Feisal Tanjung: Perbedaan antara revisi
kategori Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS |
<ref> Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS |
||
Baris 68: | Baris 68: | ||
# Prada Mami (Kodam XVII), putra daerah |
# Prada Mami (Kodam XVII), putra daerah |
||
# Prada Derek Vugu (Kodam XVII), putra daerah |
# Prada Derek Vugu (Kodam XVII), putra daerah |
||
# [[Hendro Subroto]] (TVRI), wartawan perang |
# [[Hendro Subroto]] (TVRI), wartawan perang <ref>Usamah Hisyam (Ketua Tim Penyusun), Feisal Tanjung:Terbaik untuk rakyat, terbaik bagi ABRI, Jakarta: Dharmapena, 1999</ref> |
||
=== Dewan Kehormatan Militer=== |
=== Dewan Kehormatan Militer=== |
||
Nama Komandan Seskoad Mayjen TNI Feisal Tanjung mulai menjadi pembicaraan hangat setelah memimpin DKM (Dewan Kehormatan Militer) untuk tragedi [[Santa Cruz]] di [[Timor Leste]] tahun [[1991]]. Penunjukan Feisal Tanjung oleh Presiden [[Soeharto]] saat itu membuat heran banyak orang karena saat itu KSAD [[Edi Sudrajat]] tidak menyodorkan namanya sebagai calon ketua DKM. Hasil rekomendasi DKM yang paling nyata adalah pencopotan Mayjen TNI [[Sintong Panjaitan]] - salah satu perwira yang bersinar saat itu - dari jabatan Pangdam Udayana. Selain itu juga diberhentikannya Brigjen [[Rudolf Warouw]] dari Panglima Komando Pelaksana Operasi Timor Timur serta Kapten [[Choki Aritonang]] dan beberapa bawahannya sebagai perwira pelaksana di lapangan. Semuanya dicopot sebagai reaksi pemerintah memenuhi tuntutan internasional akan penanggungjawab terjadinya kerusuhan di [[Santa Cruz]] Timor Timur yang mencoreng citra RI masa itu. |
Nama Komandan Seskoad Mayjen TNI Feisal Tanjung mulai menjadi pembicaraan hangat setelah memimpin DKM (Dewan Kehormatan Militer) untuk tragedi [[Santa Cruz]] di [[Timor Leste]] tahun [[1991]]. Penunjukan Feisal Tanjung oleh Presiden [[Soeharto]] saat itu membuat heran banyak orang karena saat itu KSAD [[Edi Sudrajat]] tidak menyodorkan namanya sebagai calon ketua DKM. Hasil rekomendasi DKM yang paling nyata adalah pencopotan Mayjen TNI [[Sintong Panjaitan]] - salah satu perwira yang bersinar saat itu - dari jabatan Pangdam Udayana. Selain itu juga diberhentikannya Brigjen [[Rudolf Warouw]] dari Panglima Komando Pelaksana Operasi Timor Timur serta Kapten [[Choki Aritonang]] dan beberapa bawahannya sebagai perwira pelaksana di lapangan. Semuanya dicopot sebagai reaksi pemerintah memenuhi tuntutan internasional akan penanggungjawab terjadinya kerusuhan di [[Santa Cruz]] Timor Timur yang mencoreng citra RI masa itu. |
Revisi per 21 Juli 2020 15.08
Feisal Tanjung | |
---|---|
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Republik Indonesia ke-5 | |
Masa jabatan 14 Maret 1998 – 21 Mei 1998 | |
Presiden | Soeharto |
Pengganti Petahana | |
Masa jabatan 21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999 | |
Presiden | Baharuddin Jusuf Habibie |
Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ke-11 | |
Masa jabatan 21 Mei 1993 – 12 Februari 1998 | |
Presiden | Soeharto |
Informasi pribadi | |
Lahir | Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatra Utara, Hindia Belanda | 17 Juni 1939
Meninggal | 18 Februari 2013 Jakarta, Indonesia | (umur 73)
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Non partisipan |
Suami/istri | dr. Masrowida Lubis |
Hubungan |
|
Anak |
|
Alma mater | Akademi Militer Nasional (1961) |
Pekerjaan | Tentara |
Penghargaan sipil | ICSA Awards 2008 |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1961–1998 |
Pangkat | Jenderal TNI |
Satuan | Infanteri (Kopassus) |
Pertempuran/perang |
|
Sunting kotak info • L • B |
Jenderal TNI (Purn.) Feisal Edno Tanjung (17 Juni 1939 – 18 Februari 2013), putra ke-5 dari Amin Husin Abdul Mun'im dan Siti Rawani Hutagalung, adalah salah satu tokoh militer Indonesia. Feisal adalah alumni dari Akademi Militer Nasional Angkatan 1961. Seorang perwira yang memiliki pengalaman di bidang tempur, teritorial dan pendidikan. Awal kariernya banyak dihabiskan di pasukan khusus; Grup Sandhi Yudha RPKAD (sekarang Kopassus) dan kemudian di Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad.
