Lompat ke isi

Masjid Rao Rao: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 3 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q6684240
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(24 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox religious building
{{Infobox religious building
|image = Masjid rao.jpg
|image = Masjid Rao Rao Sep 2022.jpg
|caption = Masjid Rao Rao pada Oktober 2008
|image_size = 250px
|building_name = Masjid Rao Rao
|caption = Masjid Rao-Rao pada 2022
|location = [[Rao Rao, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Rao Rao]], [[Sungai Tarab, Tanah Datar|Kecamatan Sungai Tarab]], [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]
|building_name = Masjid Rao-Rao
|location = [[Rao Rao, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Rao-Rao]], [[Sungai Tarab, Tanah Datar|Kecamatan Sungai Tarab]], [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]
|religious_affiliation = [[Islam]]
|religious_affiliation = [[Islam]]
|leadership =
|leadership =
Baris 24: Baris 25:
}}
}}


'''Masjid Rao Rao''' adalah salah satu masjid tertua di [[Indonesia]] yang terletak di [[Rao Rao, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Rao Rao]], [[Sungai Tarab, Tanah Datar|Kecamatan Sungai Tarab]], [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]].{{sfn|Arief|2008}} Masjid berarsitektur perpaduan [[Minangkabau]] dan [[Persia]] ini mulai dibangun pada tahun 1908 dengan atap berbahan ijuk sebelum akhirnya diganti menjadi [[seng]].{{sfn|Kementerian Agama|pp=1}}
'''Masjid Rao-Rao''' adalah salah satu masjid tertua di [[Indonesia]] yang terletak di [[Rao Rao, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Rao-Rao]], [[Sungai Tarab, Tanah Datar|Kecamatan Sungai Tarab]], [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]].{{sfn|Arief|2008}} Masjid berarsitektur perpaduan [[Minangkabau]] dan [[Persia]] ini mulai dibangun pada tahun 1908 dengan atap berbahan ijuk sebelum akhirnya diganti menjadi [[seng]].{{sfn|Kementerian Agama|pp=1}}


Sejak berdirinya, masjid ini sempat mengalami kerusakan yang cukup berarti akibat gempa, seperti pada tahun [[Gempa bumi Padangpanjang 1926|1926]] dan terakhir [[Gempa bumi Sumatera Barat 2009|2009]].{{sfn|Akbar|2012}}{{sfn|Kubontubuh|Hadiwinoto|2008}} Namun sejak dibangun, masjid ini belum pernah dipugar secara besar-besaran. Renovasi yang pernah dilakukan hanya berupa pelurusan [[menara]] yang miring pada tahun 1975 dan penggantian seluruh [[keramik]] lama dengan yang baru sekitar tahun 1990-an.{{sfn|Kementerian Agama|pp=2}}{{sfn|Ajisman|Almaizon|2004|pp=47}}
Sejak berdirinya, masjid ini sempat mengalami kerusakan yang cukup berarti akibat gempa, seperti pada tahun [[Gempa bumi Padangpanjang 1926|1926]] dan terakhir [[Gempa bumi Sumatera Barat 2009|2009]].{{sfn|Akbar|2012}}{{sfn|Kubontubuh|Hadiwinoto|2008}} Namun sejak dibangun, masjid ini belum pernah dipugar secara besar-besaran. Renovasi yang pernah dilakukan hanya berupa pelurusan [[menara]] yang miring pada tahun 1975 dan penggantian seluruh [[keramik]] lama dengan yang baru sekitar tahun 1990-an.{{sfn|Kementerian Agama|pp=2}}{{sfn|Ajisman|Almaizon|2004|pp=47}}
Baris 32: Baris 33:
== Sejarah ==
== Sejarah ==


