Lompat ke isi

Gunung Nglanggeran: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
JayaGood (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 22: Baris 22:
}}
}}


'''Gunung Nglanggeran''' adalah sebuah [[gunung]] di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Indonesia]]. Gunung ini adalah satu-satunya gunung api purba di Yogyakarta yang terbentuk dari pembekuan magma yang terjadi kurang lebih 60 juta tahun yang lalu. Gunung Nglanggeran tersusun oleh batuan beku berupa andesit, lava dan breksi andesit.<ref name=nationalgeo>{{Cite web|url=http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/10/gunung-nglanggeran-gunung-api-purba-di-yogyakarta|title=Gunung Nglanggeran Gunung Api Purba di Yogyakarta|accessdate=6 Mei 2014|publisher= www.nationalgeographic.co.id}}</ref><ref name="travelkompas"></ref> Gunung ini terletak di [[Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul|Desa Nglanggeran]], [[Patuk, Gunung Kidul|Kecamatan Patuk]], [[Kabupaten Gunung Kidul]] yang berada pada deretan [[Pegunungan Sewu]].
'''Gunung Nglanggeran''' adalah sebuah [[gunung]] di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Indonesia]]. Gunung ini adalah satu-satunya gunung api purba di Yogyakarta yang terbentuk dari pembekuan magma yang terjadi kurang lebih 60 juta tahun yang lalu. Gunung Nglanggeran tersusun oleh batuan beku berupa andesit, lava dan breksi andesit.<ref name=nationalgeo>{{Cite web|url=http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/10/gunung-nglanggeran-gunung-api-purba-di-yogyakarta|title=Gunung Nglanggeran Gunung Api Purba di Yogyakarta|accessdate=6 Mei 2014|publisher= www.nationalgeographic.co.id}}</ref><ref name="travelkompas"/> Gunung ini terletak di [[Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul|Desa Nglanggeran]], [[Patuk, Gunung Kidul|Kecamatan Patuk]], [[Kabupaten Gunung Kidul]] yang berada pada deretan [[Pegunungan Sewu]].
<ref name="travelkompas">{{Cite web|url=http://travel.kompas.com/read/2013/10/18/2021458/Berwisata.ke.Desa.Nglanggeran|accessdate=6 Mei 2014|title=Berwisata ke Desa Nglanggeran|publisher= www.travel.kompas.com}}</ref><ref name=intisari>{{Cite web|url=http://intisari-online.com/read/bukit-nglanggeran-kutukan-dalang-bagi-yang-nglangger|accessdate=6 Mei 2014|title=Bukit Nglanggeran: Kutukan Dalang bagi Yang Nglangger|publisher= www.intisari-online.com}}</ref>
<ref name="travelkompas">{{Cite web|url=http://travel.kompas.com/read/2013/10/18/2021458/Berwisata.ke.Desa.Nglanggeran|accessdate=6 Mei 2014|title=Berwisata ke Desa Nglanggeran|publisher= www.travel.kompas.com}}</ref><ref name=intisari>{{Cite web|url=http://intisari-online.com/read/bukit-nglanggeran-kutukan-dalang-bagi-yang-nglangger|accessdate=6 Mei 2014|title=Bukit Nglanggeran: Kutukan Dalang bagi Yang Nglangger|publisher= www.intisari-online.com}}</ref>


== Legenda ==
== Legenda ==
Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak [[wayang]].<ref name=intisari></ref> Asal kata nglanggeran adalah ''nglanggar'' yang mempunyai arti melanggar.<ref name=intisari></ref> Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang [[dalang]] untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen.<ref name=intisari></ref> Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh.<ref name=intisari></ref> Mereka mencoba merusak wayang si dalang.<ref name=intisari></ref> Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran.<ref name=intisari></ref>
Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak [[wayang]].<ref name=intisari/> Asal kata nglanggeran adalah ''nglanggar'' yang mempunyai arti melanggar.<ref name=intisari/> Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang [[dalang]] untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen.<ref name=intisari/> Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh.<ref name=intisari/> Mereka mencoba merusak wayang si dalang.<ref name=intisari/> Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran.<ref name=intisari/>


Ada beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga.<ref name=nationalgeo></ref> Warga sekitar mengatakan bahwa menurut kepercayaan, Gunung Nglanggeran dijaga oleh [[Kyai Ongko Wijoyo]] serta tokoh pewayangan [[Punokawan]].<ref name=nationalgeo></ref> Pada [[malam tahun baru Jawa]] atau [[Jumat Kliwon]], beberapa orang memilih semedi di pucuk gunung.<ref name="travelkompas"></ref> Di Gunung Nglanggeran ini pula warga pernah menemukan arca mirip [[Ken Dedes]].<ref name="travelkompas"></ref>
Ada beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga.<ref name=nationalgeo/> Warga sekitar mengatakan bahwa menurut kepercayaan, Gunung Nglanggeran dijaga oleh [[Kyai Ongko Wijoyo]] serta tokoh pewayangan [[Punokawan]].<ref name=nationalgeo/> Pada [[malam tahun baru Jawa]] atau [[Jumat Kliwon]], beberapa orang memilih semedi di pucuk gunung.<ref name="travelkompas"/> Di Gunung Nglanggeran ini pula warga pernah menemukan arca mirip [[Ken Dedes]].<ref name="travelkompas"/>


