Lompat ke isi

Kawah Sileri: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Baris 3: Baris 3:
==Aktivitas geologi==
==Aktivitas geologi==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Telaga Leri een vallei met beken en warme bronnen in het Diengplateau in Kedoe Midden-Java TMnr 10004349.jpg|jmpl|Kawah Sileri]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Telaga Leri een vallei met beken en warme bronnen in het Diengplateau in Kedoe Midden-Java TMnr 10004349.jpg|jmpl|Kawah Sileri]]
Menurut catatan Global Volcanism Program dari National Museum of Natural History, Sileri mengalami peningkatan aktivitas pada tahun 1943 (3 Nov), 1944 (4 Des), 1956 (2 Juni), 1964 (13 Des), 1986 (6 Agu), Juli 2003 (sebulan), 2009 (26 Sep), 2017 (30 Apr - 2 Juli), dan 2018 (1 Apr). Semua peningkatan aktivitas berupa erupsi dengan VEI 1, kecuali tahun 1944 berintensitas VEI 2.
Catatan letusannya adalah pada tahun 1944, 1964, 1984, Juli 2003, September 2009, dan 30 April 2017.

Erupsi pada tanggal 4 Desember 1944 dikenang sebagai salah satu bencana alam di Dieng yang memakan banyak korban. Satu dusun (Dusun Jawera) tertimbun oleh tanah longsor akibat gempa bumi yang dipicu letusan kawah. Pada masa itu tidak dilakukan evakuasi terhadap korban, sehingga dusun dibiarkan tertimbun. Lahan timbunan ini sekarang menjadi ladang sayuran dan petani sering menemukan peralatan rumah tangga yang tertimbun dari peristiwa lampau tersebut.


Pada aktivitas freatik 26 September 2009 muncul tiga celah kawah baru disertai dengan pancaran material setinggi 200 meter.<ref>[http://regional.kompas.com/read/xml/2009/09/27/11521441/kawah.sileri.lontarkan.lumpur.panas.sejauh.200.meter Kawah Sileri Lontarkan Lumpur Panas Sejauh 200 Meter]. Kompas 27 September 2009.</ref>
Pada aktivitas freatik 26 September 2009 muncul tiga celah kawah baru disertai dengan pancaran material setinggi 200 meter.<ref>[http://regional.kompas.com/read/xml/2009/09/27/11521441/kawah.sileri.lontarkan.lumpur.panas.sejauh.200.meter Kawah Sileri Lontarkan Lumpur Panas Sejauh 200 Meter]. Kompas 27 September 2009.</ref>

Revisi per 16 November 2020 10.05

Kawah Sileri ,merupakan kawah vulkanik aktif yang berada di wilayah Dataran Tinggi Dieng.[1] Kawah ini terletak di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah,[1] terletak di lereng barat kluster Gunung Pagerkandang-Sipandu. Kawah ini merupakan kawah yang paling aktif di Dataran Tinggi Dieng dan pernah meletus beberapa kali.[1] Selain itu, Kawah ini juga merupakan kawah terluas di Dataran Tinggi Dieng dengan permukaan air yang terus menerus mengeluarkan asap putih.[2]

Aktivitas geologi

Kawah Sileri

Menurut catatan Global Volcanism Program dari National Museum of Natural History, Sileri mengalami peningkatan aktivitas pada tahun 1943 (3 Nov), 1944 (4 Des), 1956 (2 Juni), 1964 (13 Des), 1986 (6 Agu), Juli 2003 (sebulan), 2009 (26 Sep), 2017 (30 Apr - 2 Juli), dan 2018 (1 Apr). Semua peningkatan aktivitas berupa erupsi dengan VEI 1, kecuali tahun 1944 berintensitas VEI 2.

Erupsi pada tanggal 4 Desember 1944 dikenang sebagai salah satu bencana alam di Dieng yang memakan banyak korban. Satu dusun (Dusun Jawera) tertimbun oleh tanah longsor akibat gempa bumi yang dipicu letusan kawah. Pada masa itu tidak dilakukan evakuasi terhadap korban, sehingga dusun dibiarkan tertimbun. Lahan timbunan ini sekarang menjadi ladang sayuran dan petani sering menemukan peralatan rumah tangga yang tertimbun dari peristiwa lampau tersebut.

Pada aktivitas freatik 26 September 2009 muncul tiga celah kawah baru disertai dengan pancaran material setinggi 200 meter.[3]

Pada hari Minggu, 30 April 2017, letusan freatik di Kawah Sileri menyemburkan lumpur dan melontarkan kerikil/batuan, menyebabkan 12 orang wisatawan mengalami luka ringan karena jarak yang terlalu dekat (20 meter dari bibir kawah), akibat tidak mengikuti rekomendasi untuk tidak mendekati bibir kawah di bawah 100 meter.

Kawasan wisata

Meskipun berpotensi bahaya, Kawah Sileri telah menjadi objek wisata alam di DT Dieng yang menawarkan pemandangan yang indah.[4] Suasana di sekitar kawah sileri pun terassa hangat, karena uapnya selalu muncul dari air yang mengenangi kawah, air ini kemudian mengalir ke kali kecil yang ada disebelahnya.[4]

Berwisata ke kawah dapat digolongkan sebagai aktivitas yang menakjubkan karena anda dapat menyaksikan gemuruh perut bumi disertai dengan uap panas.[5] Anda juga masih bisa menyaksikan pemandangan yang masih sangat alami di sekitar Pegunungan Pagerkandang-Gunung Sipandu, bukit-bukit hijau menjulang, serta lahan pertanian milik warga yang menambah suasana asri.[5]

Kawah yang mempunyai luas sekitar 4 hektare ini berbentuk kepundan datar sehingga air kawah mengalir ke dataran yang paling rendah.[1] Air dari kawah ini juga dimanfaatkan untuk pengairan perkebunan yang berada di sekitar kawah.[1] Nama kawah ini berasal dari Bahasa Jawa, yaitu Leri atau semacam air bekas cucian beras sebelum dimasak yang berwarna agak keruh.[1] Karena air yang mengalir dari kawah ini mempunyai warna yang serupa dengan air cucian beras tersebut, maka kawah ini disebut kawah Sileri.[1]

Untuk dapat menikmati pemandangan terbaik, pengunjung disarankan datang pada waktu pagi hari.[4] Pada saat pagi hari uap dari kawah sileri ini seperti masih menempel dipermukaan air, kemudian jika ditunggu sampai beberapa saat uap air ini akan mulai terangkat, dan terpisah dari permukaan air.[4] Pemadangan cukup langka dapat ditemui di sini, kondisi seperti ini terjadi karena pengaruh sinar matahari yang menyinari kawasan kawah ini.[4]

Meski kawah sileri dibuka untuk umum, namun objek wisata ini digratiskan.[5] Artinya, para pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk untuk dapat menikmati pemandangan kawah sileri.[5] kalau anda berkunjung ke tempat ini, anda harus berjalan menuruni bukit hingga 300 meter dari depan pintu masuk.[5]

Referensi