Bintang Mahaputera: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 15: | Baris 15: | ||
| lower = [[Bintang Jasa]]<br>[[Bintang Kemanusiaan]]<br>[[Bintang Penegak Demokrasi]]<br>[[Bintang Budaya Parama Dharma]]<br>[[Bintang Gerilya]]<br>[[Bintang Sakti]]<br>[[Bintang Dharma]] |
| lower = [[Bintang Jasa]]<br>[[Bintang Kemanusiaan]]<br>[[Bintang Penegak Demokrasi]]<br>[[Bintang Budaya Parama Dharma]]<br>[[Bintang Gerilya]]<br>[[Bintang Sakti]]<br>[[Bintang Dharma]] |
||
}} |
}} |
||
'''Bintang Mahaputera''' adalah [[tanda kehormatan]] tertinggi kedua yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia, setingkat di bawah Bintang Republik Indonesia.<ref name=":1">{{Cite web|last=Sekretariat Negara Republik Indonesia|title=Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 Tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan|url=https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_20.pdf|website=Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|access-date=2021-04-20}}</ref> Anugerah ini didirikan secara resmi pada tahun 1959.<ref>{{cite web|date={{date|1959}}|title=Undang-Undang Darurat No. |
'''Bintang Mahaputera''' adalah [[tanda kehormatan]] tertinggi kedua yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia, setingkat di bawah Bintang Republik Indonesia.<ref name=":1">{{Cite web|last=Sekretariat Negara Republik Indonesia|title=Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 Tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan|url=https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_20.pdf|website=Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|access-date=2021-04-20}}</ref> Anugerah kehormatan ini didirikan secara resmi pada tahun 1959.<ref name=":3">{{cite web|date={{date|1959}}|title=Undang-Undang Darurat No. 6 Tahun 1959 tentang Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera|url=https://anri.sikn.go.id/index.php/uud-no-6-1959|publisher=Arsip Nasional Republik Indonesia|access-date=2021-08-12}}</ref> |
||
Bintang ini diberikan kepada mereka yang secara luar biasa menjaga keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.<ref name=":0">{{Cite web|last=Sekretariat Negara Republik Indonesia|title=Bintang Mahaputera|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20171031/585158512._bintang_mahaputra.pdf|website=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2018-02-25}}</ref> Sebagai pemberi tanda kehormatan, [[Presiden Indonesia]], secara langsung menjadi pemilik kelas pertama tanda kehormatan ini, yaitu "Bintang Mahaputera Adipurna". Sama seperti Presiden, [[Wakil Presiden Indonesia]] secara langsung juga mendapat kelas pertama tanda kehormatan ini.<ref name=":2">{{cite web|date=10 Mei 2019|title=Tanda Kehormatan yang dimiliki Presiden|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/tanda-kehormatan-yang-dimiliki-presiden/|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|accessdate=2019-08-23}}</ref> |
Bintang ini diberikan kepada mereka yang secara luar biasa menjaga keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.<ref name=":0">{{Cite web|last=Sekretariat Negara Republik Indonesia|title=Bintang Mahaputera|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20171031/585158512._bintang_mahaputra.pdf|website=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2018-02-25}}</ref> Sebagai pemberi tanda kehormatan, [[Presiden Indonesia]], secara langsung menjadi pemilik kelas pertama tanda kehormatan ini, yaitu "Bintang Mahaputera Adipurna". Sama seperti Presiden, [[Wakil Presiden Indonesia]] secara langsung juga mendapat kelas pertama tanda kehormatan ini.<ref name=":2">{{cite web|date=10 Mei 2019|title=Tanda Kehormatan yang dimiliki Presiden|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/tanda-kehormatan-yang-dimiliki-presiden/|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|accessdate=2019-08-23}}</ref> |
