Lompat ke isi

Akuatik Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Avatzajadeh (bicara | kontrib)
menambah logo
 
(53 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{unreferenced|date=April 2014}}
{{refimprove|date=April 2016}}
{{Infobox sport governing body|name=Akuatik Indonesia|assocname=Akuatik Indonesia|logo=[[Berkas:Logo Akuatik Indonesia.png|200px]]|sport={{Unbulleted list|[[Renang]]|[[Loncat Indah]]|[[Polo air]]|[[Renang indah]]|[[Renang perairan terbuka]]|Renang master}}|jurisdiction=Nasional|founded={{Start date and age|1951|03|21|df=y}}|countryflag=INA|replaced=Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI)|region={{Unbulleted list|[[Federasi Renang Amatir Asia]]|[[Federasi Renang Asia Tenggara]]|[[Komite Olahraga Nasional]]|[[Komite Olimpiade Indonesia]]}}|aff=[[World Aquatics]]|chairman=[[Anindya Bakrie]]<ref>{{cite web|title=Organisasi PRSI|url=https://www.pbprsi.org/organisasi|publisher=PRSI|accessdate=22 Agustus 2019|archive-date=2019-08-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20190822055841/https://www.pbprsi.org/organisasi|dead-url=yes}}</ref>|url=akuatikindonesia.id|secretary=Ali Andi Patiwiri|headquarters=Wisma Bakrie, [[Jakarta]]}}
{{Kotak info organisasi
|name = Persatuan Renang Seluruh Indonesia
|image =
|image_border =
|size = 200px
|alt =
|caption = Logo resmi PRSI
|map =
|msize =
|malt =
|mcaption =
|abbreviation = PRSI
|motto =
|formation = [[21 Maret]] [[1951]]
|extinction =
|type = [[Organisasi olahraga]]
|status =
|purpose =
|headquarters = [[Jakarta]]
|location =
|region_served =
|membership =
|language =
|leader_title = Ketua Umum
|leader_name = [[Sandiaga Uno]]
|main_organ =
|parent_organization =
|affiliations = [[Federation Internationale de Natation|FINA]]
|num_staff =
|num_volunteers =
|budget =
|website = http://aquaticsportsindonesia.org/
|remarks =
}}


'''Persatuan Renang Seluruh Indonesia''' disingkat '''PRSI''' adalah [[organisasi]] yang mengatur kegiatan [[olahraga]] [[renang]] di [[Indonesia]]. PRSI berdiri pada tanggal [[21 Maret]] [[1951]] di [[Jakarta]] dengan ketua umum pertamanya adalah [[Prof. dr. Poerwo
'''Akuatik Indonesia'''<ref name="gantinama">{{Cite web|date=2023-08-06|title=PRSI Ganti Nama Jadi Akuatik Indonesia, Pakai Logo Baru Hasil Sayembara|url=https://www.kompas.com/sports/read/2023/08/06/13000038/prsi-ganti-nama-jadi-akuatik-indonesia-pakai-logo-baru-hasil-sayembara|website=Kompas.com}}</ref> (dahulu disebut '''Persatuan Renang Seluruh Indonesia''', disingkat '''PRSI''') adalah [[organisasi]] yang mengatur kegiatan olahraga akuatik di [[Indonesia]]. PRSI berdiri pada tanggal [[21 Maret]] [[1951]] di [[Jakarta]] dengan ketua umum pertamanya adalah Prof. dr. [[Poerwo Soedarmo]].
Soedarmo]].


== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[File:Logo-PRSI.png|thumb|150px|Logo lama Akuatik Indonesia saat dikenal sebagai Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).]]
Sejak sebelum kemerdekaan, di negara kita telah ada beberapa kolom renang yang indah dan baik. Akan tetapi pada waktu itu, kesempatan bagi orang-orang Indonesia untuk belajar berenang tidak mungkin. Hal ini disebabkan setiap kolam renang yang dibangun hanyalah diperuntukkan bagi para bangsawan dan penjajah saja.
Sebelum kemerdekaan, di negara Indonesia telah ada beberapa kolom renang yang indah dan baik tapi hanya diperuntukkan bagi para bangsawan dan penjajah saja. Salah satunya adalah kolam renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada tahun 1904.
Memang waktu itu ada juga kolam renang yang dibuka bagi masyarakat banyak, akan tetapi harga tiket masuk sedemikian tingginya, sehinggara para pengunjung tertentu tidak bisa membayar tiket masuk untuk berenang.

