Lompat ke isi

Hari raya Pentahbisan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler menghilangkan referensi [ * ]
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
 
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Hanukia.jpg|jmpl|250px|ka|Sebuah ''Menorah''.]]
[[Berkas:Hanukia.jpg|jmpl|250px|ka|Sebuah ''Menorah''.]]
[[Berkas:Channel 2 - Hanukkah.webm|jmpl|ka|300px|thumbtime=00:03]]
[[Berkas:Channel 2 - Hanukkah.webm|jmpl|ka|300px|thumbtime=00:03]]
'''Festival Pentahbisan''', disebut juga dengan '''Festival Kenisah''' (''Hanukkah'') atau '''Penahbisan Bait Allah''' dirayakan di Yerusalem pada tanggal 25 [[Kislew]] (sekitar bulan [[Desember]]) selama 8 hari.<ref name="Hari Raya Liturgi"/> Perayaan ini dimaksudkan untuk memperingati penyucian kembali [[Bait Suci Kedua|Bait Allah]] pada tanggal 25 [[Kislew]] [[165 SM]] oleh kelompok [[Makabe]]<ref name="Encyclopedia4">{{en}}R.J. Zwi Werblowsky dan Geoffry Wigoder.1965.''The Encyclopedia of Jewish Religion''.New York:Holt, Rinehart. hlm 172.</ref> setelah sebelumnya dinajiskan oleh [[Antiokhos IV Epiphanes]] 3 tahun sebelumnya (tepatnya tanggal 25 [[Kislew]] [[168 SM]]).<ref name="Encyclopedia2">{{en}}R.J. Zwi Werblowsky dan Geoffry Wigoder.1997.''The Oxford Dictionary of Jewish Religion''.New York:Oxford University Press. hlm 300-301.</ref> Perayaan ini dirayakan bersamaan dengan masa [[Adven]] atau bahkan dengan hari raya [[Natal]] sehingga sering disebut secara keliru sebagai "Natal Yahudi".<ref name="Hari Raya Liturgi"/> Pesta ini dirayakan sebagai peringatan [[Yudas Makabe]] yang menyucikan dan membangun kembali [[Kenisah]] yang sudah dirusak oleh orang-orang bukan-Yahudi, termasuk orang Yunani dari dinasti Antiokhus.<ref name="Hari Raya Liturgi"/> Dalam perayaan ini, umat Yahudi berarakan sambil membawa tongkat berhiaskan daun palem, mempersembahkan kurban, dan bernyanyi dengan iringan alat musik.<ref name="Hari Raya Liturgi">{{id}}Rasid Rachman.2005. ''Hari Raya Liturgi : Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja''. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia. hlm 7-26</ref>
'''Festival Pentahbisan''', disebut juga dengan '''Festival Kenisah''' (''Hanukkah'') atau '''Penahbisan Bait Allah''' dirayakan di Yerusalem pada tanggal 25 [[Kislew]] (sekitar bulan [[Desember]]) selama 8 hari.<ref name="Hari Raya Liturgi"/> Perayaan ini dimaksudkan untuk memperingati penyucian kembali [[Bait Suci Kedua|Bait Allah]] pada tanggal 25 [[Kislew]] [[165 SM]] oleh kelompok [[Makabe]]<ref name="Encyclopedia4">{{en}}R.J. Zwi Werblowsky dan Geoffry Wigoder.1965.''The Encyclopedia of Jewish Religion''.New York:Holt, Rinehart. hlm 172.</ref> setelah sebelumnya dinajiskan oleh [[Antiokhos IV Epiphanes]] 3 tahun sebelumnya (tepatnya tanggal 25 [[Kislew]] [[168 SM]]).<ref name="Encyclopedia2">{{en}}R.J. Zwi Werblowsky dan Geoffry Wigoder.1997.''The Oxford Dictionary of Jewish Religion''.New York:Oxford University Press. hlm 300-301.</ref> Perayaan ini dirayakan bersamaan dengan masa [[Adven]] atau bahkan dengan hari raya [[Natal]] sehingga sering disebut secara keliru sebagai "Natal Yahudi".<ref name="Hari Raya Liturgi"/> Pesta ini dirayakan sebagai peringatan [[Yudas Makabe]] yang menyucikan dan membangun kembali [[Kenisah]] yang sudah dirusak oleh orang-orang bukan-Yahudi, termasuk orang Yunani dari dinasti Antiokhus.<ref name="Hari Raya Liturgi"/> Dalam perayaan ini, umat Yahudi berarakan sambil membawa tongkat berhiaskan daun palem, mempersembahkan kurban, dan bernyanyi dengan iringan alat musik.<ref name="Hari Raya Liturgi">{{id}}Rasid Rachman.2005. ''Hari Raya Liturgi: Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja''. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. hlm 7-26</ref>


