagai pencegahan.[3] Manifestasi awal dari penyakit—berlaku umum untuk semua spesies malaria—mirip dengan gejala flu,[11] dan dapat menyerupai kondisi lain seperti sepsis, gastroenteritis, dan penyakit virus.[3] Gejala yang timbul termasuk sakit kepala, demam, menggigil, nyeri sendi, muntah, anemia hemolitik, penyakit kuning, hemoglobin dalam urin, kerusakan retina, dan kejang-kejang.[12]

Gejala klasik malaria adalah paroksismal—kejadian demam menggigil yang hilang timbul berulang sesuai siklus dan kemudian demam dan berkeringat, terjadi setiap dua hari (demam tertiana) di infeksi P. vivax dan P. ovale, dan setiap tiga hari (demam kuartana) untuk P. malariae. Infeksi P. falciparum dapat menyebabkan demam berulang setiap 36-48 jam, atau demam kurang menonjol dan hampir terus menerus.[13]

Malaria berat biasanya disebabkan oleh P. falciparum (sering disebut sebagai malaria falciparum). Gejala malaria falciparum timbul 9-30 hari setelah terinfeksi.[11] Individu dengan malaria serebral sering menunjukkan gejala neurologis, termasuk postur abnormal, nistagmus, kelumpuhan tatapan konjugat (kegagalan mata untuk bergerak bersama-sama dalam arah yang sama), opistotonus, kejang, atau koma.[11]

Komplikasi

[sunting | sunting sumber]

Malaria memiliki beberapa komplikasi yang serius. Di antaranya dapat terjadi gangguan pernapasan, 25% dari orang dewasa dan 40% dari anak-anak, pada malaria P. falciparum berat. Kemungkinan penyebab termasuk kompensasi pernapasan terhadap asidosis metabolik, edema paru nonkardiogenik, pneumonia yang terjadi bersamaan, serta anemia berat. Meskipun jarang terjadi pada anak-anak dengan malaria berat, sindrom gangguan pernapasan akut terjadi pada 5-25% dari orang dewasa dan sampai 29% dari wanita hamil.[14] Koinfeksi HIV dengan malaria meningkatkan angka kematian.[15] Gagal ginjal adalah tanda dari komplikasi malaria yang disebut demam air hitam, di mana hemoglobin dari sel darah merah yang pecah bocor ke dalam urin.[11]

Infeksi P. falciparum dapat mengakibatkan malaria serebral, bentuk malaria berat yang melibatkan ensefalopati. Hal ini terkait dengan memutihnya retina, yang mungkin merupakan tanda klinis yang berguna dalam membedakan malaria dari penyakit lain yang juga memiliki keluhan demam.[16] Splenomegali, sakit kepala parah, hepatomegali (pembesaran hati), hipoglikemia, dan hemoglobinuria dengan gagal ginjal dapat terjadi.[11] Komplikasi dapat mencakup perdarahan spontan dan koagulopati (gangguan pembekuan darah) hingga menyebabkan syok.[17]

Malaria pada ibu hamil merupakan penyebab penting dari lahir mati, kematian bayi, aborsi dan berat badan lahir rendah,[18] terutama pada infeksi P. falciparum, walau dapat terjadi juga dengan P. vivax.[19]

Parasit malaria termasuk dalam genus Plasmodium (filum Apicomplexa). Pada manusia, malaria disebabkan oleh P. falciparum, P. malariae, P. ovale, P. vivax dan P. knowlesi.[20][21] Di antara mereka yang terinfeksi, P. falciparum merupakan spesies yang paling umum diidentifikasi (~75%) diikuti oleh P. vivax (~20%).[3] Meskipun P. falciparum biasanya menyumbang sebagian besar kematian,[22] bukti terbaru menunjukkan bahwa malaria P. vivax terkait dengan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa hampir sesering infeksi P. falciparum.[23] P. vivax secara proporsional lebih umum di luar Afrika.[24] Telah terdokumentasikan infeksi beberapa spesies Plasmodium pada manusia dari kera yang lebih tinggi; khusus untuk P. knowlesi—spesies zoonotik yang menyebabkan malaria pada makaka[21]—hal ini dianggap tidak begitu penting bagi kesehatan masyarakat.[25]

Pemanasan global kemungkinan akan mempengaruhi penyebaran malaria, tetapi tingkat keparahan dan distribusi geografis dari efek tersebut belum pasti.[26][27]

Siklus hidup

[sunting | sunting sumber]
Siklus hidup parasit malaria. Seekor nyamuk menyebabkan infeksi oleh gigitan. Pertama, sporozoit memasuki aliran darah, dan bermigrasi ke hati. Mereka menginfeksi sel-sel hati, di mana mereka berkembang biak menjadi merozoit, memecahkan sel-sel hati, dan kembali ke aliran darah. Merozoit menginfeksi sel darah merah, di mana mereka berkembang menjadi bentuk cincin, trofozoit dan skizon yang pada gilirannya menghasilkan lebih banyak merozoit. Bentuk seksual juga diproduksi, yang, jika diambil oleh nyamuk, akan menginfeksi serangga dan melanjutkan siklus hidup.

Dalam siklus hidup Plasmodium, sebuah nyamuk Anopheles betina (inang definitif) mentransmisikan bentuk infektif motil (disebut sporozoit) ke inang vertebrata seperti manusia (inang sekunder), sehingga bertindak sebagai vektor transmisi. Sebuah sporozoit berjalan melalui pembuluh darah ke sel-sel hati (hepatosit), di mana ia bereproduksi secara aseksual (skizogoni jaringan), menghasilkan ribuan merozoit. Merozoit-merozoit ini menginfeksi sel-sel darah merah baru dan memulai serangkaian siklus multiplikasi aseksual (skizogoni darah) yang menghasilkan 8 sampai 24 merozoit infektif baru, pada titik itu sel pecah dan siklus infektif dimulai lagi.[28]

Merozoit lainnya berkembang menjadi gametosit belum matang, yang merupakan prekursor dari gamet jantan dan betina. Ketika nyamuk yang telah dibuahi menggigit orang yang terinfeksi, gametosit diambil dengan darah dan matang dalam usus nyamuk. Gametosit jantan dan betina menyatu dan membentuk ookinet—sebuah zigot motil yang telah dibuahi. Ookinet berkembang menjadi sporozoit baru yang bermigrasi ke kelenjar ludah serangga, siap untuk menginfeksi inang vertebrata baru. Sporozoit-sporozoit disuntikkan ke dalam kulit, dalam air liur, saat nyamuk memakan darah berikutnya.[29]