Nama
Putra ke-5 dari 10 bersaudara dari pasangan Amin Husin Abdul Mun’im Tanjung dan Siti Rawani Hutagalung. Nama tengah "Edno" pada namanya disesuaikan dengan urutan kelahirannya (E adalah huruf ke-5 alfabet). Nama keluarga "Tanjung" bukan nama yang dibawa dari lahir. Tapi baru diadopsi ketika saudara tertua Feisal mulai memasuki bangku perkuliahan.
Karier militer
Ekspedisi Lembah X
Pada tahun 1969 Pierre Dominique Gaisseau, menemui Panglima Kodam XVII/Tjenderawasih, Brigjen TNI Sarwo Edhie Wibowo, dengan maksud meminta izin untuk melakukan dokumentasi di sebuah lembah terasing di Irian Jaya.
Untuk mendampingi Gaisseau dan kru televisi NBC Amerika, dibentuklah tim ekspedisi yang terdiri dari gabungan personil RPKAD, Kodam XVII/Tjenderawasih dan TVRI:
- Kapten Inf Feisal Edno Tanjung (RPKAD), komandan tim
- Kapten Azhim Zahif (Kodam XVII), wakil komandan tim
- Kapten Cdm Dr. Bondan Haryono (RPKAD), perwira kesehatan
- Kapten Drs. Hadiritma (RPKAD), perwira sosial budaya
- Lettu Inf Sintong Panjaitan (RPKAD) perwira operasi
- Lettu Czi Agung Harmono (Kodam XVII), perwira zeni
- Capa Marwoto (RPKAD), perwira perhubungan
- Sersan Mayor Suparmin (RPKAD), bintara logistik
- Koptu Solichin (RPKAD), penghubung
- Prada Mami (Kodam XVII), putra daerah
- Prada Derek Vugu (Kodam XVII), putra daerah
- Hendro Subroto (TVRI), wartawan perang [1]
Dewan Kehormatan Militer
Nama Komandan Seskoad Mayjen TNI Feisal Tanjung mulai menjadi pembicaraan hangat setelah memimpin DKM (Dewan Kehormatan Militer) untuk tragedi Santa Cruz di Timor Leste tahun 1991. Penunjukan Feisal Tanjung oleh Presiden Soeharto saat itu membuat heran banyak orang karena saat itu KSAD Edi Sudrajat tidak menyodorkan namanya sebagai calon ketua DKM. Hasil rekomendasi DKM yang paling nyata adalah pencopotan Mayjen TNI Sintong Panjaitan - salah satu perwira yang bersinar saat itu - dari jabatan Pangdam Udayana. Selain itu juga diberhentikannya Brigjen Rudolf Warouw dari Panglima Komando Pelaksana Operasi Timor Timur serta Kapten Choki Aritonang dan beberapa bawahannya sebagai perwira pelaksana di lapangan. Semuanya dicopot sebagai reaksi pemerintah memenuhi tuntutan internasional akan penanggungjawab terjadinya kerusuhan di Santa Cruz Timor Timur yang mencoreng citra RI masa itu.
Saat menjabat Panglima ABRI, terjadi friksi antara kubu Jenderal TNI Feisal Tanjung dan kubu Jenderal TNI R. Hartono (KSAD), juga adanya rumor penggolongan ABRI Hijau dan ABRI Merah Putih.