Di rumah-rumah maupun di [[Sinagoge]] disediakan ''Menorah''<ref name="Posner">{{en}}Raphael Posner. 1975. ''Jewish Liturgy : Prayer and Synagogue Service through the Ages''. Jerusalem: Keter Publishing House.</ref> (lilin dengan delapan lengan tambahan di kiri dan kanannya) yang dinyalakan satu per satu setiap hari selama perayaan ini<ref name="Ensiklopedia">{{en}}Jacob Neusner, Alan J. Avery-Peck, dan William Scott Green.1999.''The Encyclopedia of Judaism''.New York:The Continuum Publishing Company. hlm 32-50.</ref> (mirip dengan kebiasaan menyalakan lilin satu per satu setiap minggu dalam peringatan masa Adven).<ref name="Hari Raya Liturgi"/> Inilah yang menjadi ciri khas dari perayaan ini.<ref name="Encyclopedia4"/> Menorah tersebut perlu ditaruh di tempat yang bisa dilihat oleh orang-orang.<ref name="Encyclopedia4"/> Penyalaan ini harus dilakukan tepat setelah matahari terbenam, kecuali pada hari [[Sabat]].<ref name="Encyclopedia4"/> Pada hari Sabat, lilin tersebut dinyalakan setengah jam sebelum matahari terbenam.<ref name="Encyclopedia4"/> lilin-lilin yang dinyalakan pada menorah dimaksudkan untuk menyala setidaknya selama 1,5 jam.<ref name="Encyclopedia4"/> Setelah itu, orang-orang boleh menyalakannya kembali, selama ada orang selain yang menyalakan lilin dapat melihat cahaya lilin tersebut.<ref name="Encyclopedia4"/>
Di rumah-rumah maupun di [[Sinagoge]] disediakan ''Menorah''<ref name="Posner">{{en}}Raphael Posner. 1975. ''Jewish Liturgy: Prayer and Synagogue Service through the Ages''. Jerusalem: Keter Publishing House.</ref> (lilin dengan delapan lengan tambahan di kiri dan kanannya) yang dinyalakan satu per satu setiap hari selama perayaan ini<ref name="Ensiklopedia">{{en}}Jacob Neusner, Alan J. Avery-Peck, dan William Scott Green.1999.''The Encyclopedia of Judaism''.New York:The Continuum Publishing Company. hlm 32-50.</ref> (mirip dengan kebiasaan menyalakan lilin satu per satu setiap minggu dalam peringatan masa Adven).<ref name="Hari Raya Liturgi"/> Inilah yang menjadi ciri khas dari perayaan ini.<ref name="Encyclopedia4"/> Menorah tersebut perlu ditaruh di tempat yang bisa dilihat oleh orang-orang.<ref name="Encyclopedia4"/> Penyalaan ini harus dilakukan tepat setelah matahari terbenam, kecuali pada hari [[Sabat]].<ref name="Encyclopedia4"/> Pada hari Sabat, lilin tersebut dinyalakan setengah jam sebelum matahari terbenam.<ref name="Encyclopedia4"/> lilin-lilin yang dinyalakan pada menorah dimaksudkan untuk menyala setidaknya selama 1,5 jam.<ref name="Encyclopedia4"/> Setelah itu, orang-orang boleh menyalakannya kembali, selama ada orang selain yang menyalakan lilin dapat melihat cahaya lilin tersebut.<ref name="Encyclopedia4"/>


Rumah-rumah maupun Bait Allah dipenuhi dengan lilin dan dekorasi yang terang.<ref name="Hari Raya Liturgi"/> Pada hari kedelapan, cahaya dari seluruh lilin yang telah menyala semua ditambah dengan cahaya matahari dan lampu-lampu lainnya memenuhi ruangan Bait Allah dengan cahaya yang terang benderang sehingga hari raya ini juga sering disebut dengan ritus cahaya.<ref name="Hari Raya Liturgi"/>
Rumah-rumah maupun Bait Allah dipenuhi dengan lilin dan dekorasi yang terang.<ref name="Hari Raya Liturgi"/> Pada hari kedelapan, cahaya dari seluruh lilin yang telah menyala semua ditambah dengan cahaya matahari dan lampu-lampu lainnya memenuhi ruangan Bait Allah dengan cahaya yang terang benderang sehingga hari raya ini juga sering disebut dengan ritus cahaya.<ref name="Hari Raya Liturgi"/>

Revisi terkini sejak 9 Juni 2019 22.31

Sebuah Menorah.

