Lompat ke isi

Es krim: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Wadaihangit (bicara | kontrib)
melengkapi halaman dengan foto dan infobox #WPWP
 
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox food/wikidata}}
[[File:Cherryicecream(cropped).jpg|220x124px|thumb|right|Es krim]]
[[File:Ice cream flavor.jpg|220x124px|thumb|right|Es krim]]
'''Es krim''' merupakan sebuah makanan beku yang dibuat dari [[produk susu]] seperti [[krim]], lalu dicampur dengan [[perasa]] dan [[pemanis buatan]] ataupun alami. Es Krim didinginkan dengan diaduk sambil mengurangi suhunya untuk mencegah pembentukan [[es batu]]. Suhu dikurangi dengan menaruh campuran es krim ke sebuah wadah yang dimasukkan ke dalam campuran es batu dan garam dapur. [[Garam]] membuat air cair dapat berada di bawah [[titik beku]] [[air murni]], membuat wadah tersebut mendapat sentuhan merata dengan [[air]] dan [[es]] tersebut.


Meskipun istilah es krim sering digunakan untuk merujuk ke hidangan penutup beku, tetapi sebenarnya digunakan untuk merujuk ke hidangan penutup beku yang terdiri dari [[lemak susu]]. Banyak negara, termasuk [[Amerika Serikat]], membatasi penggunaan istilah tersebut berdasarkan [[kuantitas]] dari bahan dasar makanan tersebut. Komposisinya terdiri dari susu beku di [[Tiongkok]] pada 4500 [[SM]].
'''Es krim''' merupakan sebuah makanan beku yang dibuat dari [[produk susu]] seperti [[krim]], lalu dicampur dengan [[perasa]] dan [[pemanis buatan]] ataupun alami. Es Krim didinginkan dengan diaduk sambil mengurangi suhunya untuk mencegah pembentukan [[es batu]]. Suhu dikurangi dengan menaruh campuran es krim ke sebuah wadah yang dimasukkan ke dalam campuran es batu dan garam dapur. [[Garam]] membuat air cair dapat berada di bawah [[titik beku]] [[air murni]], membuat wadah tersebut mendapat sentuhan merata dengan [[air]] dan [[es]] tersebut.{{Butuh rujukan}}[[File:Ice cream flavor.jpg|220x124px|thumb|right|Es krim]]Meskipun istilah es krim sering digunakan untuk merujuk ke hidangan penutup beku, tetapi sebenarnya digunakan untuk merujuk ke hidangan penutup beku yang terdiri dari [[lemak susu]]. Banyak negara, termasuk [[Amerika Serikat]], membatasi penggunaan istilah tersebut berdasarkan [[kuantitas]] dari bahan dasar makanan tersebut. Komposisinya terdiri dari susu beku di [[Tiongkok]] pada 4500 [[SM]].{{Butuh rujukan}}


== Bahan ==
== Bahan ==
Es krim modern komersial terbuat dari campuran bahan di bawah ini:
Es krim modern komersial terbuat dari campuran bahan di bawah ini:{{Butuh rujukan}}
* 10−16% [[lemak susu]]
* 10−16% [[lemak susu]]
* 9−12% milk solids-not-fat: komponen ini, juga dikenal dengan serum solids, mengandung [[protein]] ([[casein]] dan [[whey protein]]) dan [[karbohidrat]] ([[laktosa]]) ditemukan dalam susu
* 9−12% milk solids-not-fat: komponen ini, juga dikenal dengan serum solids, mengandung [[protein]] ([[casein]] dan [[whey protein]]) dan [[karbohidrat]] ([[laktosa]]) ditemukan dalam susu
Baris 20: Baris 18:
Populernya es krim di Indonesia tidak terlepas dari banyaknya peternakan sapi di beberapa wilayah di Indonesia pada tahun 1942. Koran Bataviasche melaporkan industri susu setidaknya berasal dari 25 peternakan sapi di daerah Menteng. Mayoritas terpusat di daerah [[Mampang Prapatan]]. Peternakan itu dimiliki oleh masyarakat lokal, seperti peternakan Haji Achmad Tablih, Haji Otib, dan Haji Djaeni. Ada pula peternakan sapi perah De Melbron di wilayah Kuningan dan Muhammad Robloen di Karet Pendurenan. Pada masa ini juga berkembang peternakan di Wilayah Pengalengan dan Preanger seperti [[Lembang]] (Lembangsche Melk Centrale) dan Bandung (Bandoengsche Melk Centrale) menjadi tempat produksi susu yang bagus karena didukung dengan tipografi wilayahnya.<ref>{{Cite book|title=Jakarta A Dining History|last=Soemantri|first=Kevindra|publisher=Gramedia Pustaka Utama|year=2021|isbn=9786020649108|location=Jakarta|pages=20}}</ref>
Populernya es krim di Indonesia tidak terlepas dari banyaknya peternakan sapi di beberapa wilayah di Indonesia pada tahun 1942. Koran Bataviasche melaporkan industri susu setidaknya berasal dari 25 peternakan sapi di daerah Menteng. Mayoritas terpusat di daerah [[Mampang Prapatan]]. Peternakan itu dimiliki oleh masyarakat lokal, seperti peternakan Haji Achmad Tablih, Haji Otib, dan Haji Djaeni. Ada pula peternakan sapi perah De Melbron di wilayah Kuningan dan Muhammad Robloen di Karet Pendurenan. Pada masa ini juga berkembang peternakan di Wilayah Pengalengan dan Preanger seperti [[Lembang]] (Lembangsche Melk Centrale) dan Bandung (Bandoengsche Melk Centrale) menjadi tempat produksi susu yang bagus karena didukung dengan tipografi wilayahnya.<ref>{{Cite book|title=Jakarta A Dining History|last=Soemantri|first=Kevindra|publisher=Gramedia Pustaka Utama|year=2021|isbn=9786020649108|location=Jakarta|pages=20}}</ref>


