Lompat ke isi

Petis: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Petis dikenali bukan sahaja di indonesia
Wie146 (bicara | kontrib)
kembalikan teks terdahulu, sunting bahasa, +pic, +refs
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Petis.JPG|jmpl|Petis udang]]
[[Berkas:Petis.JPG|thumb|250px|Petis udang]]
[[Berkas:Sambal petis untuk ikan bolu di Parepare.JPG|thumb|200px|Sambal petis]]
'''Petis''' adalah [[masakan Indonesia]] dan Malaysia yang dibuat dari produk sampingan dari perbulan ikan yang dijual matang dalam jumlah besar (biasanya dari ikan [[pindang]], [[kupang (makanan)|kupang]], atau [[udang]]) cairan sisa pe rebusan ikan dipanasi hingga cairan kuah menjadi kental seperti [[saus]] yang lebih padat. Dalam pengolahan selanjutnya, petis ditambah [[gula batok]]. Ini menyebabkan warnanya menjadi cokelat pekat cenderung hitam dan rasanya manis. Petis udang dikenal sebagi masakan khas [[Sidoarjo]].
'''Petis''' adalah komponen dalam [[masakan Indonesia]] (dan juga Malaysia) yang dibuat dari produk sampingan [[pengolahan makanan]] berkuah (biasanya dari [[pindang]] [[ikan]], [[kupang (makanan)|kupang]], atau [[udang]]) yang dipanasi hingga cairan kuah menjadi kental seperti [[saus]] yang lebih padat. Dalam pengolahan selanjutnya, petis ditambah [[karamel]] [[gula batok]]. Ini menyebabkan warnanya menjadi cokelat pekat cenderung hitam dan rasanya manis. Petis biasanya digunakan sebagai bahan penyedap makanan.


[[Thomas Stamford Raffles|Raffles]], Gubernur-Letnan yang berkuasa di [[Jawa]] pada masa penjajahan [[Inggris]] (1811-1816), menulis bahwa petis biasa diolah orang Jawa dari cairan sisa pengolahan udang; dan di wilayah pedalaman, dari pengolahan daging [[kerbau]].<ref>{{aut|[[Thomas Stamford Raffles|Raffles, T.S.]]}} 1817. ''The History of Java''. [https://books.google.co.id/books?id=9OldAAAAcAAJ&pg=PA99#v=onepage&q&f=false v. '''I''': 99]. London :Black, Parbury & Allen.</ref> Petis udang dikenal sebagai bumbu masakan khas [[Sidoarjo]], walaupun industrinya terdapat di mana-mana di [[Jawa Timur]]. Termasuk pula di Desa [[Gumeng, Bungah, Gresik|Gumeng]], Kecamatan [[Bungah, Gresik|Bungah]], [[Gresik]].<ref name=kompas/>
Selain udang dan kupang, di ([[Boyolali]]), [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]], yang diketahui merupakan wilayah penghasil produk berbahan baku [[sapi]] seperti [[susu]] segar, [[dendeng (makanan)|dendeng]], [[abon (makanan)|abon]], kulit dan [[rambak (makanan)|rambak]] ([[Rambak petis|kerupuk yang dibuat dari kulit sapi]]), dikenal juga petis sapi. Yaitu petis yang terbuat dari hasil sampingan dalam proses pembuatan dendeng dan abon sapi. Aroma 'amis' petis yang dihasilkan tentu berbeda antara petis udang, petis kupang, dengan petis sapi.


