Lompat ke isi

Kabupaten Kaur: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 4°35′21″S 103°25′00″E / 4.589298°S 103.4167585°E / -4.589298; 103.4167585
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: menambah tag nowiki VisualEditor
Baris 36: Baris 36:
}}
}}


Kabupaten Kaur terletak sekitar 250 km dari Kota Bengkulu, dahulunya merupakan sebuah kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Beng-kulu Selatan, Propinsi Bengkulu. Daerah ini dikenal dengan nama Kecamatan Kaur seperti nama yang dipakai untuk Kabupaten Kaur dengan lbukotanya Bintu-han. Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2003 pada tahun 2003 bersama-sama dengan Kabupaten Seluma dan Kabupten Muko-Muko, memiliki 7 kecamatan, diantaranya: kecamatan Kaur Selatan, Kaur Tengah, Kinal, Kecamatan Kaur Utara. Sei~ing dengan semangat otonomi daerah, Kabupaten Kaur kemudian dimekarkan menjadi 15 kecamatan. Kecamatan Kaur Selatan di- mekarkan menjadi 2 kecamatan : Kecamatan Kaur Selatan dan Kecamatan Tetap. Kecamatan Kaur Tengah dimekarkan menjadi 3 kecamatan : Kecamatan Kaur Tengah, Kecamatan Luas dan Kecamatan Muara Sahung. Kecamatan Kinal dimekarkan menjadi 2 kecamatan : Kecamatan Kinal dan Kecamatan Semidang Gumay. Kecamatan Kaur Utara dimekarkan menjadi 5 kecamatan : Kecamatan Kaur Utara, Kecamatan Padang Gud Hilir, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kecamatan Kelam Tengah dan Kecamatan Lungkung Kule. Khusus untuk Kecamatan Kelam Tengah, sebagian wilayahnya berasal dari desa yang ada di Kecamatan Tanjung Kemuning dan sebagian lagi berasal dari Kecamatan Kaur Utara.
'''Kaur''' adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Provinsi]] [[Bengkulu]], [[Indonesia]]. [[Ibu kota|Ibu kotanya]] terletak di wilayah [[Bandar Bintuhan, Kaur Selatan, Kaur|Bintuhan]]. Kabupaten ini terletak sekitar 252 km ke arah selatan dari [[Kota Bengkulu]]. Kabupaten Kaur memiliki luas wilayah sebesar 2.365,00 km² dan dihuni sedikitnya oleh 135.200 jiwa. Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 pada tahun [[2003]] bersamaan dengan pembentukan [[Kabupaten Seluma]] dan [[Kabupaten Mukomuko]]. Kabupaten Kaur merupakan buah pemekaran dari [[Kabupaten Bengkulu Selatan]].


'''Kaur''' adalah sebuah [[kabupaten]] di [[Provinsi]] [[Bengkulu]], [[Indonesia]]. [[Ibu kota|Ibu kotanya]] terletak di wilayah [[Bandar Bintuhan, Kaur Selatan, Kaur|Bintuhan]]. Kabupaten ini terletak sekitar 252 km ke arah selatan dari [[Kota Bengkulu]]. Kabupaten Kaur memiliki luas wilayah sebesar 2.365,00 km² dan dihuni sedikitnya oleh 135.200 jiwa. Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 pada tahun [[2003]] bersamaan dengan pembentukan [[Kabupaten Seluma]] dan [[Kabupaten Mukomuko]]. [[Kabupaten Bengkulu Selatan|Kabupaten Kaur merupakan buah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan.]]
== Geografi ==