Salah satu dari sekian banyak kolam renang yang dibangun setelah tahun 1900 adalah kolam renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada tahun 1904. Sesuai dengan tempat kelahiran kolam renang Cihampelas, maka awal dari kegiatan olahraga renang di Indonesia dapat dikatakan mulai dari Bandung.
Pertama-tama berdiri perserikatan berenang diberi nama Bandungse Zwembond atau Perserikatan Berenang Bandung, didirikan pada tahun 1917, perserikatan ini membawahi 7 perkumpulan yang diantaranya adalah perkumpulan renang di lingkungan sekolah seperti halnya OSVIA, MULO dan KWEEKSCHOOL.
Pertama-tama berdiri perserikatan berenang diberi nama Bandungse Zwembond atau Perserikatan Berenang Bandung, didirikan pada tahun 1917, perserikatan ini membawahi 7 perkumpulan yang di antaranya adalah perkumpulan renang di lingkungan sekolah seperti halnya OSVIA, MULO dan KWEEKSCHOOL. Pada tahun yang sama juga berdiri perkumpulan-perkumpulan berenang di Jakarta dan Surabaya.

Selain Bandung, Jakarta dan Surabaya juga mendirikan perkumpulan-perkumpulan berenang dalam tahun yang sama. Kemudian barulah di tahun 1918 berdiri West Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa barat dan pada tahun 1927 berdiri pula Oost Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa Timur yang beranggotakan kota-kota seperti: Malang, Surabaya, Pasuruan, Blitar dan Lumajang. Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar daerah. Bahkan kejuaraan-kejuaraan itu, rekorrekornya juga menjadi rekor di negeri Belanda.
Tahun 1918 berdiri West Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa barat dan pada tahun 1927 berdiri pula Oost Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa Timur yang beranggotakan kota-kota seperti: Malang, Surabaya, Pasuruan, Blitar dan Lumajang. Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar daerah.
Dalam tahun 1934, peloncat indah masing-masing Haasman dan Van de Groen, berhasil keluar sebagai juara pertama dan kedua dalam nomor-nomor papan 3 meter dan menara.

Pada Far Eastern Games di Manila, Philipina (kini kegiatan itu berkembang menjadi Asian Games sejak tahun 1951). Kedua peloncat itu juga menjadi utusan Hindi Belanda.
Hingga tahun 1940, Nederlands Indishce Zwembond atau NIZB telah beranggotakan 1200 perenang. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1943 - 1945, kesempatan untuk bisa berenang bagi bangsa Indonesia semakin besar, karena pemerintahan pendudukan Jepang membuka seluruh kolam renang di tanah air untuk masyarakat umum. Periode tahun 1945, perkembangan olahraga renang di tanah air menurun, karena saat itu bangsa Indonesia dalam kancah perjuangan melawan penjajah.
Di tahun 1936, Pet Stam seorang Hindia Belanda berdasarkan rekornya 0:59.9 untuk 100 meter gaya bebas yang dicatat di kolam renang Chiampelas Bandung, berhasil dikirim untuk ambil bagian dalam Olimpiade Berlin atas nama negeri Belanda. Dua orang peloncat indah masing-masing Haasman di bagian putera dan Kiki Heckle turut pula

ambil bagian dalam Olimpiade Berlin, dimana peloncat putri menduduki urutan ke 8.
Hingga tanggal 20 Maret 1951, dunia renang Indonesia berada di bawah pimpinan Zwembond Voor Indonesia (ZBVI) dan kemudian sejak tanggal 21 Maret 1951 lahirlah Persatuan Berenang Seluruh Indonesia yang kemudian disingkat PBSI. Kongresnya yang pertama di Jakarta, berhasil mengukuhkan Ketua yang pertama, Prof. dr. Poerwo Soedarmo, dibantu oleh wakil ketua, sekretaris, bendahara dan komisi teknik.
Hingga tahun 1940, Nederlands Indishce Zwembond atau NIZB telah beranggotakan 1200 perenang. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1943 - 1945, kesempatan untuk bisa berenang bagi bangsa Indonesia semakin besar. Oleh karena pemerintahan pendudukan Jepang, membuka seluruh kolam renang di tanah air untuk masyarakat umum. Periode tahun 1945, perkembangan olahraga renang di tanah air praktis menurun, karena saat itu bangsa Indonesia dalam kancah perjuangan melawan penjajah.