== Karakteristik ==
== Karakteristik ==
Berdasarkan penelitian, gunung api ini merupakan gunung berapi aktif sekitar 60 juta tahun yang lalu lalu.<ref name=nationalgeo></ref> Gunung Nglanggeran berasal dari Gunung api dasar laut yang terangkat dan kemudian menjadi [[daratan]] jutaan tahun lalu.<ref name=intisari></ref> Gunung ini memiliki bebatuan besar yang menjulang tinggi sehingga biasanya digunakan sebagai jalur pendakian dan tempat untuk [[pertapaan]] warga.<ref name=nationalgeo></ref> Puncak gunung tersebut adalah [[Gunung Gedhe]] di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai 48 [[hektar]].<ref name="travelkompas"></ref>
Berdasarkan penelitian, gunung api ini merupakan gunung berapi aktif sekitar 60 juta tahun yang lalu lalu.<ref name=nationalgeo/> Gunung Nglanggeran berasal dari Gunung api dasar laut yang terangkat dan kemudian menjadi [[daratan]] jutaan tahun lalu.<ref name=intisari/> Gunung ini memiliki bebatuan besar yang menjulang tinggi sehingga biasanya digunakan sebagai jalur pendakian dan tempat untuk [[pertapaan]] warga.<ref name=nationalgeo/> Puncak gunung tersebut adalah [[Gunung Gedhe]] di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai 48 [[hektar]].<ref name="travelkompas"/>


== Perjalanan Menuju Puncak Nglanggeran ==
== Perjalanan Menuju Puncak Nglanggeran ==
[[Gambar:Sunrise di bukit nglanggeran.jpg|thumb|200 px|melihat matahari terbit dari Puncak Nglanggeran]]
[[Berkas:Sunrise di bukit nglanggeran.jpg|thumb|200 px|melihat matahari terbit dari Puncak Nglanggeran]]
Perjalanan menuju puncak gunung akan melewati jalanan tanah serta lorong-lorong bebatuan yang sempit.<ref name=harianjogja>{{Cite web|url=http://www.harianjogja.com/baca/2012/09/24/menepi-di-puncak-gunung-nglanggeran-332031|accessdate=12 Mei 2014|title=Menepi Di Puncak Gunung Nglanggeran|publisher= www.harianjogja.com}}</ref> Dengan jarak tempuh pendakian lebih kurang dua jam, wisatawan bisa menapaki puncak tertinggi gunung api purba itu.<ref name=cahaya>{{Cite web|url=http://travel.kompas.com/read/2009/08/02/09310519/Cahaya.di.Puncak.Gunung.Nglanggeran|accessdate=12 Mei 2014|title=Cahaya Di Puncak Gunung Nglanggeran|publisher= www.travel.kompas.com}}</ref> Apabila berangkat sore, wisatawan dapat menyaksikan matahari yang terbenam.<ref name=harianjogja></ref> Selain itu, pengunjung juga perlu menggunakan tali untuk mendaki bukit-bukit yang pendek.<ref name=harianjogja></ref> Ada papan petunjuk yang membuat wisatawan tidak mudah tersesat.<ref name=harianjogja></ref>
Perjalanan menuju puncak gunung akan melewati jalanan tanah serta lorong-lorong bebatuan yang sempit.<ref name=harianjogja>{{Cite web|url=http://www.harianjogja.com/baca/2012/09/24/menepi-di-puncak-gunung-nglanggeran-332031|accessdate=12 Mei 2014|title=Menepi Di Puncak Gunung Nglanggeran|publisher= www.harianjogja.com}}</ref> Dengan jarak tempuh pendakian lebih kurang dua jam, wisatawan bisa menapaki puncak tertinggi gunung api purba itu.<ref name=cahaya>{{Cite web|url=http://travel.kompas.com/read/2009/08/02/09310519/Cahaya.di.Puncak.Gunung.Nglanggeran|accessdate=12 Mei 2014|title=Cahaya Di Puncak Gunung Nglanggeran|publisher= www.travel.kompas.com}}</ref> Apabila berangkat sore, wisatawan dapat menyaksikan matahari yang terbenam.<ref name=harianjogja/> Selain itu, pengunjung juga perlu menggunakan tali untuk mendaki bukit-bukit yang pendek.<ref name=harianjogja/> Ada papan petunjuk yang membuat wisatawan tidak mudah tersesat.<ref name=harianjogja/>