Secara geografis, Kabupaten Kaur berada di antara koordinat berikut: 103°4'8,76" – 103°46'50,12" Bujur Timur dan 4°15'8,21" – 4°55'27,77" Lintang Selatan. Kabupaten Kaur terletak di ujung paling selatan wilayah Provinsi Bengkulu dan dikelilingi oleh perbatasan dengan Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan.
== [[Kabupaten Bengkulu Selatan|Geografi]] ==
Secara geografis Kabupaten Kaur terletak pada posisi 103° 03' - 103° 34' LS dan 04° 55' - 04° 59' BT dengan luas wilayah sekitar 5.362,08 km2 • Posisinya terletak sekitar lebih kurang 250 km dari kota Bengkulu, dan memiliki luas wilayah sekitar 2.369,05 km2 dengan jumlah penduduk lebih kurang 110.428 jiwa dengan mata pencaharian utama penduduknya mengandalkan hidup pada sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. Penduduknya tinggal menyebar secara berkelompok di 119 desa dan tiga kelurahan, baik di lbu Kota Kabupaten maupun di wilaya-wilayah Kecamatan-kecamatan. Penduduk Kabupaten Kaur terdiri dari berbagai sukubangsa, yaitu Rejang, Lembak, Serawai, Semendo, Pasemah, Pekal, dan berbagai macam asal dan keturunan seperti Minangkabau, Palembang, Aceh, Jawa, Madura, Bugis, dan Melayu, bahkan ada juga yang dari India, Cina. Dari semua etnis yang ada, etnis Rejang dan Pasemah merupakan penduduk asli Kabupaten Kaur dan merupakan etnis terbesar. Semua penduduk ini merasakan dan menampilkan dirinya sebagai "Orang Kaur". Kabupaten Kaur menempati sebagian besar lereng bagian barat Pegunungan Bukit Barisan. Di daerah tersebut umumnya mempunyai sungai-sungai yang lebih pendek. Sungai-sungai yang mengalir ke pantai Barat dan berpangkal di daerah sekitar Bukit Kabupaten Kaur 1n1 terbentuk menjadi sebuah kabupaten berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2003 pada tahun 2003. Bersamaan dengan terbentuknya Kabupaten Kaur ini adalah Kabupaten Seluma dan Kabupaten Muko muko. Sekarang Kabupaten Kaur sudah berusia tujuh tahun dan selama tujuh tahun perjalanannya sudah banyak. hal yang telah dilakukan. Pembangunan terhadap semua sektor sudah berlangsung dengan baik, seperti pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, perkebunan maupun sektor-sektor lainnya. Terutama semenjak tahun 2005 Kabupaten Kaur sudah menghasilkan buah sawit yang cukup besar, guna mendukung potensi itu dibangun industri pengolahan minyak sawit dengan sistem fermentasi yang hasilnya di ekspor ke berbagai Negara. Posisi Kabupaten Kaur lebih tepatnya berada di tepi pantai bagian barat pulau Sumatera, memiliki garis pantai yang relatif cukup panjang dengan gelombang ombak yang selalu menghantam pantainya. Dilihat dari sisi letak Kabupaten Kaur yang berada di pesisir pantai Bar at Sum at era, maka tidak salah daerahnya memiliki potensi laut yang juga sangat luar biasa. Pada zaman pemerintahan Kolonial Belanda maupun pada masa lnggris, daerah pantai Kabupaten Kaur yaitu Pelabuhan Linau pernah menjadi sebuah pelabuhan penting waktu itu. Pelabuhan itu menjadi pintu masuk utama bagi Belanda maupun lnggris untuk dapat berhubungan dengan penduduk Kaur dalam rangka menjalin hubungan dagang hasil bumi, diantaranya lada. Sebagaimana telah diuraikan di atas, Kaur tidak hanya memiliki potensi laut, tetapi juga memiliki potensi dibidang pertanian. Hal itu disebabkan karena sebagian daerahnya yaitu di bagian Timur juga berada pada dataran tinggi yang ada di Bukit Barisan. Berdasarkan kondisi letak geografis Kabupaten Kaur ini, maka dapat disimpulkan bahwa kabupaten Kaur terdiri dari dataran tinggi di sebelah Timur dan dataran rendah pada bagian Barat yaitu daerah pesisir pantai Barat Sumatera. Sementara itu berdasarkan batas-batas administrasi, Kabupaten Kaur terletak antara Bengkulu Selatan di bagian Utara, sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Lampung, sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan dan bagian Barat berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Letak Kabupaten Kaur yang berada di pesisir pantai mempengaruh kondisi iklim daerah ini, pada siang hari terasa sangat panas, karena faktor angin yang berembus dari laut. Pada malam hari kondisinya sangat sejuk, karena faktor angin pegunungan yang berembus dari arah Bukit Barisan.


=== Batas Wilayah ===
=== Batas Wilayah ===
Baris 52: Baris 54:
Berdasarkan klasifikasi tanah menurut USDA, Kabupaten Kaur didominasi oleh ordo tanah inseptisol/ultisol 42,20%, inseptisol 39,06%, ultisol/inseptisol 9,07%, inseptisol/entisol 5,34%, entisol/inseptisol 3,78% entisol 0,34 % dan inseptisol/histosol 0,20%. Tanah inseptisol/ultisol merupakan tanah dengan tekstur halus sehingga mudah mengalami erosi jika terjadi hujan. Erosi semakin besar dapat menurunkan produktivitas lahan karena unsur hara top soil larut oleh limpasan permukaan.
Berdasarkan klasifikasi tanah menurut USDA, Kabupaten Kaur didominasi oleh ordo tanah inseptisol/ultisol 42,20%, inseptisol 39,06%, ultisol/inseptisol 9,07%, inseptisol/entisol 5,34%, entisol/inseptisol 3,78% entisol 0,34 % dan inseptisol/histosol 0,20%. Tanah inseptisol/ultisol merupakan tanah dengan tekstur halus sehingga mudah mengalami erosi jika terjadi hujan. Erosi semakin besar dapat menurunkan produktivitas lahan karena unsur hara top soil larut oleh limpasan permukaan.