Hingga tanggal 20 Maret 1951, dunia renang Indonesia praktis berada di bawah pimpinan Zwembond Voor Indonesia (ZBVI) dan kemudian sejak tanggal 21 Maret 1951 lahirlah Persatuan Berenang Seluruh Indonesia yang kemudian disingkat PBSI. Kongresnya yang pertama di Jakarta, berhasil mengukuhkan Ketua yang pertama, Prof. dr. Poerwo
Tahun 1952, PBSI menjadi anggota resmi dari Federasi Renang Dunia - FINA (singkatan dari [[Federasi Renang Internasional|Fédération Internationale de Natation]]). dan [[International Olympic Committee]] (IOC).
Soedarmo, dibantu oleh wakil ketua, sekretaris, bendahara dan komisi teknik.

Sejak saat itu, olahraga renang Indonesia setahap demi setahap maju dan berkembang serta selanjutnya dalam tahun 1952, PBSI menjadi anggota resmi dari Federasi Renang Dunia - FINA (singkatan dari Federation Internationale de Natation). dan International Olympic Committee (IOC).
Hingga tahun 1952 telah terdaftar sebanyak 29 perkumpulan, tergabung dalam PBSI.
Hingga tahun 1952 telah terdaftar sebanyak 29 perkumpulan, tergabung dalam PBSI. Oleh karena itu kemudian didirikan top-top organisasi olahraga berenang di tingkat daerah.

Oleh karena itu kemudian didirikan top-top organisasi olahraga berenang di tingkat daerah. Perkembangan olahraga berenang di Indonesia kian hari kian berkembang, hal ini ditandai dengan penyelenggaraan perlombaan renang hampir setiap tahun di tingkat nasional. Begitu pula halnya dalam setiap pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON),
Pada tahun 1954, berlangsung kongres PBSI ke II, diselenggarakan di Bandung dengan menghasilkan susunan pengurus yang diketuai oleh D. Seoprajogi, ditambah satu sekretaris, bendahara dan 3 komisi teknik.
cabang olahraga renang menjadi nomor-nomor utama.

Dengan makin berkembangnya prestasi olahraga renang di Indonesia pada tahun 1952, Indonesia mengirimkan duta-duta renangnya ke arena Olympiade di Helsinki, kemudian tahun 1953 kembali Indonesia ambil bagian dalam Youth Festival di Bukarest. Pada tahun 1954 regu polo air Indonesia dikirim untuk mengikuti Asian Games ke II di Manila, Philipina.
Kongres PBSI yang ke III diselenggarakan di Cirebon, di kongres ini terpilih kepengurusan dengan ketuanya tetap dijabat D. Soeprajogi, ditambah 3 pengurus lainnya.
Pada tahun 1954, berlangsung kongres PBSI ke II, diselenggarakan di Bandung dengan menghasilkan susunan pengurus yang diketuai oleh D. Seoprajogi, ditambah satu sekretaris, bendahara dan 3 komisi teknik. Kongres PBSI yang ke III diselenggarakan di Cirebon, dimana dalam kongres ini memilih kembali kepengurusan baru yang ketuanya masih tetap dijabat D. Soeprajogi, ditambah 3 pengurus lainnya. Untuk ke IV kalinya PBSI menyelenggarakan kongres pada tahun 1957 di Makasar (sekarang Ujung Pandang) Kongres ini menghasilkan beberapa keputusan, di antaranya memilih susunan kepengurusan yang baru dengan ketua D. Soeprajogi. Kemudian atas permintaan peserta kongres istilah persatuan dalam singkatan PBSI, diganti menjadi Perserikatan. Dengan demikian PBSI dalam hal ini menjadi singkatan dari Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia.