||
Baris 46: | Baris 46: | ||
=== Bintang Mahaputera Adipradana === |
=== Bintang Mahaputera Adipradana === |
||
{{Utama|Bintang Mahaputera Adipradana}} |
{{Utama|Bintang Mahaputera Adipradana}} |
||
Kelas kedua dari Bintang Mahaputera adalah Bintang Mahaputera Adipradana. Tanda kehormatan pada kelas ini berupa selempang, patra, dan miniatur.<ref name=":0" |
Kelas kedua dari Bintang Mahaputera adalah Bintang Mahaputera Adipradana. Tanda kehormatan pada kelas ini berupa selempang, patra, dan miniatur.<ref name=":0" /> |
||
=== Bintang Mahaputera Utama === |
=== Bintang Mahaputera Utama === |
||
Baris 58: | Baris 58: | ||
=== Bintang Mahaputera Nararya === |
=== Bintang Mahaputera Nararya === |
||
{{Utama|Bintang Mahaputera Nararya}} |
{{Utama|Bintang Mahaputera Nararya}} |
||
Bintang Mahaputera Nararya adalah kelas terakhir dari tanda kehormatan Bintang Mahaputera. Tanda kehormatan pada kelas ini berupa kalung, patra, dan miniatur.<ref name=":0" /> |
Bintang Mahaputera Nararya adalah kelas terakhir dari tanda kehormatan Bintang Mahaputera. Tanda kehormatan pada kelas ini berupa kalung, patra, dan miniatur.<ref name=":0" /> |
||
== Bentuk == |
== Bentuk == |
||
[[Berkas:Soeprapto as Governor of Jakarta.jpg|jmpl|Gubernur DKI Jakarta [[R. Soeprapto (gubernur)|R. Soeprapto]] mengenakan kalung Bintang Mahaputera Utama dan tanda kehormatan lain yang diterimanya.]] |
|||
Bintang Mahaputera berwarna putih dengan pinggiran emas yang bersudut lima dengan ujung berupa sebuah pentol mutiara. Di antara sudut-sudut bintang tampak sebuah berkas sinar yang terdiri dari 17 rangkaian mutiara. Di tengah-tengah bintang terdapat sebuah lingkaran yang diwujudkan oleh setangkai kapas dan setangkai padi yang masing-masing terdiri dari 8 buah bunga kapas dengan daunnya dan 45 buah padi melambangkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Di tengah-tengah lingkaran ini terdapat tulisan “MAHAPUTERA” dari emas terletak pada sinar-sinar emas yang merupakan sebuah bintang bersudut sepuluh di atas dasar merah. Dasar merah di dalam lingkaran dan dasar putih dari bintang berasal dari warna Bendera Merah Putih.<ref>{{cite web|last=Sekretariat Negara Republik Indonesia|first=|date=|title=Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010|url=https://jdih.setneg.go.id/downloadFile/Lampiran%20III%20Salinan%20PP%20Nomor%2035%20Tahun%202010.pdf|website=JDIH Kementerian Sekretariat Negara|access-date=2021-04-20}}</ref> |
Bintang Mahaputera berwarna putih dengan pinggiran emas yang bersudut lima dengan ujung berupa sebuah pentol mutiara. Di antara sudut-sudut bintang tampak sebuah berkas sinar yang terdiri dari 17 rangkaian mutiara. Di tengah-tengah bintang terdapat sebuah lingkaran yang diwujudkan oleh setangkai kapas dan setangkai padi yang masing-masing terdiri dari 8 buah bunga kapas dengan daunnya dan 45 buah padi melambangkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Di tengah-tengah lingkaran ini terdapat tulisan “MAHAPUTERA” dari emas terletak pada sinar-sinar emas yang merupakan sebuah bintang bersudut sepuluh di atas dasar merah. Dasar merah di dalam lingkaran dan dasar putih dari bintang berasal dari warna Bendera Merah Putih.<ref>{{cite web|last=Sekretariat Negara Republik Indonesia|first=|date=|title=Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010|url=https://jdih.setneg.go.id/downloadFile/Lampiran%20III%20Salinan%20PP%20Nomor%2035%20Tahun%202010.pdf|website=JDIH Kementerian Sekretariat Negara|access-date=2021-04-20}}</ref> |
