Huang Yi-zhu: Perbedaan antara revisi
Baris 3: | Baris 3: | ||
==Informasi nama == |
==Informasi nama == |
||
*Nama Hokkien-Indonesia: '''Oei Ik-tjoe''' |
*Nama Hokkien-Indonesia: '''Oei Ik-tjoe''' |
||
*[[Pe̍h-ōe-jī]] [[Hokkien]]: '''N̂g E̍k-chū''' |
*[[Pe̍h-ōe-jī]] [[Hokkien]] : '''N̂g E̍k-chū''' (dialek Xiamen) / '''Ûiⁿ E̍k-chū''' (dialek Zhangzhou) |
||
*[[Hanzi]] : 黄奕住 |
*[[Hanzi]] : 黄奕住 |
||
==Kehidupan awal dan merantau ke Hindia Belanda == |
==Kehidupan awal dan merantau ke Hindia Belanda == |
||
Karena miskin, Huang Yi-zhu meninggalkan Fujian untuk bermigrasi ke [[Pulau Jawa]] saat berusia 20 tahun.<ref name="chinese-id">Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches, Leo Suryadinata. (1995). Institute of Southeast Asian Studies.p 112-113</ref> Di [[Semarang]], ia bekerja keras menjual berbagai barang serta properti, <ref name="chinese-id"/> dan membuka sebuah [[kedai kopi]].<ref name="chinabank">A History of Modern Shanghai Banking: The Rise and Decline of China's Finance Capitalism, Zhaojin Ji. M.E. Sharpe. (2003). p 128-129</ref> Ia masuk ke dalam bisnis impor gula ke berbagai negara dan berhasil menempatkan diri sebagai salah satu empat pengusaha gula terbesar di Jawa.<ref name="gulangyu"/> Pada tahun 1918 Huang kembali ke [[Gulangyu]], Xiamen. Sebelum meninggalkan Hindia Belanda, ia telah menanamkan satu juta saham di [[Overseas Chinese Bank]] di Singapura.<ref name="chinese-id"/> |
Karena miskin, Huang Yi-zhu meninggalkan Fujian untuk bermigrasi ke [[Pulau Jawa]] saat berusia 20 tahun.<ref name="chinese-id">Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches, Leo Suryadinata. (1995). Institute of Southeast Asian Studies.p 112-113</ref> Di [[Semarang]], ia bekerja keras menjual berbagai barang serta properti, <ref name="chinese-id"/> dan membuka sebuah [[kedai kopi]].<ref name="chinabank">A History of Modern Shanghai Banking: The Rise and Decline of China's Finance Capitalism, Zhaojin Ji. M.E. Sharpe. (2003). p 128-129</ref> Ia masuk ke dalam bisnis impor gula ke berbagai negara dan berhasil menempatkan diri sebagai salah satu empat pengusaha gula terbesar di Jawa.<ref name="gulangyu"/> Pada tahun 1918 Huang kembali ke [[Gulangyu]], Xiamen. Sebelum meninggalkan Hindia Belanda, ia telah menanamkan satu juta saham di [[Overseas Chinese Bank]] di Singapura.<ref name="chinese-id"/> |
Revisi per 13 Maret 2020 11.07
Huang Yi-zhu adalah pengusaha dan tokoh Tionghoa perantauan asal Propinsi Fujian, Republik Rakyat Tiongkok.[1]
Informasi nama
- Nama Hokkien-Indonesia: Oei Ik-tjoe
- Pe̍h-ōe-jī Hokkien : N̂g E̍k-chū (dialek Xiamen) / Ûiⁿ E̍k-chū (dialek Zhangzhou)
- Hanzi : 黄奕住
Kehidupan awal dan merantau ke Hindia Belanda
Karena miskin, Huang Yi-zhu meninggalkan Fujian untuk bermigrasi ke Pulau Jawa saat berusia 20 tahun.[2] Di Semarang, ia bekerja keras menjual berbagai barang serta properti, [2] dan membuka sebuah kedai kopi.[3] Ia masuk ke dalam bisnis impor gula ke berbagai negara dan berhasil menempatkan diri sebagai salah satu empat pengusaha gula terbesar di Jawa.[1] Pada tahun 1918 Huang kembali ke Gulangyu, Xiamen. Sebelum meninggalkan Hindia Belanda, ia telah menanamkan satu juta saham di Overseas Chinese Bank di Singapura.[2]
Bersama dengan saudaranya Huang Yilun dan putra tertuanya Huang Qinshu, serta banker Hu Bijiang, ia mendirikan sebuah bank, sistem pengairan, perusahaan telepon, dan perusahaan real estate di Xiamen.[1] Lewat perusahaan real estate-nya, Huang Ju De Tang, ia menginvestasikan lebih dari dua juta dolar di Gulangyu dan Xiamen. Di kawasan itu ia memiliki sebanyak 160 buah rumah dalam berbagai ukuran.[1]
The China and South Sea Bank (1921)
Dengan bantuan dari Hu Bijiang, China and South Sea Bank didirikan pada tahun 1921 dengan kapital 5 juta Yuan.[3] Huang menginvestasikan 3,5 juta Yuan dan Hu menambahkan sisanya dari berbagai sumber lain.[3] Sebagai bank investasi Tionghoa Perantauan, Pemerintah Beiyang memberikan hak khusus untuk mengeluarkan banknote.[3]
Villa Keluarga Huang
Huang Yi-zhu membeli sebuah industri milik Inggris di sebelah selatan "Foreigner's Football Street" di Gulangyu dan kemudian mendirikan sebuah villa mewah yang dijuluki "Villa Pertama di Tiongkok" (中国第一别墅).[1] Villa yang dinamakan "Villa Keluarga Huang" (黄家花园) itu terbagi atas tiga bangunan;bagian selatan, utara dan tengah, masing-masing terdiri dari 2 lantai. Di depan villa terbentang halaman yang luas.[1] Keseluruhan bangunannya terbuat dari stylobate setinggi 2 meter.[1]
Referensi
- ^ a b c d e f g The Values of Gulangyu World Cultural Heritage, Qing Mei. Springer Nature.p 34-35
- ^ a b c Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches, Leo Suryadinata. (1995). Institute of Southeast Asian Studies.p 112-113
- ^ a b c d A History of Modern Shanghai Banking: The Rise and Decline of China's Finance Capitalism, Zhaojin Ji. M.E. Sharpe. (2003). p 128-129