Dari Jawa Timur dikenal pula petis madura, yang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri karena rasanya yang cenderung asin, mempunyai tampilan yang cenderung cerah dan warnanya lebih merah kecoklatan. Petis madura yang populer adalah petis ikan [[tuna]] dan petis ''lorjuk'', yakni sejenis kerang pipih panjang dari marga ''Solen''. Petis madura banyak dihasilkan, untuk menyebut beberapa, dari Kecamatan [[Galis, Pamekasan|Galis]] (misalnya Desa [[Konang, Galis, Pamekasan|Konang]]) dan Kec. [[Pasean, Pamekasan|Pasean]], [[Pamekasan]], dan juga dari [[Sampang]].<ref name=kompas>Kompas: [http://travel.kompas.com/read/2013/10/03/0908487/Kisah.Ting-ting.Terbang.ke.Jeddah ''Kisah "Ting-ting" Terbang ke Jeddah'']. Artikel Kompas.com - 03/10/2013, 09:08 WIB, diakses 16/I/2018</ref>
Berbeda dengan [[terasi (makanan)|terasi]] yang dikenal dan dikonsumsi oleh penduduk Asia Tenggara umumnya, petis tampaknya hanya dikenal di Indonesia dan Malaysia. Di Malaysia, ianya juga dikenali sebagai otak udang. Hampir semua negara di [[Asia tenggara]], seperti Indonesia, [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Thailand]], [[Vietnam]], [[Filipina]] mengenal terasi dengan variasi bentuk sediaan, kering, basah atau setengah basah, dan nama. Namun aroma yang keluar dari terasi hasil olahan negara-negara tersebut sama.


Selain itu, di ([[Boyolali]]), [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]], yang diketahui merupakan wilayah penghasil produk berbahan baku [[sapi]] seperti [[susu]] segar, [[dendeng (makanan)|dendeng]], [[abon (makanan)|abon]], kulit dan [[rambak (makanan)|rambak]] ([[Rambak petis|kerupuk yang dibuat dari kulit sapi]]), dikenal juga petis sapi. Yaitu petis yang terbuat dari hasil sampingan dalam proses pembuatan dendeng dan abon sapi. Aroma 'amis' petis yang dihasilkan tentu berbeda antara petis udang, petis kupang, dengan petis sapi.
Petis biasa dipakai sebagai [[penyedap]] (''seasoning'') pada beberapa makanan seperti [[rujak]] ([[cingur]], [[gobet]], manis), [[kupang lontong]] ([[Sidoarjo]]), [[Semanggi (makanan)|semanggi]] ([[Surabaya]]), [[lontong balap]] ([[Wonokromo]], nama daerah di [[Surabaya]]), [[tahu campur]] ([[Lamongan]]), [[tahu tek]] ([[Lamongan]]), atau [[campor]] ([[Pulau Madura|Madura]]). [[Tahu petis]] di [[Surabaya]] termasuk hidangan yang favorit. Di Malaysia, petis sering ditambah pada masakan seperti Asam Laksa.


Berbeda dengan [[terasi (makanan)|terasi]] yang dikenal dan dikonsumsi oleh penduduk Asia Tenggara umumnya, petis nampaknya hanya dikenal di Indonesia dan juga [[Malaysia]]. Hampir semua negara di [[Asia tenggara]], seperti Indonesia, Malaysia, [[Singapura]], [[Thailand]], [[Vietnam]], [[Filipina]] mengenal terasi dengan aneka variasi bentuk sediaan, kering, basah atau setengah basah, dan nama. Namun aroma yang keluar dari terasi hasil olahan negara-negara tersebut sama.
di indonesia banyak macam petis yaitu petis udang, petis ikan tuna. petis lorjuk dll. di madura yang terkenal adalah petis ikan tuna dan petis lorjuk. Petis Madura merupakan produk unggulan khas pulau madura yang mana petis ini terbuat dari sari ikan pilihan dan di campur dengan rempah rempah pilihan berdasarkan resep asli madura.


Petis biasa dipakai sebagai [[penyedap]] (''seasoning'') pada beberapa makanan seperti [[rujak]] jawa timuran ([[rujak cingur|cingur]], [[rujak gobet|gobet]], manis), [[kupang lontong]] ([[Sidoarjo]]), [[Semanggi (makanan)|semanggi]] ([[Surabaya]]), [[lontong balap]] ([[Wonokromo]], Surabaya), [[tahu campur]] dan [[tahu tek]] ([[Lamongan]]), atau [[campor]] ([[Pulau Madura|Madura]]). [[Tahu petis]] di [[Surabaya]] termasuk hidangan favorit.
Petis Madura memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri yaitu rasanya cenderung asin, mempunya tampilan yang cenderung cerah dan warnanya lebih merah kecoklatan.


