Lompat ke isi

Candi Barong: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 21: Baris 21:
}}
}}


'''Candi Barong''' adalah [[candi]] bercorak [[Hindu]] yang terletak di tenggara Kompleks [[Candi Ratu Boko|Ratu Boko]], [[Prambanan]], [[Sleman]], tepatnya di atas bukit di Dusun Candisari, Desa [[Sambirejo, Prambanan, Sleman|Sambirejo]], [[Prambanan, Sleman|Prambanan]], [[Kabupaten Sleman]], [[Yogyakarta]]. Candi ini diperkirakan dibangun pada sekitar abad ke-9 dan ke-10, sebagai peninggalan [[Kerajaan Medang]] periode Mataram.
'''Candi Barong''' adalah [[candi]] bercorak [[Hindu]] yang terletak di tenggara Kompleks [[Candi Ratu Boko|Ratu Boko]], [[Prambanan]], [[Sleman]], tepatnya di atas bukit di Dusun Candisari, Desa [[Sambirejo, Prambanan, Sleman|Sambirejo]], [[Prambanan, Sleman|Prambanan]], [[Kabupaten Sleman]], [[Yogyakarta]]. Candi ini diperkirakan dibangun pada sekitar abad ke-9 dan ke-10, sebagai peninggalan [[Kerajaan Medang]] periode Mataram.


==Tapak dan kompleks bangunan==
==Tapak dan kompleks bangunan==
Posisi candi berada di sisi tenggara kompleks Ratu Boko, agak di bawahnya namun masih dalam sistem perbukitan yang sama, perbukitan Batur Agung, pada ketinggian 199 m di atas permukaan laut. Di sisi barat daya, di bawah bukit, terletak [[Candi Banyunibo]], suatu bangunan Buddhis. Pada posisi tenggara candi ini, berjarak sekitar 2 km, terletak [[Candi Ijo]]. Selain itu, terdapat pula di sekitarnya situs-situs arca Ganesha, Candi Miri, Candi Dawangsari, dan Candi Sumberwatu<ref name=papan>Papan informasi di gerbang kompleks candi</ref>.
Posisi candi berada di sisi tenggara kompleks Ratu Boko, agak di bawahnya namun masih dalam sistem perbukitan yang sama, perbukitan Batur Agung, pada ketinggian 199 m di atas permukaan laut. Di sisi barat daya, di bawah bukit, terletak [[Candi Banyunibo]], suatu bangunan Buddhis. Pada posisi tenggara candi ini, berjarak sekitar 2&nbsp;km, terletak [[Candi Ijo]]. Selain itu, terdapat pula di sekitarnya situs-situs arca Ganesha, Candi Miri, Candi Dawangsari, dan Candi Sumberwatu<ref name=papan>Papan informasi di gerbang kompleks candi</ref>.


Kompleks candi ini memiliki pintu masuk di sebelah barat, lalu mengantar pada lahan berundak tiga. Teras pertama dan kedua sudah tidak ditemukan bangunan candi, meskipun terdapat sisa-sisa lantai atau umpak. Teras kedua merupakan area bukaan yang cukup luas. Sebelum memasuki teras tertinggi terdapat gerbang paduraksa kecil yang mengapit tangga naik.
Kompleks candi ini memiliki pintu masuk di sebelah barat, lalu mengantar pada lahan berundak tiga. Teras pertama dan kedua sudah tidak ditemukan bangunan candi, meskipun terdapat sisa-sisa lantai atau umpak. Teras kedua merupakan area bukaan yang cukup luas. Sebelum memasuki teras tertinggi terdapat gerbang paduraksa kecil yang mengapit tangga naik.


Pada bagian teras tertinggi terdapat dua bangunan candi untuk pemujaan, diperkirakan kepada Dewa [[Wisnu]] dan Dewi [[Sri]]. Masing-masing candi ini mempunyai ukuran kira-kira 8,18 m × 8,18 m dengan tinggi 9,05 m<ref name=papan/>. Bangunan candi-candi utama ini tidak mempunyai pintu masuk, sehingga upacara pemujaan diperkirakan dilakukan di luar bangunan.
Pada bagian teras tertinggi terdapat dua bangunan candi untuk pemujaan, diperkirakan kepada Dewa [[Wisnu]] dan Dewi [[Sri]]. Masing-masing candi ini mempunyai ukuran kira-kira 8,18 m × 8,18 m dengan tinggi 9,05 m<ref name=papan/>. Bangunan candi-candi utama ini tidak mempunyai pintu masuk, sehingga upacara pemujaan diperkirakan dilakukan di luar bangunan.


