Lompat ke isi

Usmar Ismail: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Agogoatmaja (bicara | kontrib)
pranala dalam rosihan anwar, hb jasin, pwi, djmaluddin malik, nahdatul ulama
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
(49 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox person
{{Infobox person
|name = Usmar Ismail
| name = Usmar Ismail
|image = Usmar Ismail Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Essai 1 (1962) p30.jpg
| image = Usmar Ismail (1950), Peran Pemuda dalam Kebangkitan Film Indonesia, p73.jpg
|caption =
| caption = Usmar pada tahun 1950
|birth_name =
| birth_name =
|birth_date = {{birth date|1921|3|20}}
| birth_date = {{birth date|1921|3|20|df=y}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Bukittinggi]], [[Sumatra Barat]], [[Hindia Belanda]]
| birth_place = [[Bukittinggi]], Hindia Belanda
|death_date = {{death date and age|1971|1|2|1921|3|20|df=yes}}
| death_date = {{death date and age|1971|1|2|1921|3|20|df=y}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]<ref>[http://www.imdb.com/name/nm0411344/ "Usmar Ismail", IMDb]</ref>
| death_place = [[Jakarta]], Indonesia
| resting_place = [[TPU Karet Bivak]]
|othername =
| othername =
|occupation = [[Sutradara]], [[produser film]], penulis
| occupation = [[Sutradara]], [[produser film]], penulis
|yearsactive = 1950 - 1970
| yearsactive = 1950–1970
|nationality = [[Indonesia]]
|spouse =
| nationality = [[Indonesia]]
| alma_mater = [[Universitas California, Los Angeles]]
| relatives = [[Abu Hanifah (menteri)|Abu Hanifah]] (kakak)
| spouse = Sonja Hermien Sanawi
| children = [[Irwan Usmar Ismail]]{{br}}Fadia Ayesha Ismail{{br}}Heidy Hermia Ismail{{br}}Nina Surachman{{br}}Nureddin Ismail
}}
}}


'''Usmar Ismail''' ({{lahirmati|[[Bukittinggi]]|20|3|1921|[[Jakarta]]|2|1|1971}}) adalah seorang sastrawan dan [[sutradara]] film [[Indonesia]] yang berdarah [[Minangkabau]]. Ia dianggap sebagai warga Indonesia pelopor [[Sinema Indonesia|perfilman di Indonesia]]. Usmar meninggal dunia karena [[stroke]].
'''Usmar Ismail''' ({{lahirmati|[[Bukittinggi]]|20|3|1921|[[Jakarta]]|2|1|1971}}) adalah seorang [[sutradara]] film, [[sastrawan]], [[wartawan]], dan pahlawan nasional [[Indonesia]]. Ia dianggap sebagai pelopor [[Sinema Indonesia|perfilman di Indonesia]]. Ia dikenal sebagai pelopor drama modern di Indonesia dan juga Bapak Film Indonesia.<ref name=bb>http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/usmar-ismail</ref> Usmar meninggal dunia karena [[stroke]].


== Riwayat Hidup ==
== Pendidikan dan Karier<ref>Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 825</ref> ==
=== Kehidupan awal ===
Ia pernah sekolah di HIS, MULO-B, AMS-A II Yogyakarta. Ia memperoleh B.A. di bidang sinematografi dari Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat pada tahun 1952.
Usmar Ismail lahir sebagai anak dari Datuk Tumenggung Ismail, guru Sekolah Kedokteran di [[Kota Padang|Padang]], dan Siti Fatimah. Keluarganya berasal dari [[Lintau]], [[Sumatera Barat]].<ref>Biografi Usmar Ismail : Si Bung Dalam Layar Film Kita, Matra, 1990</ref> Ia mempunyai seorang kakak yang juga terjun ke dunia sastra, yakni Dr. [[Abu Hanifah (menteri)|Abu Hanifah]] yang menggunakan nama pena, El Hakim.<ref name=bb/>


Usmar menempuh pendidikan di [[HIS]] [[Batusangkar]], lalu melanjutkan ke [[MULO]] [[Simpang Haru, Padang Timur, Padang|Simpang Haru]], [[Padang]], dan kemudian ke [[AMS|AMS-A]] [[Yogyakarta]] (sekarang [[SMA Negeri 1 Yogyakarta]]).<ref name=bb/> Setamat dari AMS, ia berkuliah lalu memperoleh B.A. di bidang [[sinematografi]] dari [[Universitas California, Los Angeles]], [[Amerika Serikat]] pada tahun 1952.
Pada masa pendudukan Jepang dia tergabung dalam Pusat Kebudayaan. Pada masa itu pula ia mendirikan dan menjadi ketua Sandiwara Penggemar "Maya" bersama El Hakim, [[Rosihan Anwar]], Cornel Simanjuntak, Sudjojono, [[Hans Bague Jassin|H.B. Jassin]], dll..


