Anemia: Perbedaan antara revisi
Menolak perubahan teks terakhir (oleh Ayuarfianti Saidi) dan mengembalikan revisi 14629754 oleh HaEr48: sepertinya memang maksudnya defek |
k Menghilangkan spasi sebelum tanda koma dan tanda titik dua |
||
Baris 24: | Baris 24: | ||
== Tanda dan gejala anemia == |
== Tanda dan gejala anemia == |
||
Gejala anemia |
Gejala anemia: |
||
Bila anemia terjadi dalam waktu yang lama, konsentrasi Hb ada dalam jumlah yang sangat rendah sebelum gejalanya muncul. Gejala- gejala tersebut berupa |
Bila anemia terjadi dalam waktu yang lama, konsentrasi Hb ada dalam jumlah yang sangat rendah sebelum gejalanya muncul. Gejala- gejala tersebut berupa: |
||
* Asimtomatik |
* Asimtomatik: terutama bila anemia terjadi dalam waktu yang lama |
||
:* [[Letargi]] |
:* [[Letargi]] |
||
:* Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktfitas |
:* Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktfitas |
||
Baris 35: | Baris 35: | ||
:* Kekebalan Tubuh Menurun |
:* Kekebalan Tubuh Menurun |
||
Sedangkan, tanda-tanda dari anemia yang harus diperhatikan saat pemeriksaan yaitu |
Sedangkan, tanda-tanda dari anemia yang harus diperhatikan saat pemeriksaan yaitu: |
||
* Pucat pada membran [[mukosa]], yaitu mulut, [[konjungtiva]], kuku. |
* Pucat pada membran [[mukosa]], yaitu mulut, [[konjungtiva]], kuku. |
||
:* [[Sirkulasi hiperdinamik]], seperti [[takikardi]], pulse yang menghilang, aliran murmur sistolik |
:* [[Sirkulasi hiperdinamik]], seperti [[takikardi]], pulse yang menghilang, aliran murmur sistolik |
||
Baris 41: | Baris 41: | ||
:* [[Pendarahan retina]]<ref name="Crash Course Internal medicine"/> |
:* [[Pendarahan retina]]<ref name="Crash Course Internal medicine"/> |
||
Tanda-tanda spesifik pada pasien anemia diantaranya |
Tanda-tanda spesifik pada pasien anemia diantaranya: |
||
:* [[Glossitis]] |
:* [[Glossitis]]: terjadi pada pasien [[anemia megaloblastik]], [[anemia defisiensi besi]] |
||
:* [[Stomatitis]] angular |
:* [[Stomatitis]] angular: terjadi pada pasien anemia defisiensi [[besi]]. |
||
:* [[Jaundis]] (kekuningan) |
:* [[Jaundis]] (kekuningan): terjadi akibat [[hemolisis]], anemia megaloblastik ringan. |
||
:* [[Splenomegali]] |
:* [[Splenomegali]]: akibat hemolisis, dan anemia megaloblastik. |
||
:* Ulserasi di kaki |
:* Ulserasi di kaki: terjadi pada anemia [[sickle cell]] |
||
:* Deformitas tulang |
:* Deformitas tulang: terjadi pada [[talasemia]] |
||
:* [[Neuropati perifer]], [[atrofi optik]], [[degenerasi spinal]], merupakan efek dari defisiensi [[vitamin B12]]. |
:* [[Neuropati perifer]], [[atrofi optik]], [[degenerasi spinal]], merupakan efek dari defisiensi [[vitamin B12]]. |
||
:* Garing biru pada gusi ([[Burton’s line]]), [[ensefalopati]], dan neuropati motorik perifer sering terlihat pada pasien yang keracunan metal.<ref name="Crash Course Internal medicine"/> |
:* Garing biru pada gusi ([[Burton’s line]]), [[ensefalopati]], dan neuropati motorik perifer sering terlihat pada pasien yang keracunan metal.<ref name="Crash Course Internal medicine"/> |
||
Baris 53: | Baris 53: | ||
== Klasifikasi anemia == |
== Klasifikasi anemia == |
||
=== Klasifikasi anemia akibat Gangguan [[Eritropoiesis]] === |
=== Klasifikasi anemia akibat Gangguan [[Eritropoiesis]] === |
||
# Anemia defisiensi Besi |
# Anemia defisiensi Besi: |
||
#: Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb, mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang [[hipokrom]] dan [[mikrositer]]. |
#: Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb, mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang [[hipokrom]] dan [[mikrositer]]. |
||
# Anemia Megaloblastik |
# Anemia Megaloblastik |
||
Baris 63: | Baris 63: | ||
=== Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel === |
=== Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel === |
||
# [[Anemia mikrositik]] |
# [[Anemia mikrositik]]: penyebab utamanya yaitu defisiensi besi dan talasemia (gangguan Hb) |
||
# Anemia normositik |
# Anemia normositik: contohnya yaitu anemia akibat penyakit kronis seperti gangguan ginjal. |
||
# Anemia makrositik |
# Anemia makrositik: penyebab utama yaitu [[anemia pernisiosa]], anemia akibat konsumsi alcohol, dan anemia megaloblastik.<ref name="Klasifikasi Anemia">{{en}} [http://www.emedicinehealth.com/anemia/article_em.htm Anemia], "Klasifikasi Anemia ''. Diakses pada 1 Agustus 2012.</ref> |
||
== Etiologi == |
== Etiologi == |
||
Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena |
Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena: |
||
# Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit gangguan sistem imun, talasemia. |
# Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit gangguan sistem imun, talasemia. |
||
# Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik, kekurangan nutrisi. |
# Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik, kekurangan nutrisi. |
||
Baris 79: | Baris 79: | ||
== Manajemen terapi == |
== Manajemen terapi == |
||
Terapi langsung ditujukan pada penyebab anemia, dapat berupa |
Terapi langsung ditujukan pada penyebab anemia, dapat berupa: |
||
# [[Transfusi darah]] |
# [[Transfusi darah]] |
||
# Pemberian [[kortikosteroid]] atau obat-obatan lain yang dapat menekan sistem imun. |
# Pemberian [[kortikosteroid]] atau obat-obatan lain yang dapat menekan sistem imun. |
Revisi per 7 Juni 2019 03.00
Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Anemia | |
---|---|
Darah manusia dari sebuah kasus anemia defisiensi besi | |
Informasi umum | |
Nama lain | anaemia |
Pelafalan | |
Spesialisasi | Hematologi |
Anemia (dalam bahasa Yunani: ἀναιμία anaimia, artinya kekurangan darah, from ἀν- an-, "tidak ada" + αἷμα haima, "darah" ) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari jantung yang diperoleh dari paru-paru, dan kemudian mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia memiliki penyakit dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan klinis. Penyebab anemia yang paling sering adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan hemolisis atau kekurangan pembentukan sel darah merah ( hematopoiesis yang tidak efektif).
