Lompat ke isi

Kabupaten Kerinci: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Gugunsuganta (bicara | kontrib)
Merapihkan artikel
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 38: Baris 38:
}}
}}


'''Kerinci''' adalah [[kabupaten]] paling barat di Provinsi [[Jambi]], [[Indonesia]]. Kabupaten ini merupakan daerah wisata unggulan, yang dikenal dengan sebutan ''sekepal tanah dari surga''. Sejak 2011, kabupaten ini beribu kota di [[Siulak, Kerinci|Siulak]].<ref>Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2011 tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Kerinci dari wilayah kota Sungai Penuh ke wilayah kecamatan Siulak</ref> Sebelumnya pusat pemerintahan terletak di [[Sungai Penuh, Kerinci|Sungai Penuh]], yang saat ini berstatus sebagai kota.
'''Kerinci''' adalah [[kabupaten]] paling barat di provinsi [[Jambi]], [[Indonesia]]. Kabupaten ini merupakan daerah wisata unggulan provinsi Jambi, yang dikenal dengan sebutan ''sekepal tanah dari surga''. Sejak 2011, kabupaten ini beribu kota di [[Siulak, Kerinci|Siulak]].<ref>Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2011 tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Kerinci dari wilayah kota Sungai Penuh ke wilayah kecamatan Siulak</ref> Sebelumnya pusat pemerintahan terletak di [[Sungai Penuh, Kerinci|Sungai Penuh]], yang saat ini berstatus sebagai kota.


Nama Kerinci berasal dari [[bahasa Tamil]] yaitu Kurinji, yang merupakan bunga yang tumbuh di daerah pegunungan di [[India Selatan]].
Nama Kerinci berasal dari [[bahasa Tamil]] yaitu Kurinji, yang merupakan bunga yang tumbuh di daerah pegunungan di [[India Selatan]].

Revisi per 1 Januari 2023 16.16

Kabupaten Kerinci
Transkripsi bahasa daerah
 • Jawiكرينچي
Gunung Kerinci
Lambang resmi Kabupaten Kerinci
Motto: 
Sakti alam Kerinci
Peta
Peta
Kabupaten Kerinci di Sumatra
Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci
Peta
Kabupaten Kerinci di Indonesia
Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci
Kabupaten Kerinci (Indonesia)
Koordinat: 2°05′02″S 101°28′48″E / 2.0839°S 101.48°E / -2.0839; 101.48
Negara Indonesia
ProvinsiJambi
Tanggal berdiri10 November 1958
Dasar hukumUU No. 58 Tahun 1958
Ibu kotaSiulak
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiAdirozal
 • Wakil BupatiAmi Taher
Luas
 • Total3.807,28 km2 (1,470,00 sq mi)
Populasi
 • Total254.241
 • Kepadatan64/km2 (170/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 99,76%
Kristen 0,23%
- Protestan 0,19%
- Katolik 0,04%
Lainnya 0,01%[3]
 • IPMKenaikan 71,45 (2021)
tinggi[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1501 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0748
Pelat kendaraanBH xxxx
Kode Kemendagri15.01 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 638.935.209.000,- (2020)
Flora resmiBunga Bangkai
Fauna resmiHarimau Sumatra
Situs webwww.kerincikab.go.id


Kerinci adalah kabupaten paling barat di provinsi Jambi, Indonesia. Kabupaten ini merupakan daerah wisata unggulan provinsi Jambi, yang dikenal dengan sebutan sekepal tanah dari surga. Sejak 2011, kabupaten ini beribu kota di Siulak.[5] Sebelumnya pusat pemerintahan terletak di Sungai Penuh, yang saat ini berstatus sebagai kota.

Nama Kerinci berasal dari bahasa Tamil yaitu Kurinji, yang merupakan bunga yang tumbuh di daerah pegunungan di India Selatan.