Usmar sudah menunjukkan bakat sastranya sejak masih duduk di bangku SMP. Saat itu, ia bersama teman-temannya, antara lain [[Rosihan Anwar]], ingin tampil dalam acara perayaan hari ulang tahun putri mahkota, [[Ratu Wilhelmina]], di [[Pelabuhan Muara]], Padang. Usmar ingin menyajikan suatu pertunjukan dengan penampilan yang gagah, unik, dan mengesankan. Ia bersama teman-temannya hadir di perayaan itu dengan menyewa perahu dan pakaian bajak laut. Sayang, acara yang direncanakan itu gagal karena mereka baru sampai saat matahari tenggelam dan mereka hampir pingsan karena kelelahan mengayuh perahu menuju Pelabuhan Muara. Akan tetapi, acara yang gagal itu dicatat Rosihan Anwar sebagai tanda bahwa Usmar Ismail memang berbakat menjadi sutradara, yang mempunyai daya khayal untuk menyajikan tontonan yang menarik dan mengesankan.<ref name=bb/>
Ketika Belanda kembali bersama tentara Sekutu, ia menjadi anggota TNI di Yogyakarta dengan pangkat mayor.


Setelah duduk di bangku SMA di Yogyakarta, Usmar semakin banyak terlibat dengan dunia sastra. Ia memperdalam pengetahuan dramanya dan aktif dalam kegiatan drama di sekolahnya. Ia juga mulai mengirimkan karangan-karangannya ke berbagai majalah.<ref name=bb/><ref>Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 825</ref>
Ia aktif sebagai pengurus lembaga yang berkaitan dengan teater dan film. Ia pernah menjadi ketua Badan Permusyawaratan Kebudayaan Yogyakarta (1946-1948), ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta (1946-1948), ketua Akademi Teater Nasional Indonesia, Jakarta (1955-1965), dan ketua Badan Musyawarah Perfilman Nasional (BMPN). BMPN mendorong pemerintah melahirkan "Pola Pembinaan Perfilman Nasional" pada tahun 1967. Ia dikenal sebagai pendiri Perusahaan Film Nasional Indonesia bersama [[Djamaludin Malik|Djamaluddin Malik]] dan para pengusaha film lainnya. Lalu, ia menjadi ketuanya sejak 1954 sampai 1965.<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 521-522</ref>


=== Karier ===
Dalam bidang keredaksian dan kewartawanan, ia pernah menjadi pendiri dan redaktur Patriot, redaktur majalah Arena, Yogyakarta (1948), "Gelanggang", Jakarta (1966-1967). Ia juga pernah menjadi ketua [[Persatuan Wartawan Indonesia]] (1946-1947).
Bakatnya kian berkembang saat bekerja di ''Keimin Bunka Sidosho'' (Kantor Besar Pusat Kebudayaan Jepang). Di tempat itu, ia bersama [[Armijn Pane]] dan budayawan lainnya bekerja sama untuk mementaskan drama.<ref name=bb/>


Pada 1943, ia mendirikan dan menjadi ketua Sandiwara Penggemar "Maya" bersama [[Abu Hanifah (menteri)|Abu Hanifah]], [[Rosihan Anwar]], [[Cornel Simanjuntak]], [[Sudjojono]], [[Hans Bague Jassin|H.B. Jassin]], dan lain-lain.<ref name=bb/>
Ia pernah aktif dalam bidang politik. Ia pernah menjadi ketua umum Lembaga Seniman Muslimin Indonesia ([[Lesbumi]]) (1962-1969), anggota Pengurus Besar [[Nahdlatul Ulama|Nahdatul Ulama]] (1964-1969), anggota DPRGR/MPRS (1966-1969).


Sesudah masa proklamasi kemerdekaan, Usmar menjalani dinas militer dan aktif di dunia jurnalistik di Jakarta. Ketika [[Belanda]] kembali bersama [[tentara Sekutu]], ia menjadi anggota [[TNI]] di Yogyakarta dengan pangkat [[mayor]]. Bersama dua rekannya, [[Sjamsuddin Sutan Makmur]] dan Rinto Alwi, mereka mendirikan surat kabar yang diberi nama ''Rakyat''. Dalam bidang keredaksian dan kewartawanan, Usmar pernah menjadi pendiri dan redaktur Harian ''Patriot'', redaktur majalah bulanan ''Arena'', Yogyakarta (1948), "Gelanggang", Jakarta (1966-1967). Ia juga pernah menjadi ketua [[Persatuan Wartawan Indonesia]] (1946-1947).
Setelah sempat membantu Andjar Asmara menyutradarai Gadis Desa pada 1949, ia memulai debut penyutradaraan film lewat film Harta Karun. Ia dikenal luas secara internasional setelah menyutradarai film berjudul ''[[Pedjuang]]'' pada tahun 1961, yang mendokumentasikan [[kemerdekaan Indonesia]] dari [[Belanda]]. Film ini ditayangkan dalam [[Festival Film Internasional Moskwa]] ke-2, dan menjadi film karya anak negeri pertama yang diputar dalam festival film internasional.<ref name="Moscow1961">{{cite web|url=http://www.moscowfilmfestival.ru/miff34/eng/archives/?year=1961|title=2nd Moscow International Film Festival (1961)|work=MIFF|accessdate=2012-11-09}}</ref>