||
=== Kelengkapan tanda kehormatan === |
|||
==== 1959–1972 ==== |
|||
Dalam Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1959 yang mengatur pembentukan tanda kehormatan Bintang Mahaputera, diatur pula bentuk dan cara pemakaian Bintang Mahaputera. Bintang Mahaputera Adipurna diberikan dalam bentuk selempang; Bintang Mahaputera Adipradana diberikan dalam bentuk Kalung; Bintang Mahaputera Utama, Pratama, dan Nararya diberikan dalam bentuk lencana (dipakai dengan cara digantungkan). Khusus untuk Bintang Mahaputera Pratama, terdapat roset pada pita penggantungnya. Hanya Bintang Mahaputera Adipurna dan Adipradana yang dilengkapi dengan patra kala itu.<ref name=":3" /> |
|||
Pada tahun 1972, bentuk dan cara pemakaian kelas-kelas Bintang Mahaputera diubah. Hanya Bintang Mahaputera Adipurna saja yang tidak berubah.<ref name=":32">{{Cite web|last=Sekretariat Negara Republik Indonesia|title=Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1972 tentang Perobahan dan Tambahan Ketentuan Mengenai Beberapa Jenis Tanda Kehormatan Republik Indonesia yang Berbentuk Bintang dan Tentang Urutan Derajat/Tingkat Jenis Tanda Kehormatan Republik Indonesia yang Berbentuk Bintang|url=https://jdihn.go.id/files/4/1972uu004.pdf|website=Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional|access-date=2021-05-23}}</ref> Bentuk inilah yang tetap digunakan hingga saat ini.<ref name=":1" /> |
|||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
Revisi per 14 Desember 2021 10.27
Bintang Mahaputera | |
---|---|
Dianugerahkan oleh Presiden Indonesia | |
Tipe | Bintang sipil |
Dibentuk | 1959 |
Negara | Indonesia |
Kelayakan | Sipil |
Status | Masih dianugerahkan |
Pemilik Pertama | Presiden Indonesia |
Statistik | |
Penganugerahan pertama | 1959[1] |
Penganugerahan terakhir | 2021 |
Prioritas | |
Tingkat lebih tinggi | Bintang Republik Indonesia |
Tingkat lebih rendah | Bintang Jasa Bintang Kemanusiaan Bintang Penegak Demokrasi Bintang Budaya Parama Dharma Bintang Gerilya Bintang Sakti Bintang Dharma |
Bintang Mahaputera adalah tanda kehormatan tertinggi kedua yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia, setingkat di bawah Bintang Republik Indonesia.[2] Anugerah kehormatan ini didirikan secara resmi pada tahun 1959.[3]
Bintang ini diberikan kepada mereka yang secara luar biasa menjaga keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.[4] Sebagai pemberi tanda kehormatan, Presiden Indonesia, secara langsung menjadi pemilik kelas pertama tanda kehormatan ini, yaitu "Bintang Mahaputera Adipurna". Sama seperti Presiden, Wakil Presiden Indonesia secara langsung juga mendapat kelas pertama tanda kehormatan ini.[5]
Kelas
Adipurna Kelas I |
Adipradana Kelas II |
Utama Kelas III |
Pratama Kelas IV |
Nararya Kelas V |
Bintang Mahaputera Adipurna
Bintang Mahaputera Adipurna adalah kelas tertinggi dari Bintang Mahaputera. Tanda kehormatan pada kelas ini berupa selempang, patra, dan miniatur.[4] Presiden dan Wakil Presiden secara otomatis menjadi pemilik tanda kehormatan ini.[5] Bintang Mahaputera Adipurna berada setingkat di bawah Bintang Republik Indonesia Nararya.[2]
Bintang Mahaputera Adipradana
Kelas kedua dari Bintang Mahaputera adalah Bintang Mahaputera Adipradana. Tanda kehormatan pada kelas ini berupa selempang, patra, dan miniatur.[4]
Bintang Mahaputera Utama
