Lompat ke isi

Teluk Dalam, Nias Selatan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Penggunaan kode HTML pada Wiki)
Herryz (bicara | kontrib)
Update informasi
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 7: Baris 7:
|penduduk =26129
|penduduk =26129
|penduduktahun=[[2021]]
|penduduktahun=[[2021]]
|pendudukref =<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=4 Agustus 2021|format=visual}}</ref>
|pendudukref =<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=26 Agustus 2021|format=visual}}</ref>
|nama camat =Dionisius Wau
|nama camat =Dionisius Wau
|kepadatan =622
|kepadatan =622
|provinsi =Sumatra Utara
|provinsi =Sumatra Utara
|kodepos =22865
}}
}}
'''Teluk Dalam''' adalah sebuah [[kecamatan]] yang juga menjadi [[ibukota]] dari Kabupaten Nias Selatan, provinsi [[Sumatra Utara]], [[Indonesia]]. Pada tahun [[2021]], jumlah penduduk Teluk Dalam sebanyak 26.129 [[jiwa]], dengan kepadatan 622 jiwa/km².<ref name="DUKCAPIL"/>
'''Teluk Dalam''' adalah sebuah [[kecamatan]] yang juga menjadi [[ibukota]] dari Kabupaten Nias Selatan, yang berada di ujung SSelatan pulau [[Pulau Nias|Nias]] provinsi [[Sumatra Utara]], [[Indonesia]]. Pada tahun [[2021]], jumlah penduduk Teluk Dalam sebanyak 26.129 [[jiwa]], dengan kepadatan 622 jiwa/km².<ref name="DUKCAPIL"/>


== Geografi ==
== Geografi ==
Baris 18: Baris 19:


== Nama ==
== Nama ==
Kata Teluk Dalam diambil dari nama Teluk di bagian selatan Pulau Nias yang kemudian juga menjadi nama Kota, nama Kecamatan dan sekaligus menjadi Ibu kota [[Kabupaten Nias]] Selatan. Dalam bahasa Nias Selatan, kota Teluk Dalam juga sering disebut sebagai Luahaziwara-wara yang artinya adalah tempat pertemuan seluruh penduduk Kecamatan Teluk Dalam setiap hari pekan dulunya.
Kata Teluk Dalam diambil dari nama Teluk di bagian selatan Pulau Nias yang kemudian juga menjadi nama Kota, nama Kecamatan dan sekaligus menjadi ibu kota [[Kabupaten Nias Selatan]]. Dalam bahasa Nias Selatan, kota Teluk Dalam juga sering disebut sebagai "Luahaziwara-wara" yang artinya adalah tempat pertemuan seluruh penduduk Kecamatan Teluk Dalam setiap hari pekan dulunya.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Baris 32: Baris 33:
Pada [[28 Maret]] [[2005]], Teluk Dalam dilanda [[Gempa bumi Sumatra Maret 2005|gempa bumi besar]] yang menyebabkan korban jiwa dan rusaknya beberapa situs-situs kuno di sana.
Pada [[28 Maret]] [[2005]], Teluk Dalam dilanda [[Gempa bumi Sumatra Maret 2005|gempa bumi besar]] yang menyebabkan korban jiwa dan rusaknya beberapa situs-situs kuno di sana.


== Tempat wisata ==
== Demografi ==
=== Suku ===
Teluk Dalam mempunyai beberapa tempat yang menjadi objek wisata, di antaranya [[pantai Sorake]], [[pantai Lagundri]] dan Desa [[Bawömataluo]] yang mempunyai banyak rumah-rumah adat tradisional Nias berusia ratusan tahun.
Penduduk asli atau suku yang mendiami pulau [[Pulau Nias|Nias]], termasuk [[Kabupaten Nias Selatan]] adalah suku [[Suku Nias|Nias]], demikian juga di kecamatan Teluk Dalam. Meski demikian, penduduk dari suku lain juga ada yang tinggal di kecamatan ini, termasuk suku [[Suku Batak|Batak]], khususnya [[Suku Batak Toba|Toba]]. Penduduk dari suku lainnya seperti [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Minangkabau|Minang]], [[Suku Aceh|Aceh]] juga beberapa yang tinggal di sini.<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.gurupendidikan.co.id/suku-nias/|title=Suku Nias – Rumah Adat, Bahasa, Kepercayaan, Marga, Asal Usul, Mata Pencaharian, Baju Adat, Alat Musik, Budaya, Makanan Dan Minuman|first=Samhis|last=Setiawan|website=www.gurupendidikan.co.id|accessdate=26 Agustus 2021}}</ref>