Saat menjalankan profesi sebagai wartawan itulah, Usmar pernah dijebloskan ke penjara oleh Belanda karena dituduh terlibat kegiatan [[subversi]]. Saat itu ia bekerja sebagai wartawan politik di [[Kantor Berita Antara]] dan sedang meliput perundingan Belanda—RI di Jakarta. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1948.<ref name=bb/>
Di luar bidang-bidang tersebut, ia menjadi orang Indonesia pertama yang mendirikan kelab malam, yakni Miraca Sky, di puncak gedung Sarinah pada akhir tahun 1960-an. Selain itu, ia juga pernah menjadi pemimpin PT. Triple T.


Pada perkembangan selanjutnya, Usmar mulai menaruh minatnya yang lebih serius pada perfilman. Ia aktif sebagai pengurus lembaga yang berkaitan dengan teater dan film. Ia pernah menjadi ketua Badan Permusyawaratan Kebudayaan Yogyakarta (1946-1948), ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta (1946-1948), ketua Akademi Teater Nasional Indonesia, Jakarta (1955-1965), dan ketua Badan Musyawarah Perfilman Nasional (BMPN). BMPN mendorong pemerintah melahirkan "Pola Pembinaan Perfilman Nasional" pada tahun 1967. Ia dikenal sebagai pendiri Perusahaan Film Nasional Indonesia bersama [[Djamaludin Malik|Djamaluddin Malik]] dan para pengusaha film lainnya. Lalu, ia menjadi ketuanya sejak 1954 sampai 1965.<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 521-522</ref>
== Pengaruh ==
Ketika mempersiapkan Kafedo, Usmar memberi kesempatan dan mendidik anak muda yang berminat dalam penyutradaraan film. Melalui program inilah Nya Abbas Acup masuk ke dunia film. Ia juga dikenal sebagai pencetak bintang. Nurnaningsih dan Indriati Iskak adalah dua contoh orang yang kariernya dilejitkannya.


Ia pernah aktif dalam bidang politik. Ia menjadi ketua umum [[Lesbumi|Lembaga Seniman Muslimin Indonesia]] (Lesbumi) (1962-1969), anggota Pengurus Besar [[Nahdatul Ulama]] (1964-1969), serta anggota [[DPR]]GR/[[MPRS]] (1966-1969).
Darah dan Doa dianggap sebagai film nasional pertama di Indonesia.


Setelah sempat membantu [[Andjar Asmara]] menyutradarai ''Gadis Desa'' pada 1949, ia memulai debut penyutradaraan film lewat film ''Harta Karun''. Ia dikenal luas secara internasional setelah menyutradarai film berjudul ''[[Pedjuang]]'' pada tahun 1961, yang mendokumentasikan [[kemerdekaan Indonesia]] dari [[Belanda]]. Film ini ditayangkan dalam [[Festival Film Internasional Moskwa]] ke-2, dan menjadi film karya anak negeri pertama yang diputar dalam festival film internasional.<ref name="Moscow1961">{{cite web|url=http://www.moscowfilmfestival.ru/miff34/eng/archives/?year=1961|title=2nd Moscow International Film Festival (1961)|work=MIFF|accessdate=2012-11-09|archive-date=2013-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20130116210653/http://www.moscowfilmfestival.ru/miff34/eng/archives/?year=1961|dead-url=yes}}</ref>
== Tanggapan Publik<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 521-523</ref> ==
Kritikus film menganggap karya-karyanya, seperti Enam Djam di Jogja dan Dosa Tak Berampun, mengandung ciri Indonesiawi.


Di luar bidang-bidang tersebut, pada Tahun 1968 ia dipercaya sebagai General Manager untuk mengelola sebuah restoran eksklusif (''Dinning Hall'') oleh PT Ria Sari Restaurant, salah satu anak Usaha dari Sarinah yakni Miraca Sky, di puncak gedung Sarinah pada akhir tahun 1960-an. Selain itu, ia juga pernah menjadi pemimpin PT. Triple T.
Pada masa penayangannya di Metropole Krisis menarik penonton berjubel selama lima minggu.


