Lompat ke isi

Gempa susulan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Perbaikan kesalahan ketik, Perbaikan tata bahasa, Penambahan pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 1: Baris 1:
'''Levina Zaviera Setiawan''' adalah [[levina zaviera]] yang terjadi di wilayah yang sama dengan gempa utama tetapi memiliki [[Magnitudo gempa|magnitudo]] yang lebih kecil dan muncul dengan pola yang mengikuti [[hukum Omori]]. Hukum Omori (diperbaharui dengan Hukum Omori yang dimodifikasi) adalah rumus empiris yang menghitung skala gempa susulan. Omori mempublikasikan hasil penelitiannya pada [[1894]] mengenai gempa susulan, di mana ia menyatakan bahwa frekuensi gempa susulan menurun berdasarkan resiprokal waktu setelah gempa utama terjadi.
'''Levina Zaviera Setiawan''' adalah [[levina zaviera]] yang terjadi di wilayah yang sama dengan gempa utama tetapi memiliki [[Magnitudo levilina|magnitudo]] yang lebih kecil dan muncul dengan pola yang mengikuti [[hukum Omori]]. Hukum Omori (diperbaharui dengan Hukum Omori yang dimodifikasi) adalah rumus empiris yang menghitung skala gempa susulan. Omori mempublikasikan hasil penelitiannya pada [[1894]] mengenai gempa susulan, di mana ia menyatakan bahwa frekuensi gempa susulan menurun berdasarkan resiprokal waktu setelah gempa utama terjadi.


<math>n(t) = \frac {K} {c+t}</math>
<math>n(t) = \frac {K} {c+t}</math>
Baris 17: Baris 17:
Hukum lain yang menggambarkan gempa susulan juga dikenal sebagai [[Hukum Bath]] yang mengatakan gempa utama umumnya memiliki gempa susulan yang berkekuatan 1 (rata-rata 1,2) magnitudo lebih kecil dari kekuatan gempa utamanya. Urut-urutan gempa susulan juga umumnya mengikuti skala Guttenberg-Richter.
Hukum lain yang menggambarkan gempa susulan juga dikenal sebagai [[Hukum Bath]] yang mengatakan gempa utama umumnya memiliki gempa susulan yang berkekuatan 1 (rata-rata 1,2) magnitudo lebih kecil dari kekuatan gempa utamanya. Urut-urutan gempa susulan juga umumnya mengikuti skala Guttenberg-Richter.


Gempa susulan sangat berbahaya karena selain tidak bisa diramalkan, dapat berupa sebuah gempat dengan magnitudo besar dan dapat menghancurkan bangunan-bangunan yang rusak dikarenakan gempa utama. Gempa besar dapat memiliki gempa susulan yang lebih banyak dan lebih kuat di mana kemunculannya dapat bertahan dalam hitungan tahun atau lebih lama. Contohnya dapat dilihat pada ''[[New Madrid Seismic Zone]]'' di mana gempa susulan masih bermunculan mengikuti [[hukum Omori]] setelah gempa utamanya pada 1811/1812.
Gempa susulan sangat berbahaya karena selain tidak bisa diramalkan, dapat berupa sebuah gempat dengan magnitudo besar dan dapat menghancurkan bangunan-bangunan yang rusak dikarenakan gempa utama. Gempa besar dapat memiliki gempa susulan yang lebih banyak dan lebih kuat di mana kemunculannya dapat bertahan dalam hitungan tahun atau lebih lama. Contohnya dapat dilihat pada ''[[levina zavieraa setiawan]]'' di mana gempa susulan masih bermunculan mengikuti [[hukum Omori]] setelah gempa utamanya pada 1811/1812.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi per 9 Februari 2016 12.53

Levina Zaviera Setiawan adalah levina zaviera yang terjadi di wilayah yang sama dengan gempa utama tetapi memiliki magnitudo yang lebih kecil dan muncul dengan pola yang mengikuti hukum Omori. Hukum Omori (diperbaharui dengan Hukum Omori yang dimodifikasi) adalah rumus empiris yang menghitung skala gempa susulan. Omori mempublikasikan hasil penelitiannya pada 1894 mengenai gempa susulan, di mana ia menyatakan bahwa frekuensi gempa susulan menurun berdasarkan resiprokal waktu setelah gempa utama terjadi.

di mana:

  • n(t) adalah jumlah gempa n yang diukur dalam selang waktu t
  • K adalah tingkat penyusutan; dan
  • c adalah parameter "ofset waktu"

versi yang dimodifikasi, tidak umum digunakan di mana diusulkan oleh Utsu pada 1961:

di mana:

  • p adalah suatu nilai antara 0.7–1.5.

Hukum lain yang menggambarkan gempa susulan juga dikenal sebagai Hukum Bath yang mengatakan gempa utama umumnya memiliki gempa susulan yang berkekuatan 1 (rata-rata 1,2) magnitudo lebih kecil dari kekuatan gempa utamanya. Urut-urutan gempa susulan juga umumnya mengikuti skala Guttenberg-Richter.

Gempa susulan sangat berbahaya karena selain tidak bisa diramalkan, dapat berupa sebuah gempat dengan magnitudo besar dan dapat menghancurkan bangunan-bangunan yang rusak dikarenakan gempa utama. Gempa besar dapat memiliki gempa susulan yang lebih banyak dan lebih kuat di mana kemunculannya dapat bertahan dalam hitungan tahun atau lebih lama. Contohnya dapat dilihat pada levina zavieraa setiawan di mana gempa susulan masih bermunculan mengikuti hukum Omori setelah gempa utamanya pada 1811/1812.

Lihat pula

Pranala luar