Riwayat Jabatan
Di bawah ini adalah karier Feisal Tanjung sejak di militer hingga memiliki jabatan di Kabinet Pembangunan VII:[2][3]
- Komandan Peleton (Danton) 1 Kompi 2 Kodam XV/Pattimura
- Komandan Kompi (Danki) Tanjung Batalyon 2 RPKAD
- Wakil Komandan Group I RPKAD
- Dosen Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat 1972
- Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 (Kasbrigif Linud) Kostrad
- Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17 (Danbrigif Linud) Kostrad
- Asisten Operasi Kepala Staf (Asops Kas) Kostrad
- Kepala Staf Komando Tempur Lintas Udara (Kaskopur Linud) Kostrad
- Panglima Komando Tempur Lintas Udara (Pangkopur Linud) Kostrad (Divisi Infanteri 1/Kostrad) 1981–1983
- Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpusenif) AD 1983–1985
- Panglima Kodam (Pangdam) VI/Tanjungpura 1985–1988
- Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Dan Seskoad) 1988–1992
- Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI 1992–1993
- Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia 1993–1998
- Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) dalam Kabinet Pembangunan VII masa kerja 14 Maret 1998 – 21 Mei 1998
- Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) dalam Kabinet Reformasi Pembangunan masa kerja 21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999
Tanda jasa
- Bintang Republik Indonesia Utama
- Bintang Mahaputera Adipradana
- Bintang Dharma
- Bintang Yudha Dharma Pratama
- Bintang Kartika Eka Paksi Utama
- Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
- Satya Lencana Dharma X
- Satya Lencana GOM III (RMS)
- Satya Lencana Wira Dharma / Dwikora
- Satya Lencana Dharma/Trikora
- Satya Lencana Penegak G30S/PKI
- Satya Lencana GOM IX/Raksasa Dharma
- Satya Lencana Kesetiaan VIII
- Satya Lencana Kesetiaan XVI
- Satya Lencana Kesetiaan XXIV
- Satya Lencana Kesetiaan XXXII
- Satya Lencana Seroja
- Satya Lencana Dwija Sistha
Tugas militer
- Operasi Masohi / RMS tahun 1963
- Operasi Trikora tahun 1963
- Operasi Dwikora tahun 1965
- Operasi G30S/PKI tahun 1965
- Operasi Wibawa OPM tahun 1967
- Team ICCS G IV tahun 1973
- Operasi Seroja Tim-Tim 1976
Menjadi Panglima ABRI
Feisal Tanjung yang saat itu menjadi Kepala Staf Umum (Kasum) ABRI sebelumnya tidak masuk prediksi sebagai calon Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia mengingat saat itu ada calon kuat lain, yakni Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar yang saat itu memegang jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Feisal Tanjung merupakan salah seorang perwira ABRI yang memegang jabatan tertinggi tanpa melalui jenjang KSAD. Sebelumnya, Jenderal TNI LB Moerdani juga melaju ke jabatan Panglima ABRI tanpa melalui jabatan KSAD, tetapi dari jabatan Asisten Intelijen Hankam/ABRI/Kopkamtib merangkap Wakil Kepala BAKIN.
Pernikahan
Jenderal TNI Feisal Tanjung memiliki seorang istri bernama dr. Masrowida Lubis dan dikaruniai 3 orang anak, yakni Astrid Tanjung, Yasser Tanjung, Yusuf Tanjung.
Kematian
Jenderal TNI Feisal Tanjung meninggal pada hari Senin tanggal 18 Februari 2013 di Jakarta dan Dimakamkan di TMP Kalibata.[4][5]
Referensi
- ^ Usamah Hisyam (Ketua Tim Penyusun), Feisal Tanjung:Terbaik untuk rakyat, terbaik bagi ABRI, Jakarta: Dharmapena, 1999
- ^ "Profil Menteri, Feisal Tanjung". Kepustakaan Presiden Republik Indonesia.
- ^ Iwan Santosa (18 Februari 2013). Robert Adhi Ksp, ed. "Rekaman Karier Feisal Tanjung". Kompas. Diakses tanggal 30 Oktober 2014.
- ^ Nur Alfiyah (18 Februari 2013). "Mantan Panglima ABRI Feisal Tanjung Meninggal". Tempo.co. Diakses tanggal 18 Februari 2013.
- ^ Rico Afdiro (18 Februari 2013). "Mendiang Feisal Tanjung dikenang sebagai senior yang baik". SindoNews.com. Diakses tanggal 18 Februari 2013.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Soesilo Soedarman |
Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan 1998–1999 |
Diteruskan oleh: Wiranto |
Jabatan militer | ||
Didahului oleh: Edi Sudradjat |
Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia 1993–1998 |
Diteruskan oleh: Wiranto |
Didahului oleh: Soedibyo Rahardjo |
Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Republik Indonesia 1992–1993 |
Diteruskan oleh: HBL Mantiri |
Didahului oleh: Darwanto |
Komandan Seskoad 1988-1992 |
Diteruskan oleh: Herman Musakabe |
Didahului oleh: Jabatan baru. Penggabungan Kodam IX/Mulawarman, Kodam X/Lambung Mangkurat dan Kodam XII/Tanjungpura menjadi Kodam VI/Tanjungpura |
Pangdam VI/Tanjungpura 1985–1988 |
Diteruskan oleh: Z.A. Maulani |
Didahului oleh: H. Simanjuntak |
Komandan Pussenif 1983–1985 |
Diteruskan oleh: Samsudin |
Didahului oleh: Edi Sudrajat |
Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad 1981–1983 |
Diteruskan oleh: Soegito |
- Kelahiran 1939
- Kematian 2013
- Meninggal usia 74
- Panglima Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura
- Menteri Indonesia
- Panglima Tentara Nasional Indonesia
- Tokoh suku Pesisir
- Tokoh Batak
- Tokoh dari Tarutung
- Tokoh dari Tapanuli Utara
- Marga Tanjung
- Tokoh Orde Baru
- Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad
- Komando Pasukan Khusus