Lompat ke isi

Ike Gyokuran: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Bersih-bersih (via JWB)
k Semua data
Tag: menambah tag nowiki menghapus daftar referensi Menghilangkan referensi VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox person
{{Infobox person
| name = Ike Gyokuran
| name = Andi Moh Raung
| image =牡丹に竹図-Peony and Bamboo by a Rock MET DP-12232-195.jpg
| image =
| caption = 牡丹に竹図 - Peony dan Bamboo di Batu, [[Metropolitan Museum of Art]]
| caption =
| birth_date = 1727
| birth_date = 2004{{!}}04{{!}}02
| birth_name = Machi (町)
| birth_name = Andi
| death_date = 1784
| death_date =
| spouse = {{marriage|[[Ike no Taiga]]|1746|1776|end=died}}
| spouse =
| occupation = Pelukis, penulis kaligrafi, dan sastrawati
| occupation = Penggiat Media Sosial
| years_active =
| years_active = 2018 - Present
| known_for =
| known_for = Penggiat Media Sosial
| notable_works =
| notable_works =
| residence = [[Gion]]
| residence = [[Wajo]]
| other_names = Tokuyama Gyokuran
| other_names = Andi Mr
| native_name = 池玉瀾
| native_name = ᨕᨉᨗ ᨆᨘᨖᨆ ᨑᨕᨘ
| native_name_lang = ja
| native_name_lang =
}}
}}
{{Nihongo|''' Andi Moh Raung'''|ᨕᨉᨗ ᨆᨘᨖᨆ ᨑᨕᨘ||2004 - Sekarang }} Adalah seorang Penggiat Media Sosial berdarah Bugis kelahiran Palu, Sulawesi Tengah yang tertarik dengan isu-isu politik nasional maupun mancanegara.
{{Nihongo|'''Ike Gyokuran'''|池玉瀾||1727–1784}} adalah seorang wanita Jepang yang dikenal dengan karya-karyanya terutama pada kesenian lukisan Bunjinga-nya, kaligrafi, dan puisinya.<ref name=":0">{{Cite web|url=http://www.philamuseum.org/exhibitions/108.html|title=Philadelphia Museum of Art–Exhibitions–Ike Taiga and Tokuyama Gyokuran: Japanese Masters of the Brush|author=Philadelphia Museum of Art|website=www.philamuseum.org|access-date=2016-03-05}}</ref> Ike Gyokuran sangat dikenal di [[Kyoto]], [[Jepang]], pada saat Japan, selama hidupnya, dan saat ini Ike Gyokuran tetap menjadi salah satu seniman paling ternama di Jepang.<ref name=":1">{{Cite news|url=https://www.nytimes.com/2007/05/18/arts/design/18nang.html|title=Ike Taiga and Tokuyama Gyokuran: Japanese Masters of the Brush–Art–Review|last=Smith|first=Roberta|date=2007-05-18|newspaper=The New York Times|issn=0362-4331|access-date=2016-03-05}}</ref><ref name=":2">{{Cite book|title=Ike Taiga and Tokuyama Gyokuran: Japanese Masters of the Brush|last=Fischer|first=Felice|publisher=Philadelphia Museum of Art|year=2007|isbn=978-0-87633-198-9|location=Philadelphia, PA|pages=33}}</ref>