Masjid Rao Rao terletak di jalan arah dari [[Batusangkar]] menuju [[Bukittinggi]], tepatnya di [[Rao Rao, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Rao Rao]], [[Sungai Tarab, Tanah Datar|Kecamatan Sungai Tarab]], [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]].{{sfn|Kementerian Agama|pp=1}} Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1908,{{sfn|Kompas.com}} sebagai penggati Masjid Atap Ijuk di Rao Rao yang dibongkar karena kondisi bangunannya sudah tidak layak.{{sfn|Ajisman|Almaizon|2004|pp=46}} Di tanah wakaf H. Mohammad Thaib Caniago, masjid ini dibangun secara bersama oleh masyarakat Nagari Rao Rao atas prakarsa Abdurrachman Datuk Majo Indo.{{sfn|Mahyuddin|pp=167}} Pada akhir tahun 1918, pembangunan masjid ini dapat diselesaikan.{{sfn|Akbar|2012}}
Masjid Rao Rao terletak di jalan arah dari [[Batusangkar]] menuju [[Bukittinggi]], tepatnya di [[Rao Rao, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Rao Rao]], [[Sungai Tarab, Tanah Datar|Kecamatan Sungai Tarab]], [[Kabupaten Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]].{{sfn|Kementerian Agama|pp=1}} Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1908,{{sfn|Kompas.com}} sebagai pengganti Masjid Atap Ijuk di Rao Rao yang dibongkar karena kondisi bangunannya sudah tidak layak.{{sfn|Ajisman|Almaizon|2004|pp=46}} Di tanah wakaf H. Mohammad Thaib Caniago, masjid ini dibangun secara bersama oleh masyarakat Nagari Rao Rao atas prakarsa Abdurrachman Datuk Majo Indo.{{sfn|Mahyuddin|pp=167}} Pada akhir tahun 1918, pembangunan masjid ini dapat diselesaikan.{{sfn|Akbar|2012}}


== Arsitektur ==
== Arsitektur ==
{{Multiple image|direction=vertical|align=right|image1=Masjid Saadah.jpg|image2=Masjid Raya Koto Baru.jpg|width1=220|width2=220|footer=[[Masjid Saadah]] (atas) dan [[Masjid Raya Koto Baru]] (bawah)}}
{{Multiple image|direction=vertical|align=right|image1=Masjid Saadah 2020 03.jpg|image2=Kawasan Seribu Rumah Gadang (3).jpg|width1=252|width2=252|footer=[[Masjid Saadah]] (atas) dan [[Masjid Raya Koto Baru]] (bawah)}}


Arsitektur pada masjid ini merupakan perpaduan dari berbagai corak, umumnya yaitu [[Persia]] dan [[Minangkabau]]. Seperti arsitektur masjid khas Minangkabau lainnya, atap masjid ini terdiri empat tingkatan yang sedikit cekung, hanya saja di tingkatan atap teratas terdapat ruang berbentuk persegi dengan empat atap bergonjong mengarah ke empat penjuru [[mata angin]], sementara pada bagian menaranya terdapat ruang berbentuk [[segidelapan]] beratapkan [[kubah]].{{sfn|Akbar|2012}}{{sfn|Ajisman|Almaizon|2004|pp=46}}
Arsitektur pada masjid ini merupakan perpaduan dari berbagai corak, umumnya yaitu [[Persia]] dan [[Minangkabau]]. Seperti arsitektur masjid khas Minangkabau lainnya, atap masjid ini berbentuk limas yang terdiri dari empat undakan dengan permukaan cekung, hanya saja di tingkatan atap teratas terdapat ruang berbentuk persegi dengan empat atap bergonjong mengarah ke empat penjuru [[mata angin]], sementara pada bagian menaranya terdapat ruang berbentuk [[segi delapan]] beratapkan [[kubah]].{{sfn|Akbar|2012}}{{sfn|Ajisman|Almaizon|2004|pp=46}}


Di dalam ruang salat berdiri empat tiang utama yang terbuat dari [[beton]].{{sfn|Akbar|2012}} Di bagian mihrab, yang baru dibuat permanen pada tahun 1930, dihiasi hiasan berupa pecahan kaca keramik. Mihrab tersebut berukuran 3 × 1,38 meter dengan tinggi 3,1 meter.{{sfn|Akbar|2012}}
Di dalam ruang salat berdiri empat tiang utama yang terbuat dari [[beton]].{{sfn|Akbar|2012}} Di bagian mihrab masjid yang baru dibuat mimbar permanen pada tahun 1930, dihiasi hiasan berupa pecahan kaca keramik. Mimbar tersebut berukuran 3 × 1,38 meter dengan tinggi 3,1 meter.{{sfn|Akbar|2012}}