Hanya nyamuk betina yang menghisap darah, sedangkan nyamuk jantan memakan nektar tanaman, dan tidak menularkan penyakit. Betina dari genus nyamuk Anopheles lebih suka makan pada malam hari. Mereka biasanya mulai mencari makan pada sore hari, dan akan terus berlanjut sepanjang malam sampai mendapatkan makanan.[30] Parasit malaria juga dapat ditularkan oleh transfusi darah, meskipun hal ini jarang terjadi.[31]

Malaria yang kambuh

[sunting | sunting sumber]

Gejala malaria dapat kambuh setelah beberapa periode bebas gejala. Tergantung pada penyebabnya, kekambuhan dapat diklasifikasikan sebagai recrudescence, relapse, atau reinfeksi. Recrudescence adalah ketika gejala kembali setelah periode bebas gejala. Hal ini disebabkan oleh parasit hidup dalam darah dari pengobatan yang tidak memadai atau tidak efektif.[32] Relapse adalah ketika gejala muncul kembali setelah parasit tereliminasi dari darah tetapi tetap aktif sebagai hipnozoit dalam sel-sel hati. Relapse umumnya terjadi antara 8-24 minggu dan umumnya terjadi dengan infeksi P. vivax dan P. ovale.[3] Kasus malaria P. vivax di daerah beriklim sedang sering melibatkan overwintering oleh hipnozoit, dengan relapse dimulai setahun setelah gigitan nyamuk.[33] Reinfeksi berarti parasit yang menyebabkan infeksi sebelumnya telah tersingkir dari tubuh, tetapi terinfeksi kembali oleh parasit baru. Reinfeksi sulit dibedakan dari recrudescence, meskipun kambuhnya infeksi dalam waktu dua minggu pengobatan. Infeksi awal setelah sebelumnya sakit biasanya dikaitkan dengan kegagalan pengobatan.[34] Orang-orang yang telah terinfeksi sebelumnya masih memiliki sedikit kekebalan terhadap infeksi baru bila sering terpapar.[35]

Patofisiologi

[sunting | sunting sumber]
Mikrograf dari plasenta dari bayi lahir mati akibat malaria ibu. Pewarnaan H&E. Sel-sel darah merah tidak berinti; pewarnaan biru/hitam dalam struktur merah terang (sel darah merah) menunjukkan inti asing dari parasit.

Infeksi malaria berkembang melalui dua tahap: melalui tahap yang melibatkan hati (fase eksoeritrositik), dan melalui tahap yang melibatkan sel-sel darah merah, atau eritrosit (fase eritrositik). Ketika nyamuk yang terinfeksi menembus kulit seseorang untuk mengambil makan darah, sporozoit dalam air liur nyamuk memasuki aliran darah dan bermigrasi ke hati di mana mereka menginfeksi hepatosit, bereproduksi secara aseksual dan tanpa gejala untuk jangka waktu 8-30 hari.[36]

Setelah masa dorman potensial dalam hati, organisme ini berdiferensiasi untuk menghasilkan ribuan merozoit. Setelah pecahnya sel inang mereka, merozoit masuk ke dalam darah dan menginfeksi sel-sel darah merah untuk memulai tahap eritrositik dari siklus hidup.[36] Parasit yang telah keluar dari hati menjadi tidak terdeteksi dengan membungkus dirinya dalam membran sel dari sel inang hati yang terinfeksi.[37]

Dalam sel darah merah, parasit berkembang biak lebih lanjut, secara aseksual lagi, secara berkala keluar dari sel inang mereka untuk menyerang sel-sel darah merah segar. Beberapa siklus amplifikasi tersebut terjadi. Dengan demikian, deskripsi klasik gelombang demam timbul dari gelombang simultan merozoit melarikan diri dan menginfeksi sel-sel darah merah.[36]

Beberapa sporozoit P. vivax tidak segera berkembang menjadi merozoit fase-eksoeritrositik, melainkan menghasilkan hipnozoit yang dorman untuk periode tertentu mulai dari beberapa bulan (7-10 bulan khas) hingga beberapa tahun. Setelah masa dormansi, mereka aktif kembali dan menghasilkan merozoit. Hipnozoit bertanggung jawab untuk inkubasi yang panjang dan relapse akhir infeksi P. vivax,[33] meskipun keberadaannya pada P. ovale tidak pasti.[38]

Parasit ini relatif terlindungi dari serangan sistem kekebalan tubuh karena pada sebagian besar siklus hidup manusia parasit itu berada di dalam sel-sel hati dan darah dan relatif tidak terlihat bagi surveilans kekebalan tubuh. Namun, sel darah yang beredar yang terinfeksi hancur di limpa. Untuk menghindari hal ini, parasit P. falciparum menampilkan protein perekat pada permukaan sel-sel darah yang terinfeksi, menyebabkan sel-sel darah menempel pada dinding pembuluh darah kecil, sehingga parasit tidak melalui sirkulasi umum dan limpa.[39] Penyumbatan mikrovaskulatur menyebabkan gejala seperti malaria plasenta.[40] Sel darah merah bisa menembus penghalang darah-otak dan menyebabkan malaria serebral.[41]

Resistensi genetik

[sunting | sunting sumber]

Menurut sebuah ulasan tahun 2005, karena tingginya tingkat mortalitas dan morbiditas yang disebabkan oleh malaria—terutama spesies P. falciparum—malaria telah memberikan tekanan selektif terbesar pada genom manusia dalam sejarah terkini. Beberapa faktor genetik memberikan beberapa perlawanan untuk itu termasuk sifat sel sabit, sifat-sifat talasemia, defisiensi dehidrogenase glukosa-6-fosfat, dan tidak adanya antigen Duffy pada sel darah merah.[42][43]