Orang tua Ike Gyokuran memberi dia nama kecil {{Nihongo|Machi|町}}. Sebagai seorang anak, Ike Gyokuran diberi nama pena Gyokuran, kemungkinan besar oleh guru lukisannya Yanagisawa Kien (1707-1758).<ref name=":3">{{Cite book|title=Japanese Women Artists, 1600–1900|last=Fister|first=Patricia|publisher=Spencer Museum of Art|year=1988|isbn=0-913689-25-4|location=University of Kansas: Lawrence, Kansas|pages=74}}</ref> Gyokuran menikahi teman sesama senimannya [[Ike no Taiga]], dan setelah menikah dia dikenal dengan nama Ike Gyokuran. Nama belakangnya sebelum menikah adalah Tokuyama, sehingga dia juga dikenal dengan nama Tokuyama Gyokuran.<ref name=":2" />
Orang tua Ike Gyokuran memberi dia nama kecil {{Nihongo|Machi|町}}. Sebagai seorang anak, Ike Gyokuran diberi nama pena Gyokuran, kemungkinan besar oleh guru lukisannya Yanagisawa Kien (1707-1758).<ref name=":3">{{Cite book|title=Japanese Women Artists, 1600–1900|last=Fister|first=Patricia|publisher=Spencer Museum of Art|year=1988|isbn=0-913689-25-4|location=University of Kansas: Lawrence, Kansas|pages=74}}</ref> Gyokuran menikahi teman sesama senimannya [[Ike no Taiga]], dan setelah menikah dia dikenal dengan nama Ike Gyokuran. Nama belakangnya sebelum menikah adalah Tokuyama, sehingga dia juga dikenal dengan nama Tokuyama Gyokuran.<ref name=":2">{{Cite book|last=Fischer|first=Felice|year=2007|title=Ike Taiga and Tokuyama Gyokuran: Japanese Masters of the Brush|location=Philadelphia, PA|publisher=Philadelphia Museum of Art|isbn=978-0-87633-198-9|pages=33}}</ref>


== Informasi ==
== Kehidupan awal dan pendidikan ==
[[Berkas:Tiktok logo text.svg|kiri|jmpl|Tik Tok menjadi salah satu media yang digunakan Andi Moh Raung]]
[[Berkas:Two Autumn Poems, second half 18th century Ike Gyokuran.png|jmpl|kiri|Dua Puisi Musim Gugur, akhir abad ke-18.]]
Andi Moh Raung dikenal begitu tertarik dengan isu-isu politik nasional maupun mancanegara, yang dimulai pada tahun 2018 dimana saat politik di Indonesia sedang memanas akibat proses jalannya perhelatan akbar pemilu dan pilpres 2019.
Gyokuran mulai belajar melukis pada usia dini di bawah pelukis sastra terkenal Yanagisa Kien, yang biasa duduk di kedai teh ibunya.<ref name=":4"/> Kemungkinan Yanagisa Kien adalah orang yang memperkenalkan Gyokuran kepada Ike no Taiga, yang hampir berada di antara murid-muridnya.

Di tahun yang sama juga membawa nya mengenal salah satu tokoh demokrasi Indonesia di era reformasi yang dikenal sebagai salah satu pengamat politik sekaligus tokoh filsafat beraliran oposisi, yakni sosok Rocky Gerung.

Statement kontroversial, argument tajam, serta Kecerdasan Rocky Gerung dalam bernarasi memaparkan teori-teori nya dengan menambahkan “bumbu-bumbu” ilmu filsafat adalah sekian dari banyaknya alasan yang membawa Andi Moh Raung menjadi sangat mengidolakan seseorang yang dijuluki Presiden Akal Sehat tersebut.

Di tandai dengan banyak nya konten-konten tentang Rocky Gerung yang di Upload di Upload oleh Andi Moh Raung pada akun TikTok (@andimohraung) miliknya. Salah satu alasan mengapa Andi Moh Raung begitu mengidolakan Rocky Gerung, adalah gaya tata bahasa nya di dalam forum-forum diskusi yang selalu membuat lawan-lawan debatnya dibuat “mati kutu”.

Salah satu konten TokTok milik Andi Moh Raung yang di tonton lebih dari 6 juta viewers, menarik berbagai reaksi Netizen, yang belakangan kebanyakan menjadi fans baru bagi Rocky Gerung. Bukan tidak mungkin dengan gaya santai nya melempar kritik dan satire kepada pemerintah serta keberpihakannya kepada aspirasi mahasiswa, membuat Rocky Gerung menjadi idola baru dikalangan Millenial dari bebagai latar belakang.