=== Bahasa ===
Peninggalan budaya masa lalu masih tetap dipertahankan di Kecamatan Teluk dalam. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya rumah-rumah tradisional di setiap desa. Omo Sebua (rumah raja) masih terdapat di beberapa desa seperti: Bawomatalou, Hilinawalo Fau, Onohondro dan Hilinawalo Mazino.Di desa-desa lain tidak ada lagi rumah raja karena terjadi kebakaran yang menghanguskan semua rumah. Tradisi [[lompat batu]], Fataele dan Maluaya (tari perang), Ho Ho, Mogaele dan lain-lain masih tetap dipertahankan dan dilestarikan.
Bahasa yang digunakan umumnya adalah [[Bahasa Nias|Nias]],selain dari bahasa resmi nasional yakni [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]. Masyarakat dari suku lain juga menggunakan bahasa mereka, seperti bahasa [[Bahasa Batak Toba|Batak Toba]], [[Bahasa Jawa|Jawa]] atau [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]], dan lainnya.<ref>{{cite web|url=https://northsumatrainvest.id/id/city/nias-selatan|title=Nias Selatan|website=www.northsumatrainvest.id|accessdate=26 Agustus 2021}}</ref>


Bahasa Nias, atau ''Li Niha'' dalam bahasa aslinya, adalah bahasa yang dapat dikategorikan sebagai bahasa yang unik di dunia karena setiap akhiran katanya berakhiran huruf vokal. Bahasa Nias mengenal enam huruf vokal, yaitu a, e, i, u, o dan ditambah dengan ö (dibaca dengan “e” seperti dalam penyebutan “enam” dan “pepaya”).<ref name="SUKU"/> Abjad Bahasa Nias huruf besar dan huruf kecil sebagai berikut :
== Demografi ==
Penduduk kecamatan Teluk Dalam umumnya adalah suku [[Suku Nias|Nias]], dan pendatang lainnya khususnya suku [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Jawa|Jawa]] dan [[Suku Minangkabau|Minangkabau]]. Mayoritas penduduk Teluk Dalam beragama [[Kristen]] yakni 91,30%, dimana [[Protestan]] 68,06% dan [[Katolik]] 23,24%. Sebagian lagi beragama [[Islam]] yakni 8,65% dan [[Agama Buddha|Buddha]] 0,05%.<ref name="DUKCAPIL"/> Agama Kristen Protestan di kecamatan Teluk Dalam sebagai mayoritas memiliki beberapa gereja, diantaranya BKPN ([[Banua Keriso Protestan]]) yang kantor pusatnya di Teluk Dalam, BNKP ([[Banua Niha Keriso Protestan]]), AFY ([[Angowuloa Fa'awosa kho Yesu]]), AMIN ([[Angowuloa Masehi Injili Nias]]), ONKP ([[Orahua Niha Keriso Protestan]]), [[BNKP]] Raya, [[Gereja Bethany]], [[HKBP]], [[Gereja Methodist]], [[Gereja Bala Keselamatan]], [[GPdI]], [[GBI]], [[GKII]] dan lain-lain. Umat Muslim memiliki 2 buah mesjid di Kelurahan Pasar Teluk Dalam (NU dan Muhammadiyah) dan 1 buah di desa Lagundri (NU).


Aa, Bb, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Őő, Pp, Rr, Ss, Tt, Uu, Ww, Ŵŵ, Yy, Zz,

=== Agama ===
Tahun 2021, jumlah penduduk kecamatan Teluk Dalam sebanyak 26.129 jiwa, dengan kepadatan 622 jiwa/km². Kemudian, persentasi penduduk kecamatan Teluk Dalam berdasarkan agama yang dianut yakni [[Kekristenan]] 91,30%, dimana [[Protestan]] 68,06% dan [[Katolik]] 23,24%. Sebagian lagi beragama [[Islam]] yakni 8,65% dan [[Agama Buddha|Buddha]] 0,05%.<ref name="DUKCAPIL"/>

