Lompat ke isi

Kecombrang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: migrasi
 
(35 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Speciesbox
{{Taxobox
| fill = yes
| image= Amomum magnificum (1832).jpg
| genus = Etlingera
| image_width = 220px
| color = lightgreen
| species = elatior}}
'''Kecombrang''', '''kantan''', atau '''honje''' adalah sejenis tumbuhan rempah dan merupakan [[tumbuhan tahunan]] berbentuk [[terna]] yang [[bunga]], [[buah]], serta [[biji]]nya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Nama lainnya adalah ''honjé'' dan ''onjé'' ([[Bahasa Sunda|Sunda]]), ''sempol'' ([[bahasa Sasak|Sas.]]), ''kincung'' ([[Kota Medan|Medan]]), ''bungong kala'' ([[Bahasa Aceh|Aceh]]), ''bunga rias'' ([[Kabupaten Tapanuli Utara|Tapanuli]]), ''asam cekala'' ([[Kabupaten Karo|Karo]]), ''kumbang sekala'' ([[Lampung|Lpg.]]), ''sambuang'' ([[Minangkabau|Mng.]]), ''jaong'' ([[Bahasa Kutai|Kutai]]), ''takalu'' ([[Suku Dayak Maanyan|Dayak Ma'anyan]]), ''lucu'' ([[Suku Osing|Banyuwangi]]) serta ''combrang'' ([[bahasa Jawa|Jawa]]<ref>kincung [Ind] : combrang ut. têpus (ar. têtuwuhan). Sumber: Bausastra Indonesia-Jawi, Purwadarminta, c. 1939, #1979.</ref>) Orang [[Thai]] menyebutnya ''daalaa''. Di Bali disebut ''kecicang'' sedangkan batang mudanya disebut ''bongkot kecicang'' dan keduanya bisa dipakai untuk [[sambal matah]].
| name = Kecombrang
| regnum = [[Plantae]]
| divisio = [[Flowering plant|Magnoliophyta]]
| classis = [[Liliopsida]]
| ordo = [[Zingiberales]]
| familia = [[Zingiberaceae]]
| genus = ''[[Etlingera]]''
| species = '''''E. elatior'''''
| binomial = ''Etlingera elatior''
| binomial_authority = (Jack) R.M. Smith
| synonyms =
* ''Alpinia elatior'' Jack (1822)
* ''Nicolaia speciosa'' (Blume) Horan. (1862)
* ''Phaeomeria speciosa'' (Blume) Merrill (1922)
}}


== Pemerian ==
'''Kecombrang''', '''kantan''', atau '''honje''' adalah sejenis tumbuhan rempah dan merupakan [[tumbuhan tahunan]] berbentuk [[terna]] yang [[bunga]], [[buah]], serta [[biji]]nya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Nama lainnya adalah '''Kincung''' ([[Kota Medan|Medan]]),'''Bunga Rias''' ( [[Kabupaten Tapanuli Utara|Tapanuli Utara]]), '''Asam Cekala''' ([[Kabupaten Karo|Tanah Karo]]), '''Kumbang Sekala''' ([[Lampung]]), '''Sambuang''' ([[Minangkabau]]) serta '''Siantan''' (Malaya). Orang [[Thai]] menyebutnya ''daalaa''. Di Bali disebut ''kecicang'' sedangkan batang mudanya disebut ''bongkot'' dan keduanya bisa dipakai sambal (sambel matah).