Di tahun 1959 diadakan Kejuaraan Nasional Renang. Kejuaraan ini untuk pertama kalinya mengadakan pemisahan antara Senior dan Junior di Malang, Jawa Timur. Berlangsung pula kongres PBSI ke V, di mana pada kongres itu di samping memilih kepengurusan baru yang ketuanya masih tetap dipercayakan kepada D. Soeprajogi, juga kongres ini merubah nama Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) menjadi Perserikatan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).
Untuk ke IV kalinya PBSI menyelenggarakan kongres pada tahun 1957 di Makassar Kongres ini menghasilkan beberapa keputusan, di antaranya memilih susunan kepengurusan yang baru dengan ketua D. Soeprajogi. Atas permintaan peserta kongres istilah persatuan dalam singkatan PBSI, diganti menjadi Perserikatan. Dengan demikian PBSI dalam hal ini menjadi singkatan dari Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia. Pada tahun 1959 diadakan Kejuaraan Nasional Renang. Kejuaraan ini untuk pertama kalinya mengadakan pemisahan antara Senior dan Junior di Malang, Jawa Timur.
Perubahan ini timbul dengan pertimbangan bahwa terdapatnya dua induk organisasi olahraga yang mempunyai singkatan sama PBSI. Selain cabang olahraga renang, singkatan ini juga digunakan oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia. Pada Kongres di Malang Jawa Timur Ketua PRSI, D. Soeprajogi di dampingi oleh 2 wakil ketua, dua sekretaris, bendahara, pembantu umum ditambah komisi teknik dengan 2 orang anggota.

Kemajuan olahraga renang secara keseluruhan berkembang kian pesat dan dalam tahun 1962, berhasil menampilkan nama-nama besar seperti Achmad Dimyati, Mohamad Sukri di bagian putera, sementara Iris, Tobing, Lie Lan Hoa, Eny Nuraeni serta banyak lagi di bagian puteri. Dalam tahun 1963 di Jakarta, kembali PRSI menyelenggarakan kongres
Kongres PBSI ke V, di mana pada kongres itu di samping memilih kepengurusan baru yang ketuanya masih tetap dipercayakan kepada D. Soeprajogi, juga kongres ini mengubah nama Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) menjadi Perserikatan Renang Seluruh Indonesia (PRSI). Perubahan ini timbul dengan pertimbangan bahwa terdapatnya dua induk organisasi olahraga yang mempunyai singkatan sama PBSI. Selain cabang olahraga renang, singkatan ini juga digunakan oleh [[Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia]].
dan berhasil menyusun kepengurusan baru dengan ketua umum D. Soeprajogi.

Selanjutnya di dampingi 3 orang ketua, 2 orang renang, loncat indah dan polo air.
Pada Kongres di Malang Jawa Timur Ketua PRSI, D. Soeprajogi di dampingi oleh 2 wakil ketua, dua sekretaris, bendahara, pembantu umum ditambah komisi teknik dengan 2 orang anggota.
Keputusan lain yang diperoleh dalam kongres PRSI ke VI itu adalah merubah kembali istilah "Persatuan". Hingga sekarang PRSI merupakan singkatan dari Persatuan Renang Seluruh Indonesia. Meskipun dalam falsafahnya bahwa olahraga itu tidak bisa dikaitkan dengan politik. Namun dalam kenyataannya perkembangan politik di dalam negeri pada waktu itu membawa pengaruh besar terhadap perkembangan olahraga.

Kemajuan olahraga renang secara keseluruhan berkembang kian pesat dan dalam tahun 1962, berhasil menampilkan nama-nama besar seperti Achmad Dimyati, Mohamad Sukri di bagian putera, sementara Iris, Tobing, Lie Lan Hoa, Eny Nuraeni serta banyak lagi di bagian puteri.

Dalam tahun 1963 di Jakarta, kembali PRSI menyelenggarakan kongres dan berhasil menyusun kepengurusan baru dengan ketua umum D. Soeprajogi. Selanjutnya didampingi 3 orang ketua, 2 orang renang, loncat indah dan polo air. Keputusan lain yang diperoleh dalam kongres PRSI ke VI itu adalah mengubah kembali istilah "Persatuan". Hingga sekarang PRSI merupakan singkatan dari Persatuan Renang Seluruh Indonesia.

