Lompat ke isi

Museum Abdul Djalil: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Ahmad.baddawi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 1: Baris 1:
'''Museum Abdul Djalil''' Menepati bangunan baru dengan gaya arsitektur modern, yang di bangun di atas tanah seluas 4000 m2 di Komp. Akademi Militer bagian Angkatan Darat
'''Museum Abdul Djalil''' Menepati bangunan baru dengan gaya arsitektur modern, yang di bangun di atas tanah seluas 4000 m2 di Komp. Akademi Militer bagian Angkatan Darat


Jl. Gatot subroto wilayah [[Kota Magelang|Magelang]] [[Jawa Tengah]]. Musium ini didirikan pada tanggal 4 Oktober 1964 dan di resmikan oleh Gubernur A.M.N. Pada waktu itu dengan nama Museum Dharma Bhakti Taruna, pada tanggal 5 Oktober 1966 di ganti menjadi Museum Taruna, kemudian pada tanggal 10 November 1975 menjadi Abdul Djalil ( seorang taruna yang meninggal pada waktu latihanKoleksi Museum Abdul Djalil terdiri dari beberapa jenis persenjataan, dan barang-barang kemiliteran lannya. Waktu Kujungan MuseumSenin sampai Kamis pukul 07.30 sampai13.00, Jum'at: Pukul 07.30 sampai 10.00, dan Sabtu sampaiMinggu Pukul 7.30 sampai12.00. Jarak dari Bandara Udara Achmad Yani sekitar 40 Km, dari Terminal Bus Magelang sekitar 3 Km. dari Stasiun KA Tawang  Semarang sekitar 32 Km, dan dari Pelabuhan Laut Tanjungmas Semarang  sekitar <ref>{{Cite book|title=Direktori Museum Indonesia|last=|first=Sekertariat Direktorat Jedral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan|date=2012|publisher=Sekertariat Direktorat Jedral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=|location=Jakarta|pages=369-370|url-status=live}}</ref>32 Km
Jl. Gatot subroto wilayah [[Kota Magelang|Magelang]] [[Jawa Tengah]]. Musium ini didirikan pada tanggal 4 Oktober 1964 dan di resmikan oleh Gubernur A.M.N. Pada waktu itu dengan nama Museum Dharma Bhakti Taruna, pada tanggal 5 Oktober 1966 di ganti menjadi Museum Taruna, kemudian pada tanggal 10 November 1975 menjadi Abdul Djalil ( seorang taruna yang meninggal pada waktu latihanKoleksi Museum Abdul Djalil terdiri dari beberapa jenis persenjataan, dan barang-barang kemiliteran lannya. Waktu Kujungan Museum Senin sampai Kamis pukul 07.30 sampai 13.00, Jum'at: Pukul 07.30 sampai 10.00, dan Sabtu sampaiMinggu Pukul 7.30 sampai12.00. Jarak dari Bandara Udara Achmad Yani sekitar 40 Km, dari Terminal Bus Magelang sekitar 3 Km. dari Stasiun KA Tawang  Semarang sekitar 32 Km, dan dari Pelabuhan Laut Tanjungmas Semarang  sekitar <ref>{{Cite book|title=Direktori Museum Indonesia|last=|first=Sekertariat Direktorat Jedral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan|date=2012|publisher=Sekertariat Direktorat Jedral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=|location=Jakarta|pages=369-370|url-status=live}}</ref>32 Km


== Rujukan ==
== Rujukan ==

Revisi per 19 Juni 2020 13.08

Museum Abdul Djalil Menepati bangunan baru dengan gaya arsitektur modern, yang di bangun di atas tanah seluas 4000 m2 di Komp. Akademi Militer bagian Angkatan Darat

Jl. Gatot subroto wilayah Magelang Jawa Tengah. Musium ini didirikan pada tanggal 4 Oktober 1964 dan di resmikan oleh Gubernur A.M.N. Pada waktu itu dengan nama Museum Dharma Bhakti Taruna, pada tanggal 5 Oktober 1966 di ganti menjadi Museum Taruna, kemudian pada tanggal 10 November 1975 menjadi Abdul Djalil ( seorang taruna yang meninggal pada waktu latihanKoleksi Museum Abdul Djalil terdiri dari beberapa jenis persenjataan, dan barang-barang kemiliteran lannya. Waktu Kujungan Museum Senin sampai Kamis pukul 07.30 sampai 13.00, Jum'at: Pukul 07.30 sampai 10.00, dan Sabtu sampaiMinggu Pukul 7.30 sampai12.00. Jarak dari Bandara Udara Achmad Yani sekitar 40 Km, dari Terminal Bus Magelang sekitar 3 Km. dari Stasiun KA Tawang  Semarang sekitar 32 Km, dan dari Pelabuhan Laut Tanjungmas Semarang  sekitar [1]32 Km

Rujukan

  1. ^ Direktori Museum Indonesia. Jakarta: Sekertariat Direktorat Jedral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. hlm. 369–370. 

Pranala luar