== Ciri-ciri batang, daun, dan bunga ==
[[Berkas:Colpfl06.jpg|jmpl|kiri|180px|Rumpun honje]]
[[Berkas:Colpfl06.jpg|jmpl|kiri|180px|Rumpun honje]]
Honje berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisang-pisangan. Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip [[jahe]] atau [[lengkuas]], dengan tinggi mencapai 5 [[meter|m]].<ref name="sabun">Ardita, Ferdi. Sabun alami. ''Percik Yunior'' edisi 6 Oktober hal. 12. ISSN 1978-5429</ref>
Honje berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias [[Heliconia|pisang-pisangan]]. Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip [[jahe]] atau [[lengkuas]], dengan tinggi mencapai 5 [[meter|m]].<ref name="sabun">Ardita, Ferdi. Sabun alami. ''Percik Yunior'' edisi 6 Oktober hal. 12. ISSN 1978-5429</ref>


[[Batang]]-batang semu bulat gilig, membesar di pangkalnya; tumbuh tegak dan banyak, berdekat-dekatan, membentuk rumpun jarang, keluar dari [[rimpang]] yang menjalar di bawah tanah. Rimpangnya tebal, berwarna krem, kemerah-jambuan ketika masih muda. [[Daun]] 15-30 helai tersusun dalam dua baris, berseling, di batang semu; helaian daun jorong lonjong, 20-90 [[sentimeter|cm]] × 10-20 cm, dengan pangkal membulat atau bentuk [[jantung]], tepi bergelombang, dan ujung meruncing pendek, gundul namun dengan bintik-bintik halus dan rapat, hijau mengkilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda.<ref name="ibrahim">Ibrahim, H. and F.M. Setyowati. 1999. ''Etlingera'' Giseke, dalam C.C. de Guzman and J.S. Siemonsma (eds.). ''Plant Resources of South-East Asia 13: Spices''. PROSEA. Bogor. ISBN 979-8316-34-7. pp. 123-126.</ref>
[[Batang]]-batang semu bulat gilig, membesar di pangkalnya; tumbuh tegak dan banyak, berdekat-dekatan, membentuk rumpun jarang, keluar dari [[rimpang]] yang menjalar di bawah tanah. Rimpangnya tebal, berwarna krem, kemerah-jambuan ketika masih muda. [[Daun]] 15–30 helai tersusun dalam dua baris, berseling, di batang semu; helaian daun jorong lonjong, 20–90 [[sentimeter|cm]] × 10–20&nbsp;cm, dengan pangkal membulat atau bentuk [[jantung]], tepi bergelombang, dan ujung meruncing pendek, gundul namun dengan bintik-bintik halus dan rapat, hijau mengilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda.<ref name="ibrahim">Ibrahim, H. and F.M. Setyowati. 1999. ''Etlingera'' Giseke, dalam C.C. de Guzman and J.S. Siemonsma (eds.). ''Plant Resources of South-East Asia 13: Spices''. PROSEA. Bogor. ISBN 979-8316-34-7. pp. 123-126.</ref>


[[Berkas:Starr_030807-0078_Phaeomeria_magnifica.jpg|jmpl|kiri|180px|Kecombrang baru mekar]]
[[Berkas:Starr_030807-0078_Phaeomeria_magnifica.jpg|jmpl|kiri|180px|Kecombrang baru mekar]]
[[Bunga]] dalam karangan berbentuk [[gasing]], bertangkai panjang 0,5-2,5 m × 1,5-2,5 cm, dengan daun pelindung bentuk jorong, 7-18 cm × 1-7 cm, merah jambu hingga merah terang, berdaging, melengkung membalik jika mekar. Kelopak bentuk tabung, panjang 3-3,5 cm, bertaju 3, terbelah. Mahkota bentuk tabung, merah jambu, hingga 4 cm. ''Labellum''<ref>bibir, yakni [[benang sari|staminodia]] yang membesar, melebar, dan berwarna-warni</ref> serupa [[spatula|sudip]], sekitar 4 cm panjangnya, merah terang dengan tepian putih atau kuning.<ref name="ibrahim"/>
[[Bunga]] dalam karangan berbentuk [[gasing]], bertangkai panjang 0,5–2,5 m × 1,5–2,5&nbsp;cm, dengan daun pelindung bentuk jorong, 7–18&nbsp;cm × 1–7&nbsp;cm, merah jambu hingga merah terang, berdaging, melengkung membalik jika mekar. Kelopak bentuk tabung, panjang 3–3,5&nbsp;cm, bertaju 3, terbelah. Mahkota bentuk tabung, merah jambu, hingga 4&nbsp;cm. ''Labellum''<ref>bibir, yakni [[benang sari|staminodia]] yang membesar, melebar, dan berwarna-warni</ref> serupa [[spatula|sudip]], sekitar 4&nbsp;cm panjangnya, merah terang dengan tepian putih atau kuning.<ref name="ibrahim"/>