Geografi

Batas Wilayah

Kerinci berada di ujung barat Provinsi Jambi dengan batas wilayah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatra Barat
Timur Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin
Selatan Kabupaten Muko-Muko, Provinsi Bengkulu
Barat Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatra Barat

Sejarah

Rumah controleur (pegawai kolonial di Hindia Belanda) Kerinci pada tahun 1931-1938

Catatan China menyebut ada sebuah negeri bernama Koying yang berdiri pada Abad 2 SM. Negeri ini terletak di sebuah dataran tinggi dan memiliki gunung berapi. Beberapa ahli berpendapat bahwa Koying identik dengan dataran tinggi Kerinci.[6] Abad 14 M, Kerajaan Dharmasraya mulai menetapkan undang-undang kepada para Kepala suku atau luhah disetiap dusun di Selunjur bhumi Kurinci, kepala suku tersebut disebut sebagai Depati sebagaimana yang tercantum dalam kitab Undang-undang Tanjung Tanah.

Menurut Uli Kozok, negeri Kurinci atau Kerinci tidak sepenuhnya di bawah kendali Dharmasraya, para Depati tetap memiliki hak penuh atas kekuasaannya, penetapan Undang-undang disebabkan Kerajaan Dharmasraya ingin menguasai perdagangan emas yang saat itu melimpah ruah di bumi Kerinci.[7] Abad 15 M, Kerajaan Jambi mulai memegang kendali atas para Depati di bumi Kerinci, Kerajaan Jambi yang berada di Tanah Pilih (atau Kota Jambi sekarang). Menunjuk Pangeran Temenggung Kebul di bukit sebagai wakil Kerajaan Jambi di wilayah hulu berkedudukan di Muaro Masumai, untuk mengontrol dan mengendalikan para Depati di Kerinci Rendah (atau Kabupaten Merangin sekarang) dan Kerinci Tinggi (Kabupaten Kerinci sekarang).

Para depati yang dulunya terpisah-pisah dalam sebuah kampung atau kelompok kecil disatukan dalam pemerintahan yang dibuat oleh Kerajaan Jambi, Pemerintahan ini disebut dengan pemerintahan Depati Empat,berpusat di Sanggaran Agung. Abad 16 M, terjadinya perjanjian di Bukit Sitinjau Laut antara Kesultanan Jambi yang diwakili oleh Pangeran Temenggung, Kesultanan Inderapura diwakili oleh Sultan Muhammadsyah dikenal dengan sebutan Tuanku Berdarah Putih dan alam Kerinci diwakili oleh Depati Rencong Telang dan Depati Rajo Mudo. Isi perjanjian tersebut intinya untuk saling menjaga keamanan antar tiga wilayah sebab saat itu banyak para penyamun dan perompak yang berada di jalur perdagangan antara Kerinci-Indrapura maupun Kerinci-Jambi.

Abad 17 M, terbentuk pemerintahan Mendapo nan Selapan Helai Kain yang berpusat di Hamparan Rawang, serta beberapa wilayah otonomi tersendiri seperti Tigo Luhah Tanah Sekudung di Siulak, pegawai jenang pegawai raja di Sungai Penuh.Tahun 1901 M, Belanda mulai masuk ke alam Kerinci melewati renah Manjuto di Lempur hingga terjadi peperangan dengan beberapa pasukan Belanda, pasukan Belanda gagal memasuki alam Kerinci.

Tahun 1903 M, Belanda berhasil membujuk Sultan Rusli, tuanku regent sekaligus menjabat Sultan Indrapura untuk membawa pasukan Belanda ke Alam Kerinci dengan tujuan agar tidak terjadi perlawanan dari rakyat Kerinci. Ternyata yang terjadi sebaliknya, perlawanan rakyat Kerinci begitu hebatnya hingga terjadi peperangan selama tiga bulan di Pulau Tengah. Peperangan di Pulau Tengah, di bawah komando Depati Parbo memakan korban perempuan dan anak-anak yang begitu banyak setelah Belanda membakar habis kampung tersebut.[8] Tahun 1904 M, Kerinci takluk di bawah pemerintahan Belanda setelah kalah perang dan Depati Parbo di buang ke Ternate

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Kerinci masuk ke dalam Keresidenan Jambi (1904-1921), kemudian berganti di bawah Karesidenan Sumatra's Westkust (1921-1942). Pada masa itu, Kerinci dijadikan wilayah setingkat onderafdeeling yang dinamakan onderafdeeling Kerinci-Indrapura. Setelah kemerdekaan, status administratifnya dijadikan Kabupaten Pesisir Selatan-Kerinci. Sedangkan Kerinci sendiri, diberi status daerah administratif setingkat kewedanaan.[9] Kewedanan Kerinci terbagi menjadi tiga Kecamatan yaitu:

  1. Kecamatan Kerinci Hulu terdiri dari Kemendapoan Danau Bento, Kemendapoan Natasari, Kemendapoan Siulak (Wilayah Adat tanah Sekudung) serta Kemendapoan Semurup,
  2. Kecamatan Kerinci tengah terdiri dari Kemendapoan Depati Tujuh, Kemendapoan Kemantan, Kemendapoan Rawang, Kemendapoan Sungai Tutung, Kemendapoan Limo Dusun, Kemendapoan Penawar, Kemendapoan Hiang,dan Kemendapoan Keliling danau,
  3. Kecamatan Kerinci Hilir terdiri dari kemendapoan seleman,Kemendapoan 3 Helai Kain, kemendapoan Lempur, dan Kemendapoan Lolo.

Setelah kemerdekaan, Kerinci dan daerah Pesisir Selatan digabung menjadi satu kewedanan yang kemudian berubah menjadi kabupaten dengan nama Kabupaten Pesisir Selatan dan Kerinci, yang masuk dalam daerah Keresidenan Sumatera Barat.

Tahun 1954, ketika rakyat Jambi berjuang untuk mendirikan Provinsi Jambi, salah seorang tokoh masyarakat Kerinci datang ke Bangko untuk menghadiri pertemuan dengan Front Pemuda Jambi. Kedatangan beliau dalam rangka untuk memasukkan Kerinci ke dalam Provinsi Jambi. Ia mengatakan bahwa "Pucuk Jambi Sembilan Lurah", tidak lengkap kalau di dalamnya tidak termasuk Kerinci.[10]

Pada waktu Dewan Banteng menguasai daerah Sumatera Tengah, Kerinci dijadikan kabupaten tersendiri. Pada waktu yang hampir bersamaan, Pemerintah Pusat mengeluarkan UU Darurat No 19 tahun 1957 yang membagi Provinsi Sumatra Tengah menjadi tiga dareah Swatantra Tk I, yaitu : Sumbar, Riau dan Jambi.

  1. Sumatra Barat, meliputi daerah darek Minangkabau dan Rantau Pesisir
  2. Riau, meliputi wilayah Kesultanan Siak, Pelalawan, Rokan, Indragiri, Riau-Lingga, ditambah Rantau Hilir Minangkabau: Kampar dan Kuantan.
  3. Jambi, meliputi bekas wilayah Kesultanan Jambi ditambah Pecahan dari Kabupaten Pesisir Selatan-Kerinci: Kerinci.

Melalui UU No 61 tahun 1958, Kerinci ditetapkan menjadi satu kabupaten yang berdiri sendiri,nsebagai pecahan dari Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci dan masuk ke dalam wilayah Jambi.

Tahun 1970, Sistem Kemendapoan (setingkat kelurahan) yang telah dipakai sejak ratusan tahun lalu, dihapuskan. Istilah dusun diganti menjadi desa.

Etimologi

Nama "Kerinci" berasal dari bahasa Tamil "Kurinci". Tanah Tamil dapat dibagi menjadi empat kawasan yang dinamakan menurut bunga yang khas untuk masing-masing daerah. Bunga yang khas untuk daerah pegunungan ialah bunga Kurinci (Latin Strobilanthus. Dengan demikian Kurinci juga berarti 'kawasan pegunungan'.

Zaman dahulu, Sumatra dikenal dengan istilah Swarnadwipa atau Swarnabhumi (tanah atau pulau emas). Kala itu Kerinci, Lebong, dan Minangkabau menjadi wilayah penghasil emas utama di Indonesia (walaupun kebanyakan sumber emas terdapat di luar Kabupaten Kerinci di daerah Pangkalan Jambu, Kabupaten Merangin). Di daerah Kerinci banyak ditemukan batu-batuan Megalitik dari zaman Perunggu (Bronze Age) dengan pengaruh Budha termasuk keramik Tiongkok. Hal ini menunjukkan wilayah ini telah banyak berhubungan dengan dunia luar.