=== Pengaruh ===
Anak Perawan di Sarang Penyamun sempat diboikot peredarannya pada tahun 1962.
Ketika mempersiapkan ''Kafedo'', Usmar memberi kesempatan dan mendidik anak muda yang berminat dalam penyutradaraan film. Melalui program inilah [[Nya' Abbas Akup|Nya Abbas Acup]] masuk ke dunia film. Ia juga dikenal sebagai pencetak bintang. [[Nurnaningsih]] dan [[Indriati Iskak]] adalah dua contoh pemeran wanita yang kariernya melejit lewat tangan dinginnya.


''[[Darah dan Doa]]'' dianggap sebagai film nasional pertama di Indonesia.
== Penghargaan ==
Tahun 1962 ia mendapatkan Piagam Wijayakusuma dari Presiden Soekarno. Pada tahun 1969 ia menerima Anugerah Seni dari Pemerintah RI. Setelah meninggal dia diangkat menjadi Warga Teladan DKI. Namanya diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta, yakni Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.<ref>Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 825-826</ref> Selain itu, sebuah ruang konser di Jakarta, yakni Usmar Ismail Hall, merupakan tempat pertunjukan [[opera]], [[musik]], dan teater, yang dinamai sesuai namanya.<ref>[http://www.usmarismailhall.com/ Usmar Ismail Hall - The First Integrated Cinema & Concert Hall<!-- Bot generated title -->]</ref>


=== Tanggapan Publik ===
== Kerjasama gagal dan meninggal ==
Kritikus film menganggap karya-karyanya, seperti ''Enam Djam di Jogja'' dan ''Dosa Tak Berampun'', mengandung ciri Indonesiawi.<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 521-523</ref> Pada masa penayangannya di [[Bioskop Metropole|Metropole]], ''Krisis'' menarik penonton berjubel selama lima minggu.

''Anak Perawan di Sarang Penyamun'' sempat diboikot peredarannya pada tahun 1962 oleh [[Partai Komunis Indonesia]].<ref>https://langgam.id/hari-ini-pada-1921-bapak-film-nasional-usmar-ismail-lahir-di-bukittinggi/</ref>

=== Penghargaan ===
Tahun 1962 ia mendapatkan Piagam Wijayakusuma dari Presiden [[Soekarno]]. Pada tahun 1969 ia menerima Anugerah Seni dari Pemerintah RI. Setelah meninggal, dia diangkat menjadi Warga Teladan DKI. Namanya diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta, yakni Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.<ref>Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 825-826</ref> Selain itu, sebuah ruang konser di Jakarta, yakni Usmar Ismail Hall, merupakan tempat pertunjukan [[opera]], [[musik]], dan teater, yang dinamai sesuai namanya.<ref>[http://www.usmarismailhall.com/ Usmar Ismail Hall - The First Integrated Cinema & Concert Hall<!-- Bot generated title -->]</ref>

Pada 20 Maret 2018, [[Google]] merayakan ulang tahunnya yang ke-97 dengan [[Google Doodle]].<ref>{{cite web|url=https://www.google.com/doodles/usmar-ismails-97th-birthday|title=Usmar Ismail’s 97th Birthday|website=Google|date=20 March 2018}}</ref> Pada 30 Oktober 2021, Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia.<ref>{{Cite news|last=Diananto|date=2021-10-30|title=Presiden Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional kepada Bapak Perfilman Usmar Ismail, Insan Seni Bereaksi|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/4697578/presiden-jokowi-beri-gelar-pahlawan-nasional-kepada-bapak-perfilman-usmar-ismail-insan-seni-bereaksi|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2021-10-31|first=Wayan|editor-last=Rusmitantri|editor-first=Telni}}</ref><ref>{{Cite web|title=Usmar Ismail Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Lesbumi NU Persembahkan Konser Ya Lal Wathan|url=https://nu.or.id/nasional/usmar-ismail-diberi-gelar-pahlawan-nasional-lesbumi-nu-persembahkan-konser-ya-lal-wathan-DjiGD|website=nu.or.id|language=id-ID|access-date=2021-10-31}}</ref><ref>{{Cite web|date=2021-10-29|title=Usmar Ismail, Pahlawan Nasional Ke-16 dari Sumbar|url=https://langgam.id/usmar-ismail-pahlawan-nasional-ke-16-dari-sumbar/|website=Langgam.id|language=id-ID|access-date=2021-10-31}}</ref><ref>{{Cite news|last=Yanuar|first=Elang Riki|date=2021-10-29|title=Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail Akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional|url=https://www.medcom.id/hiburan/film/3NO9M5pk-bapak-perfilman-indonesia-usmar-ismail-akan-diberi-gelar-pahlawan-nasional|work=[[Medcom.id]]|access-date=2021-10-31|editor-first=Elang Riki|editor-last=Yanuar}}</ref>