Meskipun dalam falsafahnya bahwa olahraga itu tidak bisa dikaitkan dengan politik. Namun dalam kenyataannya perkembangan politik di dalam negeri pada waktu itu membawa pengaruh besar terhadap perkembangan olahraga.
Pada tahun 1963 Indonesia harus mengundurkan diri dari pesta olahraga GANEFO, di mana pesertanya ada beberapa negara yang memang belum menjadi anggota FINA.
Pada tahun 1963 Indonesia harus mengundurkan diri dari pesta olahraga GANEFO, di mana pesertanya ada beberapa negara yang memang belum menjadi anggota FINA.
Untuk menghindarkan kemungkinan adanya skorsing, Indonesia dalam hal ini PRSI mengambil langkah pengunduran diri sebagai anggota FINA. Pada tahun 1966, Indonesia kembali menjadi anggota FINA. Pada tahun itu Indonesia mengambil bagian dalam Asian Games ke V di Bangkok.
Untuk menghindarkan kemungkinan adanya skorsing, Indonesia dalam hal ini PRSI mengambil langkah pengunduran diri sebagai anggota FINA. Pada tahun 1966, Indonesia kembali menjadi anggota FINA. Pada tahun itu Indonesia mengambil bagian dalam Asian Games ke V di Bangkok.

Musyawarah PRSI ke VII berlangsung kembali di Jakarta pada tanggal 24 - 27 April 1968. Salah satu keputusannya mengukuhkan kepengurusan baru PRSI dengan ketua umum tetap dipercayakan kepada D. Soeprayogi, di tambah dengan 2 orang ketua, 2 sekretaris, bendahara dan panitia teknik yang terdiri atas 3 orang masing-masing untuk
Musyawarah PRSI ke VII berlangsung kembali di Jakarta pada tanggal 24 - 27 April 1968. Salah satu keputusannya mengukuhkan kepengurusan baru PRSI dengan ketua umum tetap dipercayakan kepada D. Soeprayogi, di tambah dengan 2 orang ketua, 2 sekretaris, bendahara dan panitia teknik yang terdiri atas 3 orang masing-masing untuk renang, loncat indah dan polo air.<ref>[http://aquaticsportsindonesia.org/about/sejarah-prsi, Sejarah Persatuan Renang tangkis Seluruh Indonesia (PRSI)]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
renang, loncat indah dan polo air.

Pada 5 Agustus 2023, PRSI resmi mengubah identitasnya menjadi Akuatik Indonesia. Hal ini dilakukan seiring FINA, organisasi tingkat dunia yang membawahi olahraga akuatik, mengubah identitasnya menjadi [[World Aquatics]].<ref name="gantinama" />

== Kongres PRSI ==

{| class=wikitable
!Kongres/
Munas ke-
!Lokasi
!Tahun
!Ketua
|-
| 1
| [[Jakarta]]
| 1951
| [[Prof. dr. Poerwo Soedarmo]]
|-
| 2
| [[Bandung]]
| 1954
| [[D. Seoprajogi|D. Soeprajogi]]
|-
| 3
| [[Cirebon]]
|
| D. Soeprajogi
|-
| 4
| [[Makassar, Makassar|Makassar]]
| 1957
| D. Soeprajogi
|-
| 5
| [[Malang]]
|
| D. Soeprajogi
|-
| 6
| Jakarta
| 1963
| D. Soeprajogi
|-
| 7
| Jakarta
| 1968
| D. Soeprajogi
|-
|
|
|
| Poernomo Yusgiantoro
|-
|
| Jakarta
| 2009
| [[Hilmi Panigoro]]
|-
|
| [[Bogor]]
| 2013
| [[Sandiaga S. Uno]]
|-
|
| [[Jakarta]]
| 2016
| [[Anindya Bakrie]]
|-
|
| [[Jakarta]]
| 2021
| [[Anindya Bakrie]]
|}

== Referensi ==
{{reflist}}

== Pranala luar ==
* {{official|pbprsi.org}}
* http://www.koni.or.id/index.php/section/sports/sport/Olahraga_air/sportid/AQ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120101014132/http://www.koni.or.id/index.php/section/sports/sport/Olahraga_air/sportid/AQ |date=2012-01-01 }}
* http://koni.or.id/articles/read/munas-prsi-2013 {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130917162241/http://koni.or.id/articles/read/munas-prsi-2013 |date=2013-09-17 }}
* http://koni.or.id/articles/read/sandiaga-uno-dilantik-sebagai-ketua-umum-pb-prsi-periode-2013-2017- {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140416191902/http://koni.or.id/articles/read/sandiaga-uno-dilantik-sebagai-ketua-umum-pb-prsi-periode-2013-2017- |date=2014-04-16 }}
{{Organisasi olahraga Indonesia}}
[[Kategori:Organisasi olahraga Indonesia|Renang]]
[[Kategori:Perkumpulan Olahraga Renang]]
[[Kategori:Renang di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 10 Mei 2024 18.57

