Lompat ke isi

Tanda baca: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambah isi
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan jenjang Subbagian (Headline))
Baris 6: Baris 6:
Berikut ini merupakan tanda baca yang penting dan contoh penggunaannya:<ref>{{Cite book|date=2011|url=https://www.worldcat.org/oclc/746007965|title=Kajian bahasa, sastra, dan budaya Jawa : teori dan pembelajarannya|location=Mojosongo, Jebres, Surakarta|publisher=Pelangi Press|isbn=978-979-15331-6-4|edition=Cet. 1|others=Muhammad Rohmadi, Lili Hartono|oclc=746007965}}</ref>
Berikut ini merupakan tanda baca yang penting dan contoh penggunaannya:<ref>{{Cite book|date=2011|url=https://www.worldcat.org/oclc/746007965|title=Kajian bahasa, sastra, dan budaya Jawa : teori dan pembelajarannya|location=Mojosongo, Jebres, Surakarta|publisher=Pelangi Press|isbn=978-979-15331-6-4|edition=Cet. 1|others=Muhammad Rohmadi, Lili Hartono|oclc=746007965}}</ref>


==== Tanda Titik (.) ====
=== Tanda Titik (.) ===
* Tanda titik (.) digunakan pada akhir kalimat pernyataan.
* Tanda titik (.) digunakan pada akhir kalimat pernyataan.
Contoh:
Contoh:
Baris 41: Baris 41:
Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.
Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.


==== Tanda Koma (,) ====
=== Tanda Koma (,) ===
* Koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.
* Koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.
Contoh:
Contoh:
Jika kamu bukan hewan, jin, atau setan, maka dengarkan apa yang gurumu katakan.
Jika kamu bukan hewan, jin, atau setan, maka dengarkan apa yang gurumu katakan.


==== Tanda Titik Koma (;) ====
=== Tanda Titik Koma (;) ===


==== Tanda Titik Dua (:) ====
=== Tanda Titik Dua (:) ===
*Titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.
*Titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.
Contoh:
Contoh:
Saya adalah manusia; punya mata, telinga, hidung, kaki, tangan, dan rambut.
Saya adalah manusia; punya mata, telinga, hidung, kaki, tangan, dan rambut.


==== Tanda Hubung (-) ====
=== Tanda Hubung (-) ===
*Tanda (-) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu nilai.
*Tanda (-) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu nilai.
Contoh:
Contoh:
Kita harus pergi bersama-sama. Biar acara kita semakin seru.
Kita harus pergi bersama-sama. Biar acara kita semakin seru.


==== Tanda Pisah (--) ====
=== Tanda Pisah (--) ===


==== Tanda Tanya (?) ====
=== Tanda Tanya (?) ===
*Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.
*Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.
Contoh:
Contoh:
Hey friend, kamu mau ke mana besok malam?
Hey friend, kamu mau ke mana besok malam?


==== Tanda Seru (!) ====
=== Tanda Seru (!) ===
*Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.
*Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.
Contoh:
Contoh:
Baris 71: Baris 71:
(Tanda seru yang di pakai untuk memberi peringatan bahwa sesuatu itu tidak boleh di lakukan)
(Tanda seru yang di pakai untuk memberi peringatan bahwa sesuatu itu tidak boleh di lakukan)


==== Tanda Elipsis (...) ====
=== Tanda Elipsis (...) ===


==== Tanda Petik ("...") ====
=== Tanda Petik ("...") ===
*Tanda ("...") petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau percakapan dalam naskah drama.
*Tanda ("...") petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau percakapan dalam naskah drama.
Contoh:
Contoh:
Baris 82: Baris 82:
(Contoh tanda petik yang di pakai dalam dialog)
(Contoh tanda petik yang di pakai dalam dialog)


==== Tanda Petik Tunggal ('...') ====
=== Tanda Petik Tunggal ('...') ===
* Tanda petik tunggal (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.
* Tanda petik tunggal (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.
Contoh:
Contoh:
Apakah kamu sudah membaca puisi Arie Musthofa. Yang berjudul 'inikah yang dinamakan cinta'
Apakah kamu sudah membaca puisi Arie Musthofa. Yang berjudul 'inikah yang dinamakan cinta'


==== Tanda Kurung ((...)) ====
=== Tanda Kurung ((...)) ===
* Tanda kurung ((...)) berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui.
* Tanda kurung ((...)) berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui.
Contoh:
Contoh:
Baris 93: Baris 93:
Karena di persahabatan itu satu untuk semuanya.
Karena di persahabatan itu satu untuk semuanya.


