Lompat ke isi

Musa al-Kadzim: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
M.Nadian (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
M.Nadian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1: Baris 1:
{{Artikel bermasalah|
{{Artikel bermasalah|
{{Noref-bio-tokohmuslim}}
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
{{wikifikasi-bio-tokohmuslim}}
{{wikifikasi-bio-tokohmuslim}}
Baris 310: Baris 309:


Imam Musa Al-Kazhim as dikebumikan di pemakaman orang-orang Quraisy di kota Kazhimain.-->
Imam Musa Al-Kazhim as dikebumikan di pemakaman orang-orang Quraisy di kota Kazhimain.-->

== Penunjukan sebagai Imam ==
Setelah kematian al-Shadiq, pengikutnya retak. Mayoritas, yang kemudian dikenal sebagai Dua Belas, diikuti oleh putra bungsunya, Musa al-Kazim. Tampaknya juga beberapa orang mengharapkan Imam berikutnya adalah putra sulung al-Shadiq, Ismail, yang telah meninggal lebih dulu dari ayahnya. Kelompok ini, yang kemudian membentuk cabang Isma'ili dari Syiah, percaya bahwa Ismail masih hidup tetapi dalam penyembunyian atau malah menerima imamah putra Ismail, Muhammad. Sementara Dua Belas dan Isma'ilis adalah satu-satunya sekte Syiah yang masih ada saat ini, ada lebih banyak faksi pada saat itu. Secara khusus, beberapa pengikut al-Sadiq menerima imamat dari putra sulungnya yang masih hidup, Abdullah al-Aftah. Kelompok ini, yang kemudian dikenal sebagai Fathiyya, mengaitkan hadits al-Shadiq yang menyatakan bahwa imamah harus diteruskan melalui putra sulung Imam. Sementara Dua Belas dan Isma'ilis adalah satu-satunya sekte Syiah yang masih ada saat ini, ada lebih banyak faksi pada saat itu. Secara khusus, beberapa pengikut al-Sadiq menerima imamat dari putra sulungnya yang masih hidup, Abdullah al-Aftah. Kelompok ini, yang kemudian dikenal sebagai Fathiyya, mengaitkan hadits al-Shadiq yang menyatakan bahwa imamah harus diteruskan melalui putra sulung Imam. Sebaliknya, kepercayaan Dua Belas adalah bahwa, sebagai anak laki-laki, Musa telah ditunjuk sebagai Imam masa depan oleh al-Shadiq, yang juga menjelaskan bahwa imamah diberikan kepada putra Imam yang paling berjasa, "seperti Daniel memilih Sulaiman. dari antara keturunannya." Al-Sadiq kemudian menominasikan Musa, putra ketiganya, setelah kematian putra sulungnya, Ismail, melewati putra keduanya, Abdullah. Karena Abdullah meninggal tanpa anak tak lama setelah al-Sadiq, mayoritas pengikutnya kembali ke Musa. Musa juga menerima kesetiaan dari murid-murid Syiah yang paling terkenal dari ayahnya, al-Sadiq, segera setelah kematiannya. Ini termasuk Hisyam ibn al-Hakam dan Mu'min al-Taq (al-Ahwal).