Dampak dari sifat sel sabit pada kekebalan malaria menggambarkan beberapa pertukaran evolusi yang terjadi karena malaria endemik. Sifat sel sabit menyebabkan perubahan pada molekul hemoglobin dalam darah. Biasanya, sel-sel darah merah memiliki bentuk bikonkaf yang sangat fleksibel yang memungkinkan mereka untuk bergerak melalui kapiler yang sempit; Namun, ketika molekul hemoglobin S yang dimodifikasi terkena jumlah rendah oksigen, atau berkerumun bersama-sama karena dehidrasi, mereka bisa menyatu membentuk untaian yang menyebabkan sel berbentuk sabit atau berdistorsi menjadi bentuk melengkung. Dalam bentuk untaian molekul hemoglobin tidak efektif dalam mengambil atau melepaskan oksigen, dan sel tidak cukup fleksibel untuk beredar secara bebas. Pada tahap awal malaria, parasit dapat menyebabkan sel darah merah yang terinfeksi menjadi berbentuk sabit, dan sehingga mereka dihapus dari peredaran dengan cepat. Hal ini akan mengurangi frekuensi parasit malaria menyelesaikan siklus hidupnya di dalam sel. Individu yang homozigot (dengan dua salinan dari alel hemoglobin beta abnormal) memiliki anemia sel sabit, sementara mereka yang heterozigot (dengan satu alel abnormal dan satu alel normal) memiliki resistansi terhadap malaria tanpa anemia berat. Meskipun harapan hidup yang lebih pendek bagi mereka dengan kondisi homozigot akan cenderung merugikan kelangsungan hidup sifat ini, sifat ini dipertahankan di daerah rawan malaria karena manfaat yang diberikan oleh bentuk heterozigot.[43][44]

Disfungsi hati

[sunting | sunting sumber]

Disfungsi hati akibat malaria jarang dan biasanya hanya terjadi pada orang-orang dengan kondisi hati lainnya seperti hepatitis viral atau penyakit hati kronis. Sindrom ini kadang-kadang disebut hepatitis malaria.[45] Meskipun telah dianggap sebagai kejadian langka, hepatopati malaria telah mengalami peningkatan, terutama di Asia Tenggara dan India. Kompromi hati pada orang dengan malaria berkorelasi dengan kemungkinan komplikasi dan kematian yang lebih besar.[45]

Diagnostik

[sunting | sunting sumber]
Film darah adalah standar emas untuk diagnosis malaria.
Bentuk-cincin dan gametosit Plasmodium falciparum dalam darah manusia

Karena sifat non-spesifik dari gejala malaria, diagnosis malaria di daerah non-endemik membutuhkan tingkat kecurigaan yang tinggi, yang mungkin ditimbulkan oleh salah satu dari berikut: riwayat perjalanan baru-baru ini, pembesaran limpa, demam, jumlah rendah trombosit dalam darah, dan tingkat bilirubin yang lebih tinggi dari normal dalam darah dikombinasikan dengan tingkat normal sel darah putih.[3]

Malaria biasanya dikonfirmasi oleh pemeriksaan mikroskopis dari film darah atau uji diagnostik cepat (rapid diagnostic tests, RDT) berdasarkan-antigen.[46][47] Mikroskop adalah metode yang paling umum digunakan untuk mendeteksi parasit malaria—sekitar 165 juta film darah diperiksa untuk malaria pada tahun 2010.[48] Meskipun penggunaan secara luas, diagnosis dengan mikroskop memiliki dua kelemahan utama: banyak keadaan (terutama di pedesaan) tidak dilengkapi untuk melakukan tes, dan keakuratan hasil bergantung pada keterampilan orang yang memeriksa film darah dan kadar parasit dalam darah. Sensitivitas film darah berkisar 75-90% dalam kondisi optimum, hingga serendah 50%. RDT yang tersedia secara komersial sering lebih akurat daripada film darah dalam memprediksi adanya parasit malaria, tetapi mereka sangat beragam dalam sensitivitas diagnostik dan spesifisitas tergantung pada produsen, dan tidak dapat mengatakan berapa banyak parasit yang hadir.[48]

Di daerah di mana tes laboratorium sudah tersedia, malaria harus dicurigai, dan diuji, dalam setiap orang sehat yang pernah ke daerah endemik malaria. Di daerah yang tidak mampu tes diagnostik laboratorium, telah menjadi umum untuk menggunakan hanya riwayat demam sebagai indikasi untuk mengobati malaria—sehingga pengajaran umum "demam sama dengan malaria kecuali jika terbukti sebaliknya". Kelemahan dari praktik ini adalah overdiagnosis malaria dan salah urus demam non-malaria, yang membuang sumber daya yang terbatas, mengikis kepercayaan dalam sistem perawatan kesehatan, dan memberikan kontribusi untuk resistansi obat.[49] Meskipun tes berdasarkan reaksi berantai polimerase telah dikembangkan, mereka tidak banyak digunakan di daerah di mana malaria adalah umum pada 2012, karena kompleksitasnya.[3]

Klasifikasi

[sunting | sunting sumber]

Malaria diklasifikasikan menjadi "parah" atau "tidak berkomplikasi" oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO).[3] Malaria dianggap parah ketika terdapat salah satu kriteria berikut ini, jika tidak maka dianggap tidak berkomplikasi.[50]

Malaria serebral didefinisikan sebagai malaria P. falciparum parah dengan gejala neurologis, termasuk koma (dengan skala koma Glasgow kurang dari 11, atau skala koma Blantyre lebih dari 3), atau dengan koma yang bertahan lebih dari 30 menit setelah kejang-kejang.[51]

Berbagai tipe malaria disebut dengan nama di bawah ini:[52]

Nama Patogen Catatan
Malaria Plasmodium falciparum malaria parah yang memengaruhi sistem kardiovaskular dan menyebabkan kedinginan dan kejutan sirkulasi
Malaria bilious Plasmodium falciparum malaria parah yang memengaruhi hati dan menyebabkan muntah dan penyakit kuning
Malaria serebral Plasmodium falciparum malaria parah yang memengaruhi otak besar
Malaria kongenital berbagai plasmodia plasmodium yang menginfeksi dari ibu melalui sirkulasi fetal
Malaria falciparum, malaria Plasmodium falciparum, malaria pernisiosa Plasmodium falciparum
Malaria ovale, malaria Plasmodium ovale Plasmodium ovale
Malaria kuartana, malaria malariae, malaria Plasmodium malariae Plasmodium malariae hilang timbul setiap hari keempat (quartan), menghitung hari kejadian sebagai hari pertama
Malaria quotidian Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax hilang timbul setiap hari (quotidian)
Malaria tertiana Plasmodium falciparum, Plasmodium ovale, Plasmodium vivax hilang timbul setiap hari ketiga (tertian), menghitung hari kejadian sebagai hari pertama
Malaria transfusi berbagai plasmodia plasmodium yang menginfeksi melalui transfusi darah, berbagi jarum, atau perlukaan jarum suntik
Malaria vivax, malaria Plasmodium vivax Plasmodium vivax

Pencegahan

[sunting | sunting sumber]
Sebuah nyamuk Anopheles stephensi tak lama setelah mendapat darah dari manusia (tetesan darah dikeluarkan sebagai surplus). Nyamuk ini adalah vektor malaria, dan pengendalian nyamuk adalah cara yang efektif untuk mengurangi insiden malaria.