== Pengembangan Wisata ==
== Pengembangan Wisata ==
[[Berkas:Embung nglanggeran.jpg|thumb|200 px|Embung Nglanggeran]]
[[Berkas:Embung nglanggeran.jpg|thumb|200 px|Embung Nglanggeran]]
Tahun [[1999]], obyek wisata ini dikelola [[Karang Taruna Bukit Putra Mandiri]] yang mengenakan tarif tiket Rp 500 per orang, namun fasilitasnya belum lengkap.<ref name="travelkompas"></ref> Mengingat banyaknya potensi budaya dan ekowisata di situs gunung api tersebut, tahun [[2008]] [Badan Pengelola Desa Wisata Nglanggeran mengambil alih pengelolaannya dan menambah berbagai fasilitas.<ref name="travelkompas"></ref>
Tahun [[1999]], obyek wisata ini dikelola [[Karang Taruna Bukit Putra Mandiri]] yang mengenakan tarif tiket Rp 500 per orang, namun fasilitasnya belum lengkap.<ref name="travelkompas"/> Mengingat banyaknya potensi budaya dan ekowisata di situs gunung api tersebut, tahun [[2008]] [Badan Pengelola Desa Wisata Nglanggeran mengambil alih pengelolaannya dan menambah berbagai fasilitas.<ref name="travelkompas"/>


Di sekitar Gunung Nglanggeran dapat dijumpai [[embung]] yang merupakan bangunan berupa kolam seperti [[telaga]] di ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut.<ref name="travelkompas"></ref> Embung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi itu berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di sekeliling embung.<ref name="travelkompas"></ref> Pada musim kemarau, para petani bisa memanfaatkan airnya untuk mengairi sawah.<ref name="travelkompas"></ref> Pengunjung bisa naik ke embung dengan tangga.<ref name="travelkompas"></ref> Sampai di sisi embung, pengunjung bisa melihat matahari terbenam dan melihat gunung api purba di seberang embung.<ref name="travelkompas"></ref>
Di sekitar Gunung Nglanggeran dapat dijumpai [[embung]] yang merupakan bangunan berupa kolam seperti [[telaga]] di ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut.<ref name="travelkompas"/> Embung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi itu berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di sekeliling embung.<ref name="travelkompas"/> Pada musim kemarau, para petani bisa memanfaatkan airnya untuk mengairi sawah.<ref name="travelkompas"/> Pengunjung bisa naik ke embung dengan tangga.<ref name="travelkompas"/> Sampai di sisi embung, pengunjung bisa melihat matahari terbenam dan melihat gunung api purba di seberang embung.<ref name="travelkompas"/>


<ref name="sobatjogja.com">{{Cite web|url=http://sobatjogja.com/gunung-nglanggeran-terlelap-sebagai-merapi-purba/|accessdate=17 October 2014|title=Gunung Api Purba, Gunung Nglanggeran|publisher= www.sobatjogja.com}}</ref>Harga tiket masuk update 10 October 2014, untuk menikmati wisata alam Jogja ini, hanya sebesar 7.000 rupiah di pagi hari, 9.000 rupiah di malam hari, dan untuk wisatawan asing sebesar 12.000 rupiah saja. Kawasan wisata Gunung Api Purba, Nglanggeran ini dikelola secara resmi oleh Karang Taruna Desa Nglanggeran.<ref name="sobatjogja.com"></ref>
<ref name="sobatjogja.com">{{Cite web|url=http://sobatjogja.com/gunung-nglanggeran-terlelap-sebagai-merapi-purba/|accessdate=17 October 2014|title=Gunung Api Purba, Gunung Nglanggeran|publisher= www.sobatjogja.com}}</ref>Harga tiket masuk update 10 October 2014, untuk menikmati wisata alam Jogja ini, hanya sebesar 7.000 rupiah di pagi hari, 9.000 rupiah di malam hari, dan untuk wisatawan asing sebesar 12.000 rupiah saja. Kawasan wisata Gunung Api Purba, Nglanggeran ini dikelola secara resmi oleh Karang Taruna Desa Nglanggeran.<ref name="sobatjogja.com"/>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 5 Januari 2016 03.15

Gunung Nglanggeran
Panorama Puncak Gunung Nglanggeran
Titik tertinggi
Ketinggian700 m (2.300 ft)
Masuk dalam daftarRibu
Geografi
LetakDaerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia

Gunung Nglanggeran adalah sebuah gunung di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Gunung ini adalah satu-satunya gunung api purba di Yogyakarta yang terbentuk dari pembekuan magma yang terjadi kurang lebih 60 juta tahun yang lalu. Gunung Nglanggeran tersusun oleh batuan beku berupa andesit, lava dan breksi andesit.[1][2] Gunung ini terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul yang berada pada deretan Pegunungan Sewu. [2][3]