== Penduduk ==
=== Penduduk ===
Secara tradisional, masyarakat Bengkulu terbentuk dalam territorialized kinship-based communfties (komunitaskomunitas yang berwilayah berdasarkan kekerabatan). Komunitas yang bercirikan seperti ini pada umumnya merupakan konfederasi dari marga-marga ataupun sukusuku.7Wilayah-wilayah komunitas di Bengkulu pada umumnya juga menggunakan istilah kerajaan sebagai suatu kesatuan masyarakat yang memiliki adat-istiadat tersendiri. 8 Beberapa komunitas yang menggunakan kerajaan antara lain adalah Sungai Lemau, Sungai Hitam, Silebar, dan Mukomuko,9 termasuk daerah Kabupaten Kaur sekitarnya. Sementara itu penduduk Kaur terdiri dari berbagai suku yang berasal dari dataran tinggi yang membentang sepanjang pulau Sumatera yaitu Perbukitan Barisan, mereka itu adalah Orang Rejang dan Orang Pasernah (Palembang), Orang Lampung, dan Orang Minangkabau. Orang Minangkabau masuk melalui lndrapura terus melewati Muko muko dengan menelusuri pesisir Barat pulau Sumatera hingga ke daerah Kaur (Bengkulu). Setelah di daerah ini terjadi asimilasi (bercampur) dengan kelompok-kelompok lain yang berasal dari etnis yang berbeda. Asimilasi itu juga menyebabkan terjadinya akulturasi berbagai latarbelakang budaya, sehingga membentuk suatu identitas baru yaitu Orang Kaur. Misalnya di Marga Muara Nasal (Kaur) sebagian penduduknya berasal dari Minangkabau. Menurut cerita rakyat, daerah pesisir pantai ini mulanya dihuni oleh suku Buai Harung (Haji Harung) dari landschap Haji (Karesidenan Palembang). Sejak sekitar abad ke-18, mereka mendirikan kolonisasi pertama di Muara Sungai Sambat yang selanjutnya berkembang sampai ke Muara Nasal. Akan tetapi, pada saat daerah itu diambil alih oleh orang-orang dari Pagaruyung yang masuk melalui lndrapura, sebagian dari mereka terdesak ke Lampung. Mereka bercampur dengan penduduk setempat. sehingga dikenal sebagai orang Abung. Sedangkan suku Buai Harung yang masih tetap tinggal di Muara Nasal bercampur dengan orang Minangkabau yang kemudian juga dikenal sebagai orang Kaur. Selain terjadi percampuran (asimilasi) dengan orang Minangkabau, penduduk yang bermukim di Kaur juga merupakan percampuran antara orang dari sekitar Bengkulu dengan Orang Pasemah. Misalnya di dusun Muara Kinal (Marga Semidang), keberadaan penduduk dimulai dengan berdirinya pemukiman orang-orang disekitar Bengkulu. Pemukiman ini bergabung dengan pemukiman Orang Gumai yang berasal dari Pasemah Lebar dan menjadi satu marga,. yaitu marga Semidang Gumai. Pergerakan penduduk dari daerah sekitar menuju Bengkulu terus terjadi sampai abad ke-19, yaitu percampuran Orang Pasemah dan Orang Kaur yang dimulai dari kedatangan Orang Pasemah hingga mendirikan pemukiman di hulu Sungai Air Tetap (Marga Ulu Tetap). Selanjutnya, mereka bergabung dengan Orang Kaur yang bermukim di Marga Muara Tetap, dan gabungan dua marga ini menjadi Marga Tetap. Disamping itu penduduk Kaur juga orang-orang yang berasal dari daerah Semendo Darat dari Dataran Tinggi Palembang (Marga-marga Sindang Danau, Sungai Aro, dan Muara Sahung). Mereka bertempat di Muara Nasal, sekitar 15 kilometer ke arah mudik dari Sungai Nasal, dan bemama Marga Ulu Nasal. Penduduk Marga Ulu Nasal terbentuk dari campuran orang-orang dari daerah Semendo Darat dan Mekakau (Palembang). Kemudian di daerah Manna terdapat Orang Serawai, yang menurut legenda berasal dari Pasemah Lebar (Pagar Alam). Mereka berpindah dan bermukim di dusun Hulu Alas, Hulu Manna, Padang Guci, dan Ulu Klnal. Daerah Pantai Lais mendapatkan tambahan penduduk yang berasal dari Minangkabau. Kedatangan mereka diperkirakan berkaitan dengan kedatangan pangeran dari Minangkabau ke daerah Orang Rejang dan mereka menjadi dkal bakal Kerajaan Sungai Lemau. Selain itu, di daerah pantai juga terdapat Orang Melayu, mereka memiliki daerah pemukiman sendiri yang disebut dengan 'pasar<nowiki>''</nowiki> dan dipimpin oleh seorang datuk. Di daerah pesisir terjadi asimilasi (percampuran) antara Orang Melayu dengan Orang Rejang sehingga pemukimanpemukiman Orang Melayu ini masuk dalam pemerintahan marga. Meskipun demikian, dusun-dusun tersebut tetap dengan sebutan 'pasar', seperti Pasar Sablat, Pasar Kerkap dipimpin oleh seorang datuk, tetapi dusun-dusun tersebut adalah bagian dari pemerintahan marga. Orang Rejang , Orang Pasemah, Orang Minangkabau, dan Orang Lampung selanjutnya terikat dalam satu kesatuan wilayah, yaitu Keresidenan Bengkulu. Merek~ tersebar di daerah-daerah Bengkulu sebagai berikut
Pada tahun [[2020]], penduduk kabupaten ini berjumlah 135.200 jiwa dengan kepadatan 57 jiwa/km².<ref name="KAUR"/> penduduk kabupaten ini terdiri dari etnis [[Suku Basemah|Besemah]], [[Suku Semende|Semende]], [[Suku Kaur|Kaur]], [[Suku Nasal|Nasal]] dan [[Suku Merpas|Lampung]]. Kabupaten Kaur terdiri dari 195 Desa & Kelurahan yang dipimpin oleh Kepala Desa / Lurah serta terdapat beberapa kepala dusun di bawahnya. Masyarakat kabupaten Kaur banyak bekerja di sektor pertanian, perdagangan, perkebunan, perikanan dan peternakan seperti sapi, daun bunge cengkih diwe, kayu serian, kopra Bintuhan, kayu jati, akar ali-ali, kambing, itik, alingguang, lipan, ikan kekik, ikan nawi, belanak, kerbau, ayam kampung dan ayam pramuka, lele, udang dusun serta udang tambak dan lain-lain.