Metode yang digunakan untuk mencegah malaria termasuk obat-obatan, eliminasi nyamuk dan pencegahan gigitan. Tidak ada vaksin untuk malaria. Kehadiran malaria di suatu daerah membutuhkan kombinasi dari kepadatan tinggi populasi manusia, kepadatan populasi nyamuk anopheles tinggi dan tingginya tingkat penularan dari manusia ke nyamuk dan dari nyamuk ke manusia. Jika salah satunya dapat diturunkan, parasit akhirnya akan menghilang dari daerah itu, seperti yang terjadi di Amerika Utara, Eropa dan beberapa bagian di Timur Tengah. Namun, parasit bisa kembali lagi jika kondisi kembali menguntungkan bagi reproduksi parasit. Selain itu, biaya per orang untuk memberantas nyamuk Anopheles meningkat dengan menurunnya kepadatan penduduk, sehingga secara ekonomi tidak layak di beberapa daerah.[53]

Pencegahan malaria mungkin lebih hemat biaya daripada pengobatan penyakit dalam jangka panjang, tetapi biaya awal yang diperlukan berada di luar jangkauan banyak orang miskin di dunia. Ada perbedaan luas dalam biaya program kontrol (yaitu pemeliharaan endemisitas rendah) dan eliminasi antar negara. Misalnya, di Tiongkok—yang pemerintahnya pada 2010 mengumumkan strategi untuk mengejar eliminasi malaria di provinsi-provinsi Tiongkok-investasi yang dibutuhkan adalah sebagian kecil dari pengeluaran pemerintah untuk kesehatan. Sebaliknya, program serupa di Tanzania akan biaya sekitar seperlima dari anggaran kesehatan masyarakat.[54]

Di daerah di mana malaria menjadi penyakik endemis atau umum terjadi, anak-anak di bawah lima tahun sering mengalami anemia yang kadang-kadang dikarenakan malaria. Memberikan obat pencegahan antimalaria kepada anak-anak dengan anemia di daerah ini meningkatkan kadar sel darah merah sedikit tetapi tidak memengaruhi risiko kematian atau kebutuhan untuk rawat inap.[55]

Pengendalian nyamuk

[sunting | sunting sumber]
Seseorang menyemprot minyak tanah di genangan air, Zona Terusan Panama 1912

Pengendalian vektor mengacu pada metode yang digunakan untuk menurunkan malaria dengan mengurangi tingkat penularan oleh nyamuk. Untuk perlindungan individu, penolak serangga yang paling efektif didasarkan pada DEET atau pikaridin.[56] Kelambu berinsektisida (insecticide-treated mosquito net, ITN) dan penyemprotan residu dalam ruangan (indoor residual spraying, IRS) telah terbukti sangat efektif dalam mencegah malaria pada anak di daerah di mana malaria endemis.[57][58] Pengobatan cepat dari kasus yang terkonfirmasi dengan terapi kombinasi berbasis artemisinin (artemisinin-based combination therapy, ACT) juga dapat mengurangi penularan.[59]

Dinding di mana penyemprotan residu dalam ruangan DDT telah diterapkan. Nyamuk tetap di dinding sampai mereka jatuh mati di lantai.
Sebuah kelambu digunakan.

Kelambu membantu menjauhkan nyamuk dari manusia dan mengurangi tingkat infeksi dan penularan malaria. Kelambu bukan penghalang sempurna dan sering diberi insektisida yang dirancang untuk membunuh nyamuk sebelum memiliki waktu untuk menemukan cara melewati kelambu. Kelambu berinsektisida diperkirakan dua kali lebih efektif daripada jaring yang tidak diberi insektisida dan menawarkan lebih dari 70% perlindungan dibandingkan dengan tidak ada kelambu.[60] Antara tahun 2000 dan 2008, penggunaan kelambu berinsektisida menyelamatkan nyawa sekitar 250.000 bayi di Afrika Sub-Sahara.[61] Sekitar 13% rumah tangga di negara-negara Sub-Sahara memiliki kelambu berinsektisida pada tahun 2007[62] dan 31% dari rumah tangga Afrika diperkirakan memiliki setidaknya satu kelambu berinsektisidap ada tahun 2008. Pada tahun 2000, 1,7 juta (1,8%) anak-anak Afrika yang tinggal di daerah di dunia di mana malaria endemis, terlindungi dengan kelambu berinsektisida. Angka itu meningkat menjadi 20,3 juta (18,5%) anak-anak Afrika menggunakan kelambu berinsektisida pada tahun 2007, meninggalkan 89,6 juta anak tidak terlindungi[63] dan untuk anak-anak Afrika 68% menggunakan kelambu pada tahun 2015.[64] Kebanyakan kelambu dilapisi dengan piretroid, kelas insektisida dengan toksisitas rendah. Mereka adalah paling efektif bila digunakan dari senja hingga fajar.[65] Dianjurkan untuk menggantung "kelambu" besar di atas pusat tempat tidur dan menyelipkan tepi kelambu secara baik ke bawah kasur atau pastikan kelambu cukup besar sehingga menyentuh tanah (tidak ada celah).[66]

Penyemprotan residu dalam ruangan adalah penyemprotan insektisida pada dinding di dalam rumah. Setelah makan, banyak nyamuk beristirahat di permukaan yang terdekat sementara mencerna darah. Jika dinding rumah telah dilapisi dengan insektisida, nyamuk yang beristirahat dapat dibunuh sebelum mereka dapat menggigit orang lain dan mentransfer parasit malaria.[67] Mulai tahun 2006, Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan 12 insektisida dalam operasi penyemprotan residu dalam ruangan, termasuk DDT dan piretroid siflutrin dan deltametrin.[68] Penggunaan sejumlah kecil DDT ini dalam bidang keseharan masyarakat diperbolehkan di bawah Konvensi Stockholm, yang melarang penggunaan pada pertanian.[69] Satu masalah dengan semua bentuk penyemprotan residu dalam ruangan adalah resistansi insektisida. Nyamuk yang terkena penyemprotan residu dalam ruangan cenderung untuk beristirahat dan hidup di dalam ruangan, dan karena iritasi yang disebabkan oleh penyemprotan, keturunan mereka cenderung untuk beristirahat dan hidup di luar ruangan, yang berarti bahwa penyemprotan residu dalam ruangan kurang berefek pada nyamuk.[70]

Ada sejumlah metode lain untuk mengurangi gigitan nyamuk dan memperlambat penyebaran malaria. Upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mengurangi jentik-jentik nyamuk dengan mengurangi ketersediaan air terbuka di mana mereka berkembang atau dengan menambahkan zat-zat untuk mengurangi perkembangan mereka efektif di beberapa lokasi (seperti bubuk abate).[71] Perangkat anti nyamuk elektronik yang membuat suara frekuensi sangat tinggi yang dianggap mampu mengusir nyamuk betina, tidak memiliki bukti yang mendukung.[72]

Pengobatan

[sunting | sunting sumber]
Advertisement entitled "The Mosquito Danger". Includes 6 panel cartoon: #1 breadwinner has malaria, family starving; #2 wife selling ornaments; #3 doctor administers quinine; #4 patient recovers; #5 doctor indicating that quinine can be obtained from post office if needed again; #6 man who refused quinine, dead on stretcher.
Sebuah iklan untuk kuinina sebagai obat malaria dari tahun 1927.