=== Kerjasama gagal dan meninggal ===
Pada tahun 1970, Usmar Ismail yang menjabat sebagai direktur [[Perfini]], mengadakan kerja sama dengan perusahaan Italia untuk memproduksi film ''Adventures in Bali''. Namun, proses dan pasca-produksi film ini bermasalah.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://tirto.id/kematian-usmar-ismail-dipicu-kekecewaan-ditipu-produser-italia-cGsN|title=Kematian Usmar Ismail Dipicu Kekecewaan Ditipu Produser Italia|last=Ratnasari|first=Yuliana|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-06-13}}</ref> Rosihan Anwar mengatakan, dalam perjanjian awalnya, nama Usmar sebagai sutradara akan dicantumkan dalam versi film ini yang diedarkan di Eropa. Namun, ketika Usmar berkunjung ke Roma melihat penyelesaian film itu, namanya sama sekali tidak disebut. Menurut Rosihan, Usmar ditipu oleh produser Italia.<ref name=":0" /> Filmnya tetap dirilis dengan judul ''Bali'' pada 1971, namun kurang laku di pasaran.<ref name=":0" />
Pada tahun 1970, Usmar Ismail yang menjabat sebagai direktur [[Perfini]], mengadakan kerja sama dengan perusahaan Italia untuk memproduksi film ''Adventures in Bali''. Namun, proses dan pasca-produksi film ini bermasalah.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://tirto.id/kematian-usmar-ismail-dipicu-kekecewaan-ditipu-produser-italia-cGsN|title=Kematian Usmar Ismail Dipicu Kekecewaan Ditipu Produser Italia|last=Ratnasari|first=Yuliana|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-06-13}}</ref> Rosihan Anwar mengatakan, dalam perjanjian awalnya, nama Usmar sebagai sutradara akan dicantumkan dalam versi film ini yang diedarkan di Eropa. Namun, ketika Usmar berkunjung ke Roma melihat penyelesaian film itu, namanya sama sekali tidak disebut. Menurut Rosihan, Usmar ditipu oleh produser Italia.<ref name=":0" /> Filmnya tetap dirilis dengan judul ''Bali'' pada 1971, namun kurang laku di pasaran.<ref name=":0" />


Di tengah kesulitan, Usmar tetap berjuang mempertahankan Perfini dan menggaji karyawannya. Namun, tak lama kemudian Usmar jatuh sakit di rumahnya akibat pendarahan otak. Usmar Ismail meninggal pada tanggal 2 Januari 1971 di Jakarta. Ia dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.<ref>{{Cite web |url=https://historia.id/kultur/articles/kisah-tragis-akhir-hidup-bapak-film-nasional-DAlZw |title=Kisah Tragis Akhir Hidup Bapak Film Nasional |last=Isnaeni |first=Hendri F. |website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia |language=id-ID |access-date=2020-06-13}}</ref>
Di tengah kesulitan, Usmar tetap berjuang mempertahankan Perfini dan menggaji karyawannya. Namun, tak lama kemudian Usmar jatuh sakit di rumahnya akibat pendarahan otak. Usmar Ismail meninggal pada tanggal 2 Januari 1971 di Jakarta. Ia dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.<ref>{{Cite web |url=https://historia.id/kultur/articles/kisah-tragis-akhir-hidup-bapak-film-nasional-DAlZw |title=Kisah Tragis Akhir Hidup Bapak Film Nasional |last=Isnaeni |first=Hendri F. |website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia |language=id-ID |access-date=2020-06-13}}</ref>


== Karya Tulis==
== Karya Tulis<ref>Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 826
</ref>==


=== Drama ===
=== Drama ===
''Mutiara dari Nusa Laut'' (1943)
* ''Mutiara dari Nusa Laut'' (1943)
* ''Mekar Melati'' (1945)

''Mekar Melati'' (1945)
* ''Sedih dan Gembira'' (1950)

''Sedih dan Gembira'' (1950)


=== Kumpulan Puisi ===
=== Kumpulan Puisi ===
''Puntung Berasap'' (1950)
* ''Puntung Berasap'' (1950)


=== Karya lainnya ===
=== Karya lainnya ===
''Pengantar ke Dunia Film''
* ''Pengantar ke Dunia Film''
* ''Usmar Ismail Membawa Film'' (editor J.E. Siahaan) (1983)<ref>Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 826

</ref>
''Usmar Ismail Membawa Film'' (editor J.E. Siahaan) (1983)


