Kukang: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Menambah: th:ลิงลม |
k Robot: Cosmetic changes |
||
Baris 16: | Baris 16: | ||
| binomial_authority = ([[Pieter Boddaert|Boddaert]], 1785) |
| binomial_authority = ([[Pieter Boddaert|Boddaert]], 1785) |
||
}} |
}} |
||
'''Kukang''' |
'''Kukang'''—kadang-kadang disebut pula '''malu-malu'''—adalah jenis primata yang bergerak lambat. Warna rambutnya beragam, dari kelabu keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman. Pada punggung terdapat garis coklat melintang dari belakang hingga dahi, lalu bercabang ke dasar telinga dan mata. Berat tubuh 0,375-0,9 kg, panjang tubuh dewasa 19-30 cm. |
||
Di Indonesia, satwa ini dapat ditemukan di Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Satwa ini menjadi incaran untuk dijadikan hewan peliharaan. |
Di Indonesia, satwa ini dapat ditemukan di Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Satwa ini menjadi incaran untuk dijadikan hewan peliharaan. |
||
Baris 22: | Baris 22: | ||
Undang-undang Indonesia melindungi satwa ini berdasarkan UU RI No.5 Tahun 1990. Status CITES: Appendix II/Tahun 2001, status IUCN: Rentan (Vulnerable)/Tahun 2002. |
Undang-undang Indonesia melindungi satwa ini berdasarkan UU RI No.5 Tahun 1990. Status CITES: Appendix II/Tahun 2001, status IUCN: Rentan (Vulnerable)/Tahun 2002. |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Fauna Indonesia]] |
||
[[cs:Outloň váhavý]] |
[[cs:Outloň váhavý]] |
Revisi per 14 Februari 2008 03.54
Malu-malu | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Nycticebus Boddaert, 1785
|
Spesies: | N. coucang
|
Nama binomial | |
Nycticebus coucang (Boddaert, 1785)
|
Kukang—kadang-kadang disebut pula malu-malu—adalah jenis primata yang bergerak lambat. Warna rambutnya beragam, dari kelabu keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman. Pada punggung terdapat garis coklat melintang dari belakang hingga dahi, lalu bercabang ke dasar telinga dan mata. Berat tubuh 0,375-0,9 kg, panjang tubuh dewasa 19-30 cm.
Di Indonesia, satwa ini dapat ditemukan di Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Satwa ini menjadi incaran untuk dijadikan hewan peliharaan.
Undang-undang Indonesia melindungi satwa ini berdasarkan UU RI No.5 Tahun 1990. Status CITES: Appendix II/Tahun 2001, status IUCN: Rentan (Vulnerable)/Tahun 2002.