== Suksesi ==
Al-Kazim menunjuk putranya, Ali al-Rida, sebagai penggantinya sebelum kematiannya di penjara Harun al-Rashid pada tahun 799 (183 H){{Sfn|Rizvi|2006}}{{Sfn|Rahim|2004}}, setelah beberapa tahun dipenjara.{{Sfn|Tabatabai|1975|p=181}} Madelung menambahkan bahwa a-Kazim telah menjadikan al-Rida sebagai pewarisnya, dan bahwa al-Rida juga mewarisi harta ayahnya di dekat Medina dengan mengesampingkan saudara-saudaranya.{{Sfn|Madelung|1985}} Setelah al-Kazim, al-Rida dengan demikian diakui sebagai Imam berikutnya oleh sekelompok signifikan pengikut al-Kazim,{{Sfn|Daftary|2013|p=60}} yang membentuk garis utama Syiah dan kemudian menjadi Dua Belas.{{Sfn|Momen|1985|p=56}} Saudara-saudara al-Rida tidak mengklaim imamah tetapi beberapa dari mereka memberontak melawan Abbasiyah.{{Sfn|Rizvi|2006}}{{Sfn|Madelung|1985}} Beberapa pengikut al-Kazim, bagaimanapun, mengklaim bahwa dia tidak mati dan akan kembali sebagai Mahdi, penyelamat yang dijanjikan dalam Islam.{{Sfn|Daftary|2013|pp=59, 60}}{{Sfn|Hulmes|2008}} Ini dikenal sebagai Waqifiyya ({{Lit|mereka yang berhenti}}) meskipun tampaknya mereka kemudian kembali ke arus utama Syiah,{{Sfn|Kohlberg|2022}} mendeklarasikan al-Rida dan penerusnya sebagai letnan al-Kazim.{{Sfn|Rahim|2004}}{{Sfn|Daftary|2013|p=60}} Istilah Waqifiyya diterapkan secara umum untuk setiap kelompok yang menyangkal atau ragu-ragu atas kematian seorang Imam Syiah tertentu dan menolak untuk mengakui penggantinya.{{Sfn|Momen|1985|p=45}}

Menurut Kohlberg, pembentukan Waqifiyya mungkin memiliki alasan finansial. Perwakilan al-Kazim di beberapa lokasi ternyata menolak untuk menyerahkan kepada al-Rida uang yang dipercayakan kepada mereka, dengan alasan bahwa al-Kazim adalah Imam terakhir. Ini termasuk Mansur bin Yunus Buzurg dan Ali bin Abi amza al-Bataini, Ziyad bin Marwan al-Kandi, Utsman bin Isa al-Amiri al-Ruasi. Beberapa laporan menunjukkan bahwa al-Ruasi bertobat.{{Sfn|Kohlberg|2022}}


== Sahabat-sahabat Imam Musa Al-Kazhim ==
== Sahabat-sahabat Imam Musa Al-Kazhim ==
Baris 349: Baris 356:


== Referensi ==
== Referensi ==

{{reflist}}
{{reflist}}

== Rujukan ==
*{{cite encyclopedia|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|author-last=Kohlberg|author-first= E.| title=Mūsā Al-Kāẓim|edition= Second| editor-first=P.|editor-last= Bearman| publisher=Brill Reference Online|year= 2022|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/musa-al-kazim-SIM_5563?s.num=0&s.f.s2_parent=s.f.cluster.Encyclopaedia+of+Islam&s.q=%22M%C5%ABs%C4%81+al-K%C4%81%E1%BA%93im%22}}
*{{cite book|year=2000|last=Sharif al-Qarashi2|first=Baqir|title=The Life Of Imam Musa Bin Ja'far aL-Kazim|publisher=Ansarian|others=Translated by Jasim al-Rasheed|location=Iraq|url=https://www.dropbox.com/s/b6yu37l8ipm8pis/The%20Life%20of%20Imam%20al%20Kathem%20(as).pdf}}
*{{cite book|last=Tabatabai|first=Muhammad Husayn|title= Shiite Islam|others=Translated and Edited by Seyyed Hossein Nasr|publisher=State University of New York Press|year=1975|isbn=0-87395-390-8}}
* {{cite book|title=The Prophet's Heir: The Life of Ali ibn Abi Talib| author-first=Hassan|author-last=Abbas|publisher=Yale University Press|year=2021|isbn= 9780300252057}}
* {{cite encyclopedia|encyclopedia=Encyclopedia of Islamic Civilisation and Religion|title=MUSA AL-KAZIM (ABU'L-HASAN MUSA IBN JA'FAR)|editor-first=Ian Richard|editor-last=Netton|publisher=Routledge|year=2008|isbn=978-0-7007-1588-6|url=https://archive.org/details/encyclopediaofis0000unse_h2t8/page/n7/mode/2up|pages=456, 457|author-first=Edward D. A.|author-last=Hulmes}}
* {{cite book |last1=Donaldson |first1=Dwight M. |title=The Shi'ite Religion (A history of Islam in Persia and Irak) |date=1933 |publisher=Luzac and Company |location=London|url=https://archive.org/details/shiitereligionhi0000dona/mode/2up}}
* {{cite encyclopedia |year=2004 |title='ATABAT |encyclopedia=Encyclopedia of Islam and the Muslim world |publisher=Macmillan Reference |url=https://archive.org/details/encyclopediaofis0002unse/mode/2up |editor-last=Martin |editor-first=Richard C. |volume=1 |page=88 |isbn=0028656040 |author-first=Neguin |author-last=Yavari}}
* {{cite book |author-last=Amir-Moezzi |author-first=Mohammad Ali |url=https://archive.org/details/thedivineguideinearlyshiism1/mode/2up |title=The Divine Guide In Early Shiism: The Sources of Esotericism in Islam |publisher=State University of New York Press |year=1994 |isbn=0-7914-2122-8 |translator-last=Streight |translator-first=David}}
* {{cite encyclopedia |author-last=Rahim |author-first=Habibeh |url=https://books.google.com/books?id=H5cQH17-HnMC&q=sadiq |encyclopedia=Holy People of the World: A Cross-cultural Encyclopedia |publisher=ABC-CLIO |year=2004 |isbn=9781576073551 |editor-last=Jestice |editor-first=Phyllis G. |volume=3 |pages=469, 470|title=Kazim, Musa al-}}
* {{cite book |author-last=Adamec |author-first=Ludwig W. |url= |title=Historical Dictionary of Islam |publisher=Rowman & Littlefield |year=2017 |isbn=9781442277236 |edition=Third}}
* {{cite book|title=Religious Authority and Political Thought in Twelver Shi'ism: From Ali to Post-Khomeini|author-first=Hamid|author-last=Mavani|publisher= Routledge|year=2013|url=https://archive.org/details/religiousauthori0000mava/mode/2up|isbn=978-0-415-62440-4}}
* {{Cite book |last=Jafri |first=S.H.M |url=https://archive.org/details/OriginsAndEarlyDevelopmentOfShiaIslamBySyedHusainMohammadJafri/mode/2up |title=Origins and Early Development of Shia Islam |publisher=Longman |year=1979 |location=London}}
* {{cite encyclopedia |year=2012 |title=JAʿFAR AL-ṢĀDEQ i. Life |encyclopedia=Encyclopaedia Iranica |url=https://iranicaonline.org/articles/jafar-al-sadeq-i-life |last=Gleave |first=Robert |volume=XIV |pages=349–351}}
* {{cite book |author-last=Momen |author-first=Moojan |title=An Introduction to Shi'i Islam |publisher=Yale University Press |year=1985 |isbn=9780300034998}}
* {{Cite encyclopedia |year=2009 |title=Jaafar al-Sadiq |encyclopedia=Encyclopedia Of Islam |publisher=Facts On File, Inc. |url=https://archive.org/details/islam-encyclopedia-of-islam-2009 |pages=386, 387 |isbn=978-0-8160-5454-1 |author-first=Juan E. |author-last=Campo}}
* {{cite book |last1=Lalani |first1=Arzina R. |title=Early Shi'i Thought: The Teachings of Imam Muhammad Al-Baqir |date=2004 |publisher=I. B. Tauris |isbn=978-1850435921}}
* {{cite encyclopedia |year=2004 |title=SHI'A |encyclopedia=Encyclopedia of Islam and the Muslim world |publisher=Macmillan Reference |url=https://archive.org/details/encyclopediaofis0002unse/mode/2up |editor-last=Martin |editor-first=Richard C. |volume=2 |pages=621–630 |isbn=0028656059 |author2-last=Pinault |author2-first=David |author3-last=Daftary |author3-first=Farhad |author4-last=Gleave |author4-first=Robert |author1-first=Devin J. |author1-last=Stewart}}
* {{cite encyclopedia |year=2004 |title=JA'FAR AL-SADIQ (C. 701-765) |encyclopedia=Encyclopedia of Islam and the Muslim world |publisher=Macmillan Reference |url=https://archive.org/details/encyclopediaofis0002unse/mode/2up |editor-last=Martin |editor-first=Richard C. |volume=1 |pages=369, 370 |isbn=0028656040 |author-first=Liyakatali |author-last=Takim}}
* {{cite book |author-last=Daftary |author-first=Farhad |title=Short History of the Ismailis: Traditions of a Muslim Community |publisher=Edinburgh University Press |year=2020 |isbn=9780748679225}}
* {{cite book|author-last=Daftary|author-first=Farhad|title=A History of Shi'i Islam|publisher=I.B. Tauris|year= 2013|isbn= 9780755608669|url=https://archive.org/details/shii-heritage-series-farhad-daftary-a-history-of-shii-islam-i.-b.-tauris-2013/mode/2up}}
* {{cite book|title=A Chronology of Islamic History, 570-1000 CE| author-last=Ur Rahman|author-first=Habib |year= 1989|publisher=G.K. Hall|isbn= 9780816190676|url=https://archive.org/details/chronologyofisla0000rahm/mode/2up?q=%22Musa+al-Kazim%22}}
* {{cite encyclopedia|encyclopedia=Medieval Islamic Civilization: A-K, index|editor-first=Josef W.|editor-last= Meri|publisher=Taylor & Francis|year= 2006a|isbn= 9780415966917|pages=35, 36|url=https://archive.org/details/islam-medieval-islamic-civilization-an-encyclopedia/mode/2up|author-first=Sajjad H.|author-last= Rizvi|title='ALI AL-RIDA}}
* {{cite encyclopedia|encyclopedia=Medieval Islamic Civilization: A-K, index|editor-first=Josef W.|editor-last= Meri|publisher=Taylor & Francis|year= 2006b|isbn= 9780415966917|pages=839–841|url=https://archive.org/details/islam-medieval-islamic-civilization-an-encyclopedia/mode/2up|author-first=Sajjad H.|author-last= Rizvi|title=TUSI, AL-, NASIR AU-DIN (1201-1274 CE)}}
* {{cite book |last=Sharif al-Qarashi |first=Baqir |url=https://www.al-islam.org/life-imam-musa-bin-jafar-al-kazim-baqir-shareef-al-qurashi |title=The Life Of Imam Musa Bin Ja'far aL-Kazim |publisher=Ansariyan Publications |year=2000 |isbn=9781546508021 |location=Iraq |publication-place=Qum |translator-last=al-Rasheed |translator-first=Jasim}}
* {{cite book |author-last=Hussain |author-first=Jassim M. |url=https://www.al-islam.org/occultation-twelfth-imam-historical-background-jassim-m-hussain |title=Occultation of the Twelfth Imam: A Historical Background |publisher=Routledge Kegan & Paul |year=1986 |isbn=9780710301581}}* {{Cite encyclopedia| author-last=Haywood|author-first= John A.|title=Jaʿfar al-Ṣādiq|encyclopedia=Encyclopedia Britannica|year= 2022|url=https://www.britannica.com/biography/Jafar-ibn-Muhammad}}
* {{cite book |author1-last=Nanji |author1-first=Azim |url=https://archive.org/details/voicesofislam0001unse/mode/ |title=Voices of Islam |author2-last=Daftary |author2-first=Farhad |publisher=Greenwood Publishing Group |year=2006 |isbn=9780275987329 |editor-last=Cornell |editor-first=Vincent J. |volume=1 |chapter=What is Shiite Islam?}}