== Pemerintahan ==
== Pemerintahan ==
Baris 108: Baris 110:
Sumber daya alam Batubara, PASIR BESI , perak, tembaga, migas, Kaur sejak tahun [[2005]] mulai memproduksi [[fermentasi]] alami [[minyak kelapa sawit]] yang diekspor ke luar negeri, pertanian (swasembada), batubara, pasir besi, batu, dan pasir tambang, karet, se ton cengkih, junyit, cekur, banglai, jerangau, lengkuas, lada, kopra, palawija (kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar yang cukup luas), jahe gajah, sekerebuk lada, segantang pala perikanan laut, perikanan air tawar, lobster, daun BunGe Mayang Diwe Kabupaten ini sedang merencanakan peningkatan mutu kualitas wilayahnya. Pemkab Kaur berencana membuat saluran irigasi yang juga terletak di kecamatan Kaur Utara, yang nantinya mampu mengairi lahan sawah hingga 8.789 hektare. Selain itu, pembuatan jalan tembus sepanjang 158 kilometer yang menghubungkan wilayah Kaur Utara hingga perbatasan provinsi Lampung, juga sedang diupayakan.
Sumber daya alam Batubara, PASIR BESI , perak, tembaga, migas, Kaur sejak tahun [[2005]] mulai memproduksi [[fermentasi]] alami [[minyak kelapa sawit]] yang diekspor ke luar negeri, pertanian (swasembada), batubara, pasir besi, batu, dan pasir tambang, karet, se ton cengkih, junyit, cekur, banglai, jerangau, lengkuas, lada, kopra, palawija (kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar yang cukup luas), jahe gajah, sekerebuk lada, segantang pala perikanan laut, perikanan air tawar, lobster, daun BunGe Mayang Diwe Kabupaten ini sedang merencanakan peningkatan mutu kualitas wilayahnya. Pemkab Kaur berencana membuat saluran irigasi yang juga terletak di kecamatan Kaur Utara, yang nantinya mampu mengairi lahan sawah hingga 8.789 hektare. Selain itu, pembuatan jalan tembus sepanjang 158 kilometer yang menghubungkan wilayah Kaur Utara hingga perbatasan provinsi Lampung, juga sedang diupayakan.


== Pariwisata ==
== Sejarah Kaur ==
Daerah Kaur memiliki banyak kerajaan yang pernah berkuasa di daerah itu hingga sampai ke Lampung Utara. Meraka berasal dari dataran tinggi yang membentang di sepanjang pulau Sumatra, atau dikenal denagan bukit barisan. Orang Rejang, Pasemah , Semendo, dan Orang Lampung tinggal di Kabupaten Kaur. Sedangkan orang Minangkabau masuk melalui lndrapura, Muko-Muko hingga sampai ke Kaur. Di antara mereka te~adi pembauran, sehingga membentuk suatu identitas baru yang disebut dengan Orang Kaur. Kerajaan Kaur pertama berasal dari Banten yaitu keturunan penguasa Banten. Rajanya terkenal dengan Raja Luwih alias Puyang Seberani. Ia merupakan penguasa pertama datang ke Kaur disertai dengan keluarga dari kelompok Banten, Kisam, Pasemah, dan Lampung serta dari daerah Sumatra Selatan lainnya. Mereka juga terdiri dari Keluarga Ratu Darah Putih Banten. Pada mulanya Keluarga Ratu Darah Putih Banten ditempatkan oleh Puyang Seberani di daerah Kisam, kemudian baru pindah ke daerah Luas dan membangun sebuah kampung yang bernama Umbul. Mereka itu adalah Puyang Rambut Panjang bersama suaminya, Sech Ali dan Puyang Sebatu dan istrinya adalah para pendiri Kampung Umbul. Dalam membangun Kampung Umbul tersebut teradapat Sepate atau petuah yang disampaikan oleh Puyang Rambut Panjang dan Syech Ali untuk anak cucunya.
Beberapa objek pariwisata yang berada di kabupaten Kaur, berupa danau, pantai dan air terjun, bukit karang mandang dan gunung seminung bukit serta gunung selawi haruk.

=== Danau Kembar ===
=== Danau Kembar ===
Danau kembar terletak di desa Tanjung Agung Kecamatan Maje sangat indah terdiri 2 danau yang dikelilingi pohon cemara berdekatan langsung pasir putih laut menambah keindahan danau lembar.
Danau kembar terletak di desa Tanjung Agung Kecamatan Maje sangat indah terdiri 2 danau yang dikelilingi pohon cemara berdekatan langsung pasir putih laut menambah keindahan danau lembar.

Revisi per 5 Juli 2023 02.10

4°35′21″S 103°25′00″E / 4.589298°S 103.4167585°E / -4.589298; 103.4167585

Kabupaten Kaur
Bunga Rafflesia arnoldii yang tumbuh di Hutan Lindung Raje Mandare, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Lambang resmi Kabupaten Kaur
Peta
Kabupaten Kaur di Sumatra
Kabupaten Kaur
Kabupaten Kaur
Peta
Kabupaten Kaur di Indonesia
Kabupaten Kaur
Kabupaten Kaur
Kabupaten Kaur (Indonesia)
Koordinat: 4°35′21″S 103°25′00″E / 4.589298°S 103.416759°E / -4.589298; 103.416759
Negara Indonesia
ProvinsiBengkulu
Tanggal berdiri25 Februari 2003[1]
Dasar hukumUU No. 3 Tahun 2003[1]
Ibu kotaBintuhan
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiH. (Kombes) Purn. Lismidianto, S.H. M.H
 • Wakil BupatiH. Herlian Muchrim, S.T.
Luas
 • Total2.365,00 km2 (913,13 sq mi)
Populasi
 • Total135.200
 • Kepadatan57/km2 (150/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 98,80%
Hindu 0,94%
Kristen 0,35%
- Protestan 0,30%
- Katolik 0,05%
Lainnya 0,01%
 • IPMKenaikan 67,17 (2021)
Sedang[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1704 Edit nilai pada Wikidata
Pelat kendaraanBD xxxx W*
Kode Kemendagri17.04 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp 720.482.190.000,-(2015)
DAURp 465.567.953.000,- (2020)
Situs webwww.kaurkab.go.id


