Lompat ke isi

Bahasa Osing: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi
Baris 65: Baris 65:
{{incubator|code=osi}}
{{incubator|code=osi}}
* {{ethnologue|osi}}
* {{ethnologue|osi}}
{{Topik Banyuwangi}}

{{bahasa Jawa}}
{{bahasa Jawa}}
{{Bahasa daerah di Indonesia}}
{{Bahasa daerah di Indonesia}}

Revisi per 23 November 2022 13.44

Bahasa Osing
BPS: 0090 2
ꦨꦴꦰꦴꦈꦱꦶꦁ
باسه اوسيڠ
Basa Using
Dituturkan diIndonesia
Wilayah Jawa Timur
Penutur
500.000 (sensus)
Perincian data penutur

Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[1]

  • 300.000 (2000)
Lihat sumber templat}}
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
Kode bahasa
ISO 639-2-
ISO 639-3osi
Glottologosin1237[2]
IETFosi
BPS (2010)0090 2
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6a Vigorous
Bahasa Osing dikategorikan sebagai C6a Vigorous menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini masih dituturkan dan digunakan oleh sebagian wilayah
Referensi: [3]

Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Osing
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 8°15′S 114°18′E / 8.250°S 114.300°E / -8.250; 114.300 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat
Seorang penutur bahasa Osing, rekaman ini dibuat di Indonesia dan bahasa yang dituturkan masih tercampur dengan bahasa Indonesia.

Bahasa Osing (Basa Using; Hanacaraka: ꦨꦴꦰꦴꦈꦱꦶꦁ; Pegon: باسه اوسيڠ), atau yang juga dikenal sebagai "bahasa dari Banyuwangi" adalah ​sebuah varietas dari bahasa Jawa yang dituturkan di daerah Jawa Timur. Secara linguistik, bahasa ini termasuk dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia.

Sistem pengucapan atau fonologi

Bahasa Using mempunyai keunikan dalam sistem pelafalannya, antara lain:

  • Adanya diftong [ai] untuk vokal [i]: semua leksikon berakhiran "i" pada Bahasa Using selalu terlafal "ai". Seperti misalnya geni (api) terbaca genai, bengi (malam) terbaca bengai, gedigi (begini) terbaca gedigai.
  • Adanya diftong [au] untuk vokal [u]: leksikon berakhiran "u" hampir selalu terbaca "au". Seperti gedigu (begitu) terbaca gedigau, asu (anjing) terbaca asau, awu (itu) terbaca awau.
  • Lafal konsonan [k] untuk konsonan [ʔ] selalu dibaca "k". antara lain "apik" (bagus/apik) terbaca "apiK", "manuk" (burung) terbaca "manuK", dan seterusnya.
  • Konsonan glotal [ʔ] seperti kata [piro'] (berapa), [kiwo'] (kiri) dan demikian seterusnya.
  • Palatalisasi [y]. Dalam Bahasa Using, kerap muncul pada leksikon yang mengandung [ba], [ga], [da], [wa]. Contoh pada bahasa Using Seperti kata "barong" (barong) dilafalkan menjadi "byarong", "uwak" (tante/om) dilafalkan "uwyak", "embah" (kakek/nenek) dilafalkan "embyah", "dhawuk" (dauk) dibaca "dhyawuk", adapun kata "Banyuwangi" pengucapannya gabungan antara Diftong [ai] dan juga Palatalisasi [y], sehingga pelafalannya ialah "Byanyuwangai".

Varian Bahasa Using

Bahasa Using mempunyai kesamaan dan memiliki kosakata Bahasa Jawa Kuna yang masih tertinggal. Varian yang dianggap Kunoan terdapat utamanya diwilayah Giri, Glagah dan Licin, di mana Bahasa Using di sana masih dianggap murni.[butuh rujukan] Sedangkan Bahasa Using di Kabupaten Jember telah banyak terpengaruh oleh Bahasa Madura dan Bahasa Jawa baku, sehingga membuat Bahasa Using di Jember berbeda dan terkesan tercampur-campur/tidak murni jika dibandingkan dengan Bahasa Using di Banyuwangi yang lebih asli dan murni.[butuh rujukan]

Gaya Penggunaan Bahasa

Di kalangan masyarakat Osing, dikenal dua gaya bahasa yang digunakan di situasi yang berbeda. Yakni Cara Osing dan Cara Besiki. Cara Osing adalah gaya bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan oleh tua-muda, miskin-kaya, pejabat-rakyat biasa, egaliter dan tidak ada perbedaan khusus diantara semuanya. Yang menjadi pembeda hanyalah intonasi serta pronomina yang disesuaikan dengan kedudukan lawan bicara, misalnya:

  • Siro wis madhyang? = kau sudah makan?
  • Riko wis madhyang? = kamu sudah makan?
  • Ndiko wis madhyang? = anda sudah makan?

Tingkatan pronomina

  • Hiro/Iro = digunakan/lawan bicara untuk yang lebih muda(umur)
  • Siro = digunakan/lawan bicara untuk yang selevel (umur)
  • Riko = digunakan/lawan bicara untuk yang di atas kita (umur)
  • Ndiko = digunakan/lawan bicara untuk orang tua dan tokoh yang dihormati

Sedangkan Cara Besiki adalah bentuk yang dianggap sebagai bentuk wicara ideal. Berbeda dengan masyarakat Jawa, Sunda, ataupun bali yang menggunakan Bahasa alus(krama inggil) kepada orang yang lebih tua, di dalam masyarakat Osing Cara Besiki ini hanya dipergunakan untuk kondisi-kondisi khusus/sakral yang bersifat keagamaan dan ritual, selain itu juga digunakan untuk acara pertemuan menjelang perkawinan.

Kosakata

Kosakata Bahasa Using merupakan turunan langsung dari Bahasa Jawa Kuna, akan tetapi menurut penelitian oleh Prof. Dr. Suparman Heru Santosa: Bahasa Using sudah memisahkan diri dari Bahasa Jawa Kuna sejak tahun 1114, dengan demikian sebelum Kerajaan Majapahit berdiri pun Bahasa Using sudah berkembang dan digunakan di tanah Blambangan. Apalagi, (uku Osing merupakan turunan langsung dari orang Blambangan.[butuh rujukan] Sehingga ada beberapa kata pada Bahasa Using yang berasal dari Bahasa Jawa Kuna, serta adanya pengaruh Bahasa Bali sedikit signifikan terlihat dalam bahasa ini, seperti kosakata sing (tidak) dan bojog (monyet).

Catatan kaki

Referensi

  1. ^ https://www.ethnologue.com/language/osi; diakses pada: 4 Januari 2019.
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Osing". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ "Bahasa Osing". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 

Bacaan lanjutan

Pranala luar