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi per 10 Juli 2022 19.22

Bagian dari seri Dua Belas Imam
Musa al-Kazhim

penggambaran fiksi
Musa bin Ja'far bin Muhammad
Imam Ketujuh
KunyahAbu Ibrahim
Lahir7 Safar 128 H
28 Oktober 746 Masehi
Meninggal25 Rajab 183 H
1 September 799 Masehi
Tempat lahirAbwa - Antara Mekkah dan Madinah
DikuburkanKazimain
Masa hidupSebelum Imamah: 20 tahun
(128-148 H)
Imamah: 35 tahun
(148-183 H)
Gelaral-Kadzim (Arab: Calm one)
Yedinci Ali (Turki: Ali Ketujuh)
AyahJa'far ash-Shadiq
IbuHamidah
KeturunanAli ar-Ridha (penerus)
Ali · Hasan · Husain

as-Sajjad · al-Baqir · ash-Shadiq
al-Kadzim · ar-Ridha · al-Jawad
al-Hadi · al-Asykari · al-Mahdi

Musa al-Kazhim (Arab: الإمام موسى الكاظم‎) (Tujuh Safar, 128 H – 25 Rajab 183 H) (Bertepatan dengan: 28 Oktober 746 – 1 September 799) merupakan Imam ke-7 dalam tradisi Islam Syi'ah Dua Belas Imam. Dia adalah putra dari Imam ke-6, Ja'far ash-Shadiq, dan ibunya bernama Hamidah Khatun. Dia lahir ketika terjadi pergolakan antara Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah dan ia biasa pula dipanggil dengan nama Abu al-Hasan.

