Upa-upa: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Simartampua (bicara | kontrib) baru |
Simartampua (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{image|Berkas:Upa1- |
{{image|Berkas:Upa1-640x330.jpg|250 px|thumbnail|Persiapan acara Mangupa Pengantin Mandailing}} |
||
'''Upa-Upa''' atau '''Mangupa''' adalah Upacara adat dalam kehidupan masyarakat [[Mandailing]] yang lahir dari penghayatan leluhur masyarakat |
'''Upa-Upa''' atau '''Mangupa''' adalah Upacara adat dalam kehidupan masyarakat [[Mandailing]] yang lahir dari penghayatan leluhur masyarakat Mandailing terhadap keberadaan zat yang gaib, yang berkuasa, yang mengatur alam semesta, termasuk kehidupan manusia agar keselamatan dan kesuksesan mudah untuk tercapai.<ref>{{cite book |title = Linguistik Indonesia |publisher = Yayasan Obor Indonesia |page =76}}</ref> |
||
Upacara Mangupa diadakan pada acara pernikahan, Anak yang baru lahir, sambutan kepada tamu besar, memasuki Rumah baru dan orang yang baru terkena musibah. |
Upacara Mangupa diadakan pada acara pernikahan, Anak yang baru lahir, sambutan kepada tamu besar, memasuki Rumah baru dan orang yang baru terkena musibah. |
Revisi per 8 April 2016 07.37
Upa-Upa atau Mangupa adalah Upacara adat dalam kehidupan masyarakat Mandailing yang lahir dari penghayatan leluhur masyarakat Mandailing terhadap keberadaan zat yang gaib, yang berkuasa, yang mengatur alam semesta, termasuk kehidupan manusia agar keselamatan dan kesuksesan mudah untuk tercapai.[1]
Upacara Mangupa diadakan pada acara pernikahan, Anak yang baru lahir, sambutan kepada tamu besar, memasuki Rumah baru dan orang yang baru terkena musibah.
Prana Luar
- Bupati Madina saksikan Upa-upa Dzulmi Eldin
- Upacara Mangupa haroan boru atau Patobang anak:Nasehat Sakral bagi pasangan pengantin di tapanuli selatan, Sumatera Utara
Referensi
- ^ Linguistik Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. hlm. 76.