Kabupaten Kaur terletak sekitar 250 km dari Kota Bengkulu, dahulunya merupakan sebuah kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten Beng-kulu Selatan, Propinsi Bengkulu. Daerah ini dikenal dengan nama Kecamatan Kaur seperti nama yang dipakai untuk Kabupaten Kaur dengan lbukotanya Bintu-han. Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2003 pada tahun 2003 bersama-sama dengan Kabupaten Seluma dan Kabupten Muko-Muko, memiliki 7 kecamatan, diantaranya: kecamatan Kaur Selatan, Kaur Tengah, Kinal, Kecamatan Kaur Utara. Sei~ing dengan semangat otonomi daerah, Kabupaten Kaur kemudian dimekarkan menjadi 15 kecamatan. Kecamatan Kaur Selatan di- mekarkan menjadi 2 kecamatan : Kecamatan Kaur Selatan dan Kecamatan Tetap. Kecamatan Kaur Tengah dimekarkan menjadi 3 kecamatan : Kecamatan Kaur Tengah, Kecamatan Luas dan Kecamatan Muara Sahung. Kecamatan Kinal dimekarkan menjadi 2 kecamatan : Kecamatan Kinal dan Kecamatan Semidang Gumay. Kecamatan Kaur Utara dimekarkan menjadi 5 kecamatan : Kecamatan Kaur Utara, Kecamatan Padang Gud Hilir, Kecamatan Padang Guci Hulu, Kecamatan Kelam Tengah dan Kecamatan Lungkung Kule. Khusus untuk Kecamatan Kelam Tengah, sebagian wilayahnya berasal dari desa yang ada di Kecamatan Tanjung Kemuning dan sebagian lagi berasal dari Kecamatan Kaur Utara.

Kaur adalah sebuah kabupaten di Provinsi Bengkulu, Indonesia. Ibu kotanya terletak di wilayah Bintuhan. Kabupaten ini terletak sekitar 252 km ke arah selatan dari Kota Bengkulu. Kabupaten Kaur memiliki luas wilayah sebesar 2.365,00 km² dan dihuni sedikitnya oleh 135.200 jiwa. Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 pada tahun 2003 bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Seluma dan Kabupaten Mukomuko. Kabupaten Kaur merupakan buah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan.

Secara geografis Kabupaten Kaur terletak pada posisi 103° 03' - 103° 34' LS dan 04° 55' - 04° 59' BT dengan luas wilayah sekitar 5.362,08 km2 • Posisinya terletak sekitar lebih kurang 250 km dari kota Bengkulu, dan memiliki luas wilayah sekitar 2.369,05 km2 dengan jumlah penduduk lebih kurang 110.428 jiwa dengan mata pencaharian utama penduduknya mengandalkan hidup pada sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. Penduduknya tinggal menyebar secara berkelompok di 119 desa dan tiga kelurahan, baik di lbu Kota Kabupaten maupun di wilaya-wilayah Kecamatan-kecamatan. Penduduk Kabupaten Kaur terdiri dari berbagai sukubangsa, yaitu Rejang, Lembak, Serawai, Semendo, Pasemah, Pekal, dan berbagai macam asal dan keturunan seperti Minangkabau, Palembang, Aceh, Jawa, Madura, Bugis, dan Melayu, bahkan ada juga yang dari India, Cina. Dari semua etnis yang ada, etnis Rejang dan Pasemah merupakan penduduk asli Kabupaten Kaur dan merupakan etnis terbesar. Semua penduduk ini merasakan dan menampilkan dirinya sebagai "Orang Kaur". Kabupaten Kaur menempati sebagian besar lereng bagian barat Pegunungan Bukit Barisan. Di daerah tersebut umumnya mempunyai sungai-sungai yang lebih pendek. Sungai-sungai yang mengalir ke pantai Barat dan berpangkal di daerah sekitar Bukit Kabupaten Kaur 1n1 terbentuk menjadi sebuah kabupaten berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2003 pada tahun 2003. Bersamaan dengan terbentuknya Kabupaten Kaur ini adalah Kabupaten Seluma dan Kabupaten Muko muko. Sekarang Kabupaten Kaur sudah berusia tujuh tahun dan selama tujuh tahun perjalanannya sudah banyak. hal yang telah dilakukan. Pembangunan terhadap semua sektor sudah berlangsung dengan baik, seperti pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, perkebunan maupun sektor-sektor lainnya. Terutama semenjak tahun 2005 Kabupaten Kaur sudah menghasilkan buah sawit yang cukup besar, guna mendukung potensi itu dibangun industri pengolahan minyak sawit dengan sistem fermentasi yang hasilnya di ekspor ke berbagai Negara. Posisi Kabupaten Kaur lebih tepatnya berada di tepi pantai bagian barat pulau Sumatera, memiliki garis pantai yang relatif cukup panjang dengan gelombang ombak yang selalu menghantam pantainya. Dilihat dari sisi letak Kabupaten Kaur yang berada di pesisir pantai Bar at Sum at era, maka tidak salah daerahnya memiliki potensi laut yang juga sangat luar biasa. Pada zaman pemerintahan Kolonial Belanda maupun pada masa lnggris, daerah pantai Kabupaten Kaur yaitu Pelabuhan Linau pernah menjadi sebuah pelabuhan penting waktu itu. Pelabuhan itu menjadi pintu masuk utama bagi Belanda maupun lnggris untuk dapat berhubungan dengan penduduk Kaur dalam rangka menjalin hubungan dagang hasil bumi, diantaranya lada. Sebagaimana telah diuraikan di atas, Kaur tidak hanya memiliki potensi laut, tetapi juga memiliki potensi dibidang pertanian. Hal itu disebabkan karena sebagian daerahnya yaitu di bagian Timur juga berada pada dataran tinggi yang ada di Bukit Barisan. Berdasarkan kondisi letak geografis Kabupaten Kaur ini, maka dapat disimpulkan bahwa kabupaten Kaur terdiri dari dataran tinggi di sebelah Timur dan dataran rendah pada bagian Barat yaitu daerah pesisir pantai Barat Sumatera. Sementara itu berdasarkan batas-batas administrasi, Kabupaten Kaur terletak antara Bengkulu Selatan di bagian Utara, sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Lampung, sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan dan bagian Barat berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Letak Kabupaten Kaur yang berada di pesisir pantai mempengaruh kondisi iklim daerah ini, pada siang hari terasa sangat panas, karena faktor angin yang berembus dari laut. Pada malam hari kondisinya sangat sejuk, karena faktor angin pegunungan yang berembus dari arah Bukit Barisan.