Akuatik Indonesia
Olahraga
YurisdiksiNasional
Berdiri21 Maret 1951; 73 tahun lalu (1951-03-21)
AfiliasiWorld Aquatics
Afiliasi regional
Kantor pusatWisma Bakrie, Jakarta
Ketua umumAnindya Bakrie[1]
SekretarisAli Andi Patiwiri
MenggantikanPersatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI)
Situs web resmi
akuatikindonesia.id
Indonesia

Akuatik Indonesia[2] (dahulu disebut Persatuan Renang Seluruh Indonesia, disingkat PRSI) adalah organisasi yang mengatur kegiatan olahraga akuatik di Indonesia. PRSI berdiri pada tanggal 21 Maret 1951 di Jakarta dengan ketua umum pertamanya adalah Prof. dr. Poerwo Soedarmo.

Logo lama Akuatik Indonesia saat dikenal sebagai Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).

Sebelum kemerdekaan, di negara Indonesia telah ada beberapa kolom renang yang indah dan baik tapi hanya diperuntukkan bagi para bangsawan dan penjajah saja. Salah satunya adalah kolam renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada tahun 1904.

Pertama-tama berdiri perserikatan berenang diberi nama Bandungse Zwembond atau Perserikatan Berenang Bandung, didirikan pada tahun 1917, perserikatan ini membawahi 7 perkumpulan yang di antaranya adalah perkumpulan renang di lingkungan sekolah seperti halnya OSVIA, MULO dan KWEEKSCHOOL. Pada tahun yang sama juga berdiri perkumpulan-perkumpulan berenang di Jakarta dan Surabaya.

Tahun 1918 berdiri West Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa barat dan pada tahun 1927 berdiri pula Oost Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa Timur yang beranggotakan kota-kota seperti: Malang, Surabaya, Pasuruan, Blitar dan Lumajang. Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar daerah.

Hingga tahun 1940, Nederlands Indishce Zwembond atau NIZB telah beranggotakan 1200 perenang. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1943 - 1945, kesempatan untuk bisa berenang bagi bangsa Indonesia semakin besar, karena pemerintahan pendudukan Jepang membuka seluruh kolam renang di tanah air untuk masyarakat umum. Periode tahun 1945, perkembangan olahraga renang di tanah air menurun, karena saat itu bangsa Indonesia dalam kancah perjuangan melawan penjajah.

Hingga tanggal 20 Maret 1951, dunia renang Indonesia berada di bawah pimpinan Zwembond Voor Indonesia (ZBVI) dan kemudian sejak tanggal 21 Maret 1951 lahirlah Persatuan Berenang Seluruh Indonesia yang kemudian disingkat PBSI. Kongresnya yang pertama di Jakarta, berhasil mengukuhkan Ketua yang pertama, Prof. dr. Poerwo Soedarmo, dibantu oleh wakil ketua, sekretaris, bendahara dan komisi teknik.

Tahun 1952, PBSI menjadi anggota resmi dari Federasi Renang Dunia - FINA (singkatan dari Fédération Internationale de Natation). dan International Olympic Committee (IOC).

Hingga tahun 1952 telah terdaftar sebanyak 29 perkumpulan, tergabung dalam PBSI. Oleh karena itu kemudian didirikan top-top organisasi olahraga berenang di tingkat daerah.

Pada tahun 1954, berlangsung kongres PBSI ke II, diselenggarakan di Bandung dengan menghasilkan susunan pengurus yang diketuai oleh D. Seoprajogi, ditambah satu sekretaris, bendahara dan 3 komisi teknik.

Kongres PBSI yang ke III diselenggarakan di Cirebon, di kongres ini terpilih kepengurusan dengan ketuanya tetap dijabat D. Soeprajogi, ditambah 3 pengurus lainnya.

