Lompat ke isi

Wamana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
CarsracBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: simple:Vamana
Indu (bicara | kontrib)
Baris 51: Baris 51:
[[es:Vamana]]
[[es:Vamana]]
[[fr:Vamana]]
[[fr:Vamana]]
[[hi:वामन् अवतार]]
[[it:Vamana]]
[[it:Vamana]]
[[ja:ヴァーマナ]]
[[ja:ヴァーマナ]]

Revisi per 7 Agustus 2008 23.37

Wamana
Dewa Hindu
Wamana sebagai 'Sang Hyang Triwikrama' digambarkan memiliki tiga kaki, satu berada di bumi, kaki yang terangkat berada di surga, dan yang ketiga di kepala Mahabali.
Awatara Wisnu
yang berwujud orang cebol
Ejaan Dewanagariवामन
GolonganAwatara Wisnu

Dalam agama Hindu, Wamana (Devanagari: वामन ; Vamana) adalah Awatara Wisnu yang kelima, turun pada masa Treta Yuga, sebagai putera Aditi, seorang Brahmana. Beliau (Batara Wisnu) turun ke dunia guna menegakkan kebenaran dan memberi pelajaran kepada raja Bali (Mahabali), seorang Asura, cucu dari Prahlada. Raja Bali telah merebut surga dari kekuasaan Dewa Indra, karena itu Wisnu turun tangan dan menjelma ke dunia, memberi hukuman pada Raja Bali. Wamana awatara dilukiskan sebagai Brahmana dengan raga anak kecil yang membawa payung. Wamana Awatara merupakan penjelmaan pertama Dewa Wisnu yang mengambil bentuk manusia lengkap, meskipun berwujud Brahmana mungil. Wamana kadang-kadang dikenal juga dengan sebutan Upendra.

Kisah Wamana Awatara

Kisah Wamana Awatara dimuat dalam kitab Bhagawata Purana. Menurut cerita dalam kitab, Wamana sebagai Brahmana cilik datang ke istana Raja Bali karena pada saat itu Raja Bali mengundang seluruh Brahmana untuk diberikan hadiah. Ia sudah dinasehati oleh Guru Sukracharya agar tidak memberikan hadiah apapun kepada Brahmana yang aneh dan lain daripada biasanya. Pada waktu pemberian hadiah, seorang Brahmana kecil muncul di antara Brahmana-Brahmana yang sudah tua-tua. Brahmana tersebut juga akan diberi hadiah oleh Bali.

Brahmana kecil itu meminta tanah seluas tiga jengkal yang diukur dengan langkah kakinya. Raja Bali pun takabur dan melupakan nasihat Guru Sukracharya. Ia menyuruh Brahmana kecil itu melangkah.

Pada waktu itu juga, Brahmana tersebut membesar dan terus membesar. Dengan ukurannya yang sangat besar, ia mampu melangkah di surga dan bumi sekaligus. Pada langkah yang pertama, ia menginjak surga. Pada langkah yang kedua, ia menginjak bumi. Pada langkah yang ketiga, ia menginjak kepala Raja Bali. Tamatlah riwayat Bali.

Tradisi dan pemujaan

Kisah Wamana Awatara dan Raja Bali diperingati setiap tahun pada perayaan Onam di Kerala (India). Di sana juga terdapat kuil yang khusus memuja beliau (Wamana). Selain di sana, beberapa kuil Wamana tersebar di India, salah satunya di Kanchipuram, dekat kuil Kamakshi.

Lihat pula

Pranala luar