Malaria diobati dengan obat antimalaria; yang digunakan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan penyakit. Meskipun obat terhadap demam umum digunakan, efek obat itu tidak jelas.[73]

Malaria tanpa komplikasi dapat diobati dengan obat oral. Pengobatan yang paling efektif untuk infeksi P. falciparum adalah penggunaan artemisinin dalam kombinasi dengan obat antimalaria lainnya (dikenal sebagai terapi artemisinin-kombinasi, atau artemisinin-combination therapy [ACT]), yang menurunkan resistansi terhadap komponen obat tunggal.[74] Obat antimalaria tambahan ini meliputi: amodiakuin, lumefantrin, meflokuin atau sulfadoksin/pirimetamin.[75] Kombinasi lain yang direkomendasikan adalah dihidroartemisinin dan piperakuin.[76][77] ACT ini efektif pada 90% kasus malaria tanpa komplikasi.[61] Untuk mengobati malaria selama kehamilan, WHO merekomendasikan penggunaan kuinin ditambah klindamisin di awal kehamilan (trimester 1), dan ACT di tahap akhir (trimester 2 dan 3).[78] Pada awal 2000-an, malaria dengan resistansi parsial terhadap artemisin muncul di Asia Tenggara.[79][80]

Infeksi P. vivax, P. ovale atau P. malariae biasanya diobati tanpa perlu rawat inap. Pengobatan P. vivax membutuhkan baik pengobatan tahapan parasit dalam darah (dengan klorokuin atau ACT) dan pembersihan bentuk parasit dalam hati dengan primakuin.[81]