Kehidupan pribadi

Kelahiran

Imam Musa al-Kazhim lahir pada hari Ahad, bertepatan dengan 7 Shafar tahun 128 Hijriah di sebuah lembah bernama Abwa’ yang terletak di antara Makkah dan Madinah. Ibunya bernama Hamidah. Ia mencapai kedudukan Imamah pada usia 21 tahun.

Ibu

Ibu Musa Al-Kazhim adalah seorang budak yang dibeli oleh Imam Ja’far. Meskipun demikian, ibu telah mendapatkan pengajaran ilmu dari Imam Ja’far, yang menjadikannya sebagai wanita yang memiliki keluasan ilmu dan kecakapan dalam bidang ilmu-ilmu agama. Sehingga, kadang-kadang Imam Ja’far meminta para wanita untuk bertanya masalah-masalah agama kepadanya.

Keturunan

Di antara keturunan Musa al-Kadzim adalah:[1]

  1. Ali ar-Ridha (penerus imamah)
  2. Ahmad bin Musa, dikenal pula dengan julukan Syah Chiragh. Ia syahid di Syiraz, Iran.
  3. 'Ala'uddin Husain, ia syahid di Syiraz, Iran.
  4. Muhammad al-'Abid,
    1. Ibrahim al-Mujab, ia dikuburkan di Karbala, Iraq.
      1. Ahmad bin Ibrahim
      2. Muhammad bin Ibrahim
      3. Ali bin Ibrahim
  5. Fatimah al-Ma'sumah, ia dikuburkan di Qom, Iran.

Periode kehidupan

Periode kehidupan Imam Musa Al-Kazhim dapat dibagi menjadi dua bagian:

  • Pertama, kehidupan dia bersama ayahandanya di Madinah selama 20 tahun. Periode ini berlangsung sebelum dia mencapai Imamah.
  • Kedua, masa-masa awal perlawanan, pemenjaraan, dan pengasingan yang menimpa kehidupan Imam.

Penunjukan sebagai Imam

Setelah kematian al-Shadiq, pengikutnya retak. Mayoritas, yang kemudian dikenal sebagai Dua Belas, diikuti oleh putra bungsunya, Musa al-Kazim. Tampaknya juga beberapa orang mengharapkan Imam berikutnya adalah putra sulung al-Shadiq, Ismail, yang telah meninggal lebih dulu dari ayahnya. Kelompok ini, yang kemudian membentuk cabang Isma'ili dari Syiah, percaya bahwa Ismail masih hidup tetapi dalam penyembunyian atau malah menerima imamah putra Ismail, Muhammad. Sementara Dua Belas dan Isma'ilis adalah satu-satunya sekte Syiah yang masih ada saat ini, ada lebih banyak faksi pada saat itu. Secara khusus, beberapa pengikut al-Sadiq menerima imamat dari putra sulungnya yang masih hidup, Abdullah al-Aftah. Kelompok ini, yang kemudian dikenal sebagai Fathiyya, mengaitkan hadits al-Shadiq yang menyatakan bahwa imamah harus diteruskan melalui putra sulung Imam. Sementara Dua Belas dan Isma'ilis adalah satu-satunya sekte Syiah yang masih ada saat ini, ada lebih banyak faksi pada saat itu. Secara khusus, beberapa pengikut al-Sadiq menerima imamat dari putra sulungnya yang masih hidup, Abdullah al-Aftah. Kelompok ini, yang kemudian dikenal sebagai Fathiyya, mengaitkan hadits al-Shadiq yang menyatakan bahwa imamah harus diteruskan melalui putra sulung Imam. Sebaliknya, kepercayaan Dua Belas adalah bahwa, sebagai anak laki-laki, Musa telah ditunjuk sebagai Imam masa depan oleh al-Shadiq, yang juga menjelaskan bahwa imamah diberikan kepada putra Imam yang paling berjasa, "seperti Daniel memilih Sulaiman. dari antara keturunannya." Al-Sadiq kemudian menominasikan Musa, putra ketiganya, setelah kematian putra sulungnya, Ismail, melewati putra keduanya, Abdullah. Karena Abdullah meninggal tanpa anak tak lama setelah al-Sadiq, mayoritas pengikutnya kembali ke Musa. Musa juga menerima kesetiaan dari murid-murid Syiah yang paling terkenal dari ayahnya, al-Sadiq, segera setelah kematiannya. Ini termasuk Hisyam ibn al-Hakam dan Mu'min al-Taq (al-Ahwal).

