Lompat ke isi

Anging Mammirik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Han4299 (bicara | kontrib)
Mengikuti ejaan baku bahasa Makassar
Han4299 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9: Baris 9:
! colspan="2" |Bahasa Indonesia
! colspan="2" |Bahasa Indonesia
|-
|-
!Lontara'
!Lontara
!Latin
!Latin
!Harfiah
!Harfiah

Revisi per 4 Juni 2023 13.03

Anging Mammirik adalah sebuah lagu daerah yang berasal dari Sulawesi Selatan dalam Bahasa Makassar. Keindahan melodi lagu ini pun menjadikan lagu "Anging Mammirik" pengiring sebuah tarian yang bernama sama, yakni Tari Anging Mammirik. Selain itu, keindahan melodi lagu ini pun menjadikan lagu ini inspirasi sebagai bahan pelajaran bagi guru pada bidang seni suara, terutama di tingkatan Sekolah Dasar. Lagu ini memiliki makna melalui irama lembut dan mellow-nya. Kedua irama tersebut memberi kesan para perantau Suku Makassar untuk selalu mengingat kampung halamannya.

Lagu ini diciptakan oleh Bora Dg. Ngirate dan dipopulerkan oleh penyanyi lokal seperti Iwan Tompo, Arshinta P Aziz, dan Nurdin Taqwa (berbentuk langgam losquin).

Bahasa Makassar Bahasa Indonesia
Lontara Latin Harfiah Terjemahan Bebas
ᨕᨂᨗ ᨆᨆᨗᨑᨗ ᨀᨘᨄᨔ

ᨄᨗᨈᨘᨍᨘᨕᨗ ᨈᨚᨈᨚᨂᨊ

ᨈᨘ ᨔᨑᨚᨓ ᨈᨀᨒᨘᨄ

ᨕᨙ ᨕᨕᨘᨒᨙ

ᨊᨆᨂᨘᨑᨂᨗ

ᨈᨘ ᨈᨙᨊᨐ ᨄᨑᨗᨔᨗᨊ

ᨅᨈᨘᨆᨗ ᨕᨂᨗ ᨆᨆᨗᨑᨗ

ᨕᨂᨗ ᨕᨙᨑ ᨉᨗᨂᨗ-ᨉᨗᨂᨗ

ᨊᨆᨒᨈᨔ ᨑᨗ ᨅᨘᨀᨘ

ᨕᨙ ᨕᨕᨘᨒᨙ

ᨆᨂᨙᨑ ᨊᨀᨘ

ᨊᨒᨚᨒᨚᨑ ᨍᨙᨊᨙ ᨆᨈ

Anging mammirik kupasang

Pitujui tontonganna

Tu sarroa takkaluppa

Na mangngukrangi

Tutenayya pakrisikna

Battumi anging mammirik

Anging 'ngerang dinging-dinging

Na mallantasak ri buku

Mangngerang nakkuk

Na loklorang jeʼkek mata

Angin semilir kupesan

Menuju ke jendelanya

Orang yang selalu lupa

Ia mengingat

Orang yang tak simpati

Datanglah angin semilir

Angin yang membawa rasa dingin

Menyerap ke tulang

Membawa rindu

(Sehingga) berlinangan(lah) air mata

Pada semilir angin ku berpesan

Hantarkanlah ke jendelanya

Kepada ia yang pelupa

Sehingga dapat mengingat

Pada orang yang tak bersimpati

Datanglah wahai semilir angin

Angin yang membawa kesedihan

Dan merasuk hingga ke tulang

Yang membawa rindu

Serta kepedihan

Pranala luar