Kontroversi muncul ketika penjadwalan tidak adil memaksa beberapa tim untuk bermain dua kali sehari. Sebagian besar tim tidak senang dengan keputusan [[Federasi Bulu Tangkis Dunia]], termasuk [[Tim nasional bulu tangkis Indonesia|tim Piala Uber Indonesia]] yang mengancam untuk keluar dari turnamen karena urusan penjadwalan, memaksa penyelenggara untuk mengubah jadwal.<ref>{{cite news|url=http://thestar.com.my/sports/story.asp?file=/2008/5/11/sports/21219002&sec=sports|title=Be fair to everyone, team managers tell world body|publisher=The Star|date=11-05-2008|accessdate=13-05-2008}}</ref>
Kontroversi lain di turnamen adalah keputusan dari [[Tim nasional bulu tangkis Korea Selatan|tim Piala Thomas Korea]] untuk menyia-nyiakan kedua pertandingan grup mereka untuk mendapatkan lawan yang lebih baik di babak sistem gugur. Mereka kalah 4-1 di kedua pertandingan grup melawan [[Tim nasional bulu tangkis Inggris|Inggris]] dan [[Tim nasional bulu tangkis Malaysia|Malaysia]] dan segera mengakui mereka bermain kehilangan gaya permainan.<ref>{{cite news|url=http://afp.google.com/article/ALeqM5gWQaWArVDofdTMIwGvZwiuTyQ9Ng|title=Controversy as Koreans admit throwing badminton match|publisher=AFP|date=12-05-2008|accessdate=13-05-2008}}</ref><ref>{{cite news|url=http://ca.reuters.com/article/sportsNews/idCAL1786543720080512|title=South Korea in losing play at Thomas Cup|publisher=[[Reuters]]|date=12-05-2008|accessdate=13-05-2008}}</ref> Namun , manajer Korea Selatan membantah kesalahan apapun pada mereka dan menyalahkan pada format pertandingan.<ref>{{cite news|url=http://thestar.com.my/sports/story.asp?file=/2008/5/13/sports/21226123&sec=sports|title=Badminton: Blame it on the format, says Korean manager|publisher=The Star|date=13-05-2008|accessdate=13-05-2008}}</ref> Kontroversi ini memaksa BWF untuk menguji kembali aturan dan format untuk turnamen mendatang.<ref>{{cite news|url=http://ca.reuters.com/article/sportsNews/idCASP28378820080513|title=Rules to be reassessed after South Korea throws matches|publisher=[[Reuters]]|date=12-05-2008|accessdate=13-05-2008}}</ref>
Kontroversi muncul ketika penjadwalan tidak adil memaksa beberapa tim untuk bermain dua kali sehari. Sebagian besar tim tidak senang dengan keputusan Federasi Bulu Tangkis Dunia, termasuk tim Piala Uber Indonesia yang mengancam untuk keluar dari turnamen karena urusan penjadwalan, memaksa penyelenggara untuk mengubah jadwal.[3]
Kontroversi lain di turnamen adalah keputusan dari tim Piala Thomas Korea untuk menyia-nyiakan kedua pertandingan grup mereka untuk mendapatkan lawan yang lebih baik di babak sistem gugur. Mereka kalah 4-1 di kedua pertandingan grup melawan Inggris dan Malaysia dan segera mengakui mereka bermain kehilangan gaya permainan.[4][5] Namun , manajer Korea Selatan membantah kesalahan apapun pada mereka dan menyalahkan pada format pertandingan.[6] Kontroversi ini memaksa BWF untuk menguji kembali aturan dan format untuk turnamen mendatang.[7]