Bintang Mahaputera Utama adalah kelas ketiga dari Bintang Mahaputera. Berbeda dengan dua kelas sebelumnya yang menggunakan selempang, tanda kehormatan kelas ini memiliki bentuk kalung. Meskipun begitu, bentuk patra dan miniatur tetap ada, sama seperti kelas-kelas sebelumnya.[4]
Bintang Mahaputera Pratama
Kelas keempat dari Bintang Mahaputera adalah Bintang Mahaputera Pratama. Sama seperti kelas Utama, tanda kehormatan pada kelas ini terdiri atas kalung, patra, dan miniatur.[4]
Bintang Mahaputera Nararya
Bintang Mahaputera Nararya adalah kelas terakhir dari tanda kehormatan Bintang Mahaputera. Tanda kehormatan pada kelas ini berupa kalung, patra, dan miniatur.[4]
Bentuk
Bintang Mahaputera berwarna putih dengan pinggiran emas yang bersudut lima dengan ujung berupa sebuah pentol mutiara. Di antara sudut-sudut bintang tampak sebuah berkas sinar yang terdiri dari 17 rangkaian mutiara. Di tengah-tengah bintang terdapat sebuah lingkaran yang diwujudkan oleh setangkai kapas dan setangkai padi yang masing-masing terdiri dari 8 buah bunga kapas dengan daunnya dan 45 buah padi melambangkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Di tengah-tengah lingkaran ini terdapat tulisan “MAHAPUTERA” dari emas terletak pada sinar-sinar emas yang merupakan sebuah bintang bersudut sepuluh di atas dasar merah. Dasar merah di dalam lingkaran dan dasar putih dari bintang berasal dari warna Bendera Merah Putih.[6]
Kelengkapan tanda kehormatan
1959–1972
Dalam Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1959 yang mengatur pembentukan tanda kehormatan Bintang Mahaputera, diatur pula bentuk dan cara pemakaian Bintang Mahaputera. Bintang Mahaputera Adipurna diberikan dalam bentuk selempang; Bintang Mahaputera Adipradana diberikan dalam bentuk Kalung; Bintang Mahaputera Utama, Pratama, dan Nararya diberikan dalam bentuk lencana (dipakai dengan cara digantungkan). Khusus untuk Bintang Mahaputera Pratama, terdapat roset pada pita penggantungnya. Hanya Bintang Mahaputera Adipurna dan Adipradana yang dilengkapi dengan patra kala itu.[3]
Pada tahun 1972, bentuk dan cara pemakaian kelas-kelas Bintang Mahaputera diubah. Hanya Bintang Mahaputera Adipurna saja yang tidak berubah.[7] Bentuk inilah yang tetap digunakan hingga saat ini.[2]
Lihat pula
Referensi
- ^ "Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003" (PDF). Sekretariat Negara Republik Indonesia. Diakses tanggal 2021-01-20.
- ^ a b c Sekretariat Negara Republik Indonesia. "Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 Tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan" (PDF). Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Diakses tanggal 2021-04-20.
- ^ a b "Undang-Undang Darurat No. 6 Tahun 1959 tentang Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera". Arsip Nasional Republik Indonesia. 1959. Diakses tanggal 2021-08-12.
- ^ a b c d e f Sekretariat Negara Republik Indonesia. "Bintang Mahaputera" (PDF). Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Diakses tanggal 2018-02-25.
- ^ a b "Tanda Kehormatan yang dimiliki Presiden". Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 10 Mei 2019. Diakses tanggal 2019-08-23.
- ^ Sekretariat Negara Republik Indonesia. "Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010" (PDF). JDIH Kementerian Sekretariat Negara. Diakses tanggal 2021-04-20.
- ^ Sekretariat Negara Republik Indonesia. "Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1972 tentang Perobahan dan Tambahan Ketentuan Mengenai Beberapa Jenis Tanda Kehormatan Republik Indonesia yang Berbentuk Bintang dan Tentang Urutan Derajat/Tingkat Jenis Tanda Kehormatan Republik Indonesia yang Berbentuk Bintang" (PDF). Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional. Diakses tanggal 2021-05-23.