Awalnya Kerinci adalah nama sebuah gunung dan danau (tasik), tetapi kemudian wilayah yang berada di sekitarnya disebut dengan nama yang sama. Dengan begitu daerahnya disebut sebagai Kerinci (Kinci atau Kince atau “Kincai” dalam bahasa setempat), dan penduduknya pun disebut sebagai orang Kerinci.

Pemerintahan

Daftar Bupati

Berikut Daftar Bupati Kerinci dari masa ke masa:

No. Bupati Awal menjabat Akhir menjabat Prd. Ket. Wakil Bupati
Mohd. Noeh
1958
1960
1
Yusuf Nasri
1960
1964
1
H.
Ali Hamzah
1964
1964
Drs.
Z. Mukhtar Daeng Maguna
1964
1965
Letkol Yusuf Rusdi
1965
1966
Syamsu Bahrun
1966
1968
2
Kol.
M. Koekoeh
1968
1969
2
3
Mohammad Azir Achmad Datuk Madjo Indo[11]
1969
1969
4
Drs.
Ahmad Daud
1969
1972
5
Rusdi Sayuti
BA
1972
1977
3
Jamaludin Tambunan
SH
1977
1978
6
Nazar Efendi
1978
1983
4
7
Drs. H.
Mohd. Awal
1983
1988
5
8
Drs.
Hasmi Mukhtar
1988
1993
6
9
Kol. H.
Bambang Sukowinarno
1993
1998
7
10
Letkol Czi (Purn.) H.
Fauzi Siin
1999
2004
8
2004
2009
9
11
H.
Murasman
S.Pd., M.M.
4 Maret 2009
4 Maret 2014
10
M Rahman
12
Dr. H.
Adirozal
M.Si.
4 Maret 2014
4 Maret 2019
11
Zainal Abidin
Agus Sunaryo
14 Februari 2018
23 Juni 2018
Pj
(12)
Dr.H.
Adirozal
M.Si.
4 Maret 2019
4 November 2023
12
Ir. H.
Ami Taher
Asraf,
S.Pt.,
M.Si.
4 November 2023
Petahana
Pj


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Kerinci dalam dua periode terakhir.[12][13]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 2 Kenaikan 4
Gerindra 5 Steady 5
PDI-P 4 Penurunan 3
Golkar 5 Penurunan 4
NasDem 2 Steady 2
PKS 0 Kenaikan 3
Perindo (baru) 1
PPP 3 Penurunan 0
PAN 4 Kenaikan 5
Hanura 1 Penurunan 0
Demokrat 3 Steady 3
PBB 1 Penurunan 0
Jumlah Anggota 30 Steady 30
Jumlah Partai 10 Penurunan 9


Kecamatan

Kabupaten Kerinci memiliki 18 kecamatan, 2 kelurahan dan 285 desa (dari total 141 kecamatan, 163 kelurahan dan 1.399 desa di seluruh Jambi). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 235.735 jiwa dengan luas wilayahnya 3.355,27 km² dan sebaran penduduk 70 jiwa/km².[14][15]

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri tahun 2013, jumlah penduduk di wilayah ini adalah 244.018 jiwa (dari penduduk seluruh Provinsi Jambi yang berjumlah 3.532.126 jiwa). Dengan luas daerah 3.355,27 km2 (dari luas Provinsi Jambi 50.058,16 km2), tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini adalah 73 jiwa/km² (dibanding tingkat kepadatan Provinsi Jambi sebesar 71 jiwa/km²).[butuh rujukan]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kerinci, adalah sebagai berikut:

Kemendagri Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
15.01.05 Air Hangat 16 Desa
15.01.21 Air Hangat Barat 12 Desa
15.01.11 Air Hangat Timur 25 Desa
15.01.07 Batang Merangin 9 Desa
15.01.20 Bukit Kerman 15 Desa
15.01.02 Danau Kerinci 13 Desa
15.01.23 Danau Kerinci Barat 14 Desa
15.01.17 Depati Tujuh 20 Desa
15.01.06 Gunung Kerinci 1 15 Desa
Kelurahan
15.01.01 Gunung Raya 1 11 Desa
Kelurahan
15.01.15 Gunung Tujuh 13 Desa
15.01.09 Kayu Aro 21 Desa
15.01.19 Kayu Aro Barat 17 Desa
15.01.08 Keliling Danau 18 Desa
15.01.04 Sitinjau Laut 14 Desa
15.01.16 Siulak 26 Desa
15.01.18 Siulak Mukai 14 Desa
15.01.22 Tanah Cogok 12 Desa
TOTAL 2 287