Batas Wilayah

Berikut merupakan batas-batas wilayah dari Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu:

Utara Kedurang Ilir, Bengkulu Selatan
Timur Ogan Komering Ulu Selatan, Sumatera Selatan
Selatan Pesisir Barat, Lampung
Barat Samudera Hindia

Topografi

Kabupaten Kaur secara relief termasuk bergelombang dengan kemiringan tanah yang bervariasi wilayah Kabupaten Kaur berdasarkan kemiringan wilayah dapat dibagi dua jenis yaitu kemiringan wilayah kawasan budidaya dengan kecenderungan menempati kemiringan relative landai sedangkan kemiringan pada kawasan non budidaya sebagian besar menempati kawasan dengan lereng miring sampai curam. Pada kawasan non budidaya kemiringan di atas 15% mendominasi kawasan ini.

Berdasarkan klasifikasi tanah menurut USDA, Kabupaten Kaur didominasi oleh ordo tanah inseptisol/ultisol 42,20%, inseptisol 39,06%, ultisol/inseptisol 9,07%, inseptisol/entisol 5,34%, entisol/inseptisol 3,78% entisol 0,34 % dan inseptisol/histosol 0,20%. Tanah inseptisol/ultisol merupakan tanah dengan tekstur halus sehingga mudah mengalami erosi jika terjadi hujan. Erosi semakin besar dapat menurunkan produktivitas lahan karena unsur hara top soil larut oleh limpasan permukaan.

Penduduk

Secara tradisional, masyarakat Bengkulu terbentuk dalam territorialized kinship-based communfties (komunitaskomunitas yang berwilayah berdasarkan kekerabatan). Komunitas yang bercirikan seperti ini pada umumnya merupakan konfederasi dari marga-marga ataupun sukusuku.7Wilayah-wilayah komunitas di Bengkulu pada umumnya juga menggunakan istilah kerajaan sebagai suatu kesatuan masyarakat yang memiliki adat-istiadat tersendiri. 8 Beberapa komunitas yang menggunakan kerajaan antara lain adalah Sungai Lemau, Sungai Hitam, Silebar, dan Mukomuko,9 termasuk daerah Kabupaten Kaur sekitarnya. Sementara itu penduduk Kaur terdiri dari berbagai suku yang berasal dari dataran tinggi yang membentang sepanjang pulau Sumatera yaitu Perbukitan Barisan, mereka itu adalah Orang Rejang dan Orang Pasernah (Palembang), Orang Lampung, dan Orang Minangkabau. Orang Minangkabau masuk melalui lndrapura terus melewati Muko muko dengan menelusuri pesisir Barat pulau Sumatera hingga ke daerah Kaur (Bengkulu). Setelah di daerah ini terjadi asimilasi (bercampur) dengan kelompok-kelompok lain yang berasal dari etnis yang berbeda. Asimilasi itu juga menyebabkan terjadinya akulturasi berbagai latarbelakang budaya, sehingga membentuk suatu identitas baru yaitu Orang Kaur. Misalnya di Marga Muara Nasal (Kaur) sebagian penduduknya berasal dari Minangkabau. Menurut cerita rakyat, daerah pesisir pantai ini mulanya dihuni oleh suku Buai Harung (Haji Harung) dari landschap Haji (Karesidenan Palembang). Sejak sekitar abad ke-18, mereka mendirikan kolonisasi pertama di Muara Sungai Sambat yang selanjutnya berkembang sampai ke Muara Nasal. Akan tetapi, pada saat daerah itu diambil alih oleh orang-orang dari Pagaruyung yang masuk melalui lndrapura, sebagian dari mereka terdesak ke Lampung. Mereka bercampur dengan penduduk setempat. sehingga dikenal sebagai orang Abung. Sedangkan suku Buai Harung yang masih tetap tinggal di Muara Nasal bercampur dengan orang Minangkabau yang kemudian juga dikenal sebagai orang Kaur. Selain terjadi percampuran (asimilasi) dengan orang Minangkabau, penduduk yang bermukim di Kaur juga merupakan percampuran antara orang dari sekitar Bengkulu dengan Orang Pasemah. Misalnya di dusun Muara Kinal (Marga Semidang), keberadaan penduduk dimulai dengan berdirinya pemukiman orang-orang disekitar Bengkulu. Pemukiman ini bergabung dengan pemukiman Orang Gumai yang berasal dari Pasemah Lebar dan menjadi satu marga,. yaitu marga Semidang Gumai. Pergerakan penduduk dari daerah sekitar menuju Bengkulu terus terjadi sampai abad ke-19, yaitu percampuran Orang Pasemah dan Orang Kaur yang dimulai dari kedatangan Orang Pasemah hingga mendirikan pemukiman di hulu Sungai Air Tetap (Marga Ulu Tetap). Selanjutnya, mereka bergabung dengan Orang Kaur yang bermukim di Marga Muara Tetap, dan gabungan dua marga ini menjadi Marga Tetap. Disamping itu penduduk Kaur juga orang-orang yang berasal dari daerah Semendo Darat dari Dataran Tinggi Palembang (Marga-marga Sindang Danau, Sungai Aro, dan Muara Sahung). Mereka bertempat di Muara Nasal, sekitar 15 kilometer ke arah mudik dari Sungai Nasal, dan bemama Marga Ulu Nasal. Penduduk Marga Ulu Nasal terbentuk dari campuran orang-orang dari daerah Semendo Darat dan Mekakau (Palembang). Kemudian di daerah Manna terdapat Orang Serawai, yang menurut legenda berasal dari Pasemah Lebar (Pagar Alam). Mereka berpindah dan bermukim di dusun Hulu Alas, Hulu Manna, Padang Guci, dan Ulu Klnal. Daerah Pantai Lais mendapatkan tambahan penduduk yang berasal dari Minangkabau. Kedatangan mereka diperkirakan berkaitan dengan kedatangan pangeran dari Minangkabau ke daerah Orang Rejang dan mereka menjadi dkal bakal Kerajaan Sungai Lemau. Selain itu, di daerah pantai juga terdapat Orang Melayu, mereka memiliki daerah pemukiman sendiri yang disebut dengan 'pasar'' dan dipimpin oleh seorang datuk. Di daerah pesisir terjadi asimilasi (percampuran) antara Orang Melayu dengan Orang Rejang sehingga pemukimanpemukiman Orang Melayu ini masuk dalam pemerintahan marga. Meskipun demikian, dusun-dusun tersebut tetap dengan sebutan 'pasar', seperti Pasar Sablat, Pasar Kerkap dipimpin oleh seorang datuk, tetapi dusun-dusun tersebut adalah bagian dari pemerintahan marga. Orang Rejang , Orang Pasemah, Orang Minangkabau, dan Orang Lampung selanjutnya terikat dalam satu kesatuan wilayah, yaitu Keresidenan Bengkulu. Merek~ tersebar di daerah-daerah Bengkulu sebagai berikut