[[Buah]] berjejalan dalam bongkol hampir bulat berdiameter 10-20 cm; masing-masing butir 2-2,5 cm besarnya, berambut halus pendek di luarnya, hijau dan menjadi merah ketika masak. Ber[[biji]] banyak, coklat kehitaman, diselubungi salut biji (''arilus'') putih bening atau kemerahan yang berasa masam.<ref name="ibrahim"/>
[[Buah]] berjejalan dalam bongkol hampir bulat berdiameter 10–20&nbsp;cm; masing-masing butir 2–2,5&nbsp;cm besarnya, berambut halus pendek di luarnya, hijau dan menjadi merah ketika masak. Ber[[biji]] banyak, cokelat kehitaman, diselubungi salut biji (''arilus'') putih bening atau kemerahan yang berasa masam.<ref name="ibrahim"/>


== Manfaat ==
== Manfaat ==
[[Berkas:Etlingera_elatior_in_flower.JPG|jmpl|kiri|180px|Kecombrang, dari sisi atas]]
[[Berkas:Etlingera_elatior_in_flower.JPG|jmpl|kiri|180px|Kecombrang, dari sisi atas]]
{{nutritionalvalue | name=Kecombrang | kJ=0 | water=91 g | protein=1.3 g | fat=1.0 g | carbs=4.4 g | fiber=1.2 g | phosphorus_mg=30 | calcium_mg=32 | magnesium_mg=27 | iron_mg=4 | potassium_mg=541 | manganese=6 | zinc_mg=0.1 | copper_mg=0.1 | right=1}}
Kecombrang atau bunga honje terutama dijadikan bahan campuran atau bumbu penyedap berbagai macam masakan di [[Nusantara]]. Kuntum bunga ini sering dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan bersama sambal di [[Jawa Barat]]. Kecombrang yang dikukus juga kerap dijadikan bagian dari [[pecel]] di daerah [[Banyumas]]. Di [[Pekalongan]], kecombrang yang diiris halus dijadikan campuran pembuatan [[megana]], sejenis [[urap]] berbahan dasar [[nangka]] muda. Di [[Malaysia]] dan [[Singapura]], kecombrang menjadi unsur penting dalam masakan [[laksa]].
Kecombrang atau bunga honje terutama dijadikan bahan campuran atau bumbu penyedap berbagai macam masakan di [[Nusantara]]. Kuntum bunga ini sering dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan bersama sambal di [[Jawa Barat]]. Kecombrang yang dikukus juga kerap dijadikan bagian dari [[pecel]] di daerah [[Banyumas]]. Di [[Pekalongan]], kecombrang yang diiris halus dijadikan campuran pembuatan [[Megono|megana]], sejenis [[urap]] berbahan dasar [[nangka]] muda. Di [[Malaysia]] dan [[Singapura]], kecombrang menjadi unsur penting dalam masakan [[laksa]].