Suami Gyokuran, Taiga, mengajarkan kepadanya gaya melukis yang terinspirasi dari gerakan Lukisan Nanga (kadang disebut dengan istilah "Lukisan Selatan"),<ref name=":4">{{Cite web|url=http://artdaily.com/news/20080/Ike-Taiga-and-Tokuyama-Gyokuran#.Vts9txhViRs|title=Ike Taiga and Tokuyama Gyokuran|last=Villarreal|first=Ignacio|website=artdaily.com|access-date=2016-03-05}}</ref> nama versi Jepang dari sebuah gaya melukis Tiongkok. Gyokuran, pada gilirannya, mengajarkan suaminya gaya kesastraan yang dikenal dengan nama gaya ''[[waka]]'', yang mana Gyokuran sudah termasuk mahir dalam jenis kesastraan tersebut.<ref name=":3" />
Suami Gyokuran, Taiga, mengajarkan kepadanya gaya melukis yang terinspirasi dari gerakan Lukisan Nanga (kadang disebut dengan istilah "Lukisan Selatan"),<ref name=":4">{{Cite web|url=http://artdaily.com/news/20080/Ike-Taiga-and-Tokuyama-Gyokuran#.Vts9txhViRs|title=Ike Taiga and Tokuyama Gyokuran|last=Villarreal|first=Ignacio|website=artdaily.com|access-date=2016-03-05}}</ref> nama versi Jepang dari sebuah gaya melukis Tiongkok. Gyokuran, pada gilirannya, mengajarkan suaminya gaya kesastraan yang dikenal dengan nama gaya ''[[waka]]'', yang mana Gyokuran sudah termasuk mahir dalam jenis kesastraan tersebut.<ref name=":3" />
Baris 28: Baris 36:
Pasangan itu terkenal karena eksentrisitas mereka. Mereka menciptakan kesenian bersama, saling mempengaruhi satu sama lain, dan juga dikenal bermain musik bersama untuk bersenang-senang, sama besarnya. Ini sangat tidak biasa di negara di mana wanita masih dianggap jauh lebih rendah daripada laki-laki. Perlu dicatat bahwa Gyokuran tidak mencukur alisnya, seperti kebiasaan wanita Jepang yang sudah menikah saat itu. Bahkan pada abad ke-18 di Jepang, seorang wanita yang memiliki profesi sebagai pelukis terbilang amat langka.<ref name=":5">{{Cite book|title=Flowering in the Shadows: Women in the History of Chinese and Japanese Painting|last=Fister|first=Patricia|publisher=University of Hawaii Press|year=1990|isbn=0-8248-1149-6|location=United States|pages=261}}</ref>
Pasangan itu terkenal karena eksentrisitas mereka. Mereka menciptakan kesenian bersama, saling mempengaruhi satu sama lain, dan juga dikenal bermain musik bersama untuk bersenang-senang, sama besarnya. Ini sangat tidak biasa di negara di mana wanita masih dianggap jauh lebih rendah daripada laki-laki. Perlu dicatat bahwa Gyokuran tidak mencukur alisnya, seperti kebiasaan wanita Jepang yang sudah menikah saat itu. Bahkan pada abad ke-18 di Jepang, seorang wanita yang memiliki profesi sebagai pelukis terbilang amat langka.<ref name=":5">{{Cite book|title=Flowering in the Shadows: Women in the History of Chinese and Japanese Painting|last=Fister|first=Patricia|publisher=University of Hawaii Press|year=1990|isbn=0-8248-1149-6|location=United States|pages=261}}</ref>


== Karier dan dampaknya ==
== Aktivitas ==
Andi Moh Raung kini aktif membagikan konten-konten tentang Rocky Gerung di akun Media Sosial miliknya, sembari mempelajari dan mengamati naik turun nya pemberitaan tentang politik di Indonesia.
[[Berkas:MET DP277565.jpg|jmpl|kiri|Lukisan untuk kipas karya Ike Gyokuran, di [[Metropolitan Museum of Art]].]]
Gyokuran biasa menggunakan media yang besar untuk melukis, misalnya diatas partisi [[Byōbu]] dan pintu geser, pada gulungan genggam, gulungan gantung, dan lukisan kipas.<ref name=":0" /> Gyokuran dan suaminya Taiga mendedikasikan diri mereka untuk membuat kesenian, hidup dengan uang yang sangat sedikit, dan terkadang bekerja bersama-sama untuk menghasilkan sebuah karya seni.<ref name=":1" /> Gyokuran tinggal bersama Taiga disebuah studio kecil disamping Kuil Yasaka di [[Kyoto]]. Gyokuran juga sering kali melukis adegan kecil dalam kaligrafinya.