Suksesi

Al-Kazim menunjuk putranya, Ali al-Rida, sebagai penggantinya sebelum kematiannya di penjara Harun al-Rashid pada tahun 799 (183 H)[2][3], setelah beberapa tahun dipenjara.[4] Madelung menambahkan bahwa a-Kazim telah menjadikan al-Rida sebagai pewarisnya, dan bahwa al-Rida juga mewarisi harta ayahnya di dekat Medina dengan mengesampingkan saudara-saudaranya.[5] Setelah al-Kazim, al-Rida dengan demikian diakui sebagai Imam berikutnya oleh sekelompok signifikan pengikut al-Kazim,[6] yang membentuk garis utama Syiah dan kemudian menjadi Dua Belas.[7] Saudara-saudara al-Rida tidak mengklaim imamah tetapi beberapa dari mereka memberontak melawan Abbasiyah.[2][5] Beberapa pengikut al-Kazim, bagaimanapun, mengklaim bahwa dia tidak mati dan akan kembali sebagai Mahdi, penyelamat yang dijanjikan dalam Islam.[8][9] Ini dikenal sebagai Waqifiyya (terj. har.'mereka yang berhenti') meskipun tampaknya mereka kemudian kembali ke arus utama Syiah,[10] mendeklarasikan al-Rida dan penerusnya sebagai letnan al-Kazim.[3][6] Istilah Waqifiyya diterapkan secara umum untuk setiap kelompok yang menyangkal atau ragu-ragu atas kematian seorang Imam Syiah tertentu dan menolak untuk mengakui penggantinya.[11]

Menurut Kohlberg, pembentukan Waqifiyya mungkin memiliki alasan finansial. Perwakilan al-Kazim di beberapa lokasi ternyata menolak untuk menyerahkan kepada al-Rida uang yang dipercayakan kepada mereka, dengan alasan bahwa al-Kazim adalah Imam terakhir. Ini termasuk Mansur bin Yunus Buzurg dan Ali bin Abi amza al-Bataini, Ziyad bin Marwan al-Kandi, Utsman bin Isa al-Amiri al-Ruasi. Beberapa laporan menunjukkan bahwa al-Ruasi bertobat.[10]

Sahabat-sahabat Imam Musa Al-Kazhim

Ketika ayahnya, Imam Ja’far Ash-Shadiq wafat, murid-murid dia memusatkan perhatian dan kesetiaan mereka kepada putranya, Imam Musa as. Mereka menuntut ilmu kepada Imam selama tiga puluh tiga tahun. Beberapa murid dia antara lain:

Ibnu Abi Umair

Ia belajar pada tiga Imam, yaitu Imam Musa Al-Kazhim, Imam Ali Ar-Ridha, dan Imam Muhammad Al-Jawad . Ibnu Abi Umair merupakan salah seorang ulama terkenal pada zamannya. Ia meninggalkan banyak kitab-kitab hadis sebagai tanda jasanya.

Beberapa orang memberi kabar kepada penguasa Abasiyah, bahwa Ibnu Abi Umair adalah orang Syi’ah (pengikut Ahlulbait). Ia ditangkap dan diinterogasi untuk menyebutkan nama-nama orang Syi’ah yang ia kenali. Namun, tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya untuk memenuhi paksaan mereka. Ia ditelanjangi dan diikat pada pohon kurma. Mereka mengganjar seratus cambukan kepada murid setia para Imam ini.