Di [[Dataran tinggi Karo|Tanah Karo]], buah honje muda disebut '''asam cekala'''. Kuncup bunga serta "polong"nya menjadi bagian pokok dari [[sayur asam]] Karo; juga menjadi peredam bau amis sewaktu memasak [[ikan]]. Masakan [[Batak]] populer, [[arsik]] [[ikan mas]], juga menggunakan asam cekala ini. Di [[Palabuhanratu]], buah dan bagian dalam pucuk honje sering digunakan sebagai campuran sambal untuk menikmati ikan laut bakar.
Di [[Dataran tinggi Karo|Tanah Karo]], buah honje muda disebut ''asam cekala''. Kuncup bunga serta "polong"nya menjadi bagian pokok dari [[sayur asam]] Karo; serta menjadi peredam bau amis sewaktu memasak [[ikan]]. Masakan [[Batak]] populer, [[arsik]] [[ikan mas]], juga menggunakan asam cekala ini. Sementara kuncup bunganya biasa dimasak dengan daun [[singkong]] menjadi [[gule bulung gadung]], masakan khas [[Tapanuli Selatan]]. Di [[Palabuhanratu]], buah dan bagian dalam pucuk honje sering digunakan sebagai campuran sambal untuk menikmati ikan laut bakar.


Di [[Sulawesi Selatan]], tanaman dan buah honje disebut sebagai "Patikala" sebagai bumbu masakan untuk ikan kuah kuning atau Pallu Mara dan juga masakan Kapurung di daerah Luwu dan bumbu berbagai jenis sayuran semacam urap. Tunas tanaman ini dipercaya menyembuhkan penyakit panas dalam dengan cara dipanggang / dibakar lalu dikonsumsi isinya.
Di [[Sulawesi Selatan]], tanaman dan buah honje dikenal sebagai ''patikala'', yang acap digunakan sebagai bumbu masakan untuk ikan kuah kuning atau [[pallu mara]] dan juga masakan [[kapurung]] di daerah [[Luwu]], serta sebagai bumbu aneka jenis sayuran semacam urap. Tunas tanaman ini dipercaya menyembuhkan penyakit panas dalam dengan cara dipanggang atau dibakar, dan lalu dikonsumsi isinya.


Honje juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun dengan dua cara: menggosokkan langsung batang semu honje ke tubuh dan wajah atau dengan mememarkan pelepah daun honje hingga keluar busa yang harum yang dapat langsung digunakan sebagai sabun. Tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit yang berhubungan dengan kulit, termasuk [[campak]].<ref name="sabun"/>
Honje juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun dengan dua cara: menggosokkan langsung batang semu honje ke tubuh dan wajah atau dengan mememarkan pelepah daun honje hingga keluar busa yang harum yang dapat langsung digunakan sebagai sabun. Tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit yang berhubungan dengan kulit, termasuk [[campak]].<ref name="sabun"/>


Dari rimpangnya, orang-orang [[Sunda]] memperoleh bahan pewarna kuning. Pelepah daun yang menyatu menjadi batang semu, pada masa lalu juga dimanfaatkan sebagai bahan anyam-anyaman; yaitu setelah diolah melalui pengeringan dan perendaman beberapa kali selama beberapa hari. Batang semu juga merupakan bahan dasar [[kertas]] yang cukup baik.<ref name="heyne">{{aut|[[Karel Heyne|Heyne, K.]]}} 1987. ''Tumbuhan Berguna Indonesia'' '''I''': 586-7. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (versi berbahasa [[Belanda]] [https://archive.org/details/denuttigeplanten1922heyn/page/538/mode/2up?view=theater -1922- '''I''':538])</ref>
{{nutritionalvalue | name=Kecombrang | kJ=0 | water=91 g | protein=1.3 g | fat=1.0 g | carbs=4.4 g | fiber=1.2 g | phosphorus_mg=30 | calcium_mg=32 | magnesium_mg=27 | iron_mg=4 | potassium_mg=541 | manganese=6 | zinc_mg=0.1 | copper_mg=0.1 | right=1}}
<!-- info belum terkonfirmasi, iklan?
Dari rimpangnya, orang-orang [[Sunda]] memperoleh bahan pewarna kuning. Pelepah daun yang menyatu menjadi batang semu, pada masa lalu juga dimanfaatkan sebagai bahan anyam-anyaman; yaitu setelah diolah melalui pengeringan dan perendaman beberapa kali selama beberapa hari. Batang semu juga merupakan bahan dasar [[kertas]] yang cukup baik.<ref name="heyne">Heyne, K. 1987. ''Tumbuhan Berguna Indonesia'', jil. 1. Yay. Sarana Wana Jaya, Jakarta. Hal. 586-587.</ref>
=== [https://www.medcom.id/rona/kesehatan/yNLGpG6K-10-manfaat-tanaman-kecombrang-untuk-kesehatan 10 Manfaat Tanaman Kecombrang untuk Kesehatan] ===
Kecombrang adalah tanaman berbentuk bunga merah dengan ketinggian hingga 5 meter. Bunga kecombrang biasanya digunakan untuk bahan masakan, seperti semur sayuran atau rempah-rempah.

