Lompat ke isi

Tahun baru: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ughangocu (bicara | kontrib)
penambahan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 2: Baris 2:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Perayaan tahun baru awalnya muncul di Timur Tengah, 2000 SM. Penduduk [[Mesopotamia]] merayakan pergantian tahun saat matahari tepat berada di atas katulistiwa, atau tepatnya 20 Maret.<ref>[https://www.thrillist.com/drink/nation/new-years-eve-trivia-things-you-didnt-know ''New Years Eve, Trivia Things You Didn't Know''.] dari situs thrillist</ref> Hingga kini, negara-negara bekas Persia seperti Iran masih merayakan tahun baru pada tanggal 20, 21, atau 22 Maret, yang disebut [[Nowruz]].
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal [[1 Januari]] 45 [[SM]].<ref>http://www.irib.com/worldservice/MelayuRadio/kal_sejarah/index_kal_sejarah.htm</ref> Tidak lama setelah [[Julius Caesar]] dinobatkan sebagai kaisar [[Roma]], ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional [[Romawi]] yang telah diciptakan sejak abad ketujuh [[SM]]. Dalam mendesain [[kalender]] baru ini, [[Julius Caesar]] dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari [[Iskandariyah]], yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi [[matahari]], sebagaimana yang dilakukan orang-orang [[Mesir]]. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan [[Julius Caesar|Caesar]] menambahkan 67 hari pada tahun 45 [[SM]] sehingga tahun 46 [[SM]] dimulai pada [[1 Januari]]. [[Julius Caesar|Caesar]] juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan [[Februari]], yang secara teoretis bisa menghindari penyimpangan dalam [[kalender]] baru ini. Tidak lama sebelum [[Julius Caesar|Caesar]] terbunuh pada tahun 44 [[SM]], dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau [[Juli]]. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti [[Julius Caesar]], [[Octavianus|Kaisar Augustus]], menjadi bulan [[Agustus]].
Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal [[1 Januari]] 45 [[SM]].<ref>http://www.irib.com/worldservice/MelayuRadio/kal_sejarah/index_kal_sejarah.htm</ref> Tidak lama setelah [[Julius Caesar]] dinobatkan sebagai kaisar [[Roma]], ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional [[Romawi]] yang telah diciptakan sejak abad ketujuh [[SM]]. Dalam mendesain [[kalender]] baru ini, [[Julius Caesar]] dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari [[Iskandariyah]], yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi [[matahari]], sebagaimana yang dilakukan orang-orang [[Mesir]]. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan [[Julius Caesar|Caesar]] menambahkan 67 hari pada tahun 45 [[SM]] sehingga tahun 46 [[SM]] dimulai pada [[1 Januari]]. [[Julius Caesar|Caesar]] juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan [[Februari]], yang secara teoretis bisa menghindari penyimpangan dalam [[kalender]] baru ini. Tidak lama sebelum [[Julius Caesar|Caesar]] terbunuh pada tahun 44 [[SM]], dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau [[Juli]]. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti [[Julius Caesar]], [[Octavianus|Kaisar Augustus]], menjadi bulan [[Agustus]].



Revisi per 25 Desember 2017 15.02

Tahun baru adalah suatu perayaan di mana suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru. Hari tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, sama seperti mayoritas negara-negara di dunia.

Sejarah

Perayaan tahun baru awalnya muncul di Timur Tengah, 2000 SM. Penduduk Mesopotamia merayakan pergantian tahun saat matahari tepat berada di atas katulistiwa, atau tepatnya 20 Maret.[1] Hingga kini, negara-negara bekas Persia seperti Iran masih merayakan tahun baru pada tanggal 20, 21, atau 22 Maret, yang disebut Nowruz. Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM.[2] Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoretis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh pada tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.

Tahun baru di dunia

Lihat pula

Referensi