== Filmografi ==
== Filmografi ==
Baris 107: Baris 118:
{{commonscat|Usmar Ismail}}
{{commonscat|Usmar Ismail}}
{{Wikipedia books|Usmar Ismail}}
{{Wikipedia books|Usmar Ismail}}
* {{id}} [http://pds.pnri.go.id/sinema/usmar/home/ Situs Usmar Ismail di Perpustakaan Nasional Indonesia]
* {{id}} [http://pds.pnri.go.id/sinema/usmar/home/ Situs Usmar Ismail di Perpustakaan Nasional Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070604042219/http://pds.pnri.go.id/sinema/usmar/home/ |date=2007-06-04 }}
* {{fr}} [http://www.3continents.com/3continents/fiche_dir.jsp?directorid=524 Usmar ISMAIL - Indonésie]
* {{fr}} [http://www.3continents.com/3continents/fiche_dir.jsp?directorid=524 Usmar ISMAIL - Indonésie] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061116143802/http://www.3continents.com/3continents/fiche_dir.jsp?directorid=524 |date=2006-11-16 }}
* {{id}} [http://kepustakaan-tokohperfilman.pnri.go.id/usmar/home/ Kepustakaan Tokoh Perfilman Indonesia]
* {{id}} [http://kepustakaan-tokohperfilman.pnri.go.id/usmar/home/ Kepustakaan Tokoh Perfilman Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091023052553/http://kepustakaan-tokohperfilman.pnri.go.id/usmar/home/ |date=2009-10-23 }}
* https://langgam.id/hari-ini-pada-1921-bapak-film-nasional-usmar-ismail-lahir-di-bukittinggi/


{{Usmar Ismail}}
{{Usmar Ismail}}{{Pahlawan Nasional Indonesia}}


{{DEFAULTSORT:Ismail, Usmar}}
{{DEFAULTSORT:Ismail, Usmar}}
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Sutradara Indonesia]]
[[Kategori:Sutradara Indonesia]]
[[Kategori:Seniman Minangkabau]]
[[Kategori:Alumni SMA Negeri 1 Yogyakarta]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:Alumni Universitas California, Los Angeles]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh perfilman Minangkabau]]
[[Kategori:Sastrawan Minangkabau]]
[[Kategori:Jurnalis Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Bukittinggi]]
[[Kategori:Tokoh dari Bukittinggi]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]

Revisi terkini sejak 23 Desember 2023 02.21

Usmar Ismail
Usmar pada tahun 1950
Lahir(1921-03-20)20 Maret 1921
Bukittinggi, Hindia Belanda
Meninggal2 Januari 1971(1971-01-02) (umur 49)
Jakarta, Indonesia
MakamTPU Karet Bivak
KebangsaanIndonesia
AlmamaterUniversitas California, Los Angeles
PekerjaanSutradara, produser film, penulis
Tahun aktif1950–1970
Suami/istriSonja Hermien Sanawi
AnakIrwan Usmar Ismail
Fadia Ayesha Ismail
Heidy Hermia Ismail
Nina Surachman
Nureddin Ismail
KerabatAbu Hanifah (kakak)
IMDB: nm0411344 Allocine: 573906 Allmovie: p718689 Modifica els identificadors a Wikidata

Usmar Ismail (20 Maret 1921 – 2 Januari 1971) adalah seorang sutradara film, sastrawan, wartawan, dan pahlawan nasional Indonesia. Ia dianggap sebagai pelopor perfilman di Indonesia. Ia dikenal sebagai pelopor drama modern di Indonesia dan juga Bapak Film Indonesia.[1] Usmar meninggal dunia karena stroke.

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

Usmar Ismail lahir sebagai anak dari Datuk Tumenggung Ismail, guru Sekolah Kedokteran di Padang, dan Siti Fatimah. Keluarganya berasal dari Lintau, Sumatera Barat.[2] Ia mempunyai seorang kakak yang juga terjun ke dunia sastra, yakni Dr. Abu Hanifah yang menggunakan nama pena, El Hakim.[1]

Usmar menempuh pendidikan di HIS Batusangkar, lalu melanjutkan ke MULO Simpang Haru, Padang, dan kemudian ke AMS-A Yogyakarta (sekarang SMA Negeri 1 Yogyakarta).[1] Setamat dari AMS, ia berkuliah lalu memperoleh B.A. di bidang sinematografi dari Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat pada tahun 1952.

