Buisan: Perbedaan antara revisi
Naval Scene (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Naval Scene (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Sultan Buisan''' adalah penguasa keenam [[Kesultanan Maguindanao]], yang memerintah antara 1597-1619.<ref name="Ricklefs"/> |
'''Sultan Buisan''' adalah penguasa keenam [[Kesultanan Maguindanao]], yang memerintah antara 1597-1619.<ref name="Ricklefs"/><ref name="Donoso">{{cite book |
||
| title = Historia cultural de la lengua española en Filipinas: ayer y hoy |
|||
| author = Isaac Donoso |
|||
| url = https://books.google.co.id/books?id=Lm4yAgAAQBAJ&pg=PA200&dq=Kapitan+Buisan&hl=id&sa=X&ved=0CEwQuwUwBzgKahUKEwjEtfvr3ILJAhVSA44KHRuACBM#v=onepage&q=Kapitan%20Buisan&f=false |
|||
| page = 200 |
|||
| publisher = Verbum Editorial |
|||
| year = 2013 |
|||
| id = ISBN 8479628138, 9788479628130 |
|||
}}</ref> Ia kerap memerangi [[Spanyol]] dalam upayanya mengembangkan [[hegemoni kawasan|hegemoni]] Maguindanao atas wilayah kepulauan [[Bisaya]].<ref name="Ricklefs">{{cite book |
|||
| title = A New History of Southeast Asia |
| title = A New History of Southeast Asia |
||
| authors = [[M.C. Ricklefs]], Bruce Lockhart, Albert Lau, Portia Reyes, Maitrii Aung-Thwin |
| authors = [[M.C. Ricklefs]], Bruce Lockhart, Albert Lau, Portia Reyes, Maitrii Aung-Thwin |
||
Baris 7: | Baris 15: | ||
| year = 2010 |
| year = 2010 |
||
| id = ISBN 1137015543, 9781137015549 |
| id = ISBN 1137015543, 9781137015549 |
||
}}</ref> Selain gelar ''[[Sultan]]'', ia juga sering dituliskan dengan gelar ''[[Laksamana|Kapitan Laut]]'', ''[[Datu]]'',<ref name="Larousse"/> atau ''[[Kaicil]]''. |
}}</ref> Selain gelar ''[[Sultan]]'', ia juga sering dituliskan dengan gelar ''[[Laksamana|Kapitan Laut]]'',<ref name="Donoso"/> ''[[Datu]]'',<ref name="Larousse"/> atau ''[[Kaicil]]''. |
||
Buisan adalah anak dari [[Datu Bangkaya]], penguasa Maguindanao yang ketiga. Anak-anak Bangkaya adalah [[Dimasangcay]], [[Sarikula]], dan Buisan, yang berturut-turut menjadi penguasa sesudahnya.<ref name="Donoso"/> Buisan adalah ayah dari penguasa Maguindanao ketujuh, yaitu [[Muhammad Kudarat|Sultan Muhammad Dipatuan Kudarat]].<ref name="Ricklefs"/><ref name="Donoso"/> |
|||
Pada bulan Oktober 1609, Buisan memimpin pasukan berkekuatan kurang lebih 1.000 orang dengan 50 kapal perang untuk menyerang datu-datu pulau [[Leyte]].<ref name="Larousse"/> Setelah itu, ia kembali dan meminta agar mereka bersekutu dengannya, dan tidak dengan Spanyol.<ref name="Larousse"/> Banyak di antara para datu Leyte tersebut kemudian mengikat persekutuan dengannya, dengan menggelar upacara adat.<ref name="Larousse">{{cite book |
Pada bulan Oktober 1609, Buisan memimpin pasukan berkekuatan kurang lebih 1.000 orang dengan 50 kapal perang untuk menyerang datu-datu pulau [[Leyte]].<ref name="Larousse"/> Setelah itu, ia kembali dan meminta agar mereka bersekutu dengannya, dan tidak dengan Spanyol.<ref name="Larousse"/> Banyak di antara para datu Leyte tersebut kemudian mengikat persekutuan dengannya, dengan menggelar upacara adat.<ref name="Larousse">{{cite book |
Revisi per 9 November 2015 08.46
Sultan Buisan adalah penguasa keenam Kesultanan Maguindanao, yang memerintah antara 1597-1619.[1][2] Ia kerap memerangi Spanyol dalam upayanya mengembangkan hegemoni Maguindanao atas wilayah kepulauan Bisaya.[1] Selain gelar Sultan, ia juga sering dituliskan dengan gelar Kapitan Laut,[2] Datu,[3] atau Kaicil.
Buisan adalah anak dari Datu Bangkaya, penguasa Maguindanao yang ketiga. Anak-anak Bangkaya adalah Dimasangcay, Sarikula, dan Buisan, yang berturut-turut menjadi penguasa sesudahnya.[2] Buisan adalah ayah dari penguasa Maguindanao ketujuh, yaitu Sultan Muhammad Dipatuan Kudarat.[1][2]
Pada bulan Oktober 1609, Buisan memimpin pasukan berkekuatan kurang lebih 1.000 orang dengan 50 kapal perang untuk menyerang datu-datu pulau Leyte.[3] Setelah itu, ia kembali dan meminta agar mereka bersekutu dengannya, dan tidak dengan Spanyol.[3] Banyak di antara para datu Leyte tersebut kemudian mengikat persekutuan dengannya, dengan menggelar upacara adat.[3]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c M.C. Ricklefs, Bruce Lockhart, Albert Lau, Portia Reyes, Maitrii Aung-Thwin (2010). A New History of Southeast Asia. Palgrave Macmillan. hlm. 165. ISBN 1137015543, 9781137015549.
- ^ a b c d Isaac Donoso (2013). Historia cultural de la lengua española en Filipinas: ayer y hoy. Verbum Editorial. hlm. 200. ISBN 8479628138, 9788479628130.
- ^ a b c d William Larousse (2001). A Local Church Living for Dialogue: Muslim-Christian Relations in Mindanao-Sulu, Philippines : 1965-2000. 4 (edisi ke-berilustrasi). Gregorian Biblical BookShop. hlm. 69. ISBN 8876528792, 9788876528798.