Dalam peringatan 100 tahun Masjid Rao Rao pada Oktober 2008, Shodiq Pasadigoe, Bupati Tanah Datar waktu itu mengatakan, terdapat dua masjid lain di seluruh [[Sumatera Barat]] yang mirip dengan masjid ini karena memang diminta dibangun serupa,{{sfn|Kementerian Agama|pp=2}}{{sfn|Arief|2008}} yakni [[Masjid Saadah]] yang letaknya juga di [[Sungai Tarab, Tanah Datar|Sungai Tarab]], [[Kabupaten Tanah Datar]] tepatnya di [[Gurun, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Gurun]] dan [[Masjid Raya Koto Baru]] di [[Sungai Pagu, Solok Selatan|Sungai Pagu]], [[Kabupaten Solok Selatan]].{{sfn|Nugroho|2009}}
Dalam peringatan 100 tahun Masjid Rao Rao pada Oktober 2008, [[M. Shadiq Pasadigoe|Shadiq Pasadigoe]], [[Bupati Tanah Datar]] waktu itu mengatakan, terdapat dua masjid lain di seluruh [[Sumatera Barat]] yang mirip dengan masjid ini karena memang diminta dibangun serupa,{{sfn|Kementerian Agama|pp=2}}{{sfn|Arief|2008}} yakni [[Masjid Saadah]] yang letaknya juga di [[Sungai Tarab, Tanah Datar|Sungai Tarab]], [[Kabupaten Tanah Datar]] tepatnya di [[Gurun, Sungai Tarab, Tanah Datar|Nagari Gurun]] dan [[Masjid Raya Koto Baru]] di [[Sungai Pagu, Solok Selatan|Sungai Pagu]], [[Kabupaten Solok Selatan]].{{sfn|Nugroho|2009}}