==== Tanda Kurung Siku ([...]) ====
=== Tanda Kurung Siku ([...]) ===


==== Tanda Garis Miring / ====
=== Tanda Garis Miring / ===


==== Tanda Penyingkatan atau Apostrof (') ====
=== Tanda Penyingkatan atau Apostrof (') ===


== Format penulisan ==
== Format penulisan ==

Revisi per 24 Juni 2021 07.54

Tanda baca (atau pungtuasi) adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Bisa juga dikatakan bahwa pungtuasi adalah tanda grafis yang digunakan secara konvensional untuk memisahkan pelbagai bagian dari satuan bahasa tertulis.[1] Aturan tanda baca berbeda antarbahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.

Jenis tanda baca

Berikut ini merupakan tanda baca yang penting dan contoh penggunaannya:[2]

Tanda Titik (.)

  • Tanda titik (.) digunakan pada akhir kalimat pernyataan.

Contoh:

Mereka duduk di sana.
Mereka akan datang ke pertemuan itu.
  • Tanda titik (.) digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

Contoh:

a. 1. Patokan Umum
   1.1 Isi Karangan
   1.2 Ilustrasi
   1.2.1 Gambar Tangan
   1.2.2 Tabel
   1.2.3 Grafik
   2. Patokan Khusus
   ...
   ...
  • Tanda titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Contoh:

pukul 03.25.10 (pukul 3 lewat dua puluh lima menit 10 detik atau pukul 3, 25 menit, 10 detik)
03.25.10 jam   (3 jam, 25 menit, 10 detik)
00.25.10       (25 menit, 10 detik)
00.00.10       (10 detik)
  • Tanda titik (.) digunakan dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhiran dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.

Contoh:

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  • Tanda titik (.) digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

Contoh:

Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 jiwa.
Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.

Tanda Koma (,)

  • Koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.

Contoh:

            Jika kamu bukan hewan, jin, atau setan, maka dengarkan apa yang gurumu katakan.

Tanda Titik Koma (;)

Tanda Titik Dua (:)

  • Titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.

Contoh:

             Saya adalah manusia; punya mata, telinga, hidung, kaki, tangan, dan rambut.

Tanda Hubung (-)

  • Tanda (-) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu nilai.

Contoh:

              Kita harus pergi bersama-sama. Biar acara kita semakin seru.

Tanda Pisah (--)

Tanda Tanya (?)

  • Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.

Contoh:

             Hey friend, kamu mau ke mana besok malam?

Tanda Seru (!)

  • Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.

Contoh:

             Hey......., jangan lakukan itu!. 
             (Tanda seru yang di pakai untuk memberi peringatan bahwa sesuatu itu tidak boleh di lakukan)

Tanda Elipsis (...)

Tanda Petik ("...")

  • Tanda ("...") petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau percakapan dalam naskah drama.

Contoh:

             Arie: "hey," 
             Ririn: "hey juga.Gimana kabarmu?"
             Arie: "saya baik! Kamu?"
             Ririn: "alhamdulillah, saya juga baik"
            (Contoh tanda petik yang di pakai dalam dialog)

Tanda Petik Tunggal ('...')

  • Tanda petik tunggal (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.

Contoh:

            Apakah kamu sudah membaca puisi Arie Musthofa. Yang berjudul 'inikah yang dinamakan cinta'

Tanda Kurung ((...))

  • Tanda kurung ((...)) berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui.

Contoh:

             Kamu jangan egois (mementingkan diri sendiri). 
             Karena di persahabatan itu satu untuk semuanya.

Tanda Kurung Siku ([...])

Tanda Garis Miring /

Tanda Penyingkatan atau Apostrof (')

Format penulisan

Selain tanda baca, ada juga format penulisan yang cukup membantu untuk keperluan penulisan kalimat.

  • Cetak tebal, untuk menegaskan suatu kata atau kalimat yang sedang menjadi pembicaraan. Contoh: Buaya adalah reptil terbesar yang hidup di sungai dan rawa-rawa.
  • Cetak miring merupakan kata serapan di luar bahasa baku yang sedang digunakan. Contoh: Menjelang masa Pilkada, banyak calon yang sowan para kyai. Kata sowan diserap dari bahasa Jawa. Cetak miring juga digunakan untuk menuliskan judul lagu, buku, film, dan lain-lain. Contoh: Hantu Jeruk Purut adalah film bertema horor yang turut mewarnai perfilman nasional saat ini.
  • Garis bawah memiliki fungsi hampir sama seperti cetak tebal dan miring, ketika teknologi komputer belum sepesat sekarang. Seperti kita ketahui, mesin ketik generasi tua belum ada fasilitas cetak tebal dan miring. Tapi untuk masa sekarang, garis bawah tidak begitu jelas penggunaannya.

Referensi

  1. ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2021-05-19. 
  2. ^ Kajian bahasa, sastra, dan budaya Jawa : teori dan pembelajarannya. Muhammad Rohmadi, Lili Hartono (edisi ke-Cet. 1). Mojosongo, Jebres, Surakarta: Pelangi Press. 2011. ISBN 978-979-15331-6-4. OCLC 746007965. 

Pranala luar