Rasanya sangat lezat untuk semua orang yang menyukainya. Dikutip dari ''Steemit'', tanaman yang dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah ini memiliki banyak manfaat kesehatan dari kandungan yang dimilikinya.

=== 1. Mengandung kalium tinggi ===
Bunga kecombrang mengandung kalium mencapai 541&nbsp;mg. Nilai ini merupakan angka yang besar, cukup untuk memenuhi kebutuhan kalium Anda.

Kalium memiliki banyak fungsi yang terkait dengan penyerapan nutrisi dalam tubuh. Tanpa kalium yang cukup, tubuh Anda secara alami mengalami kegagalan dalam penyerapan nutrisi, sehingga tubuh tidak berkembang dan menjadi kurang gizi.

=== 2. Menetralisir asam ===
Tanaman ini akan bermanfaat bagi Anda yang memiliki gangguan perut atau lambung. Konsumsilah bunga kecombrang ini dengan memasukkannya ke masakan Anda. Selain membuat masakan menjadi lebih harum, kecombrang juga memiliki peran yang sangat kuat untuk menyembuhkan gangguan lambung.

=== 3. Memiliki kandungan zat besi ===
Zat besi di kecombrang mencapai 4&nbsp;mg. Angka ini cukup kuat untuk meningkatkan jumlah zat besi dalam darah Anda. Setelah mengonsumsinya, diharapkan Anda akan bebas dari anemia, hipotensi, dan gangguan kekurangan zat besi lainnya. Tubuh Anda pun akan merasa bugar.

=== 4. Penambah nafsu makan ===
Jika kita mengalami penurunan nafsu makan yang drastis, segera temukan obatnya. Sebab, apabila nafsu makan dibiarkan melemah, bisa memicu berbagai penyakit, terutama Anoreksia.

Anda pasti telah melihat bagaimana Anoreksia yang mengerikan ini dapat mengancam jiwa. Jadi, untuk mencegahnya, kita bisa minum obat herbal alami dari sayuran ini agar nafsu makan Anda membaik.

=== 5. Sumber serat makanan ===
Jika Anda memiliki gangguan pencernaan seperti sembelit, sebaiknya segera obati usus Anda dengan tanaman yang satu ini. Sebab, bunga kecombrang mengandung banyak serat yang andal dalam membersihkan usus Anda dari residu dan bakteri yang menyebabkan sembelit.

=== 6. Memiliki kandungan kalsium ===
Selain potasium, ternyata Kecombrang juga mengandung kalsium sebanyak 3 persen atau sekitar 32&nbsp;mg / 100 gram. Kalsium adalah zat yang baik sebagai tulang penyusun mineral utama. Dengan mengosumsi kaya kalsium, maka tulang Anda terlindungi dari osteoporosis dan gangguan lainnya.

=== 7. Menghilangkan bau amis ===
Banyak orang tidak suka aroma atau bau amis pada ikan atau daging, karena dapat membuat mual dan pusing. Kecombrang sendiri dapat digunakan untuk menghilangkan bau amis. Caranya mudah, yakni cukup rebus ikan atau daging dengan kelopak ini. Tidak diragukan lagi, aroma tidak sedap atau amis tersebut akan hilang.