Festival Pentahbisan, disebut juga dengan Festival Kenisah (Hanukkah) atau Penahbisan Bait Allah dirayakan di Yerusalem pada tanggal 25 Kislew (sekitar bulan Desember) selama 8 hari.[1] Perayaan ini dimaksudkan untuk memperingati penyucian kembali Bait Allah pada tanggal 25 Kislew 165 SM oleh kelompok Makabe[2] setelah sebelumnya dinajiskan oleh Antiokhos IV Epiphanes 3 tahun sebelumnya (tepatnya tanggal 25 Kislew 168 SM).[3] Perayaan ini dirayakan bersamaan dengan masa Adven atau bahkan dengan hari raya Natal sehingga sering disebut secara keliru sebagai "Natal Yahudi".[1] Pesta ini dirayakan sebagai peringatan Yudas Makabe yang menyucikan dan membangun kembali Kenisah yang sudah dirusak oleh orang-orang bukan-Yahudi, termasuk orang Yunani dari dinasti Antiokhus.[1] Dalam perayaan ini, umat Yahudi berarakan sambil membawa tongkat berhiaskan daun palem, mempersembahkan kurban, dan bernyanyi dengan iringan alat musik.[1]

Di rumah-rumah maupun di Sinagoge disediakan Menorah[4] (lilin dengan delapan lengan tambahan di kiri dan kanannya) yang dinyalakan satu per satu setiap hari selama perayaan ini[5] (mirip dengan kebiasaan menyalakan lilin satu per satu setiap minggu dalam peringatan masa Adven).[1] Inilah yang menjadi ciri khas dari perayaan ini.[2] Menorah tersebut perlu ditaruh di tempat yang bisa dilihat oleh orang-orang.[2] Penyalaan ini harus dilakukan tepat setelah matahari terbenam, kecuali pada hari Sabat.[2] Pada hari Sabat, lilin tersebut dinyalakan setengah jam sebelum matahari terbenam.[2] lilin-lilin yang dinyalakan pada menorah dimaksudkan untuk menyala setidaknya selama 1,5 jam.[2] Setelah itu, orang-orang boleh menyalakannya kembali, selama ada orang selain yang menyalakan lilin dapat melihat cahaya lilin tersebut.[2]

Rumah-rumah maupun Bait Allah dipenuhi dengan lilin dan dekorasi yang terang.[1] Pada hari kedelapan, cahaya dari seluruh lilin yang telah menyala semua ditambah dengan cahaya matahari dan lampu-lampu lainnya memenuhi ruangan Bait Allah dengan cahaya yang terang benderang sehingga hari raya ini juga sering disebut dengan ritus cahaya.[1]

Menurut legenda, pada suatu saat, hanya tersedia cukup minyak untuk menyalakan menorah selama satu hari, namun ternyata menorah dapat terus menyala selama 8 hari.[2] Inilah yang menjadi latar belakang perayaan Hanukkah dirayakan selama 8 hari.[2] Selain itu, ada banyak argumen lainnya yang menyebabkan perayaan ini dilangsungkan selama 8 hari.[2]

Tradisi Kristen

[sunting | sunting sumber]

Dalam Injil Yohanes pada bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen dicatat bahwa Yesus Kristus semasa hidup-Nya pernah hadir pada hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem - dengan keterangan tambahan "ketika itu musim dingin" - sekitar 4 bulan sebelum masa sengsara-Nya, yaitu penyaliban-Nya pada hari menjelang Paskah Yahudi.[6] Pada hari itu Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo, dan kemudian berdiskusi dengan orang-orang di sana yang berakhir dengan upaya penangkapan dan pelemparan batu

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g (Indonesia)Rasid Rachman.2005. Hari Raya Liturgi: Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. hlm 7-26
  2. ^ a b c d e f g h i j (Inggris)R.J. Zwi Werblowsky dan Geoffry Wigoder.1965.The Encyclopedia of Jewish Religion.New York:Holt, Rinehart. hlm 172.
  3. ^ (Inggris)R.J. Zwi Werblowsky dan Geoffry Wigoder.1997.The Oxford Dictionary of Jewish Religion.New York:Oxford University Press. hlm 300-301.
  4. ^ (Inggris)Raphael Posner. 1975. Jewish Liturgy: Prayer and Synagogue Service through the Ages. Jerusalem: Keter Publishing House.
  5. ^ (Inggris)Jacob Neusner, Alan J. Avery-Peck, dan William Scott Green.1999.The Encyclopedia of Judaism.New York:The Continuum Publishing Company. hlm 32-50.
  6. ^ Yohanes 10:22