Lompat ke isi

Shamai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT33Judistian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT33Judistian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:shamai.jpg|thumb|250px|right|Makam Shamai di Sungai Meron di Israel]]
'''Shamai''' (50 BCE&ndash;30 CE, [[Ibrani]]: שמאי) adalah seorang guru rabinik pada zaman [[Yesus]].<ref name="Browning">W.R.F. Browning. 2009, Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 407-408.</ref> Selain Shamai guru Yahudi saat itu adalah Hilel.<ref name="Barclay"></ref> Ia memberi interpretasi yang keras terhadap [[Taurat]].<ref name="Browning"></ref> Interpretasinya juga bertentangan dengan interpretasi Hilel yang cenderung lebih santai dan bebas.<ref name="Browning"></ref> Hal ini disebabkan oleh watak mereka.<ref name="Barclay">William Barclay. 2008, Pemahaman Alkitab Setiap Hari - Injil Matius Ps. 1-10. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 445.</ref> Orang-orang dari kelompok Shamai terkenal dengan ketegasannya yang keras dan kaku.<ref name="Barclay"></ref> Sedangkan orang-orang Hilel terkenal dengan kemurahannya yang luwes dan lunak.<ref name="Barclay"></ref> Orang-orang dari kelompok Shamai ini sering bentrok dengan para pemegang kekuasaan di [[Roma]].<ref name="Browning"></ref> Setelah [[Yerusalem]] jatuh pada tahun 70 CE, kelompok ini sangat kurang berpengaruh dan kemudian akhirnya surut dalam hal jumlah penganut.<ref name="Browning"></ref>
'''Shamai''' (50 BCE&ndash;30 CE, [[Ibrani]]: שמאי) adalah seorang guru rabinik pada zaman [[Yesus]].<ref name="Browning">W.R.F. Browning. 2009, Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 407-408.</ref> Selain Shamai guru Yahudi saat itu adalah Hilel.<ref name="Barclay"></ref> Ia memberi interpretasi yang keras terhadap [[Taurat]].<ref name="Browning"></ref> Interpretasinya juga bertentangan dengan interpretasi Hilel yang cenderung lebih santai dan bebas.<ref name="Browning"></ref> Hal ini disebabkan oleh watak mereka.<ref name="Barclay">William Barclay. 2008, Pemahaman Alkitab Setiap Hari - Injil Matius Ps. 1-10. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 445.</ref> Orang-orang dari kelompok Shamai terkenal dengan ketegasannya yang keras dan kaku.<ref name="Barclay"></ref> Sedangkan orang-orang Hilel terkenal dengan kemurahannya yang luwes dan lunak.<ref name="Barclay"></ref> Orang-orang dari kelompok Shamai ini sering bentrok dengan para pemegang kekuasaan di [[Roma]].<ref name="Browning"></ref> Setelah [[Yerusalem]] jatuh pada tahun 70 CE, kelompok ini sangat kurang berpengaruh dan kemudian akhirnya surut dalam hal jumlah penganut.<ref name="Browning"></ref>
Perdebatan sekitar perceraian yang dapat kita lihat dalam [[Injil Matius|Matius]] pasal 19 ayat 1-9 haruslah kita mengerti pada latar belakang pertentangan rabinik mengenai [[Kitab Ulangan|Ulangan]] pasal 24.<ref name="Browning"></ref> Hal ini menempatkan posisi [[Kristen]] ada di kubu Shamai.<ref name="Browning"></ref> Akan tetapi dengan suatu catatan kekecualian yang sangat melonggarkan kelakuannya.<ref name="Browning"></ref>
Perdebatan sekitar perceraian yang dapat kita lihat dalam [[Injil Matius|Matius]] pasal 19 ayat 1-9 haruslah kita mengerti pada latar belakang pertentangan rabinik mengenai [[Kitab Ulangan|Ulangan]] pasal 24.<ref name="Browning"></ref> Hal ini menempatkan posisi [[Kristen]] ada di kubu Shamai.<ref name="Browning"></ref> Akan tetapi dengan suatu catatan kekecualian yang sangat melonggarkan kelakuannya.<ref name="Browning"></ref>

Revisi per 29 April 2011 14.58

Makam Shamai di Sungai Meron di Israel

Shamai (50 BCE–30 CE, Ibrani: שמאי) adalah seorang guru rabinik pada zaman Yesus.[1] Selain Shamai guru Yahudi saat itu adalah Hilel.[2] Ia memberi interpretasi yang keras terhadap Taurat.[1] Interpretasinya juga bertentangan dengan interpretasi Hilel yang cenderung lebih santai dan bebas.[1] Hal ini disebabkan oleh watak mereka.[2] Orang-orang dari kelompok Shamai terkenal dengan ketegasannya yang keras dan kaku.[2] Sedangkan orang-orang Hilel terkenal dengan kemurahannya yang luwes dan lunak.[2] Orang-orang dari kelompok Shamai ini sering bentrok dengan para pemegang kekuasaan di Roma.[1] Setelah Yerusalem jatuh pada tahun 70 CE, kelompok ini sangat kurang berpengaruh dan kemudian akhirnya surut dalam hal jumlah penganut.[1] Perdebatan sekitar perceraian yang dapat kita lihat dalam Matius pasal 19 ayat 1-9 haruslah kita mengerti pada latar belakang pertentangan rabinik mengenai Ulangan pasal 24.[1] Hal ini menempatkan posisi Kristen ada di kubu Shamai.[1] Akan tetapi dengan suatu catatan kekecualian yang sangat melonggarkan kelakuannya.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h W.R.F. Browning. 2009, Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 407-408.
  2. ^ a b c d William Barclay. 2008, Pemahaman Alkitab Setiap Hari - Injil Matius Ps. 1-10. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 445.