Lompat ke isi

Mang Koko: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Rujukan: clean up
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 90: Baris 90:


== Perjalanan ==
== Perjalanan ==
Ayahnya Ibrahim alias Sumarta, masih keturunan Sultan Banten ([[Maulana Hasanuddin]]). Ia mengikuti pendidikan sejak [[HIS]] ([[1932]]), [[MULO]] Pasundan ([[1935]]). Selepas masa pendidikan ia bekerja sejak tahun [[1937]] berturut-turut di: Bale Pamulang Pasundan, [[Paguyuban Pasundan]], ''De Javasche Bank''; surat kabar harian Cahaya, harian [[Suara Merdeka]], Jawatan Penerangan Provinsi [[Jawa Barat]], [[guru]] yang kemudian menjadi Direktur Konservatori Karawitan [[Bandung]] ([[1961]]-[[1973]]), [[Dosen]] Luar Biasa di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung (sekarang [[Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung]]), sampai ia wafat.
Ayahnya Ibrahim alias Sumarta, masih keturunan Sultan Banten ([[Maulana Hasanuddin]]). Ia mengikuti pendidikan sejak [[HIS]] ([[1932]]), [[MULO]] Pasundan ([[1935]]). Selepas masa pendidikan ia bekerja sejak tahun [[1937]] berturut-turut di: Bale Pamulang Pasundan, [[Paguyuban Pasundan]], ''De Javasche Bank''; surat kabar harian Cahaya, harian [[Suara Merdeka]], Jawatan Penerangan Provinsi [[Jawa Barat]], [[guru]] yang kemudian menjadi Direktur [[SMK Negeri 10 Bandung|Konservatori Karawitan Bandung]] ([[1961]]-[[1972]]), [[Dosen]] Luar Biasa di [[Institut Seni Budaya Indonesia Bandung|Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung]], sampai ia wafat.


== Abdi seni dan karya ==
== Abdi seni dan karya ==

Revisi per 2 Februari 2023 16.39

Koko Koswara
LahirKoko Koswara
10 April 1917
Indihiang, Tasikmalaya, Jawa Barat
Meninggal4 Oktober 1985(1985-10-04) (umur 68)
Bandung, Jawa Barat
KebangsaanIndonesia
Nama lainMang Koko
Pendidikan
Pekerjaan
  • Bale Pamulang Pasundan
  • Paguyuban Pasundan
  • De Javasche Bank
  • Surat Kabar Harian Cahaya
  • Harian Suara Merdeka
  • Jawatan Penerangan Provinsi Jawa Barat
  • guru yang kemudian menjadi Direktur Konservatori Karawitan Bandung (1961-1973)
  • Dosen Luar Biasa di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung (sekarang Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung), sampai ia wafat.
Tahun aktif1937-1985
OrganisasiJenaka Sunda Kaca Indihiang (1946)
Taman Murangkalih (1948)
Taman Cangkurileung (1950)
Taman Setiaputra (1950)
Kliningan Ganda Mekar (1950)
Gamelan Mundinglaya (1951)
Taman Bincarung (1958)
Yayasan Cangkurileung
Yayasan Badan Penyelenggara Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI, 1971)
Swara Cangkurileung (1970-1983)
Dikenal atasSeniman, budayawan, pengajar, wartawan, maestro seni karawitan Sunda.
Kota asalIndihiang, Tasikmalaya
Suami/istriBertha Sariahningsih
AnakIda Rosyida
Orang tuaIbrahim alias Sumarta
PenghargaanPiagam Wijayakusumah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kategori Pembaharu dalam Bidang Seni Karawitan, (1971).

Koko Koswara (Sunda: ᮊᮧᮊᮧ ᮊᮧᮞ᮪ᮝᮛ; 10 April 1917 – 4 Oktober 1985), biasa dipanggil Mang Koko, adalah seorang seniman Sunda.