Syaikh Mufid menuturkan, “Sahabat utama Imam ini dipenjarakan selama tujuh puluh tahun. Seluruh harta bendanya dimusnahkan. Walaupun didera dengan cobaan yang berat, ia tetap mengunci mulutnya dan tidak berkata sepatah kata pun untuk memberikan informasi kepada penguasa Abasiyah yang zalim.”

Ali bin Yaqthin

Ia juga adalah salah seorang sahabat Imam Ja’far . Marwan memata-matainya dan memerintahkan penangkapannya. Akan tetapi, Ali berhasil meloloskan diri dari kejaran Marwan. Ia mengirim istri dan anak-anaknya ke Madinah. Ia kembali ke Kufah menyusul keruntuhan Dinasti Bani Umaiyah di tangan Bani Abbasiyah.

Ali menjalin hubungan yang dekat dengan orang-orang Abbasiyah dan berhasil menjabat kedudukan-kedudukan penting dalam pemerintahan mereka. Melalui kedudukannya ini, ia banyak membantu pengikut-pengikut Ahlulbait yang tertindas.

Harun Ar-Rasyid mengangkat Ali sebagai menterinya. Sebenarnya ia merupakan seorang utusan Imam Musa as yang menyusup ke dalam pemerintahan Harun. Beberapa kali ia bermaksud mengundurkan diri, tetapi ia ditahan oleh Imam untuk tetap menjabat kementerian demi melindungi ajaran dan pengikut Ahlulbait as.

Ali bin Yaqthin wafat ketika Imam Musa as masih berada di dalam penjara.

Mu’min Ath-Thaq

Ia adalah seorang sahabat Imam Ja’far Ash-Shadiq dan Imam Musa Al-Kazhim . Imam Ja’far mendudukkannya sebagai salah seorang sahabat utama dia dan memberikan penghormatan khusus kepadanya.

Mu’min amat tangkas dalam diskusi dengan siapa saja. Mengenai hal ini, Imam Ja’far mengatakan, “Mu’min ibarat seekor elang yang menerkam mangsanya.”

Hisyam bin Hakam

Ia adalah seorang pakar dalam bidang ilmu Logika. Acapkali terdapat sebuah masalah pelik, Imam Ja’far elalu mengutusnya memecahkan masalah itu. Ia sangat menguasai pembahasan Imamah. Ia merupakan murid jenius Imam dan tangkas dalam memberikan jawaban. Ia juga seorang pakar dalam masalah-masalah Ketuhanan.

Hisyam banyak menulis kitab dan terlibat dalam diskusi-diskusi dengan ulama dari berbagai mazhab dan golongan.

Mutiara Hadis Imam Musa Al-Kazhim

  • “Katakan yang hak, walaupun akan mendatangkan kerugian kepadamu.”
  • “Jika engkau menjadi seorang pemimpin yang bertakwa, maka seharusnya engkau bersyukur kepada Allah atas anugerah ini.”
  • “Bersikaplah tegas dan keras terhadap orang-orang zalim sehingga engkau dapat merebut hak orang-orang mazlum (yang teraniaya) darinya.”
  • “Kebaikan yang utama adalah menolong orang-orang yang tertindas.”
  • “Dunia ini berkulit halus dan cantik, ibarat seekor ular. Namun, ia menyimpan racun pembunuh di dalamnya.”

Referensi

  1. ^ al-Musawi, Muhammad. Mazhab Syiah: Kajian Al-Quran dan Sunnah. Bandung: Muthahhari Press, 2001. ISBN 979-95564-6-5
  2. ^ a b Rizvi 2006.
  3. ^ a b Rahim 2004.
  4. ^ Tabatabai 1975, hlm. 181.
  5. ^ a b Madelung 1985.
  6. ^ a b Daftary 2013, hlm. 60.
  7. ^ Momen 1985, hlm. 56.
  8. ^ Daftary 2013, hlm. 59, 60.
  9. ^ Hulmes 2008.
  10. ^ a b Kohlberg 2022.
  11. ^ Momen 1985, hlm. 45.

Rujukan

Lihat pula

Pranala luar

Musa al-Kadzim
Cabang kadet Quraisy
Lahir: 28 Oktober 746 Meninggal: 1 September 799
Jabatan Islam Syi'ah
Didahului oleh:
Ja'far ash-Shadiq
Imam
765-799
Diteruskan oleh:
Ali ar-Ridha