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Bupati Mulai Menjabat Selesai Menjabat Periode Ket. Wakil Bupati
*
Syaukani Saleh
23 Mei 2003
23 Mei 2005
  • Penjabat Bupati[4]
lowong
*
Syaiful Emran Ali
23 Mei 2005
4 Agustus 2005
  • Penjabat Bupati[5]
lowong
1
Syaukani Saleh
4 Agustus 2005
11 April 2006
1
Warman Suwardi
*
Warman Suwardi
11 April 2006
20 Mei 2006
  • Pelaksana Tugas Bupati
lowong
2
20 Mei 2006
4 Agustus 2010
  • Menggantikan bupati sebelumnya yang meninggal dunia[8]
lowong[9]
*
Barlian Pintarudin
4 Agustus 2010
20 Mei 2011
lowong
3
Hermen Malik
20 Mei 2011
20 Mei 2016
2
Yulis Suti Sutri
4
Gusril Pausi
21 Mei 2016
21 Mei 2021
3
5
Lismidianto
21 Mei 2021
Petahana
4
Herlian Muchrim

Berikut ini adalah daftar bupati Kaur sejak pembentukan Kabupaten Kaur hingga saat ini.

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Kaur dalam dua periode terakhir.[13][14]

No. Foto Nama Periode Keterangan
1. Ir. Syaukani Saleh 20032005 Penjabat bupati
2. Drs. Syaiful Emran Ali Mei 2005–Agustus 2005 Penjabat bupati
3. Ir. Syaukani Saleh 20052006 meninggal dunia pada 11 April 2006
4. Drs. H. Warman Suwardi, M.M. 20062010 menjadi bupati Kaur pada tanggal 20 Mei 2006 menggantikan bupati terdahulu yang meninggal
5. Dr. Ir. H. Hermen Malik, M.Sc. 20112016 sudah habis masa jabatan
6. Gusril pausi, S.Sos 2016-2021 Bupati
7. H. Lismidianto, S.H., M.H. 2021-2024 Bupati Kaur
Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 3 Penurunan 1
Gerindra 2 Penurunan 1
PDI-P 3 Steady 3
Golkar 3 Kenaikan 6
NasDem 3 Penurunan 2
PKS 0 Kenaikan 1
Perindo (baru) 1
PPP 2 Steady 2
PAN 3 Penurunan 2
Hanura 0 Kenaikan 2
Demokrat 3 Penurunan 2
PBB 1 Kenaikan 2
PKPI 2 Penurunan 0
Jumlah Anggota 25 Steady 25
Jumlah Partai 10 Kenaikan 12


Kecamatan

Kabupaten Kaur memilki 15 Kecamatan, 192 desa, dan 3 kelurahan. Adapun 15 kecamatan itu terdiri dari:

  1. Nasal
  2. Maje
  3. Kaur Utara
  4. Kaur Tengah
  5. Kaur Selatan
  6. Tetap
  7. Luas
  8. Muara Sahung
  9. Semidang Gumay
  10. Kinal
  11. Tanjung Kemuning
  12. Kelam Tengah
  13. Lungkang Kule
  14. Padang Guci Hulu
  15. Padang Guci Hilir