Usmar sudah menunjukkan bakat sastranya sejak masih duduk di bangku SMP. Saat itu, ia bersama teman-temannya, antara lain Rosihan Anwar, ingin tampil dalam acara perayaan hari ulang tahun putri mahkota, Ratu Wilhelmina, di Pelabuhan Muara, Padang. Usmar ingin menyajikan suatu pertunjukan dengan penampilan yang gagah, unik, dan mengesankan. Ia bersama teman-temannya hadir di perayaan itu dengan menyewa perahu dan pakaian bajak laut. Sayang, acara yang direncanakan itu gagal karena mereka baru sampai saat matahari tenggelam dan mereka hampir pingsan karena kelelahan mengayuh perahu menuju Pelabuhan Muara. Akan tetapi, acara yang gagal itu dicatat Rosihan Anwar sebagai tanda bahwa Usmar Ismail memang berbakat menjadi sutradara, yang mempunyai daya khayal untuk menyajikan tontonan yang menarik dan mengesankan.[1]

Setelah duduk di bangku SMA di Yogyakarta, Usmar semakin banyak terlibat dengan dunia sastra. Ia memperdalam pengetahuan dramanya dan aktif dalam kegiatan drama di sekolahnya. Ia juga mulai mengirimkan karangan-karangannya ke berbagai majalah.[1][3]

Bakatnya kian berkembang saat bekerja di Keimin Bunka Sidosho (Kantor Besar Pusat Kebudayaan Jepang). Di tempat itu, ia bersama Armijn Pane dan budayawan lainnya bekerja sama untuk mementaskan drama.[1]

Pada 1943, ia mendirikan dan menjadi ketua Sandiwara Penggemar "Maya" bersama Abu Hanifah, Rosihan Anwar, Cornel Simanjuntak, Sudjojono, H.B. Jassin, dan lain-lain.[1]

Sesudah masa proklamasi kemerdekaan, Usmar menjalani dinas militer dan aktif di dunia jurnalistik di Jakarta. Ketika Belanda kembali bersama tentara Sekutu, ia menjadi anggota TNI di Yogyakarta dengan pangkat mayor. Bersama dua rekannya, Sjamsuddin Sutan Makmur dan Rinto Alwi, mereka mendirikan surat kabar yang diberi nama Rakyat. Dalam bidang keredaksian dan kewartawanan, Usmar pernah menjadi pendiri dan redaktur Harian Patriot, redaktur majalah bulanan Arena, Yogyakarta (1948), "Gelanggang", Jakarta (1966-1967). Ia juga pernah menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia (1946-1947).

Saat menjalankan profesi sebagai wartawan itulah, Usmar pernah dijebloskan ke penjara oleh Belanda karena dituduh terlibat kegiatan subversi. Saat itu ia bekerja sebagai wartawan politik di Kantor Berita Antara dan sedang meliput perundingan Belanda—RI di Jakarta. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1948.[1]

Pada perkembangan selanjutnya, Usmar mulai menaruh minatnya yang lebih serius pada perfilman. Ia aktif sebagai pengurus lembaga yang berkaitan dengan teater dan film. Ia pernah menjadi ketua Badan Permusyawaratan Kebudayaan Yogyakarta (1946-1948), ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta (1946-1948), ketua Akademi Teater Nasional Indonesia, Jakarta (1955-1965), dan ketua Badan Musyawarah Perfilman Nasional (BMPN). BMPN mendorong pemerintah melahirkan "Pola Pembinaan Perfilman Nasional" pada tahun 1967. Ia dikenal sebagai pendiri Perusahaan Film Nasional Indonesia bersama Djamaluddin Malik dan para pengusaha film lainnya. Lalu, ia menjadi ketuanya sejak 1954 sampai 1965.[4]

Ia pernah aktif dalam bidang politik. Ia menjadi ketua umum Lembaga Seniman Muslimin Indonesia (Lesbumi) (1962-1969), anggota Pengurus Besar Nahdatul Ulama (1964-1969), serta anggota DPRGR/MPRS (1966-1969).

Setelah sempat membantu Andjar Asmara menyutradarai Gadis Desa pada 1949, ia memulai debut penyutradaraan film lewat film Harta Karun. Ia dikenal luas secara internasional setelah menyutradarai film berjudul Pedjuang pada tahun 1961, yang mendokumentasikan kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Film ini ditayangkan dalam Festival Film Internasional Moskwa ke-2, dan menjadi film karya anak negeri pertama yang diputar dalam festival film internasional.[5]

Di luar bidang-bidang tersebut, pada Tahun 1968 ia dipercaya sebagai General Manager untuk mengelola sebuah restoran eksklusif (Dinning Hall) oleh PT Ria Sari Restaurant, salah satu anak Usaha dari Sarinah yakni Miraca Sky, di puncak gedung Sarinah pada akhir tahun 1960-an. Selain itu, ia juga pernah menjadi pemimpin PT. Triple T.

Ketika mempersiapkan Kafedo, Usmar memberi kesempatan dan mendidik anak muda yang berminat dalam penyutradaraan film. Melalui program inilah Nya Abbas Acup masuk ke dunia film. Ia juga dikenal sebagai pencetak bintang. Nurnaningsih dan Indriati Iskak adalah dua contoh pemeran wanita yang kariernya melejit lewat tangan dinginnya.