Perjalanan

Ayahnya Ibrahim alias Sumarta, masih keturunan Sultan Banten (Maulana Hasanuddin). Ia mengikuti pendidikan sejak HIS (1932), MULO Pasundan (1935). Selepas masa pendidikan ia bekerja sejak tahun 1937 berturut-turut di: Bale Pamulang Pasundan, Paguyuban Pasundan, De Javasche Bank; surat kabar harian Cahaya, harian Suara Merdeka, Jawatan Penerangan Provinsi Jawa Barat, guru yang kemudian menjadi Direktur Konservatori Karawitan Bandung (1961-1972), Dosen Luar Biasa di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Bandung, sampai ia wafat.

Abdi seni dan karya

Bakat seni yang dimilikinya berasal dari ayahnya yang tercatat sebagai juru mamaos Ciawian dan Cianjuran. Kemudian ia belajar sendiri dari seniman-seniman ahli karawitan Sunda yang sudah ternama dan mendalami hasil karya bidang karawitan dari Raden Machjar Angga Koesoemadinata, seorang ahli musik Sunda.

Ia juga tercatat telah mendirikan berbagai perkumpulan kesenian, diantaranya: Jenaka Sunda Kaca Indihiang (1946), Taman Murangkalih (1948), Taman Cangkurileung (1950), Taman Setiaputra (1950), Kliningan Ganda Mekar (1950), Gamelan Mundinglaya (1951), dan Taman Bincarung (1958).

Mang Koko juga mendirikan sekaligus menjadi pimpinan pertama dari Yayasan Cangkurileung pusat, yang cabang-cabangnya tersebar di lingkungan sekolah-sekolah seprovinsi Jawa Barat. Ia juga mendirikan dan menjadi pimpinan Yayasan Badan Penyelenggara Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI), Bandung (1971). Pernah pula ia menerbitkan majalah kesenian "Swara Cangkurileung" (1970-1983).

Karya cipta kakawihan yang ia buat dikumpulkan dalam berbagai buku, baik yang sudah diterbitkan maupun yang masih berupa naskah-naskah, diantaranya Resep Mamaos (Ganaco, 1948), Cangkurileung (3 jilid/MB, 1952), Ganda Mekar (Tarate, 1970), Bincarung (Tarate, 1970), Pangajaran Kacapi (Balebat, 1973), Seni Swara Sunda atau Pupuh 17 (Mitra Buana, 1984), Sekar Mayang (Mitra Buana, 1984), Layeutan Swara (YCP, 1984), Bentang Sulintang atau Lagu-lagu Perjuangan dan sebagainya.

Karya-karyanya bukan hanya dalam bidang kawih, tapi juga dalam bidang seni drama dan gending karesmen. Dalam hal ini tercatat misalnya Gondang Pangwangunan, Bapa Satar, Aduh Asih, Samudra, Gondang, Samagaha, Berekat Katitih Mahal, Sekar Catur, Sempal Guyon, Saha?, Ngatrok, Kareta Api, Istri Tampikan, Si Kabayan, Si Kabayan jeung Raja Jimbul, Aki-Nini Balangantrang, Pangeran Jayakarta, dan Nyai Dasimah.

Saat membaca riwayat kehidupan Mang Koko, akan ditemui seorang manusia yang telah memasrahkan jiwa dan raganya demi kehidupan dan kelestarian seni, khususnya seni Sunda. Namun ia merasa sudah cukup bila ia disebut sebagai seorang penghalus jiwa, sebab seperti diungkapkan dalam salah satu kawihnya, seni adalah penghalus jiwa.

Rujukan

  • Ruswandi, Tardi. 2000. "Koko Koswara: Pencipta Karawitan Sunda yang Monumental". Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung. ISSN 0854-3429.
  • Satriana, R., Haryono, T., & Hastanto, S. (2014). Kanca Indihiang sebagai Embrio Kreativitas Mang Koko. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 15(1), 32-42.