Lompat ke isi

Nirwana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
Baris 73: Baris 73:
Apakah lagi yang kuperlukan dari rakit yang dibuat dengan baik ini?
Apakah lagi yang kuperlukan dari rakit yang dibuat dengan baik ini?
Maka, hujanlah O langit, sesukamu!}}
Maka, hujanlah O langit, sesukamu!}}

== Moksa ==
[[Hinduisme]] juga menggunakan istilah 'Nirwana' sebagai sinonim untuk pemikiran tentang [[Moksa]], sebagaimana dibicarakan dalam beberapa tulisan [[tantra]] Hindu dan [[Bhagawad Gita]]. Sebaliknya, Buddhisme juga menggunakan istilah 'Moksa' (Pali: mokkha) untuk mendeskripsikan Nibbāna. Kendati demikian, konsep Nirwana antara agama Buddha dan Hindu tidak dapat disamaratakan. Penggunaan istilah ''mokkha'' yang ditujukan untuk pembebasan Nibbāna dapat ditemukan pada teks ''[[paritta]]'' pemujaan Buddha asal [[Sri Lanka]] yang berjudul "Puppha Pūjā"'':''<ref>{{Cite web|last=Anonymous|first=|title=Puppha Pūjā|url=http://www.chantpali.org/compact/puppha_puja_compact.html|website=Pali Compact View Chanting Guides|access-date=2023-04-24}}</ref>

{{Verse translation|Vaṇṇa gandha guṇopetaṃ,
etaṃ kusuma santatiṃ;

Pūjayāmi munindassa,
siripāda saroruhe;

Pūjemi buddhaṃ kusumenanena,
puññena metena ca hotu mokkhaṃ;

Pupphaṃ milāyāti yathā,
idaṃ me kāyo tathā yāti vināsa bhāvaṃ.|Berkualitas baik, harum, dan beraneka warna,
selama setumpuk bunga ini bertahan;

Saya memuja Sang Bijak Nan Suci,
pada telapak kaki-Nya yang berada di atas teratai;

Saya memuja Buddha dengan bunga ini,
dengan kebajikan ini semoga saya mencapai pembebasan (moksa);

Layaknya bunga-bunga ini yang akan layu,
demikian tubuhku ini akan mengalami kehancuran.}}Perbedaan mendasar antara Hinduisme dan Buddhisme dalam hal pembebasan akhir terdapat pada konsep-konsep kedua agama tersebut mengenai eksistensi jiwa (Pali: ''atta''; Sanskerta: ''atman''). Buddhisme menolak eksistensi jiwa atau roh yang permanen (Pali: ''[[anatta]]''; Sanskerta: ''anatman''), satu dari [[Tiga Corak Umum|Tiga Corak Utama]] (''tilakkhaṇa''). Dua corak yang lainnya adalah penderitaan (''[[dukkha]]'') dan ketidakkekalan (''[[anicca]]''). Dengan demikian, pencapaian Nibbāna menurut Buddhisme tidak melibatkan eksistensi jiwa kekal sebagaimana diyakini [[Hinduisme]].


== 33 Nama Nibbāna ==
== 33 Nama Nibbāna ==
Baris 143: Baris 118:


Ketika Pangeran [[Siddhartha Gautama]] mencapai Penerangan Sempurna dan menjadi seorang sammasambuddha, maka pada saat itu Dia mengalami ''saupadisesa nibbāna''. Ketika Buddha Gotama meninggal dunia pada usia 80 tahun di [[Kusinara]], maka Dia mencapai ''anupadisesa nibbāna.''
Ketika Pangeran [[Siddhartha Gautama]] mencapai Penerangan Sempurna dan menjadi seorang sammasambuddha, maka pada saat itu Dia mengalami ''saupadisesa nibbāna''. Ketika Buddha Gotama meninggal dunia pada usia 80 tahun di [[Kusinara]], maka Dia mencapai ''anupadisesa nibbāna.''

== Moksa ==
[[Hinduisme]] juga menggunakan istilah 'Nirwana' sebagai sinonim untuk pemikiran tentang [[Moksa]], sebagaimana dibicarakan dalam beberapa tulisan [[tantra]] Hindu dan [[Bhagawad Gita]]. Sebaliknya, Buddhisme juga menggunakan istilah 'Moksa' (Pali: mokkha) untuk mendeskripsikan Nibbāna. Kendati demikian, konsep Nirwana antara agama Buddha dan Hindu tidak dapat disamaratakan. Penggunaan istilah ''mokkha'' yang ditujukan untuk pembebasan Nibbāna dapat ditemukan pada teks ''[[paritta]]'' pemujaan Buddha asal [[Sri Lanka]] yang berjudul "Puppha Pūjā"'':''<ref>{{Cite web|last=Anonymous|first=|title=Puppha Pūjā|url=http://www.chantpali.org/compact/puppha_puja_compact.html|website=Pali Compact View Chanting Guides|access-date=2023-04-24}}</ref>

{{Verse translation|Vaṇṇa gandha guṇopetaṃ,
etaṃ kusuma santatiṃ;

Pūjayāmi munindassa,
siripāda saroruhe;

Pūjemi buddhaṃ kusumenanena,
puññena metena ca hotu mokkhaṃ;

Pupphaṃ milāyāti yathā,
idaṃ me kāyo tathā yāti vināsa bhāvaṃ.|Berkualitas baik, harum, dan beraneka warna,
selama setumpuk bunga ini bertahan;

Saya memuja Sang Bijak Nan Suci,
pada telapak kaki-Nya yang berada di atas teratai;

Saya memuja Buddha dengan bunga ini,
dengan kebajikan ini semoga saya mencapai pembebasan (moksa);

Layaknya bunga-bunga ini yang akan layu,
demikian tubuhku ini akan mengalami kehancuran.}}Perbedaan mendasar antara Hinduisme dan Buddhisme dalam hal pembebasan akhir terdapat pada konsep-konsep kedua agama tersebut mengenai eksistensi jiwa (Pali: ''atta''; Sanskerta: ''atman''). Buddhisme menolak eksistensi jiwa atau roh yang permanen (Pali: ''[[anatta]]''; Sanskerta: ''anatman''), satu dari [[Tiga Corak Umum|Tiga Corak Utama]] (''tilakkhaṇa''). Dua corak yang lainnya adalah penderitaan (''[[dukkha]]'') dan ketidakkekalan (''[[anicca]]''). Dengan demikian, pencapaian Nibbāna menurut Buddhisme tidak melibatkan eksistensi jiwa kekal sebagaimana diyakini [[Hinduisme]].


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==