Seorang pasien dikatakan anemia bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari 13,5 g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL atau Hct kurang dari 36% pada perempuan.[1]
Tanda dan gejala anemia
Gejala anemia:
Bila anemia terjadi dalam waktu yang lama, konsentrasi Hb ada dalam jumlah yang sangat rendah sebelum gejalanya muncul. Gejala- gejala tersebut berupa:
- Asimtomatik: terutama bila anemia terjadi dalam waktu yang lama
- Letargi
- Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktfitas
- Kepala terasa ringan
- Palpitasi
- Pucat
- Kekebalan Tubuh Menurun
Sedangkan, tanda-tanda dari anemia yang harus diperhatikan saat pemeriksaan yaitu:
- Pucat pada membran mukosa, yaitu mulut, konjungtiva, kuku.
- Sirkulasi hiperdinamik, seperti takikardi, pulse yang menghilang, aliran murmur sistolik
- Gagal jantung
- Pendarahan retina[1]
Tanda-tanda spesifik pada pasien anemia diantaranya:
- Glossitis: terjadi pada pasien anemia megaloblastik, anemia defisiensi besi
- Stomatitis angular: terjadi pada pasien anemia defisiensi besi.
- Jaundis (kekuningan): terjadi akibat hemolisis, anemia megaloblastik ringan.
- Splenomegali: akibat hemolisis, dan anemia megaloblastik.
- Ulserasi di kaki: terjadi pada anemia sickle cell
- Deformitas tulang: terjadi pada talasemia
- Neuropati perifer, atrofi optik, degenerasi spinal, merupakan efek dari defisiensi vitamin B12.
- Garing biru pada gusi (Burton’s line), ensefalopati, dan neuropati motorik perifer sering terlihat pada pasien yang keracunan metal.[1]
Klasifikasi anemia
Klasifikasi anemia akibat Gangguan Eritropoiesis
- Anemia defisiensi Besi:
- Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb, mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang hipokrom dan mikrositer.
- Anemia Megaloblastik
- Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan defek pada replikasi DNA, efek yang timbul adalah pembesaran prekursor sel darah (megaloblas) di sumsum tulang, hematopoiesis yang tidak efektif, dan pansitopenia.
- Anemia Aplastik
- Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah akibat hiposelularitas. Hiposelularitas ini dapat terjadi akibat paparan racun, radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan DNA serta gen.
- Anemia Mieloptisik
Klasifikasi anemia berdasarkan ukuran sel
- Anemia mikrositik: penyebab utamanya yaitu defisiensi besi dan talasemia (gangguan Hb)
- Anemia normositik: contohnya yaitu anemia akibat penyakit kronis seperti gangguan ginjal.
- Anemia makrositik: penyebab utama yaitu anemia pernisiosa, anemia akibat konsumsi alcohol, dan anemia megaloblastik.[3]
Etiologi
Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena:
- Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit gangguan sistem imun, talasemia.
- Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik, kekurangan nutrisi.
- Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohnya akibat perdarahan akut, perdarahan kronis, menstruasi, ulser kronis, dan trauma.[4]
Diagnosa
Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplet (CBC).
Manajemen terapi
Terapi langsung ditujukan pada penyebab anemia, dapat berupa:
- Transfusi darah
- Pemberian kortikosteroid atau obat-obatan lain yang dapat menekan sistem imun.
- Pemberian eritropoietin, hormon yang berperan pada proses hematopoiesis, berfungsi untuk membantuk sumsum tulang pada proses hematopoiesis.
- Pemberian suplemen besi, vitamin B12, vitamin-vitamin, dan mineral lain yang dibutuhkan.[5]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c (Inggris) Baliga, Ragavendra (2007). Crash Course Internal medicine. Elsevier Mosby. ISBN 978-0-7234-3114-5.
- ^ (Inggris) Kumar, Vinay (2007). Robbin Basic Pathology. Saunders Elsevier. ISBN 978-1-437-71781-5.
- ^ (Inggris) Anemia, "Klasifikasi Anemia . Diakses pada 1 Agustus 2012.
- ^ (Inggris) Harmening, Denise. (2009). Clinical Hematology and Fundamentals of Hemostasis. F.A. Davis. ISBN 978-0-8036-1732-2.
- ^ (Inggris) Anemia, " Manajemen Anemia . Diakses pada 1 Agustus 2012.
Pranala luar
- (Inggris) Iron Deficiency Anemia
- (Inggris) Ambulatory Management of Common Forms of Anemia
- (Inggris) National Anemia Action Council