==Bahan bacaan==
Madura merupakan salah satu pulau penghasil '''Petis''' yang cukup terkenal. Bahan pangan yang biasa dijadikan sebagai bumbu rujak ini diproduksi di beberapa tempat. Di Pamekasan misalnya, pabrik Petis yang cukup terkenal ada di Desa Konang Kec. Galis, dan Kec. Pasean.
{{reflist}}


{{makanan-stub}}


[[Kategori:Penyedap makanan]]
[[Kategori:Penyedap makanan]]
[[Kategori:Boga bahari]]

Revisi per 16 Januari 2018 05.37

Petis udang
Sambal petis

Petis adalah komponen dalam masakan Indonesia (dan juga Malaysia) yang dibuat dari produk sampingan pengolahan makanan berkuah (biasanya dari pindang ikan, kupang, atau udang) yang dipanasi hingga cairan kuah menjadi kental seperti saus yang lebih padat. Dalam pengolahan selanjutnya, petis ditambah karamel gula batok. Ini menyebabkan warnanya menjadi cokelat pekat cenderung hitam dan rasanya manis. Petis biasanya digunakan sebagai bahan penyedap makanan.

Raffles, Gubernur-Letnan yang berkuasa di Jawa pada masa penjajahan Inggris (1811-1816), menulis bahwa petis biasa diolah orang Jawa dari cairan sisa pengolahan udang; dan di wilayah pedalaman, dari pengolahan daging kerbau.[1] Petis udang dikenal sebagai bumbu masakan khas Sidoarjo, walaupun industrinya terdapat di mana-mana di Jawa Timur. Termasuk pula di Desa Gumeng, Kecamatan Bungah, Gresik.[2]

Dari Jawa Timur dikenal pula petis madura, yang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri karena rasanya yang cenderung asin, mempunyai tampilan yang cenderung cerah dan warnanya lebih merah kecoklatan. Petis madura yang populer adalah petis ikan tuna dan petis lorjuk, yakni sejenis kerang pipih panjang dari marga Solen. Petis madura banyak dihasilkan, untuk menyebut beberapa, dari Kecamatan Galis (misalnya Desa Konang) dan Kec. Pasean, Pamekasan, dan juga dari Sampang.[2]

Selain itu, di (Boyolali), Jawa Tengah, Indonesia, yang diketahui merupakan wilayah penghasil produk berbahan baku sapi seperti susu segar, dendeng, abon, kulit dan rambak (kerupuk yang dibuat dari kulit sapi), dikenal juga petis sapi. Yaitu petis yang terbuat dari hasil sampingan dalam proses pembuatan dendeng dan abon sapi. Aroma 'amis' petis yang dihasilkan tentu berbeda antara petis udang, petis kupang, dengan petis sapi.

Berbeda dengan terasi yang dikenal dan dikonsumsi oleh penduduk Asia Tenggara umumnya, petis nampaknya hanya dikenal di Indonesia dan juga Malaysia. Hampir semua negara di Asia tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina mengenal terasi dengan aneka variasi bentuk sediaan, kering, basah atau setengah basah, dan nama. Namun aroma yang keluar dari terasi hasil olahan negara-negara tersebut sama.

Petis biasa dipakai sebagai penyedap (seasoning) pada beberapa makanan seperti rujak jawa timuran (cingur, gobet, manis), kupang lontong (Sidoarjo), semanggi (Surabaya), lontong balap (Wonokromo, Surabaya), tahu campur dan tahu tek (Lamongan), atau campor (Madura). Tahu petis di Surabaya termasuk hidangan favorit.

Bahan bacaan

  1. ^ Raffles, T.S. 1817. The History of Java. v. I: 99. London :Black, Parbury & Allen.
  2. ^ a b Kompas: Kisah "Ting-ting" Terbang ke Jeddah. Artikel Kompas.com - 03/10/2013, 09:08 WIB, diakses 16/I/2018