=== 8. Mengandung air ===
Air dalam sayuran berfungsi dengan baik untuk tubuh karena bisa menghindari tubuh dari gangguan kulit dan ginjal. Air di Kecombrang juga sangat banyak. Ditandai dengan kerutan atau susut bunga ini jika direbus hingga 50 persen.

=== 9. Rendah lemak ===
Lemak dalam kecombrang hanya ditemukan 1&nbsp;mg hanya untuk 1 ons. Angka ini tentu saja jumlah yang sangat kecil. Jadi, bisa dipastikan bahwa mengonsumsi tanaman ini tidak akan membuat Anda mengalami obesitas. Sayuran ini pun sangat cocok untuk menu diet Anda.

=== 10. Tingkat fosfor tinggi ===
Gigi Anda sering bermasalah seperti rapuh dan mudah pecah untuk selanjutnya menjadi berlubang? Pada kondisi itu, Anda mungkin kekurangan fosfor.

Maka, Anda membutuhkan asupan makanan fosfor yang tinggi, dan bisa ditangani dengan mengonsumsi kecombrang. Sertakanlah kecombrang ke dalam berbagai hidangan favorit Anda. Hidangan yang paling disukai orang adalah sambal kecombrang.<ref>{{cite web|url=https://www.medcom.id/rona/kesehatan/yNLGpG6K-10-manfaat-tanaman-kecombrang-untuk-kesehatan|title=10 Manfaat Tanaman Kecombrang untuk Kesehatan|last=Sunnaholomi Halakrispen|first=Medcom|date=2019-07-29|website=Medcom.id|accessdate=2019-07-29}}</ref>
-->


== Jenis yang serupa ==
== Jenis yang serupa ==
[[Honje hutan]] (''E. hemisphaerica'' (Bl.) R.M. Smith) memiliki rasa dan kegunaan yang serupa. Jenis ini sering tampak lebih kasar, dapat tumbuh hingga setinggi 7 m, dengan butir-butir buah yang lebih besar, 5 cm × 2,5 cm.<ref name="ibrahim"/>
[[Honje hutan]] (''E. hemisphaerica'' (Bl.) R.M. Smith) memiliki rasa dan kegunaan yang serupa. Jenis ini sering tampak lebih kasar, dapat tumbuh hingga setinggi 7 m, dengan butir-butir buah yang lebih besar, 5&nbsp;cm × 2,5&nbsp;cm.<ref name="ibrahim"/>


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==
Baris 54: Baris 80:
{{commons|Etlingera elatior}}
{{commons|Etlingera elatior}}
* Kompas.com, Selasa, 5 Agustus 2008: [http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/05/09065998/Kecombrang Kecombrang]; ulasan Bondan Winarno mengenai kecombrang sebagai bumbu aneka masakan.
* Kompas.com, Selasa, 5 Agustus 2008: [http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/05/09065998/Kecombrang Kecombrang]; ulasan Bondan Winarno mengenai kecombrang sebagai bumbu aneka masakan.
* Prohati: [http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=261 ''Etlingera elatior'' (Jack) R.M.Smith]
* Prohati: [http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=261 ''Etlingera elatior'' (Jack) R.M.Smith] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160304195148/http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=261 |date=2016-03-04 }}
* Pacific Island Ecosystems at Risk (PIER): [http://www.hear.org/pier/species/etlingera_elatior.htm ''Etlingera elatior'' (Jack) R.M.Sm., Zingiberaceae]
* Pacific Island Ecosystems at Risk (PIER): [http://www.hear.org/pier/species/etlingera_elatior.htm ''Etlingera elatior'' (Jack) R.M.Sm., Zingiberaceae]
* Germplasm Resources Information Network (GRIN): Info taksonomi [http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/tax_search.pl?Etlingera%20elatior ''Etlingera elatior'' (Jack) R.M.Sm.]
* Germplasm Resources Information Network (GRIN): Info taksonomi [http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/tax_search.pl?Etlingera%20elatior ''Etlingera elatior'' (Jack) R.M.Sm.]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* Flora of China: [http://www.efloras.org/florataxon.aspx?flora_id=2&taxon_id=200028379 ''Etlingera elatior'' (Jack) R.M.Smith]
* Flora of China: [http://www.efloras.org/florataxon.aspx?flora_id=2&taxon_id=200028379 ''Etlingera elatior'' (Jack) R.M.Smith]



