Lompat ke isi

Abdullah bin Muhsin al-Attas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Moentatoz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Moentatoz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8: Baris 8:


=== Masa kecil ===
=== Masa kecil ===
Ia lahir di Haurah, sebuah desa di daerah al-Kasri, [[Hadramaut]] pada 17 April 1849 M atau bertepatan pada tanggal 23 Jumadilawal 1265 H<ref>Mauladdawilah, Abdul Qadir Umar (2011). ''17 Habaib Berpengaruh di Indonesia''. Malang: Pustaka Bayan.</ref>.
Ia lahir di Haurah, sebuah desa di daerah al-Kasri, [[Hadramaut]] pada 17 April 1849 M atau bertepatan pada tanggal 23 Jumadilawal 1265 H. Sejak kecil ia dikenal sebagai pribadi yang pintar, ia berguru pada Syeikh Umar bin Faraj bin Sabbah untuk urusan agama dan al-Quran. Beberapa waktu kemudian, ayahnya, mengirimkan Habib Abdullah ke guru-guru lain yang terkenal di Hadramaut seperti Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Thalib al-Attas, Habib Sholeh bin Abdullah al-Attas, Habib Abdullah bin Alwi al-Aydrus, dan guru-guru lainnya<ref name=":0">Mauladdawilah, Abdul Qadir Umar (2011). ''17 Habaib Berpengaruh di Indonesia''. Malang: Pustaka Bayan.</ref>.

Pada tahun 1282 H atau saat berusia 18 tahun, Habib Abdullah pergi berhaji ke tanah suci, selain itu ia juga menyempatkan untuk mengunjungi dan berguru pada ulama-ulama di Kota [[Mekkah]] dan [[Madinah]]. Sepulang berhaji, ia meneruskan kegiatan belajarnya pada ulama-ulama yang berada di kota [[Tarim]], [[Hadramaut]] dan sekitarnya, sebelum akhirnya memutuskan untuk berhaji kembali setahun setelahnya/tahun 1283 H<ref name=":0" />.

=== Hijrah ke Nusantara ===
Dalam haji keduanya pada tahun 1283 H atau bertepatan pada tahun 1866 M, Habib Abdullah mendapat sebuah mimpi, tak ada sumber yang jelas yang menerangkan isi mimpi tersebut namun sehari setelahnya Habib Abdullah memutuskan untuk hijrah ke [[Nusantara]]. Habib Abdullah berlayar hingga akhirnya berlabuh di [[Kota Pekalongan]], ia kemudian melanjutkan perjalanan ke [[Jakarta]] menemui Habib Ahmad bin Hamzah al-Attas [[Pekojan, Tambora, Jakarta Barat|Pekojan]] dan menjadi santri.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 17 Mei 2020 17.30

Abdullah bin Muhsin
Al-Habib Abdullah bin Muhsin al-Attas
NamaAbdullah bin Muhsin
NasabJalur ayah: Abdullah bin Muhsin bin Muhammad bin Muhsin bin Husein bin Umar bin Abdurrahman al-Attas bin Agil bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghayur bin Muhammad al-Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali' Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa Ar-Rumiy bin Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy bin Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Hussein dari Fatimah az-Zahra Putri Rasulullah SAW
Nisbahal-Attas Keramat Empang
KebangsaanIndonesia
JabatanDa'i

Al-Habib Abdullah bin Muhsin al-Attas atau yang juga dikenal sebagai Habib Keramat Empang (lahir di al-Kasri Hadramaut 17 April 1849 M/23 Jumadilawal 1265 H) adalah seorang ulama yang aktif mengembangkan ajaran agama Islam di daerah Empang, Bogor, Jawa Barat.

Riwayat Hidup

Masa kecil

Ia lahir di Haurah, sebuah desa di daerah al-Kasri, Hadramaut pada 17 April 1849 M atau bertepatan pada tanggal 23 Jumadilawal 1265 H. Sejak kecil ia dikenal sebagai pribadi yang pintar, ia berguru pada Syeikh Umar bin Faraj bin Sabbah untuk urusan agama dan al-Quran. Beberapa waktu kemudian, ayahnya, mengirimkan Habib Abdullah ke guru-guru lain yang terkenal di Hadramaut seperti Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Thalib al-Attas, Habib Sholeh bin Abdullah al-Attas, Habib Abdullah bin Alwi al-Aydrus, dan guru-guru lainnya[1].

Pada tahun 1282 H atau saat berusia 18 tahun, Habib Abdullah pergi berhaji ke tanah suci, selain itu ia juga menyempatkan untuk mengunjungi dan berguru pada ulama-ulama di Kota Mekkah dan Madinah. Sepulang berhaji, ia meneruskan kegiatan belajarnya pada ulama-ulama yang berada di kota Tarim, Hadramaut dan sekitarnya, sebelum akhirnya memutuskan untuk berhaji kembali setahun setelahnya/tahun 1283 H[1].

Hijrah ke Nusantara

Dalam haji keduanya pada tahun 1283 H atau bertepatan pada tahun 1866 M, Habib Abdullah mendapat sebuah mimpi, tak ada sumber yang jelas yang menerangkan isi mimpi tersebut namun sehari setelahnya Habib Abdullah memutuskan untuk hijrah ke Nusantara. Habib Abdullah berlayar hingga akhirnya berlabuh di Kota Pekalongan, ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta menemui Habib Ahmad bin Hamzah al-Attas Pekojan dan menjadi santri.

Referensi

  1. ^ a b Mauladdawilah, Abdul Qadir Umar (2011). 17 Habaib Berpengaruh di Indonesia. Malang: Pustaka Bayan.