Pemekaran

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2008, beberapa bekas kecamatan di Kabupaten Kerinci ditetapkan untuk menjadi bagian dari Kota Sungai Penuh. Kecamatan-kecamatan yang dimaksud adalah:

Demografi

Suku bangsa

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000, sebagian besar penduduk Kabupaten Kerinci berasal dari suku Kerinci.[16] Sementara suku lainnya, banyak berasal dari suku Jawa, dan sebagian dari Minangkabau, Sunda, Batak, Jambi, Tionghoa, dan suku lainnya. Data ini masih termasuk untuk Kota Sungai Penuh sebelum dimekarkan pada tahun 2008.[16] Berikut adalah banyaknya penduduk Kabupaten Kerinci berdasarkan suku bangsa:

No Suku Jumlah
(2000)
%
1 Kerinci 238.455 80,82%
2 Jawa 30.434 10,32%
3 Minangkabau 18.900 6,41%
4 Sunda 1.729 0,59%
5 Batak 1.340 0,45%
6 Jambi 1.062 0,36%
7 Melayu 1.002 0,34%
8 Tionghoa 209 0,07%
9 Suku lainnya 1.909 0,64%
Kabupaten Kerinci 295.040 100%

Budaya

Masyarakat Kerinci menganut sistem adat matrilineal. Rumah suku Kerinci disebut "Larik", yang terdiri dari beberapa deretan rumah petak yang bersambung-sambung dan dihuni oleh beberapa keluarga yang masih satu keturunan. Suku Kerinci memiliki banyak tarian tradisional seperti Tarian Asyeik Naik Mahligai, Mandi Taman, Ngayun Luci tarian ini merupakan peninggalan dari tradisi Animisme. Setelah masuknya Islam, Berkembang Tarian yang lebih Islami seperti tari Rangguk, Sike Rebana, dan Iyo-iyo. Suku Kerinci juga memiliki sastra Lisan yang tertuang dalam bentuk Tale, Barendih, Mantau, Nyaho, Kunun dan K'ba. Selain itu,Suku Kerinci memiliki seni bela diridan permainan tradisional seperti Pencak Silat dan Ngadu Tanduk.

Bahasa

Bahasa Kerinci termasuk salah satu anak cabang Bahasa Austronesia, yang dekat dengan Bahasa Minangkabau.[17] Ada lebih dari 130 dialek bahasa yang berbeda di tiap-tiap desa di daerah Kerinci.

Lambang Kabupaten Kerinci

Ekonomi

Agrobisnis

Sumber perekonomian utama masyarakat di kabupaten Kerinci adalah dari sektor agrobisnis yang meliputi pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Hasil pertanian & perkebunan meliputi:

  • Sayur mayur: tomat, cabai, kubis, labu, wortel, sawi, kol, buncis, kacang panjang, mentimun, kentang, dll
  • Padi
  • Tebu
  • Tanaman hias
  • Kayu-kayuan: Sengon, Jabon

Hasil perikanan & peternakan meliputi:

  • Daging & telur ayam kampung (Ayam Buras)
  • Daging & telur ayam ras
  • Daging Sapi
  • Ikan Lele
  • Ikan Nila

Industri

Industri di Kabupaten Kerinci banyak bergerak dibidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi meliputi:

  • Industri teh
  • Industri makanan olahan (dodol kentang, keripik kentang, aneka camilan, dll)
  • Industri minuman olahan (Teh Kulit Kayu Manis/Teh Kayu Manis, Minuman Herbal dari rempahan, (seperti: Sari Kunyit Sirih, Sari Kunyit Putih, Sari Jahe Merah, Sari Temulawak), sirup kayu manis, dll)
  • Industri pemotongan & pengolahan kayu
  • Industri pengolahan daging ayam kampung

Transportasi

Darat

Terminal Semurup, salah satu terminal bayangan. Ada 2 lagi Terminal namun masih tahap pembangunan.