Sementara untuk rumah ibadah yang terdapat di kecamatan Teluk Dalam yakni 217 gereja [[Protestan]], 8 gereja [[Katolik]] dan 3 masjid.<ref>{{cite web|url=https://niasselatankab.bps.go.id/statictable/2020/05/26/134/jumlah-tempat-peribadatan-menurut-kecamatan-di-kabupaten-nias-selatan-2018.html|title=Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Nias Selatan 2018|website=www.niasselatankab.bps.go.id|accessdate=26 Agustus 2021}}</ref> Agama Kristen Protestan di kecamatan Teluk Dalam sebagai mayoritas memiliki beberapa gereja, diantaranya BKPN ([[Banua Keriso Protestan]]) yang kantor pusatnya di Teluk Dalam, BNKP ([[Banua Niha Keriso Protestan]]), AFY ([[Angowuloa Fa'awosa kho Yesu]]), AMIN ([[Angowuloa Masehi Injili Nias]]), ONKP ([[Orahua Niha Keriso Protestan]]), [[BNKP]] Raya, [[Gereja Bethany]], [[HKBP]], [[Gereja Methodist Indonesia]], [[Gereja Bala Keselamatan]], [[GPdI]], [[GBI]], [[GKII]] dan lain-lain. Umat Muslim memiliki 2 buah mesjid di Kelurahan Pasar Teluk Dalam (NU dan Muhammadiyah) dan 1 buah di desa Lagundri (NU).

== Mata Pencaharian ==
Mata pencaharian penduduk Teluk Dalam adalah Petani, Nelayan,Tukang, Pedagang,PNS dan lain-lain. Produk pertanian yang dihasilkan: Beras, Kelapa(Kopra), Karet, Kokoa (Coklat) dan buah-buhan. Mangga Kweni atau yang lebih dikenal Kweni Teluk Dalam adalah salah satu produk andalan dimana kweni Teluk Dalam terkenal enak, harum dan tidak busuk.<ref>{{cite web|url=https://rri.co.id/gunung-sitoli/dinamika/1058092/musim-mangga-kweni-di-nias-selatan-pembeli-harus-pandai-memilih|title=Musim Mangga Kweni di Nias Selatan, Pembeli Harus Pandai Memilih|website=www.rri.co.id|accessdate=4 Agustus 2021}}</ref> Hasil Laut, yaitu Ikan, Udang, Kepiting, Lobster dan lain-lain.
Mata pencaharian penduduk Teluk Dalam adalah Petani, Nelayan,Tukang, Pedagang,PNS dan lain-lain. Produk pertanian yang dihasilkan: Beras, Kelapa(Kopra), Karet, Kokoa (Coklat) dan buah-buhan. Mangga Kweni atau yang lebih dikenal Kweni Teluk Dalam adalah salah satu produk andalan dimana kweni Teluk Dalam terkenal enak, harum dan tidak busuk.<ref>{{cite web|url=https://rri.co.id/gunung-sitoli/dinamika/1058092/musim-mangga-kweni-di-nias-selatan-pembeli-harus-pandai-memilih|title=Musim Mangga Kweni di Nias Selatan, Pembeli Harus Pandai Memilih|website=www.rri.co.id|accessdate=4 Agustus 2021}}</ref> Hasil Laut, yaitu Ikan, Udang, Kepiting, Lobster dan lain-lain.

== Tempat wisata ==
Teluk Dalam mempunyai beberapa tempat yang menjadi objek wisata, di antaranya [[pantai Sorake]], [[pantai Lagundri]] dan Desa [[Bawömataluo]] yang mempunyai banyak rumah-rumah adat tradisional Nias berusia ratusan tahun.

Peninggalan budaya masa lalu masih tetap dipertahankan di Kecamatan Teluk dalam. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya rumah-rumah tradisional di setiap desa. Omo Sebua (rumah raja) masih terdapat di beberapa desa seperti: Bawomatalou, Hilinawalo Fau, Onohondro dan Hilinawalo Mazino.Di desa-desa lain tidak ada lagi rumah raja karena terjadi kebakaran yang menghanguskan semua rumah. Tradisi [[lompat batu]], Fataele dan Maluaya (tari perang), Ho Ho, Mogaele dan lain-lain masih tetap dipertahankan dan dilestarikan.


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 46: Baris 61:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

* [http://niasisland.com/home/product_inq.php?caller=product&file_option=../home/data/place_to_visit_telukdalam.txt&menu_1=Place%20to%20Visit&menu_name_option=Gulf%20Dalam&i=last_objects_of_tourism_in_the_Gulf_In_the_niasisland.com|last objects of tourism in the Gulfi and the Nias island]
* [http://niasisland.com/home/product_inq.php?caller=product&file_option=../home/data/place_to_visit_telukdalam.txt&menu_1=Place%20to%20Visit&menu_name_option=Gulf%20Dalam&i=last_objects_of_tourism_in_the_Gulf_In_the_niasisland.com|last objects of tourism in the Gulfi and the Nias island]
* [http://tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/04/01/brk0.20050401-55,uk.html News about the earthquake in March 2005]
* [http://tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/04/01/brk0.20050401-55,uk.html News about the earthquake in March 2005]
Baris 53: Baris 67:
{{Teluk Dalam, Nias Selatan}}
{{Teluk Dalam, Nias Selatan}}
{{Kabupaten Nias Selatan}}
{{Kabupaten Nias Selatan}}