Pada tahun 1910, beberapa karya puisi Gyokuran dicetak kepada cetakan kayu yang terdapat di kedai teh Matsuya yang terletak di dekat Kuil Yasaka. Cetakan kayu yang berisi puisi Gyokuran tersebut saat ini bisa ditemukan di ''Gion sanjo kashū'' (Koleksi Puisi oleh Tiga Perempuan dari Gion).
Pada tahun 1910, beberapa karya puisi Gyokuran dicetak kepada cetakan kayu yang terdapat di kedai teh Matsuya yang terletak di dekat Kuil Yasaka. Cetakan kayu yang berisi puisi Gyokuran tersebut saat ini bisa ditemukan di ''Gion sanjo kashū'' (Koleksi Puisi oleh Tiga Perempuan dari Gion).
Baris 36: Baris 43:
Hari ini, pada festival tahunan Kyoto yang bernama Jidai Matsuri (Festival Abad Pertengahan), perempuan-perempuan muda akan berpakaian seperti figur-figur wanita terkemuka yang ada di sejarah Kyoto, termasuk didalmnya figur Gyokuran.
Hari ini, pada festival tahunan Kyoto yang bernama Jidai Matsuri (Festival Abad Pertengahan), perempuan-perempuan muda akan berpakaian seperti figur-figur wanita terkemuka yang ada di sejarah Kyoto, termasuk didalmnya figur Gyokuran.


== Penghargaan ==
== Media Sosial ==
Tik Tok: <nowiki>https://Tiktok.com/andimohraung</nowiki>
Beberapa karya Gyokuran telah didesignasikan sebagai Harta Nasional Kebudayaan Jepang.<ref name=":0" />

Instagram : <nowiki>https://www.instagram.com/andi_randomquotes</nowiki>


lainnya : <nowiki>https://linktr.ee/ANDIMR</nowiki>
== Referensi ==
{{Reflist}}


*
== Pranala luar ==
* [http://www.philamuseum.org/exhibitions/108.html?page=3 "The Nanga Movement," Philadelphia Museum of Art]


[[Kategori:Kelahiran 1727]]
[[Kategori:Kelahiran 1727]]

Revisi per 28 Mei 2023 09.18

Andi Moh Raung
Nama asalᨕᨉᨗ ᨆᨘᨖᨆ ᨑᨕᨘ
LahirAndi
2004|04|02
Tempat tinggalWajo
Nama lainAndi Mr
PekerjaanPenggiat Media Sosial
Tahun aktif2018 - Present
Dikenal atasPenggiat Media Sosial

Andi Moh Raung (ᨕᨉᨗ ᨆᨘᨖᨆ ᨑᨕᨘ, 2004 - Sekarang) Adalah seorang Penggiat Media Sosial berdarah Bugis kelahiran Palu, Sulawesi Tengah yang tertarik dengan isu-isu politik nasional maupun mancanegara.

Orang tua Ike Gyokuran memberi dia nama kecil Machi (). Sebagai seorang anak, Ike Gyokuran diberi nama pena Gyokuran, kemungkinan besar oleh guru lukisannya Yanagisawa Kien (1707-1758).[1] Gyokuran menikahi teman sesama senimannya Ike no Taiga, dan setelah menikah dia dikenal dengan nama Ike Gyokuran. Nama belakangnya sebelum menikah adalah Tokuyama, sehingga dia juga dikenal dengan nama Tokuyama Gyokuran.[2]

Informasi

Tik Tok menjadi salah satu media yang digunakan Andi Moh Raung

Andi Moh Raung dikenal begitu tertarik dengan isu-isu politik nasional maupun mancanegara, yang dimulai pada tahun 2018 dimana saat politik di Indonesia sedang memanas akibat proses jalannya perhelatan akbar pemilu dan pilpres 2019.

Di tahun yang sama juga membawa nya mengenal salah satu tokoh demokrasi Indonesia di era reformasi yang dikenal sebagai salah satu pengamat politik sekaligus tokoh filsafat beraliran oposisi, yakni sosok Rocky Gerung.