[[Berkas:Candibarong3.JPG|thumb|Salah satu bangunan utama candi.]]
[[Berkas:Candibarong3.JPG|thumb|Salah satu bangunan utama candi.]]
Ketika ditemukan, candi ini telah runtuh. Pemugaran dimulai 1987 dengan menyusun kembali dua candi utama. Pemugaran selesai 1992, dilanjutkan dengan pemugaran talud dan pagar. Selama pemugaran ditemukan arca Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Selain itu ditemukan satu arca Ganesha dan beberapa peripih kotak terbuat dari batu [[andesit]] dan batu putih. Dalam salah satu peripih terdapat lembaran-lembaran perak dan emas bertulisan, namun tulisan itu sudah tak terbaca. Mendampingi peripih ditemukan pula sejumlah perlengkapan rumah, seperti [[mangkuk]] [[keramik]], [[mata panah]], [[guci]], dan [[sendok]]<ref name=papan/>.
Ketika ditemukan, candi ini telah runtuh. Pemugaran dimulai 1987 dengan menyusun kembali dua candi utama. Pemugaran selesai 1992, dilanjutkan dengan pemugaran talud dan pagar. Selama pemugaran ditemukan arca Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Selain itu ditemukan satu arca Ganesha dan beberapa peripih kotak terbuat dari batu [[andesit]] dan batu putih. Dalam salah satu peripih terdapat lembaran-lembaran perak dan emas bertulisan, namun tulisan itu sudah tak terbaca. Mendampingi peripih ditemukan pula sejumlah perlengkapan rumah, seperti [[mangkuk]] [[keramik]], [[mata panah]], [[guci]], dan [[sendok]]<ref name=papan/>.


Pemujaan terhadap Wisnu merupakan keistimewaan kompleks candi ini. Umumnya, candi-candi Jawa Tengah memuja Dewa [[Syiwa]] atau bersifat Syiwaistis. Selain itu, [[punden berundak|struktur berundak]] dengan pusat pemujaan terletak paling timur juga tidak umum bagi candi-candi dari masa Medang, yang biasanya bangunan utamanya berada di pusat kompleks. Hanya Candi Ijo yang memiliki karakteristik sama. Struktur berundak ini dianggap sebagai ekspresi asli Indonesia. Corak sinkretik juga tampak dari pemujaan terhadap Dewi Sri.
Pemujaan terhadap Wisnu merupakan keistimewaan kompleks candi ini. Umumnya, candi-candi Jawa Tengah memuja Dewa [[Syiwa]] atau bersifat Syiwaistis. Selain itu, [[punden berundak|struktur berundak]] dengan pusat pemujaan terletak paling timur juga tidak umum bagi candi-candi dari masa Medang, yang biasanya bangunan utamanya berada di pusat kompleks. Hanya Candi Ijo yang memiliki karakteristik sama. Struktur berundak ini dianggap sebagai ekspresi asli Indonesia. Corak sinkretik juga tampak dari pemujaan terhadap Dewi Sri.


Candi ini mendapatkan nama 'barong' karena bangunan utama candi memiliki hiasan [[kala]] dan [[makara]] pada setiap relung seperti umumnya candi di Jawa, yang mirip dengan [[barong]].
Candi ini mendapatkan nama 'barong' karena bangunan utama candi memiliki hiasan [[kala]] dan [[makara]] pada setiap relung seperti umumnya candi di Jawa, yang mirip dengan [[barong]].
Baris 56: Baris 56:
{{Topik Yogyakarta}}
{{Topik Yogyakarta}}
{{Candi Hindu Indonesia}}
{{Candi Hindu Indonesia}}