Pengobatan yang direkomendasikan untuk malaria berat adalah penggunaan obat antimalaria intravena. Untuk malaria berat, artesunat lebih unggul dari kuinina pada anak-anak dan orang dewasa.[82] Pengobatan malaria berat melibatkan unit perawatan intensif, termasuk pengelolaan demam tinggi, kejang, gagal napas, gula darah rendah, dan kalium darah rendah.[22]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k "Malaria Fact sheet N°94". WHO. March 2014. Diakses tanggal 28 August 2014. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k Caraballo H (2014). "Emergency department management of mosquito-borne illness: Malaria, dengue, and west nile virus". Emergency Medicine Practice. 16 (5). 
  3. ^ a b c d e f g h Nadjm B, Behrens RH (2012). "Malaria: An update for physicians". Infectious Disease Clinics of North America. 26 (2): 243–59. doi:10.1016/j.idc.2012.03.010. PMID 22632637. 
  4. ^ a b Organization, World Health (2010). Guidelines for the treatment of malaria (edisi ke-2nd). Geneva: World Health Organization. hlm. ix. ISBN 9789241547925. 
  5. ^ a b c "Malaria Fact sheet N°94". WHO. Diakses tanggal 2 February 2016. 
  6. ^ WHO (2014). World Malaria Report 2014. Geneva, Switzerland: World Health Organization. hlm. 32–42. ISBN 978-92-4156483-0. 
  7. ^ Gollin D, Zimmermann C (August 2007). Malaria: Disease Impacts and Long-Run Income Differences (PDF) (Laporan). Institute for the Study of Labor. 
  8. ^ Worrall E, Basu S, Hanson K (2005). "Is malaria a disease of poverty? A review of the literature". Tropical Health and Medicine. 10 (10): 1047–59. doi:10.1111/j.1365-3156.2005.01476.x. PMID 16185240.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  9. ^ Greenwood BM, Bojang K, Whitty CJ, Targett GA (2005). "Malaria". Lancet. 365 (9469): 1487–98. doi:10.1016/S0140-6736(05)66420-3. PMID 15850634. 
  10. ^ a b Fairhurst RM, Wellems TE (2010). "Chapter 275. Plasmodium species (malaria)". Dalam Mandell GL, Bennett JE, Dolin R (eds). Mandell, Douglas, and Bennett's Principles and Practice of Infectious Diseases. 2 (edisi ke-7th). Philadelphia, Pennsylvania: Churchill Livingstone/Elsevier. hlm. 3437–62. ISBN 978-0-443-06839-3. 
  11. ^ a b c d e Bartoloni A, Zammarchi L (2012). "Clinical aspects of uncomplicated and severe malaria". Mediterranean Journal of Hematology and Infectious Diseases. 4 (1): e2012026. doi:10.4084/MJHID.2012.026. PMC 3375727alt=Dapat diakses gratis. PMID 22708041.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  12. ^ Beare NA, Taylor TE, Harding SP, Lewallen S, Molyneux ME (2006). "Malarial retinopathy: A newly established diagnostic sign in severe malaria". American Journal of Tropical Medicine and Hygiene. 75 (5): 790–7. PMC 2367432alt=Dapat diakses gratis. PMID 17123967.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  13. ^ Ferri FF (2009). "Chapter 332. Protozoal infections". Ferri's Color Atlas and Text of Clinical Medicine. Elsevier Health Sciences. hlm. 1159. ISBN 978-1-4160-4919-7. 
  14. ^ Taylor WR, Hanson J, Turner GD, White NJ, Dondorp AM (2012). "Respiratory manifestations of malaria". Chest. 142 (2): 492–505. doi:10.1378/chest.11-2655. PMID 22871759.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  15. ^ Korenromp E, Williams B, de Vlas S, Gouws E, Gilks C, Ghys P, Nahlen B (2005). "Malaria attributable to the HIV-1 epidemic, sub-Saharan Africa". Emerging Infectious Diseases. 11 (9): 1410–9. doi:10.3201/eid1109.050337. PMC 3310631alt=Dapat diakses gratis. PMID 16229771.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  16. ^ Beare NA, Lewallen S, Taylor TE, Molyneux ME (2011). "Redefining cerebral malaria by including malaria retinopathy". Future Microbiology. 6 (3): 349–55. doi:10.2217/fmb.11.3. PMC 3139111alt=Dapat diakses gratis. PMID 21449844.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  17. ^ Davidson's Principles and Practice of Medicine/21st/351
  18. ^ Hartman TK, Rogerson SJ, Fischer PR (2010). "The impact of maternal malaria on newborns". Annals of Tropical Paediatrics. 30 (4): 271–82. doi:10.1179/146532810X12858955921032. PMID 21118620. 
  19. ^ Rijken MJ, McGready R, Boel ME, Poespoprodjo R, Singh N, Syafruddin D, Rogerson S, Nosten F (2012). "Malaria in pregnancy in the Asia-Pacific region". Lancet Infectious Diseases. 12 (1): 75–88. doi:10.1016/S1473-3099(11)70315-2. PMID 22192132. 
  20. ^ Mueller I, Zimmerman PA, Reeder JC (2007). "Plasmodium malariae and Plasmodium ovale—the "bashful" malaria parasites". Trends in Parasitology. 23 (6): 278–83. doi:10.1016/j.pt.2007.04.009. PMC 3728836alt=Dapat diakses gratis. PMID 17459775. 
  21. ^ a b Collins WE (2012). "Plasmodium knowlesi: A malaria parasite of monkeys and humans". Annual Review of Entomology. 57: 107–21. doi:10.1146/annurev-ento-121510-133540. PMID 22149265. 
  22. ^ a b Sarkar PK, Ahluwalia G, Vijayan VK, Talwar A (2009). "Critical care aspects of malaria". Journal of Intensive Care Medicine. 25 (2): 93–103. doi:10.1177/0885066609356052. PMID 20018606. 
  23. ^ Baird JK (2013). "Evidence and implications of mortality associated with acute Plasmodium vivax malaria". Clinical Microbiology Reviews. 26 (1): 36–57. doi:10.1128/CMR.00074-12. PMC 3553673alt=Dapat diakses gratis. PMID 23297258. 
  24. ^ Arnott A, Barry AE, Reeder JC (2012). "Understanding the population genetics of Plasmodium vivax is essential for malaria control and elimination". Malaria Journal. 11: 14. doi:10.1186/1475-2875-11-14. PMC 3298510alt=Dapat diakses gratis. PMID 22233585.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  25. ^ Collins WE, Barnwell JW (2009). "Plasmodium knowlesi: finally being recognized". Journal of Infectious Diseases. 199 (8): 1107–8. doi:10.1086/597415. PMID 19284287.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  26. ^ Parham PE, Christiansen-Jucht C, Pople D, Michael E (2011). "Understanding and modelling the impact of climate change on infectious diseases". Dalam Blanco J, Kheradmand H (eds.). Climate Change – Socioeconomic Effects. hlm. 43–66. ISBN 978-9533074115. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-13. Diakses tanggal 2016-02-13.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  27. ^ "Climate Change And Infectious Diseases" (PDF). CLIMATE CHANGE AND HUMAN HEALTH—RISK AND RESPONSES. World Health Organization. 
  28. ^ Schlagenhauf-Lawlor 2008, hlm. 70–1
  29. ^ Cowman AF, Berry D, Baum J (2012). "The cellular and molecular basis for malaria parasite invasion of the human red blood cell". Journal of Cell Biology. 198 (6): 961–71. doi:10.1083/jcb.201206112. PMC 3444787alt=Dapat diakses gratis. PMID 22986493.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  30. ^ Arrow KJ, Panosian C, Gelband H, Institute of Medicine (U.S.). Committee on the Economics of Antimalarial Drugs (2004). Saving Lives, Buying Time: Economics of Malaria Drugs in an Age of Resistance. National Academies Press. hlm. 141. ISBN 978-0-309-09218-0. 
  31. ^ Owusu-Ofori AK, Parry C, Bates I (2010). "Transfusion-transmitted malaria in countries where malaria is endemic: A review of the literature from sub-Saharan Africa". Clinical Infectious Diseases. 51 (10): 1192–8. doi:10.1086/656806. PMID 20929356.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  32. ^ WHO 2010, hlm. vi
  33. ^ a b White NJ (2011). "Determinants of relapse periodicity in Plasmodium vivax malaria". Malaria Journal. 10: 297. doi:10.1186/1475-2875-10-297. PMC 3228849alt=Dapat diakses gratis. PMID 21989376.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  34. ^ WHO 2010, hlm. 17
  35. ^ Tran TM, Samal B, Kirkness E, Crompton PD (2012). "Systems immunology of human malaria". Trends in Parasitology. 28 (6): 248–57. doi:10.1016/j.pt.2012.03.006. PMC 3361535alt=Dapat diakses gratis. PMID 22592005. 
  36. ^ a b c Bledsoe GH (2005). "Malaria primer for clinicians in the United States". Southern Medical Journal. 98 (12): 1197–204; quiz 1205, 1230. doi:10.1097/01.smj.0000189904.50838.eb. PMID 16440920. 
  37. ^ Vaughan AM, Aly AS, Kappe SH (2008). "Malaria parasite pre-erythrocytic stage infection: Gliding and hiding". Cell Host & Microbe. 4 (3): 209–18. doi:10.1016/j.chom.2008.08.010. PMC 2610487alt=Dapat diakses gratis. PMID 18779047.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  38. ^ Richter J, Franken G, Mehlhorn H, Labisch A, Häussinger D (2010). "What is the evidence for the existence of Plasmodium ovale hypnozoites?". Parasitology Research. 107 (6): 1285–90. doi:10.1007/s00436-010-2071-z. PMID 20922429. 
  39. ^ Tilley L, Dixon MW, Kirk K (2011). "The Plasmodium falciparum-infected red blood cell". International Journal of Biochemistry and Cell Biology. 43 (6): 839–42. doi:10.1016/j.biocel.2011.03.012. PMID 21458590. 
  40. ^ Mens PF, Bojtor EC, Schallig HDFH (2012). "Molecular interactions in the placenta during malaria infection". European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology. 152 (2): 126–32. doi:10.1016/j.ejogrb.2010.05.013. PMID 20933151. 