Statement kontroversial, argument tajam, serta Kecerdasan Rocky Gerung dalam bernarasi memaparkan teori-teori nya dengan menambahkan “bumbu-bumbu” ilmu filsafat adalah sekian dari banyaknya alasan yang membawa Andi Moh Raung menjadi sangat mengidolakan seseorang yang dijuluki Presiden Akal Sehat tersebut.

Di tandai dengan banyak nya konten-konten tentang Rocky Gerung yang di Upload di Upload oleh Andi Moh Raung pada akun TikTok (@andimohraung) miliknya. Salah satu alasan mengapa Andi Moh Raung begitu mengidolakan Rocky Gerung, adalah gaya tata bahasa nya di dalam forum-forum diskusi yang selalu membuat lawan-lawan debatnya dibuat “mati kutu”.

Salah satu konten TokTok milik Andi Moh Raung yang di tonton lebih dari 6 juta viewers, menarik berbagai reaksi Netizen, yang belakangan kebanyakan menjadi fans baru bagi Rocky Gerung. Bukan tidak mungkin dengan gaya santai nya melempar kritik dan satire kepada pemerintah serta keberpihakannya kepada aspirasi mahasiswa, membuat Rocky Gerung menjadi idola baru dikalangan Millenial dari bebagai latar belakang.

Suami Gyokuran, Taiga, mengajarkan kepadanya gaya melukis yang terinspirasi dari gerakan Lukisan Nanga (kadang disebut dengan istilah "Lukisan Selatan"),[3] nama versi Jepang dari sebuah gaya melukis Tiongkok. Gyokuran, pada gilirannya, mengajarkan suaminya gaya kesastraan yang dikenal dengan nama gaya waka, yang mana Gyokuran sudah termasuk mahir dalam jenis kesastraan tersebut.[1]

Pasangan itu terkenal karena eksentrisitas mereka. Mereka menciptakan kesenian bersama, saling mempengaruhi satu sama lain, dan juga dikenal bermain musik bersama untuk bersenang-senang, sama besarnya. Ini sangat tidak biasa di negara di mana wanita masih dianggap jauh lebih rendah daripada laki-laki. Perlu dicatat bahwa Gyokuran tidak mencukur alisnya, seperti kebiasaan wanita Jepang yang sudah menikah saat itu. Bahkan pada abad ke-18 di Jepang, seorang wanita yang memiliki profesi sebagai pelukis terbilang amat langka.[4]

Aktivitas

Andi Moh Raung kini aktif membagikan konten-konten tentang Rocky Gerung di akun Media Sosial miliknya, sembari mempelajari dan mengamati naik turun nya pemberitaan tentang politik di Indonesia.

Pada tahun 1910, beberapa karya puisi Gyokuran dicetak kepada cetakan kayu yang terdapat di kedai teh Matsuya yang terletak di dekat Kuil Yasaka. Cetakan kayu yang berisi puisi Gyokuran tersebut saat ini bisa ditemukan di Gion sanjo kashū (Koleksi Puisi oleh Tiga Perempuan dari Gion).

Hari ini, pada festival tahunan Kyoto yang bernama Jidai Matsuri (Festival Abad Pertengahan), perempuan-perempuan muda akan berpakaian seperti figur-figur wanita terkemuka yang ada di sejarah Kyoto, termasuk didalmnya figur Gyokuran.

Media Sosial

Tik Tok: https://Tiktok.com/andimohraung

Instagram : https://www.instagram.com/andi_randomquotes

lainnya : https://linktr.ee/ANDIMR

  1. ^ a b Fister, Patricia (1988). Japanese Women Artists, 1600–1900. University of Kansas: Lawrence, Kansas: Spencer Museum of Art. hlm. 74. ISBN 0-913689-25-4. 
  2. ^ Fischer, Felice (2007). Ike Taiga and Tokuyama Gyokuran: Japanese Masters of the Brush. Philadelphia, PA: Philadelphia Museum of Art. hlm. 33. ISBN 978-0-87633-198-9. 
  3. ^ Villarreal, Ignacio. "Ike Taiga and Tokuyama Gyokuran". artdaily.com. Diakses tanggal 2016-03-05. 
  4. ^ Fister, Patricia (1990). Flowering in the Shadows: Women in the History of Chinese and Japanese Painting. United States: University of Hawaii Press. hlm. 261. ISBN 0-8248-1149-6.