== Bangunan lain ==
== Bangunan lain ==
Baris 57: Baris 58:
{{refbegin|2}}
{{refbegin|2}}
* {{cite book
* {{cite book
| title = Bangunan Bersejarah di Kabupaten Tanah Datar
|title = Bangunan Bersejarah di Kabupaten Tanah Datar
| year = 2004
|year = 2004
| first1 =
|first1 =
| last1 = Ajisman
|last1 = Ajisman
| first2 =
|first2 =
| last2 = Almaizon
|last2 = Almaizon
| editor = Iim Imadudin
|editor = Iim Imadudin
| ref = {{sfnRef|Ajisman|Almaizon|2004}}
|ref = {{sfnRef|Ajisman|Almaizon|2004}}
| publisher = Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang
|publisher = Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang
| ISBN = 979-938-849-X
|ISBN = 979-938-849-X
}}
}}
* {{cite web|first=Rus|last=Akbar|url=http://ramadan.okezone.com/read/2012/08/10/427/675859/masjid-rao-rao-jadi-basis-pendidikan-melawan-penjajah|title=Masjid Rao Rao Jadi Basis Pendidikan & Melawan Penjajah|work=[[Okezone.com]]|date=10 Agustus 2012|accessdate=2012-08-31|ref={{sfnRef|Akbar|2012}}}}
* {{cite web|first=Rus|last=Akbar|url=http://ramadan.okezone.com/read/2012/08/10/427/675859/masjid-rao-rao-jadi-basis-pendidikan-melawan-penjajah|title=Masjid Rao Rao Jadi Basis Pendidikan & Melawan Penjajah|work=[[Okezone.com]]|date=10 Agustus 2012|accessdate=2012-08-31|ref={{sfnRef|Akbar|2012}}}}
* {{cite book|title=Serial Rumah Ibadah Bersejarah: Masjid Raya Rao-Rao|author=[[Kementerian Agama Indonesia]]|url=http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/Raorao.pdf|format=PDF|accessdate=2012-07-07|ref={{sfnRef|Kementerian Agama}}}}
* {{cite book|title=Serial Rumah Ibadah Bersejarah: Masjid Raya Rao-Rao|author=[[Kementerian Agama Indonesia]]|url=http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/Raorao.pdf|format=PDF|accessdate=2012-07-07|ref={{sfnRef|Kementerian Agama}}|archive-date=2011-10-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20111014140614/http://kemenag.go.id/file/dokumen/Raorao.pdf|dead-url=yes}}
* {{cite web|title=Refleksi 100 Tahun Masjid Rao-Rao|year=2008|first=Farid N.|last=Arief|publisher=[[Kementerian Agama Indonesia]]|url=http://www.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=12609|accessdate=2012-07-07|ref={{sfnRef|Arief|2008}}}}
* {{cite web|title=Refleksi 100 Tahun Masjid Rao-Rao|year=2008|first=Farid N.|last=Arief|publisher=[[Kementerian Agama Indonesia]]|url=http://www.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=12609|accessdate=2012-07-07|ref={{sfnRef|Arief|2008}}}}
* {{cite book|first1=Catrini Pratihari|last1=Kubontubuh|first2=Suhadi|last2=Hadiwinoto|title=Heritage Reborn: Rehabilitating The Rao-Rao Mosque|publisher=Majalah Heritage Asia|year=2008|volume=5|ISSN=1675-6924|ref={{sfnRef|Kubontubuh|Hadiwinoto|2008}}}}
* {{cite book|first1=Catrini Pratihari|last1=Kubontubuh|first2=Suhadi|last2=Hadiwinoto|title=Heritage Reborn: Rehabilitating The Rao-Rao Mosque|publisher=Majalah Heritage Asia|year=2008|volume=5|ISSN=1675-6924|ref={{sfnRef|Kubontubuh|Hadiwinoto|2008}}}}
* {{cite web|first=Joko|last=Nugroho|url=http://www.antarasumbar.com/artikel/243/dibangun-di-bawah-iringan-gendang-serunai.html|title=Dibangun di Bawah Iringan Gendang Serunai|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA]] Biro Sumatera Barat|date=2009|accessdate=2012-07-08|ref={{sfnRef|Nugroho, Joko|2009}}}}
* {{cite web|first=Joko|last=Nugroho|url=http://www.antarasumbar.com/artikel/243/dibangun-di-bawah-iringan-gendang-serunai.html|title=Dibangun di Bawah Iringan Gendang Serunai|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA]] Biro Sumatera Barat|date=2009|accessdate=2012-07-08|ref={{sfnRef|Nugroho, Joko|2009}}}}
* {{cite web|url=http://ekspedisi.kompas.com/cincinapi/index.php/galeri/photo/82140/82227|title=Masjid Rao-Rao|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas.com]]|accessdate=2012-07-07|ref={{sfnRef|Kompas.com}}}}
* {{cite web|url=http://ekspedisi.kompas.com/cincinapi/index.php/galeri/photo/82140/82227|title=Masjid Rao-Rao|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas.com]]|accessdate=2012-07-07|ref={{sfnRef|Kompas.com}}|archive-date=2014-11-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20141104001818/http://ekspedisi.kompas.com/cincinapi/index.php/galeri/photo/82140/82227|dead-url=yes}}
{{refend}}
{{refend}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{commonscat|Rao Rao Mosque|Masjid Rao Rao}}
{{Portal|Islam}}
{{Portal|Islam}}
* [http://www.rao-rao.info/index.php?option=com_content&view=article&id=28&Itemid=38 Masjid Raya Rao Rao] di situs web resmi Nagari Rao Rao.
* [http://www.rao-rao.info/index.php?option=com_content&view=article&id=28&Itemid=38 Masjid Raya Rao Rao] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120213051526/http://www.rao-rao.info/index.php?option=com_content&view=article&id=28&Itemid=38 |date=2012-02-13 }} di situs web resmi Nagari Rao Rao.
{{Masjid di Indonesia}}
{{Masjid di Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Rao Rao, Masjid}}
{{DEFAULTSORT:Rao Rao, Masjid}}

[[Kategori:Masjid di Sumatera Barat]]
[[Kategori:Masjid di Sumatera Barat]]
[[Kategori:Kabupaten Tanah Datar]]
[[Kategori:Kabupaten Tanah Datar]]