Oleh karena banyaknya suplai susu ke Batavia, berbarengan dengan semakin disempurnakannya teknologi—terutama dalam hal pendinginan dan pembuatan es yang semakin baik untuk penggunaan komersial pada dekade keempat abad ke-20-dirasa punya andil dalam semakin maraknya toko roti (bakeri) hingga kafe khusus es krim di wilayah-wilayah Batavia. Belum lagi masuknya barang-barang rumah tangga Eropa, seperti margarin dan susu kental manis. Wilayah-wilayah utama di Weltevreden, seperti sekitar lapangan Banten, Gambir, Menteng, hingga ke wilayah Senen, pun menjadi tempat namainnya toko-toko ini.
Oleh karena banyaknya suplai susu ke Batavia, berbarengan dengan semakin disempurnakannya teknologi—terutama dalam hal pendinginan dan pembuatan es yang semakin baik untuk penggunaan komersial pada dekade keempat abad ke-20-dirasa punya andil dalam semakin maraknya toko roti (bakeri) hingga kafe khusus es krim di wilayah-wilayah Batavia. Belum lagi masuknya barang-barang rumah tangga Eropa, seperti margarin dan susu kental manis. Wilayah-wilayah utama di Weltevreden, seperti sekitar lapangan Banten, Gambir, Menteng, hingga ke wilayah Senen, pun menjadi tempat namainnya toko-toko ini.{{Butuh rujukan}}


Pada tahun 1930 ada dua kakak beradik asal Italia yang pandai menjahit. Mereka pindah ke Hindia Belanda, tepatnya Batavia untuk bekerja di perusahaan tekstil. Namun, salah satu dari mereka, Luigi Ragusa, mengenal seorang pemilik peternakan susu di Batavia. Pada suatu malam tahun 1932, Koningsplein menyala terang. Pasar Gambir telah dimulai dengan keriaannya untuk merayakan ulang tahun [[Wilhelmina dari Belanda|Ratu Wihelmina]] dari kerjaan Belanda. Di dalamnya, terdapat pula ada jajanan dan makanan yang dipusatkan di tengah-tengah lapangan. Di acara tersebut juga dihidangkan esk rim dari Luigi bersaudara. Luigi tidak jadi mendirikan bisnis moden, namun membuka kafe es krim yang mereka beri nama [[Ragusa Es Italia|Ragusa]].
Pada tahun 1930 ada dua kakak beradik asal Italia yang pandai menjahit. Mereka pindah ke Hindia Belanda, tepatnya Batavia untuk bekerja di perusahaan tekstil. Namun, salah satu dari mereka, Luigi Ragusa, mengenal seorang pemilik peternakan susu di Batavia. Pada suatu malam tahun 1932, Koningsplein menyala terang. Pasar Gambir telah dimulai dengan keriaannya untuk merayakan ulang tahun [[Wilhelmina dari Belanda|Ratu Wihelmina]] dari kerjaan Belanda. Di dalamnya, terdapat pula ada jajanan dan makanan yang dipusatkan di tengah-tengah lapangan. Di acara tersebut juga dihidangkan esk rim dari Luigi bersaudara. Luigi tidak jadi mendirikan bisnis moden, namun membuka kafe es krim yang mereka beri nama [[Ragusa Es Italia|Ragusa]].{{Butuh rujukan}}