{{Rempah-rempah}}
{{Rempah-rempah}}
{{tumbuhan-stub}}


{{Taxonbar|from=Q3442435}}
[[Kategori:Sayuran]]

[[Kategori:Sayur]]
[[Kategori:Rempah-rempah]]
[[Kategori:Rempah-rempah]]
[[Kategori:Zingiberaceae]]
[[Kategori:Etlingera]]

Revisi terkini sejak 26 September 2024 09.06

Kecombrang
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Monokotil
Klad: Komelinid
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Etlingera
Spesies:
E. elatior
Nama binomial
Etlingera elatior

Kecombrang, kantan, atau honje adalah sejenis tumbuhan rempah dan merupakan tumbuhan tahunan berbentuk terna yang bunga, buah, serta bijinya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Nama lainnya adalah honjé dan onjé (Sunda), sempol (Sas.), kincung (Medan), bungong kala (Aceh), bunga rias (Tapanuli), asam cekala (Karo), kumbang sekala (Lpg.), sambuang (Mng.), jaong (Kutai), takalu (Dayak Ma'anyan), lucu (Banyuwangi) serta combrang (Jawa[2]) Orang Thai menyebutnya daalaa. Di Bali disebut kecicang sedangkan batang mudanya disebut bongkot kecicang dan keduanya bisa dipakai untuk sambal matah.

Rumpun honje

Honje berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisang-pisangan. Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip jahe atau lengkuas, dengan tinggi mencapai 5 m.[3]

Batang-batang semu bulat gilig, membesar di pangkalnya; tumbuh tegak dan banyak, berdekat-dekatan, membentuk rumpun jarang, keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah. Rimpangnya tebal, berwarna krem, kemerah-jambuan ketika masih muda. Daun 15–30 helai tersusun dalam dua baris, berseling, di batang semu; helaian daun jorong lonjong, 20–90 cm × 10–20 cm, dengan pangkal membulat atau bentuk jantung, tepi bergelombang, dan ujung meruncing pendek, gundul namun dengan bintik-bintik halus dan rapat, hijau mengilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda.[4]

Kecombrang baru mekar

Bunga dalam karangan berbentuk gasing, bertangkai panjang 0,5–2,5 m × 1,5–2,5 cm, dengan daun pelindung bentuk jorong, 7–18 cm × 1–7 cm, merah jambu hingga merah terang, berdaging, melengkung membalik jika mekar. Kelopak bentuk tabung, panjang 3–3,5 cm, bertaju 3, terbelah. Mahkota bentuk tabung, merah jambu, hingga 4 cm. Labellum[5] serupa sudip, sekitar 4 cm panjangnya, merah terang dengan tepian putih atau kuning.[4]

Buah berjejalan dalam bongkol hampir bulat berdiameter 10–20 cm; masing-masing butir 2–2,5 cm besarnya, berambut halus pendek di luarnya, hijau dan menjadi merah ketika masak. Berbiji banyak, cokelat kehitaman, diselubungi salut biji (arilus) putih bening atau kemerahan yang berasa masam.[4]

Kecombrang, dari sisi atas
Kecombrang
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi0 kJ (0 kcal)
4.4 g
Serat pangan1.2 g
1.0 g
1.3 g
MineralKuantitas
%AKG
Kalsium
3%
32 mg
Tembaga
5%
0.1 mg
Zat besi
31%
4 mg
Magnesium
8%
27 mg
Fosfor
4%
30 mg
Potasium
12%
541 mg
Seng
1%
0.1 mg
Komponen lainnyaKuantitas
Air91 g
Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa.

