Lompat ke isi

LRT Sumatera Selatan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Arisdp (bicara | kontrib)
Jayakarta (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 27: Baris 27:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[Berkas:Palembang LRT Map 1.1.png|jmpl|300px|Peta Jaringan LRT Palembang]]
Pada awalnya Palembang merencanakan membangun [[Monorel]] dari Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II ke Kompleks Olahraga Jakabaring sebagai alternatif transportasi umum karena berdasar penelitian yang ada, kota Palembang akan mengalami macet total pada 2019 mendatang.<ref>[http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/04/14/n415kn-pemprov-sumsel-dan-bappenas-bahas-monorel-palembang Pemprov Sumsel dan Bappenas Bahas Monorel Palembang]</ref>
Pada awalnya Palembang merencanakan membangun [[Monorel]] dari Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II ke Kompleks Olahraga Jakabaring sebagai alternatif transportasi umum karena berdasar penelitian yang ada, kota Palembang akan mengalami macet total pada 2019 mendatang.<ref>[http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/04/14/n415kn-pemprov-sumsel-dan-bappenas-bahas-monorel-palembang Pemprov Sumsel dan Bappenas Bahas Monorel Palembang]</ref>



Revisi per 6 September 2016 10.20

Palembang LRT
Info
Pemilik-
WilayahPalembang, Indonesia
JenisAngkutan cepat, Transportasi umum
Jumlah jalur1 dalam kota
Jumlah stasiun13 (+1 depo)
Penumpang harian-
Kantor pusat-
Operasi
Dimulai2018
OperatorKereta Api Indonesia
Waktu antara-
Teknis
Panjang sistem24,5 km (rencana)
Lebar sepur1067
Listrik1.500 V DC

Palembang Light Rail Transit atau disingkat Palembang LRT adalah sebuah sistem MassTransit dengan kereta api ringan (LRT) yang sedang dibangun di Palembang, Indonesia dan menghubungkan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Kompleks Olahraga Jakabaring.

Sejarah

Berkas:Palembang LRT Map 1.1.png
Peta Jaringan LRT Palembang

Pada awalnya Palembang merencanakan membangun Monorel dari Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II ke Kompleks Olahraga Jakabaring sebagai alternatif transportasi umum karena berdasar penelitian yang ada, kota Palembang akan mengalami macet total pada 2019 mendatang.[1]

Dalam rangka menyambut Asian Games 2018 di Palembang, rencana pembangunan Monorel tersebut kemudian dibatalkan karena kesulitan mencari investor yang dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu serta proyek dianggap kurang menguntungkan. Monorel kemudian diganti dengan LRT yang dianggap lebih efektif. Proyek senilai 7,2 trilyun rupiah ini diminta dibiayai oleh Pemerintah Pusat melalui APBN dan penugasan konstruksi pada BUMN.[2][3]

Presiden Joko Widodo kemudian menandatangani Perpres Nomor 116 Tahun 2015 tentang percepatan penyelenggaraan kereta api ringan di Sumatera Selatan tanggal 20 Oktober 2015. Menurut Perpres, pemerintah menugaskan kepada PT Waskita Karya Tbk untuk membangun prasarana LRT meliputi jalur termasuk konstruksi jalur layang, stasiun dan fasilitas operasi. Pendanaan proyek di 2016 akan dibiayai PT Waskita Karya. Selanjutnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan mengalokasikan anggaran pembiayaan proyek tersebut pada APBN 2017 dan 2018.[4][5]

Stasiun

Ada 13 Stasiun pada jalur Palembang LRT ini dan 1 Depo

Stasiun Keterangan
Bandara SMB II
Asrama Haji
Telkom
RSUD
Polda
Demang Lebar Daun
Palembang Icon
Dishub Kominfo
Pasar Cinde
Ampera
Gubernur Bastari
Jakabaring
OPI Mall
Depo LRT

Referensi