  41. ^ Rénia L, Wu Howland S, Claser C, Charlotte Gruner A, Suwanarusk R, Hui Teo T, Russell B, Ng LF (2012). "Cerebral malaria: mysteries at the blood-brain barrier". Virulence. 3 (2): 193–201. doi:10.4161/viru.19013. PMC 3396698alt=Dapat diakses gratis. PMID 22460644.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  42. ^ Kwiatkowski DP (2005). "How malaria has affected the human genome and what human genetics can teach us about malaria". American Journal of Human Genetics. 77 (2): 171–92. doi:10.1086/432519. PMC 1224522alt=Dapat diakses gratis. PMID 16001361.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  43. ^ a b Hedrick PW (2011). "Population genetics of malaria resistance in humans". Heredity. 107 (4): 283–304. doi:10.1038/hdy.2011.16. PMC 3182497alt=Dapat diakses gratis. PMID 21427751.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  44. ^ Weatherall DJ (2008). "Genetic variation and susceptibility to infection: The red cell and malaria". British Journal of Haematology. 141 (3): 276–86. doi:10.1111/j.1365-2141.2008.07085.x. PMID 18410566. 
  45. ^ a b Bhalla A, Suri V, Singh V (2006). "Malarial hepatopathy". Journal of Postgraduate Medicine. 52 (4): 315–20. PMID 17102560.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  46. ^ Abba K, Deeks JJ, Olliaro P, Naing CM, Jackson SM, Takwoingi Y, Donegan S, Garner P (2011). Abba, Katharine, ed. "Rapid diagnostic tests for diagnosing uncomplicated P. falciparum malaria in endemic countries". Cochrane Database of Systematic Reviews (7): CD008122. doi:10.1002/14651858.CD008122.pub2. PMID 21735422. 
  47. ^ Kattenberg JH, Ochodo EA, Boer KR, Schallig HD, Mens PF, Leeflang MM (2011). "Systematic review and meta-analysis: Rapid diagnostic tests versus placental histology, microscopy and PCR for malaria in pregnant women". Malaria Journal. 10: 321. doi:10.1186/1475-2875-10-321. PMC 3228868alt=Dapat diakses gratis. PMID 22035448.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  48. ^ a b Wilson ML (2012). "Malaria rapid diagnostic tests". Clinical Infectious Diseases. 54 (11): 1637–41. doi:10.1093/cid/cis228. PMID 22550113. 
  49. ^ Perkins MD, Bell DR (2008). "Working without a blindfold: The critical role of diagnostics in malaria control". Malaria Journal. 1 (Suppl 1): S5. doi:10.1186/1475-2875-7-S1-S5. PMC 2604880alt=Dapat diakses gratis. PMID 19091039.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  50. ^ WHO 2010, hlm. 35
  51. ^ WHO 2010, hlm. v
  52. ^ Elsevier, Dorland's Illustrated Medical Dictionary, Elsevier, diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-11, diakses tanggal 2016-04-27. 
  53. ^ World Health Organization (1958). "Malaria". The First Ten Years of the World Health Organization (PDF). World Health Organization. hlm. 172–87. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-07-08. Diakses tanggal 2016-02-13. 
  54. ^ Sabot O, Cohen JM, Hsiang MS, Kahn JG, Basu S, Tang L, Zheng B, Gao Q, Zou L, Tatarsky A, Aboobakar S, Usas J, Barrett S, Cohen JL, Jamison DT, Feachem RG (2010). "Costs and financial feasibility of malaria elimination". Lancet. 376 (9752): 1604–15. doi:10.1016/S0140-6736(10)61355-4. PMC 3044845alt=Dapat diakses gratis. PMID 21035839. 
  55. ^ Athuman, M; Kabanywanyi, AM; Rohwer, AC (13 January 2015). "Intermittent preventive antimalarial treatment for children with anaemia". The Cochrane database of systematic reviews. 1: CD010767. doi:10.1002/14651858.CD010767.pub2. PMID 25582096. 
  56. ^ Kajfasz P (2009). "Malaria prevention". International Maritime Health. 60 (1–2): 67–70. PMID 20205131.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  57. ^ Lengeler C (2004). Lengeler, Christian, ed. "Insecticide-treated bed nets and curtains for preventing malaria". Cochrane Database of Systematic Reviews (2): CD000363. doi:10.1002/14651858.CD000363.pub2. PMID 15106149. 
  58. ^ Tanser FC, Lengeler C, Sharp BL (2010). Lengeler, Christian, ed. "Indoor residual spraying for preventing malaria". Cochrane Database of Systematic Reviews (4): CD006657. doi:10.1002/14651858.CD006657.pub2. PMID 20393950. 
  59. ^ Palmer, J. "WHO gives indoor use of DDT a clean bill of health for controlling malaria". WHO. 
  60. ^ Raghavendra K, Barik TK, Reddy BP, Sharma P, Dash AP (2011). "Malaria vector control: From past to future". Parasitology Research. 108 (4): 757–79. doi:10.1007/s00436-010-2232-0. PMID 21229263. [pranala nonaktif permanen] publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  61. ^ a b Howitt P, Darzi A, Yang GZ, Ashrafian H, Atun R, Barlow J, Blakemore A, Bull AM, Car J, Conteh L, Cooke GS, Ford N, Gregson SA, Kerr K, King D, Kulendran M, Malkin RA, Majeed A, Matlin S, Merrifield R, Penfold HA, Reid SD, Smith PC, Stevens MM, Templeton MR, Vincent C, Wilson E (2012). "Technologies for global health". The Lancet. 380 (9840): 507–35. doi:10.1016/S0140-6736(12)61127-1. PMID 22857974. 
  62. ^ Miller JM, Korenromp EL, Nahlen BL, W Steketee R (2007). "Estimating the number of insecticide-treated nets required by African households to reach continent-wide malaria coverage targets". Journal of the American Medical Association. 297 (20): 2241–50. doi:10.1001/jama.297.20.2241. PMID 17519414.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  63. ^ Noor AM, Mutheu JJ, Tatem AJ, Hay SI, Snow RW (2009). "Insecticide-treated net coverage in Africa: Mapping progress in 2000–07". Lancet. 373 (9657): 58–67. doi:10.1016/S0140-6736(08)61596-2. PMC 2652031alt=Dapat diakses gratis. PMID 19019422. 
  64. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama UNICEF2015
  65. ^ Schlagenhauf-Lawlor 2008, hlm. 215
  66. ^ Instructions for treatment and use of insecticide-treated mosquito nets (pdf). World Health Organization. 2002. hlm. 34. 
  67. ^ Enayati A, Hemingway J (2010). "Malaria management: Past, present, and future". Annual Review of Entomology. 55: 569–91. doi:10.1146/annurev-ento-112408-085423. PMID 19754246. 
  68. ^ Indoor Residual Spraying: Use of Indoor Residual Spraying for Scaling Up Global Malaria Control and Elimination. WHO Position Statement (PDF) (Laporan). World Health Organization. 2006. 
  69. ^ van den Berg H (2009). "Global status of DDT and its alternatives for use in vector control to prevent disease". Environmental Health Perspectives. 117 (11): 1656–63. doi:10.1289/ehp.0900785. PMC 2801202alt=Dapat diakses gratis. PMID 20049114. 
  70. ^ Pates H, Curtis C (2005). "Mosquito behaviour and vector control". Annual Review of Entomology. 50: 53–70. doi:10.1146/annurev.ento.50.071803.130439. PMID 15355233. 
  71. ^ Tusting LS, Thwing J, Sinclair D, Fillinger U, Gimnig J, Bonner KE, Bottomley C, Lindsay SW (2013). "Mosquito larval source management for controlling malaria". Cochrane Database of Systematic Reviews. 8: CD008923. doi:10.1002/14651858.CD008923.pub2. PMID 23986463. 
  72. ^ Enayati AA, Hemingway J, Garner P. (2007). Enayati, Ahmadali, ed. "Electronic mosquito repellents for preventing mosquito bites and malaria infection" (PDF). Cochrane Database of Systematic Reviews (2): CD005434. doi:10.1002/14651858.CD005434.pub2. PMID 17443590. 
  73. ^ Meremikwu MM, Odigwe CC, Akudo Nwagbara B, Udoh EE (2012). Meremikwu, Martin M, ed. "Antipyretic measures for treating fever in malaria". Cochrane Database of Systematic Reviews. 9: CD002151. doi:10.1002/14651858.CD002151.pub2. PMID 22972057. 
  74. ^ Kokwaro G (2009). "Ongoing challenges in the management of malaria". Malaria Journal. 8 (Suppl 1): S2. doi:10.1186/1475-2875-8-S1-S2. PMC 2760237alt=Dapat diakses gratis. PMID 19818169.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  75. ^ WHO 2010, hlm. 75–86
  76. ^ WHO 2010, hlm. 21
  77. ^ Keating GM (2012). "Dihydroartemisinin/piperaquine: A review of its use in the treatment of uncomplicated Plasmodium falciparum malaria". Drugs. 72 (7): 937–61. doi:10.2165/11203910-000000000-00000. PMID 22515619. 
  78. ^ Manyando C, Kayentao K, D'Alessandro U, Okafor HU, Juma E, Hamed K (2011). "A systematic review of the safety and efficacy of artemether-lumefantrine against uncomplicated Plasmodium falciparum malaria during pregnancy". Malaria Journal. 11: 141. doi:10.1186/1475-2875-11-141. PMC 3405476alt=Dapat diakses gratis. PMID 22548983.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  79. ^ O'Brien C, Henrich PP, Passi N, Fidock DA (2011). "Recent clinical and molecular insights into emerging artemisinin resistance in Plasmodium falciparum". Current Opinion in Infectious Diseases. 24 (6): 570–7. doi:10.1097/QCO.0b013e32834cd3ed. PMC 3268008alt=Dapat diakses gratis. PMID 22001944.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  80. ^ Fairhurst RM, Nayyar GM, Breman JG, Hallett R, Vennerstrom JL, Duong S, Ringwald P, Wellems TE, Plowe CV, Dondorp AM (2012). "Artemisinin-resistant malaria: research challenges, opportunities, and public health implications". American Journal of Tropical Medicine and Hygiene. 87 (2): 231–41. doi:10.4269/ajtmh.2012.12-0025. PMC 3414557alt=Dapat diakses gratis. PMID 22855752.  publikasi akses terbuka - bebas untuk dibuka
  81. ^ Waters NC, Edstein MD (2012). "8-Aminoquinolines: Primaquine and tafenoquine". Dalam Staines HM, Krishna S (eds). Treatment and Prevention of Malaria: Antimalarial Drug Chemistry, Action and Use. Springer. hlm. 69–93. ISBN 978-3-0346-0479-6. 
  82. ^ Sinclair D, Donegan S, Isba R, Lalloo DG (2012). Sinclair, David, ed. "Artesunate versus quinine for treating severe malaria". Cochrane Database of Systematic Reviews. 6: CD005967. doi:10.1002/14651858.CD005967.pub4. PMID 22696354. 

Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Abeku 2007" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Achan 2011" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Ameri 2010" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Ashley 2014" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Aultman 2002" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "autogenerated1" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Baird 2009" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Bardají 2012" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Biot 2012" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Bray 2004" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Breeveld 2012" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Byrne 2008" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Caudron 2008" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "CDC Malaria" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Chernin 1977" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Chernin 1983" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "CDC history" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "CDC Malaria distribution" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "CDC Ross" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Cox 2002" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Cromptom 2010" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Cui 2012" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Dondorp 2010" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Du 2011" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Feachem 2010" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Fernando 2010" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Fernando 2011" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Freedman 2008" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Gething 2011" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Gratz 2006" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Graves 2006" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Greenwood 2002" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Gautam 2009" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Geels 2011" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Global Fund" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Graves 2006b" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Guerra 2007" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Harper 2011" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Hays 2005" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Hay 2010" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Hill 2011" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Hoffman 2010" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Hsu 2006" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Humphreys 2001" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Idro 2010" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Ito 2002" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Jacquerioz 2009" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Jamieson 2006" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Kalanon 2010" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Kaufman 2005" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Killeen 2002" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Kyle 1974" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Lalloo 2006" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "lancet-glob-mal-mort" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Laveran bio" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Layne 2006" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "LaPointe 2012" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Lindemann 1999" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Lon 2006" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Loz 2012" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Machault 2011" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "malariasite1" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Meade 2010" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Mehlhorn 2008" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Meremikwu 2012" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Mlambo 2008" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Müller 2010" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Nayyar 2012" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Newton 2006" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Newton 2008" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Olu 2013" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Parry 2005" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Pelletier 1820" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Provost 2011" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Prugnolle 2012" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Ricci 2012" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Rich 2006" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Riley 2013" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Roadmap 2006" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Roll Back Malaria WHO" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Ross bio" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Ross 1910" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Roux 2012" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Russell 2009" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Sachs 2002" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Sallares 2001" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Sallares 2003" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Simmons 1979" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "SinhaMedhi2014" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Strom 2011" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Tan 2008" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Trampuz 2003" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Turschner 2009" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Vanderberg 2009" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Vogel 2013" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Webb 2009" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "White 2008" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Williams 1963" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Wongsrichanalai 2008" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "World Malaria Report 2012" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "WSJ 2008" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.

Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Yangzom 2012" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
Literatur yang dikutip

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Templat:Malaria

Templat:Penyakit kemiskinan