{{Authority control}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Nias]]
[[Kategori:Nias]]
[[Kategori:Ibu kota kabupaten di Sumatra Utara]]

Revisi per 26 Agustus 2021 06.12

Teluk Dalam
Negara Indonesia
ProvinsiSumatra Utara
KabupatenNias Selatan
Pemerintahan
 • CamatDionisius Wau
Populasi
 • Total26.129 jiwa
 • Kepadatan622/km2 (1,610/sq mi)
Kode pos
22865
Kode Kemendagri12.14.06 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1214030 Edit nilai pada Wikidata
Luas42,04 km²
Kepadatan622
Desa/kelurahan15 desa
1 kelurahan
Peta
PetaKoordinat: 0°33′59.91332″N 97°48′35.08009″E / 0.5666425889°N 97.8097444694°E / 0.5666425889; 97.8097444694

Teluk Dalam adalah sebuah kecamatan yang juga menjadi ibukota dari Kabupaten Nias Selatan, yang berada di ujung SSelatan pulau Nias provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Pada tahun 2021, jumlah penduduk Teluk Dalam sebanyak 26.129 jiwa, dengan kepadatan 622 jiwa/km².[1]

Geografi

Kecamatan Teluk Dalam terletak di ujung selatan Pulau Nias dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Amandraya dan Kecamatan Lahusa. Untuk mencapai Kota Teluk Dalam dapat ditempuh dengan perjalanan laut dari Sibolga selama 10-12 jam dengan perjalanan udara dari Medan selama 1 jam dengan Pesawat udara ke Binaka, kabupaten Nias dan dilanjutkan dengan perjalanan darat selama 3 jam.

Nama

Kata Teluk Dalam diambil dari nama Teluk di bagian selatan Pulau Nias yang kemudian juga menjadi nama Kota, nama Kecamatan dan sekaligus menjadi ibu kota Kabupaten Nias Selatan. Dalam bahasa Nias Selatan, kota Teluk Dalam juga sering disebut sebagai "Luahaziwara-wara" yang artinya adalah tempat pertemuan seluruh penduduk Kecamatan Teluk Dalam setiap hari pekan dulunya.

Sejarah

Nenek moyang penduduk Teluk Dalam dipercaya datang dari Gomo di bagian tengah pulau Nias. Sejak dahulu dikenal ada 4 Ori/negeri yang merupakan kesatuan kecil dari beberapa kampung atau banua. Ori ini dapat dibedakan dari kedekatan wilayah, asal usul keturunan, persamaan marga, kesamaan lafal atau logat bahasa dan pembentukan kampung baru dari kampung asal. Nama-nama ori tersebut adalah:

  1. Ori Maenamolo, 19 desa
  2. Öri Onolalu, 4 desa
  3. Ori Mazino, 7 desa
  4. Ori Toene asi, 8 desa

Di Kecamatan Teluk Dalam terdapat marga-marga yang khas dan tidak ada di kecamatan lain di pulau Nias seperti: Bago, Fau/Wau, Dakhi, Sarumaha, Hondro, Duha, Zamili, Harita, Gaho, Ziraluo, Bazikho, Nehe, Manao, Zagoto, Waoma, Sihura, Maduwu, Zagoto, Nakhe, Bali, Haria, Bohalima, Harimao, Lature, Moho, Loi, Luahambowo, Gowasa, Gaurifa, Gohae, Gumano, Ganumba, Zalogo, Bawaulu, Saota, Gari, Ge'e, Hawa dan lain lain.

Pada 28 Maret 2005, Teluk Dalam dilanda gempa bumi besar yang menyebabkan korban jiwa dan rusaknya beberapa situs-situs kuno di sana.