Ada beberpa mobil travel yang bisa digunakan antara lain:

  • Kerinci Wisata Express
  • Safa Marwa
  • Ayu Transport
  • Kerinci Utama, dsb

Udara

Bandar Udara Depati Parbo yang terletak di Sitinjau Laut saat ini melayani jurusan penerbangan Kerinci - Muara Bungo - Jambi ( Wings Air ), rencana jurusan baru Kerinci - Pekanbaru, Kerinci - Jakarta, Kerinci - Palembang, Kerinci - Batam, Kerinci - Padang dan Kerinci - Kuala Lumpur.

Pariwisata

Kabupaten Kerinci dikenal sebagai daerah tujuan wisata utama Jambi. Berikut ini adalah beberapa tempat wisata menarik di Kabupaten Kerinci.

Gunung Kerinci
Rawa Bento

Wisata Gunung

Wisata Danau

Wisata Air Terjun

Wisata Perkemahan

Wisata Pemandian

Wisata Sejarah

Wisata Agro

Wisata Religi

Kuliner Khas

Kabupaten Kerinci mempunyai beberapa masakan khas, di antaranya:

Makanan ringan

Kabupaten Kerinci mempunyai beberapa makanan ringan yang khas, di antaranya:

Minuman

Kabupaten Kerinci mempunyai beberapa minuman khas, di antaranya:

Pendidikan

Perguruan Tinggi

Kerinci memiliki bebrepa perguruan tinggi diantaranya sebagai berikut.

Sekolah Menengah Atas

Saat Ini Kabupaten Kerinci memiliki 14 SMA Negeri yang tersebar di tiap daerah Kabupaten Kerinci.

  • SMA Negeri 1 Kerinci
  • SMA Negeri 2 Kerinci
  • SMA Negeri 3 Kerinci
  • SMA Negeri 4 Kerinci
  • SMA Negeri 5 Kerinci
  • SMA Negeri 6 Kerinci
  • SMA Negeri 7 Kerinci
  • SMA Negeri 8 Kerinci
  • SMA Negeri 9 Kerinci
  • SMA Negeri 10 Kerinci
  • SMA Negeri 11 Kerinci
  • SMA Negeri 12 Kerinci
  • SMA Negeri 13 Kerinci
  • SMA Negeri 14 Kerinci

Lihat pula

Referensi

  1. ^ https://kerincikab.bps.go.id/publication/2021/02/26/ab8ae116328cc609b7c5eb54/kabupaten-kerinci-dalam-angka-2021.html
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-09. Diakses tanggal 2013-05-02. 
  3. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 16 Juni 2022. 
  4. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 3 Desember 2021. 
  5. ^ Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2011 tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Kerinci dari wilayah kota Sungai Penuh ke wilayah kecamatan Siulak
  6. ^ Idris jakfar, Sejarah Kerinci Purba,Tahun 1994, Kerinci: Balai Pustaka
  7. ^ Uli Kozok, Kitab Undang-undang Tanjung Tanah Naskah Melayu yang tertua tahun 2006, Yayasan obor Indonesia
  8. ^ H. Rasyid Yakin, Menggali Adat Lama Pusaka Usang di sakti alam Kerinci tahun 1984,Kerinci: CV. Utama
  9. ^ Gusti Asnan, Memikir ulang regionalisme: Sumatra Barat tahun 1950-an, Yayasan Obor Indonesia
  10. ^ Ajisman (2015) Orang Minangkabau di Kerinci: dari kemerdekaan sampai reformasi 1945-1998. BPNB Sumatera Barat, Padang, pp. 1-142. ISBN 9786028742900
  11. ^ https://books.google.co.id/books?id=VODlHHq4FukC&pg=PA313
  12. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Kerinci Periode 2014-2019
  13. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Kerinci 2019-2024
  14. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  15. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  16. ^ a b "Penduduk Menurut Administrasi dan Suku Bangsa". jambi.bps.go.id. (2000). Diakses tanggal 16 Juni 2022. 
  17. ^ Narendra S. Bisht, T. S. Bankoti, Encyclopaedia of the South East Asian Ethnography, Global Vision Publishing House, 2004

Pranala luar