Lompat ke isi

Muktazilah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Ilmu kalam menggunakan HotCat
Zaskia Zahra (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 1: Baris 1:
{{Islam}}
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
{{refimprove}}
{{refimprove}}
'''Aliran Muktazilah''' (''i'tazala anna''; "memisahkan diri") muncul di [[Basra]], [[Irak]], pada abad 2 H. Kelahirannya bermula dari tindakan [[Wasil bin Atha']] (700-750 M) berpisah dari gurunya Imam [[Hasan al-Bashri]] karena perbedaan pendapat. [[Hasan al-Bashri]] berpendapat mukmin yang melakukan dosa besar masih berstatus mukmin. Sementara [[Wasil bin Atha']] berpendapat bahwa muslim yang berdosa besar bukanlah mukmin tapi juga bukan kafir.
'''Aliran Muktazilah''' (''i'tazala anna''; "memisahkan diri") muncul di [[Basra]], [[Irak]], pada abad 2 H. Kelahirannya bermula dari tindakan [[Wasil bin Atha']] (700-750 M) berpisah dari gurunya Imam [[Hasan al-Bashri]] karena perbedaan pendapat. [[Hasan al-Bashri]] berpendapat mukmin yang melakukan dosa besar masih berstatus mukmin. Sementara [[Wasil bin Atha']] berpendapat bahwa muslim yang berdosa besar bukanlah mukmin tapi juga bukan kafir.

Revisi per 8 November 2021 17.14

Aliran Muktazilah (i'tazala anna; "memisahkan diri") muncul di Basra, Irak, pada abad 2 H. Kelahirannya bermula dari tindakan Wasil bin Atha' (700-750 M) berpisah dari gurunya Imam Hasan al-Bashri karena perbedaan pendapat. Hasan al-Bashri berpendapat mukmin yang melakukan dosa besar masih berstatus mukmin. Sementara Wasil bin Atha' berpendapat bahwa muslim yang berdosa besar bukanlah mukmin tapi juga bukan kafir.

Ajaran utama

Ajaran Mu'taziliyah kurang diterima oleh kebanyakan ulama Sunni karena aliran ini beranggapan bahwa akal manusia lebih baik dibandingkan tradisi. Oleh karena itu, penganut aliran ini cenderung menginterpretasikan ayat-ayat Alquran secara lebih bebas dibanding kebanyakan umat muslim. Muktazilah memiliki lima ajaran utama yang disebut ushul al-khamsah, yakni:

  1. Tauhid. Mereka berpendapat:
    • Sifat Allah adalah zat-Nya itu sendiri.
    • Alquran adalah makhluk.
    • Allah di alam akhirat kelak tak terlihat mata manusia. Yang terjangkau mata manusia bukanlah Ia.
  2. Keadilan-Nya. Mereka berpendapat bahwa Allah SWT akan memberi imbalan pada manusia sesuai perbuatannya.
  3. Janji dan ancaman. Mereka berpendapat Allah takkan ingkar janji: memberi pahala pada muslimin yang baik dan memberi siksa pada muslimin yang jahat.
  4. Posisi di antara 2 posisi. Ini dicetuskan Wasil bin Atha' yang membuatnya berpisah dari gurunya, bahwa mukmin yang berdosa besar, statusnya berada di antara mukmin dengan kafir.
  5. Amar ma’ruf (tuntutan berbuat baik) dan nahi munkar (mencegah perbuatan yang tercela). Ini lebih banyak berkaitan dengan hukum/fikih.

Aliran Muktazilah berpendapat dalam masalah qada dan qadar, bahwa manusia sendirilah yang menciptakan perbuatannya. Manusia dihisab berdasarkan perbuatannya, sebab ia sendirilah yang menciptakannya.

Sejarah

Pada saat Imam Hasan al-Basri sedang mengajar di mesjid, ada seseorang bertanya tentang para pendosa, apakah masih beriman atau telah kafir. Diapun diam sejenak untuk berpikir. Saat itulah Wasil bin Atha' menjawab bahwa para pendosa berada di antara mu'min dan kafir. Kemudian ia membentuk jemaah baru di sudut lain mesjid. Imam Hasan al-Basri berkata "Ia telah i'tizal (mengasingkan diri) dari kita. Jadi mu'tazilah adalah orang yang mengasingkan diri dari Imam Hasan al-Basri, sesuai dengan perkataan dia tersebut.

Tokoh Muktazilah

Tokoh-tokoh Muktazilah yang terkenal adalah:

  1. Wasil bin Atha', lahir di Madinah, pelopor ajaran ini.
  2. Abu Huzail al-Allaf (751-849 M), penyusun 5 ajaran pokoq Muktazilah.
  3. an-Nazzam, murid Abu Huzail al-Allaf.
  4. Abu ‘Ali Muhammad bin ‘Abdul Wahab/al-Jubba’i (849-915 M).

Meski kini Muktazilah tiada lagi, namun pemikiran rasionalnya sering digali cendekiawan Muslim dan nonmuslim.

Pranala luar