Demografi

Suku

Penduduk asli atau suku yang mendiami pulau Nias, termasuk Kabupaten Nias Selatan adalah suku Nias, demikian juga di kecamatan Teluk Dalam. Meski demikian, penduduk dari suku lain juga ada yang tinggal di kecamatan ini, termasuk suku Batak, khususnya Toba. Penduduk dari suku lainnya seperti Jawa, Minang, Aceh juga beberapa yang tinggal di sini.[2]

Bahasa

Bahasa yang digunakan umumnya adalah Nias,selain dari bahasa resmi nasional yakni Indonesia. Masyarakat dari suku lain juga menggunakan bahasa mereka, seperti bahasa Batak Toba, Jawa atau Minangkabau, dan lainnya.[3]

Bahasa Nias, atau Li Niha dalam bahasa aslinya, adalah bahasa yang dapat dikategorikan sebagai bahasa yang unik di dunia karena setiap akhiran katanya berakhiran huruf vokal. Bahasa Nias mengenal enam huruf vokal, yaitu a, e, i, u, o dan ditambah dengan ö (dibaca dengan “e” seperti dalam penyebutan “enam” dan “pepaya”).[2] Abjad Bahasa Nias huruf besar dan huruf kecil sebagai berikut :

Aa, Bb, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Őő, Pp, Rr, Ss, Tt, Uu, Ww, Ŵŵ, Yy, Zz,

Agama

Tahun 2021, jumlah penduduk kecamatan Teluk Dalam sebanyak 26.129 jiwa, dengan kepadatan 622 jiwa/km². Kemudian, persentasi penduduk kecamatan Teluk Dalam berdasarkan agama yang dianut yakni Kekristenan 91,30%, dimana Protestan 68,06% dan Katolik 23,24%. Sebagian lagi beragama Islam yakni 8,65% dan Buddha 0,05%.[1]

Sementara untuk rumah ibadah yang terdapat di kecamatan Teluk Dalam yakni 217 gereja Protestan, 8 gereja Katolik dan 3 masjid.[4] Agama Kristen Protestan di kecamatan Teluk Dalam sebagai mayoritas memiliki beberapa gereja, diantaranya BKPN (Banua Keriso Protestan) yang kantor pusatnya di Teluk Dalam, BNKP (Banua Niha Keriso Protestan), AFY (Angowuloa Fa'awosa kho Yesu), AMIN (Angowuloa Masehi Injili Nias), ONKP (Orahua Niha Keriso Protestan), BNKP Raya, Gereja Bethany, HKBP, Gereja Methodist Indonesia, Gereja Bala Keselamatan, GPdI, GBI, GKII dan lain-lain. Umat Muslim memiliki 2 buah mesjid di Kelurahan Pasar Teluk Dalam (NU dan Muhammadiyah) dan 1 buah di desa Lagundri (NU).

Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Teluk Dalam adalah Petani, Nelayan,Tukang, Pedagang,PNS dan lain-lain. Produk pertanian yang dihasilkan: Beras, Kelapa(Kopra), Karet, Kokoa (Coklat) dan buah-buhan. Mangga Kweni atau yang lebih dikenal Kweni Teluk Dalam adalah salah satu produk andalan dimana kweni Teluk Dalam terkenal enak, harum dan tidak busuk.[5] Hasil Laut, yaitu Ikan, Udang, Kepiting, Lobster dan lain-lain.

Tempat wisata

Teluk Dalam mempunyai beberapa tempat yang menjadi objek wisata, di antaranya pantai Sorake, pantai Lagundri dan Desa Bawömataluo yang mempunyai banyak rumah-rumah adat tradisional Nias berusia ratusan tahun.

Peninggalan budaya masa lalu masih tetap dipertahankan di Kecamatan Teluk dalam. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya rumah-rumah tradisional di setiap desa. Omo Sebua (rumah raja) masih terdapat di beberapa desa seperti: Bawomatalou, Hilinawalo Fau, Onohondro dan Hilinawalo Mazino.Di desa-desa lain tidak ada lagi rumah raja karena terjadi kebakaran yang menghanguskan semua rumah. Tradisi lompat batu, Fataele dan Maluaya (tari perang), Ho Ho, Mogaele dan lain-lain masih tetap dipertahankan dan dilestarikan.

Referensi

  1. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 26 Agustus 2021. 
  2. ^ a b Setiawan, Samhis. "Suku Nias – Rumah Adat, Bahasa, Kepercayaan, Marga, Asal Usul, Mata Pencaharian, Baju Adat, Alat Musik, Budaya, Makanan Dan Minuman". www.gurupendidikan.co.id. Diakses tanggal 26 Agustus 2021. 
  3. ^ "Nias Selatan". www.northsumatrainvest.id. Diakses tanggal 26 Agustus 2021. 
  4. ^ "Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Nias Selatan 2018". www.niasselatankab.bps.go.id. Diakses tanggal 26 Agustus 2021. 
  5. ^ "Musim Mangga Kweni di Nias Selatan, Pembeli Harus Pandai Memilih". www.rri.co.id. Diakses tanggal 4 Agustus 2021. 

Pranala luar