Revisi terkini sejak 29 September 2023 22.22

Masjid Rao-Rao
Masjid Rao-Rao pada 2022
PetaKoordinat: 0°22′25.284″S 100°33′18.288″E / 0.37369000°S 100.55508000°E / -0.37369000; 100.55508000
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiNagari Rao-Rao, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturMinangkabau
Peletakan batu pertama1908
Rampung1918
Menara1

Masjid Rao-Rao adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang terletak di Nagari Rao-Rao, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.[1] Masjid berarsitektur perpaduan Minangkabau dan Persia ini mulai dibangun pada tahun 1908 dengan atap berbahan ijuk sebelum akhirnya diganti menjadi seng.[2]

Sejak berdirinya, masjid ini sempat mengalami kerusakan yang cukup berarti akibat gempa, seperti pada tahun 1926 dan terakhir 2009.[3][4] Namun sejak dibangun, masjid ini belum pernah dipugar secara besar-besaran. Renovasi yang pernah dilakukan hanya berupa pelurusan menara yang miring pada tahun 1975 dan penggantian seluruh keramik lama dengan yang baru sekitar tahun 1990-an.[5][6]

Saat ini, selain digunakan untuk aktivitas ibadah umat Islam, masjid satu lantai ini juga digunakan sebagai sarana pendidikan agama. Awalnya, masjid ini juga sempat dijadikan tempat penyusunan strategi perjuangan menghadapi penjajahan Belanda.[3][1]

Masjid Rao Rao terletak di jalan arah dari Batusangkar menuju Bukittinggi, tepatnya di Nagari Rao Rao, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.[2] Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1908,[7] sebagai pengganti Masjid Atap Ijuk di Rao Rao yang dibongkar karena kondisi bangunannya sudah tidak layak.[8] Di tanah wakaf H. Mohammad Thaib Caniago, masjid ini dibangun secara bersama oleh masyarakat Nagari Rao Rao atas prakarsa Abdurrachman Datuk Majo Indo.[9] Pada akhir tahun 1918, pembangunan masjid ini dapat diselesaikan.[3]

Arsitektur

[sunting | sunting sumber]

Arsitektur pada masjid ini merupakan perpaduan dari berbagai corak, umumnya yaitu Persia dan Minangkabau. Seperti arsitektur masjid khas Minangkabau lainnya, atap masjid ini berbentuk limas yang terdiri dari empat undakan dengan permukaan cekung, hanya saja di tingkatan atap teratas terdapat ruang berbentuk persegi dengan empat atap bergonjong mengarah ke empat penjuru mata angin, sementara pada bagian menaranya terdapat ruang berbentuk segi delapan beratapkan kubah.[3][8]

Di dalam ruang salat berdiri empat tiang utama yang terbuat dari beton.[3] Di bagian mihrab masjid yang baru dibuat mimbar permanen pada tahun 1930, dihiasi hiasan berupa pecahan kaca keramik. Mimbar tersebut berukuran 3 × 1,38 meter dengan tinggi 3,1 meter.[3]

Dalam peringatan 100 tahun Masjid Rao Rao pada Oktober 2008, Shadiq Pasadigoe, Bupati Tanah Datar waktu itu mengatakan, terdapat dua masjid lain di seluruh Sumatera Barat yang mirip dengan masjid ini karena memang diminta dibangun serupa,[5][1] yakni Masjid Saadah yang letaknya juga di Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar tepatnya di Nagari Gurun dan Masjid Raya Koto Baru di Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan.[10]

Bangunan lain

[sunting | sunting sumber]

Di sebelah kiri masjid ini berdiri sebuah bangunan berlantai dua berukuran 7 × 10 m. Bangunan yang disebut "Markaz" tersebut selesai dibangun pada tahun 2001. Sementara itu di sebelah kanan masjid ini juga berdiri sebuah bangunan yang digunakan sebagai sekolah agama, yang sejak tahun 1982 berganti nama menjadi "Darul Huda" (sebelumnya Madrasah Islamiyah).[5]

Catatan kaki
Daftar pustaka

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]