Legenda

Bukit Nglanggeran konon merupakan tempat menghukum warga desa yang ceroboh merusak wayang.[3] Asal kata nglanggeran adalah nglanggar yang mempunyai arti melanggar.[3] Pada ratusan tahun yang lalu, penduduk desa sekitar mengundang seorang dalang untuk mengadakan pesta syukuran hasil panen.[3] Akan tetapi para warga desa melakukan hal ceroboh.[3] Mereka mencoba merusak wayang si dalang.[3] Dalang murka dan mengutuk warga desa menjadi sosok wayang dan dibuang ke Bukit Nglanggeran.[3]

Ada beberapa bebatuan besar yang menurut cerita warga sekitar digunakan untuk tempat pertapaan warga.[1] Warga sekitar mengatakan bahwa menurut kepercayaan, Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyai Ongko Wijoyo serta tokoh pewayangan Punokawan.[1] Pada malam tahun baru Jawa atau Jumat Kliwon, beberapa orang memilih semedi di pucuk gunung.[2] Di Gunung Nglanggeran ini pula warga pernah menemukan arca mirip Ken Dedes.[2]

Karakteristik

Berdasarkan penelitian, gunung api ini merupakan gunung berapi aktif sekitar 60 juta tahun yang lalu lalu.[1] Gunung Nglanggeran berasal dari Gunung api dasar laut yang terangkat dan kemudian menjadi daratan jutaan tahun lalu.[3] Gunung ini memiliki bebatuan besar yang menjulang tinggi sehingga biasanya digunakan sebagai jalur pendakian dan tempat untuk pertapaan warga.[1] Puncak gunung tersebut adalah Gunung Gedhe di ketinggian sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai 48 hektar.[2]

Perjalanan Menuju Puncak Nglanggeran

melihat matahari terbit dari Puncak Nglanggeran

Perjalanan menuju puncak gunung akan melewati jalanan tanah serta lorong-lorong bebatuan yang sempit.[4] Dengan jarak tempuh pendakian lebih kurang dua jam, wisatawan bisa menapaki puncak tertinggi gunung api purba itu.[5] Apabila berangkat sore, wisatawan dapat menyaksikan matahari yang terbenam.[4] Selain itu, pengunjung juga perlu menggunakan tali untuk mendaki bukit-bukit yang pendek.[4] Ada papan petunjuk yang membuat wisatawan tidak mudah tersesat.[4]

Pengembangan Wisata

Embung Nglanggeran

Tahun 1999, obyek wisata ini dikelola Karang Taruna Bukit Putra Mandiri yang mengenakan tarif tiket Rp 500 per orang, namun fasilitasnya belum lengkap.[2] Mengingat banyaknya potensi budaya dan ekowisata di situs gunung api tersebut, tahun 2008 [Badan Pengelola Desa Wisata Nglanggeran mengambil alih pengelolaannya dan menambah berbagai fasilitas.[2]

Di sekitar Gunung Nglanggeran dapat dijumpai embung yang merupakan bangunan berupa kolam seperti telaga di ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut.[2] Embung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi itu berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di sekeliling embung.[2] Pada musim kemarau, para petani bisa memanfaatkan airnya untuk mengairi sawah.[2] Pengunjung bisa naik ke embung dengan tangga.[2] Sampai di sisi embung, pengunjung bisa melihat matahari terbenam dan melihat gunung api purba di seberang embung.[2]

[6]Harga tiket masuk update 10 October 2014, untuk menikmati wisata alam Jogja ini, hanya sebesar 7.000 rupiah di pagi hari, 9.000 rupiah di malam hari, dan untuk wisatawan asing sebesar 12.000 rupiah saja. Kawasan wisata Gunung Api Purba, Nglanggeran ini dikelola secara resmi oleh Karang Taruna Desa Nglanggeran.[6]

Referensi

  1. ^ a b c d e "Gunung Nglanggeran Gunung Api Purba di Yogyakarta". www.nationalgeographic.co.id. Diakses tanggal 6 Mei 2014. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l "Berwisata ke Desa Nglanggeran". www.travel.kompas.com. Diakses tanggal 6 Mei 2014. 
  3. ^ a b c d e f g h "Bukit Nglanggeran: Kutukan Dalang bagi Yang Nglangger". www.intisari-online.com. Diakses tanggal 6 Mei 2014. 
  4. ^ a b c d "Menepi Di Puncak Gunung Nglanggeran". www.harianjogja.com. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 
  5. ^ "Cahaya Di Puncak Gunung Nglanggeran". www.travel.kompas.com. Diakses tanggal 12 Mei 2014. 
  6. ^ a b "Gunung Api Purba, Gunung Nglanggeran". www.sobatjogja.com. Diakses tanggal 17 October 2014.