== Galeri ==
[[File:Cherryicecream(cropped).jpg|220x124px|thumb|Es krim|kiri]]


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi terkini sejak 5 Agustus 2024 04.09

Infotaula de menjarEs krim
Rincian
Jenisfrozen dessert (en) Terjemahkan, dessert with spoon (en) Terjemahkan dan soft cow dairy product (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Bahan utamasusu, Krim, gula dan Perisa Edit nilai pada Wikidata


Es krim merupakan sebuah makanan beku yang dibuat dari produk susu seperti krim, lalu dicampur dengan perasa dan pemanis buatan ataupun alami. Es Krim didinginkan dengan diaduk sambil mengurangi suhunya untuk mencegah pembentukan es batu. Suhu dikurangi dengan menaruh campuran es krim ke sebuah wadah yang dimasukkan ke dalam campuran es batu dan garam dapur. Garam membuat air cair dapat berada di bawah titik beku air murni, membuat wadah tersebut mendapat sentuhan merata dengan air dan es tersebut.[butuh rujukan]

Es krim

Meskipun istilah es krim sering digunakan untuk merujuk ke hidangan penutup beku, tetapi sebenarnya digunakan untuk merujuk ke hidangan penutup beku yang terdiri dari lemak susu. Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, membatasi penggunaan istilah tersebut berdasarkan kuantitas dari bahan dasar makanan tersebut. Komposisinya terdiri dari susu beku di Tiongkok pada 4500 SM.[butuh rujukan]

Es krim modern komersial terbuat dari campuran bahan di bawah ini:[butuh rujukan]

Sejarah es krim di Indonesia

Populernya es krim di Indonesia tidak terlepas dari banyaknya peternakan sapi di beberapa wilayah di Indonesia pada tahun 1942. Koran Bataviasche melaporkan industri susu setidaknya berasal dari 25 peternakan sapi di daerah Menteng. Mayoritas terpusat di daerah Mampang Prapatan. Peternakan itu dimiliki oleh masyarakat lokal, seperti peternakan Haji Achmad Tablih, Haji Otib, dan Haji Djaeni. Ada pula peternakan sapi perah De Melbron di wilayah Kuningan dan Muhammad Robloen di Karet Pendurenan. Pada masa ini juga berkembang peternakan di Wilayah Pengalengan dan Preanger seperti Lembang (Lembangsche Melk Centrale) dan Bandung (Bandoengsche Melk Centrale) menjadi tempat produksi susu yang bagus karena didukung dengan tipografi wilayahnya.[1]

Oleh karena banyaknya suplai susu ke Batavia, berbarengan dengan semakin disempurnakannya teknologi—terutama dalam hal pendinginan dan pembuatan es yang semakin baik untuk penggunaan komersial pada dekade keempat abad ke-20-dirasa punya andil dalam semakin maraknya toko roti (bakeri) hingga kafe khusus es krim di wilayah-wilayah Batavia. Belum lagi masuknya barang-barang rumah tangga Eropa, seperti margarin dan susu kental manis. Wilayah-wilayah utama di Weltevreden, seperti sekitar lapangan Banten, Gambir, Menteng, hingga ke wilayah Senen, pun menjadi tempat namainnya toko-toko ini.[butuh rujukan]

Pada tahun 1930 ada dua kakak beradik asal Italia yang pandai menjahit. Mereka pindah ke Hindia Belanda, tepatnya Batavia untuk bekerja di perusahaan tekstil. Namun, salah satu dari mereka, Luigi Ragusa, mengenal seorang pemilik peternakan susu di Batavia. Pada suatu malam tahun 1932, Koningsplein menyala terang. Pasar Gambir telah dimulai dengan keriaannya untuk merayakan ulang tahun Ratu Wihelmina dari kerjaan Belanda. Di dalamnya, terdapat pula ada jajanan dan makanan yang dipusatkan di tengah-tengah lapangan. Di acara tersebut juga dihidangkan esk rim dari Luigi bersaudara. Luigi tidak jadi mendirikan bisnis moden, namun membuka kafe es krim yang mereka beri nama Ragusa.[butuh rujukan]

Es krim

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • David, Elizabeth (1994). "Harvest of the Cold Months: the Social History of Ice and Ices". London: Penguin. ISBN 0-14-017641-1 .
  1. ^ Soemantri, Kevindra (2021). Jakarta A Dining History. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 20. ISBN 9786020649108.