Kecombrang atau bunga honje terutama dijadikan bahan campuran atau bumbu penyedap berbagai macam masakan di Nusantara. Kuntum bunga ini sering dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan bersama sambal di Jawa Barat. Kecombrang yang dikukus juga kerap dijadikan bagian dari pecel di daerah Banyumas. Di Pekalongan, kecombrang yang diiris halus dijadikan campuran pembuatan megana, sejenis urap berbahan dasar nangka muda. Di Malaysia dan Singapura, kecombrang menjadi unsur penting dalam masakan laksa.

Di Tanah Karo, buah honje muda disebut asam cekala. Kuncup bunga serta "polong"nya menjadi bagian pokok dari sayur asam Karo; serta menjadi peredam bau amis sewaktu memasak ikan. Masakan Batak populer, arsik ikan mas, juga menggunakan asam cekala ini. Sementara kuncup bunganya biasa dimasak dengan daun singkong menjadi gule bulung gadung, masakan khas Tapanuli Selatan. Di Palabuhanratu, buah dan bagian dalam pucuk honje sering digunakan sebagai campuran sambal untuk menikmati ikan laut bakar.

Di Sulawesi Selatan, tanaman dan buah honje dikenal sebagai patikala, yang acap digunakan sebagai bumbu masakan untuk ikan kuah kuning atau pallu mara dan juga masakan kapurung di daerah Luwu, serta sebagai bumbu aneka jenis sayuran semacam urap. Tunas tanaman ini dipercaya menyembuhkan penyakit panas dalam dengan cara dipanggang atau dibakar, dan lalu dikonsumsi isinya.

Honje juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun dengan dua cara: menggosokkan langsung batang semu honje ke tubuh dan wajah atau dengan mememarkan pelepah daun honje hingga keluar busa yang harum yang dapat langsung digunakan sebagai sabun. Tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit yang berhubungan dengan kulit, termasuk campak.[3]

Dari rimpangnya, orang-orang Sunda memperoleh bahan pewarna kuning. Pelepah daun yang menyatu menjadi batang semu, pada masa lalu juga dimanfaatkan sebagai bahan anyam-anyaman; yaitu setelah diolah melalui pengeringan dan perendaman beberapa kali selama beberapa hari. Batang semu juga merupakan bahan dasar kertas yang cukup baik.[6]

Jenis yang serupa

[sunting | sunting sumber]

Honje hutan (E. hemisphaerica (Bl.) R.M. Smith) memiliki rasa dan kegunaan yang serupa. Jenis ini sering tampak lebih kasar, dapat tumbuh hingga setinggi 7 m, dengan butir-butir buah yang lebih besar, 5 cm × 2,5 cm.[4]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ IUCN Detail 117234456
  2. ^ kincung [Ind] : combrang ut. têpus (ar. têtuwuhan). Sumber: Bausastra Indonesia-Jawi, Purwadarminta, c. 1939, #1979.
  3. ^ a b Ardita, Ferdi. Sabun alami. Percik Yunior edisi 6 Oktober hal. 12. ISSN 1978-5429
  4. ^ a b c d Ibrahim, H. and F.M. Setyowati. 1999. Etlingera Giseke, dalam C.C. de Guzman and J.S. Siemonsma (eds.). Plant Resources of South-East Asia 13: Spices. PROSEA. Bogor. ISBN 979-8316-34-7. pp. 123-126.
  5. ^ bibir, yakni staminodia yang membesar, melebar, dan berwarna-warni
  6. ^ Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I: 586-7. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (versi berbahasa Belanda -1922- I:538)

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]