Darah dan Doa dianggap sebagai film nasional pertama di Indonesia.

Tanggapan Publik

[sunting | sunting sumber]

Kritikus film menganggap karya-karyanya, seperti Enam Djam di Jogja dan Dosa Tak Berampun, mengandung ciri Indonesiawi.[6] Pada masa penayangannya di Metropole, Krisis menarik penonton berjubel selama lima minggu.

Anak Perawan di Sarang Penyamun sempat diboikot peredarannya pada tahun 1962 oleh Partai Komunis Indonesia.[7]

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Tahun 1962 ia mendapatkan Piagam Wijayakusuma dari Presiden Soekarno. Pada tahun 1969 ia menerima Anugerah Seni dari Pemerintah RI. Setelah meninggal, dia diangkat menjadi Warga Teladan DKI. Namanya diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta, yakni Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.[8] Selain itu, sebuah ruang konser di Jakarta, yakni Usmar Ismail Hall, merupakan tempat pertunjukan opera, musik, dan teater, yang dinamai sesuai namanya.[9]

Pada 20 Maret 2018, Google merayakan ulang tahunnya yang ke-97 dengan Google Doodle.[10] Pada 30 Oktober 2021, Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia.[11][12][13][14]

Kerjasama gagal dan meninggal

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1970, Usmar Ismail yang menjabat sebagai direktur Perfini, mengadakan kerja sama dengan perusahaan Italia untuk memproduksi film Adventures in Bali. Namun, proses dan pasca-produksi film ini bermasalah.[15] Rosihan Anwar mengatakan, dalam perjanjian awalnya, nama Usmar sebagai sutradara akan dicantumkan dalam versi film ini yang diedarkan di Eropa. Namun, ketika Usmar berkunjung ke Roma melihat penyelesaian film itu, namanya sama sekali tidak disebut. Menurut Rosihan, Usmar ditipu oleh produser Italia.[15] Filmnya tetap dirilis dengan judul Bali pada 1971, namun kurang laku di pasaran.[15]

Di tengah kesulitan, Usmar tetap berjuang mempertahankan Perfini dan menggaji karyawannya. Namun, tak lama kemudian Usmar jatuh sakit di rumahnya akibat pendarahan otak. Usmar Ismail meninggal pada tanggal 2 Januari 1971 di Jakarta. Ia dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta.[16]

Karya Tulis

[sunting | sunting sumber]
  • Mutiara dari Nusa Laut (1943)
  • Mekar Melati (1945)
  • Sedih dan Gembira (1950)

Kumpulan Puisi

[sunting | sunting sumber]
  • Puntung Berasap (1950)

Karya lainnya

[sunting | sunting sumber]
  • Pengantar ke Dunia Film
  • Usmar Ismail Membawa Film (editor J.E. Siahaan) (1983)[17]

Filmografi

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/usmar-ismail
  2. ^ Biografi Usmar Ismail : Si Bung Dalam Layar Film Kita, Matra, 1990
  3. ^ Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 825
  4. ^ Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 521-522
  5. ^ "2nd Moscow International Film Festival (1961)". MIFF. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-16. Diakses tanggal 2012-11-09. 
  6. ^ Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 521-523
  7. ^ https://langgam.id/hari-ini-pada-1921-bapak-film-nasional-usmar-ismail-lahir-di-bukittinggi/
  8. ^ Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 825-826
  9. ^ Usmar Ismail Hall - The First Integrated Cinema & Concert Hall
  10. ^ "Usmar Ismail's 97th Birthday". Google. 20 March 2018. 
  11. ^ Diananto, Wayan (2021-10-30). Rusmitantri, Telni, ed. "Presiden Jokowi Beri Gelar Pahlawan Nasional kepada Bapak Perfilman Usmar Ismail, Insan Seni Bereaksi". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-10-31. 
  12. ^ "Usmar Ismail Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Lesbumi NU Persembahkan Konser Ya Lal Wathan". nu.or.id. Diakses tanggal 2021-10-31. 
  13. ^ "Usmar Ismail, Pahlawan Nasional Ke-16 dari Sumbar". Langgam.id. 2021-10-29. Diakses tanggal 2021-10-31. 
  14. ^ Yanuar, Elang Riki (2021-10-29). Yanuar, Elang Riki, ed. "Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail Akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional". Medcom.id. Diakses tanggal 2021-10-31. 
  15. ^ a b c Ratnasari, Yuliana. "Kematian Usmar Ismail Dipicu Kekecewaan Ditipu Produser Italia". tirto.id. Diakses tanggal 2020-06-13. 
  16. ^ Isnaeni, Hendri F. "Kisah Tragis Akhir Hidup Bapak Film Nasional". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. Diakses tanggal 2020-06-13. 
  17. ^ Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 9799012120 hlm. 826

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]