Untuk ke IV kalinya PBSI menyelenggarakan kongres pada tahun 1957 di Makassar Kongres ini menghasilkan beberapa keputusan, di antaranya memilih susunan kepengurusan yang baru dengan ketua D. Soeprajogi. Atas permintaan peserta kongres istilah persatuan dalam singkatan PBSI, diganti menjadi Perserikatan. Dengan demikian PBSI dalam hal ini menjadi singkatan dari Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia. Pada tahun 1959 diadakan Kejuaraan Nasional Renang. Kejuaraan ini untuk pertama kalinya mengadakan pemisahan antara Senior dan Junior di Malang, Jawa Timur.

Kongres PBSI ke V, di mana pada kongres itu di samping memilih kepengurusan baru yang ketuanya masih tetap dipercayakan kepada D. Soeprajogi, juga kongres ini mengubah nama Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) menjadi Perserikatan Renang Seluruh Indonesia (PRSI). Perubahan ini timbul dengan pertimbangan bahwa terdapatnya dua induk organisasi olahraga yang mempunyai singkatan sama PBSI. Selain cabang olahraga renang, singkatan ini juga digunakan oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia.

Pada Kongres di Malang Jawa Timur Ketua PRSI, D. Soeprajogi di dampingi oleh 2 wakil ketua, dua sekretaris, bendahara, pembantu umum ditambah komisi teknik dengan 2 orang anggota.

Kemajuan olahraga renang secara keseluruhan berkembang kian pesat dan dalam tahun 1962, berhasil menampilkan nama-nama besar seperti Achmad Dimyati, Mohamad Sukri di bagian putera, sementara Iris, Tobing, Lie Lan Hoa, Eny Nuraeni serta banyak lagi di bagian puteri.

Dalam tahun 1963 di Jakarta, kembali PRSI menyelenggarakan kongres dan berhasil menyusun kepengurusan baru dengan ketua umum D. Soeprajogi. Selanjutnya didampingi 3 orang ketua, 2 orang renang, loncat indah dan polo air. Keputusan lain yang diperoleh dalam kongres PRSI ke VI itu adalah mengubah kembali istilah "Persatuan". Hingga sekarang PRSI merupakan singkatan dari Persatuan Renang Seluruh Indonesia.

Meskipun dalam falsafahnya bahwa olahraga itu tidak bisa dikaitkan dengan politik. Namun dalam kenyataannya perkembangan politik di dalam negeri pada waktu itu membawa pengaruh besar terhadap perkembangan olahraga. Pada tahun 1963 Indonesia harus mengundurkan diri dari pesta olahraga GANEFO, di mana pesertanya ada beberapa negara yang memang belum menjadi anggota FINA. Untuk menghindarkan kemungkinan adanya skorsing, Indonesia dalam hal ini PRSI mengambil langkah pengunduran diri sebagai anggota FINA. Pada tahun 1966, Indonesia kembali menjadi anggota FINA. Pada tahun itu Indonesia mengambil bagian dalam Asian Games ke V di Bangkok.

Musyawarah PRSI ke VII berlangsung kembali di Jakarta pada tanggal 24 - 27 April 1968. Salah satu keputusannya mengukuhkan kepengurusan baru PRSI dengan ketua umum tetap dipercayakan kepada D. Soeprayogi, di tambah dengan 2 orang ketua, 2 sekretaris, bendahara dan panitia teknik yang terdiri atas 3 orang masing-masing untuk renang, loncat indah dan polo air.[3]

Pada 5 Agustus 2023, PRSI resmi mengubah identitasnya menjadi Akuatik Indonesia. Hal ini dilakukan seiring FINA, organisasi tingkat dunia yang membawahi olahraga akuatik, mengubah identitasnya menjadi World Aquatics.[2]

Kongres PRSI

[sunting | sunting sumber]
Kongres/

Munas ke-

Lokasi Tahun Ketua
1 Jakarta 1951 Prof. dr. Poerwo Soedarmo
2 Bandung 1954 D. Soeprajogi
3 Cirebon D. Soeprajogi
4 Makassar 1957 D. Soeprajogi
5 Malang D. Soeprajogi
6 Jakarta 1963 D. Soeprajogi
7 Jakarta 1968 D. Soeprajogi
Poernomo Yusgiantoro
Jakarta 2009 Hilmi Panigoro
Bogor 2013 Sandiaga S. Uno
Jakarta 2016 Anindya Bakrie
Jakarta 2021 Anindya Bakrie

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]