{{arkeologi-stub}}
{{candi-stub}}
[[Kategori:Candi Hindu|Barong]]
[[Kategori:Candi Hindu|Barong]]
[[Kategori:Candi di Daerah Istimewa Yogyakarta|Barong]]
[[Kategori:Candi di Daerah Istimewa Yogyakarta|Barong]]


{{arkeologi-stub}}
{{candi-stub}}

Revisi per 8 April 2016 05.29

Candi Barong
Candi Barong dengan dua candi utama di atas teras.
Galat Lua: .
Informasi umum
Gaya arsitekturcandi
KotaDusun Candisari, Desa Sambirejo, Prambanan, Sleman, DIY
Negara Indonesia
RampungAbad ke-19/ke-10

Candi Barong adalah candi bercorak Hindu yang terletak di tenggara Kompleks Ratu Boko, Prambanan, Sleman, tepatnya di atas bukit di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini diperkirakan dibangun pada sekitar abad ke-9 dan ke-10, sebagai peninggalan Kerajaan Medang periode Mataram.

Tapak dan kompleks bangunan

Posisi candi berada di sisi tenggara kompleks Ratu Boko, agak di bawahnya namun masih dalam sistem perbukitan yang sama, perbukitan Batur Agung, pada ketinggian 199 m di atas permukaan laut. Di sisi barat daya, di bawah bukit, terletak Candi Banyunibo, suatu bangunan Buddhis. Pada posisi tenggara candi ini, berjarak sekitar 2 km, terletak Candi Ijo. Selain itu, terdapat pula di sekitarnya situs-situs arca Ganesha, Candi Miri, Candi Dawangsari, dan Candi Sumberwatu[1].

Kompleks candi ini memiliki pintu masuk di sebelah barat, lalu mengantar pada lahan berundak tiga. Teras pertama dan kedua sudah tidak ditemukan bangunan candi, meskipun terdapat sisa-sisa lantai atau umpak. Teras kedua merupakan area bukaan yang cukup luas. Sebelum memasuki teras tertinggi terdapat gerbang paduraksa kecil yang mengapit tangga naik.

Pada bagian teras tertinggi terdapat dua bangunan candi untuk pemujaan, diperkirakan kepada Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Masing-masing candi ini mempunyai ukuran kira-kira 8,18 m × 8,18 m dengan tinggi 9,05 m[1]. Bangunan candi-candi utama ini tidak mempunyai pintu masuk, sehingga upacara pemujaan diperkirakan dilakukan di luar bangunan.

Salah satu bangunan utama candi.

Ketika ditemukan, candi ini telah runtuh. Pemugaran dimulai 1987 dengan menyusun kembali dua candi utama. Pemugaran selesai 1992, dilanjutkan dengan pemugaran talud dan pagar. Selama pemugaran ditemukan arca Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Selain itu ditemukan satu arca Ganesha dan beberapa peripih kotak terbuat dari batu andesit dan batu putih. Dalam salah satu peripih terdapat lembaran-lembaran perak dan emas bertulisan, namun tulisan itu sudah tak terbaca. Mendampingi peripih ditemukan pula sejumlah perlengkapan rumah, seperti mangkuk keramik, mata panah, guci, dan sendok[1].

Pemujaan terhadap Wisnu merupakan keistimewaan kompleks candi ini. Umumnya, candi-candi Jawa Tengah memuja Dewa Syiwa atau bersifat Syiwaistis. Selain itu, struktur berundak dengan pusat pemujaan terletak paling timur juga tidak umum bagi candi-candi dari masa Medang, yang biasanya bangunan utamanya berada di pusat kompleks. Hanya Candi Ijo yang memiliki karakteristik sama. Struktur berundak ini dianggap sebagai ekspresi asli Indonesia. Corak sinkretik juga tampak dari pemujaan terhadap Dewi Sri.

Candi ini mendapatkan nama 'barong' karena bangunan utama candi memiliki hiasan kala dan makara pada setiap relung seperti umumnya candi di Jawa, yang mirip dengan barong.

Galeri

Referensi

  1. ^ a b c Papan informasi di gerbang kompleks candi

Lihat pula

Pranala luar