Sumber daya alam Batubara, PASIR BESI , perak, tembaga, migas, Kaur sejak tahun 2005 mulai memproduksi fermentasi alami minyak kelapa sawit yang diekspor ke luar negeri, pertanian (swasembada), batubara, pasir besi, batu, dan pasir tambang, karet, se ton cengkih, junyit, cekur, banglai, jerangau, lengkuas, lada, kopra, palawija (kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar yang cukup luas), jahe gajah, sekerebuk lada, segantang pala perikanan laut, perikanan air tawar, lobster, daun BunGe Mayang Diwe Kabupaten ini sedang merencanakan peningkatan mutu kualitas wilayahnya. Pemkab Kaur berencana membuat saluran irigasi yang juga terletak di kecamatan Kaur Utara, yang nantinya mampu mengairi lahan sawah hingga 8.789 hektare. Selain itu, pembuatan jalan tembus sepanjang 158 kilometer yang menghubungkan wilayah Kaur Utara hingga perbatasan provinsi Lampung, juga sedang diupayakan.

Sejarah Kaur

Daerah Kaur memiliki banyak kerajaan yang pernah berkuasa di daerah itu hingga sampai ke Lampung Utara. Meraka berasal dari dataran tinggi yang membentang di sepanjang pulau Sumatra, atau dikenal denagan bukit barisan. Orang Rejang, Pasemah , Semendo, dan Orang Lampung tinggal di Kabupaten Kaur. Sedangkan orang Minangkabau masuk melalui lndrapura, Muko-Muko hingga sampai ke Kaur. Di antara mereka te~adi pembauran, sehingga membentuk suatu identitas baru yang disebut dengan Orang Kaur. Kerajaan Kaur pertama berasal dari Banten yaitu keturunan penguasa Banten. Rajanya terkenal dengan Raja Luwih alias Puyang Seberani. Ia merupakan penguasa pertama datang ke Kaur disertai dengan keluarga dari kelompok Banten, Kisam, Pasemah, dan Lampung serta dari daerah Sumatra Selatan lainnya. Mereka juga terdiri dari Keluarga Ratu Darah Putih Banten. Pada mulanya Keluarga Ratu Darah Putih Banten ditempatkan oleh Puyang Seberani di daerah Kisam, kemudian baru pindah ke daerah Luas dan membangun sebuah kampung yang bernama Umbul. Mereka itu adalah Puyang Rambut Panjang bersama suaminya, Sech Ali dan Puyang Sebatu dan istrinya adalah para pendiri Kampung Umbul. Dalam membangun Kampung Umbul tersebut teradapat Sepate atau petuah yang disampaikan oleh Puyang Rambut Panjang dan Syech Ali untuk anak cucunya.

Danau Kembar

Danau kembar terletak di desa Tanjung Agung Kecamatan Maje sangat indah terdiri 2 danau yang dikelilingi pohon cemara berdekatan langsung pasir putih laut menambah keindahan danau lembar.

Dahan Langit

Dahan Langit terletak di Kecamatan Padang Guci Hilir Kabupaten Kaur. Nuansa Alam dengan air sungai yang cocok untuk Arum Jeram, Bukit yang Indah, Pepohonan yang sangat Rindang dan di fasilitasi Kuliner khas Suku Basemah Selatan.

Pantai

[15] Wilayah kabupaten Kaur yang berada di tepi laut, sehingga wisata pantai banyak terdapat di kabupaten yang berbatasan dengan provinsi Lampung ini. Beberapa pantai yang ada di Kaur ialah;

  1. Pantai Linau. Objek wisata ini terdapat di Maje. Pantai ini sangat indah dengan pemandangan di sekitarnya dikelilingi hutan yang masih sangat alami. Sangat baik untuk mandi di pantai ini. Selain airnya yang jernih, airnya juga sejuk, sehingga membuat kita tidak mudah melupakan momen ini dan akan selalu ingin kembali mengunjunginya.
  2. Pantai Way Hawang. Terletak tepat di desa wayhawang kec. Maje.
  3. Pantai Manunglah. Pantai yang terletak di Nasal. Pantai berbentuk seperti pulau kecil yang ditumbuhi rumput.
  4. Pantai Bunga Karang. Pantai Bunga Karang ini terletak di Maje.
  5. Pantai Sekunyit. Pantai yang terletak di desa sekunyit, dan pantai ini memiliki terumbu karang di sekitar pinggir-pinggir pantai
  6. Pantai Laguna. Pantai Laguna terkenal dengan karang dan ketenangan air Laut yang terletak di Desa Merpas Kecamatan Nasal.
  7. Pantai Muara Tetap, yang sangat indah sejuk asri dan tenang, untuk diketahui Muara Tetap adalah pusat bisnis ke-3 terbesar di Kabupaten Kaur yang mana berbatasan langsung dengan Jembatan 2 Pagar Dewa.
  8. Pantai Cukuh di Kota Bintuhan–Kaur–Bengkulu (Balinya Sumatera)

Air terjun

Beberapa wisata air terjun juga terdapat di kabupaten Kaur, yakni:

  1. Air Terjun Nunung. Air terjun ini berada di Muara Sahung.
  2. Air Terjun Tiga Panggung. Air Terjun Tiga Panggung ini terletak di Muara Sahung.
  3. Air Terjun Curug Perpah. Air terjun yang terletak di Nasal.
  4. Air Terjun Rimbe Demang, terletak di Kecamatan Tetap.
  5. Air Terjun Lembah Pelangi, terletak di Kecamatan Kaur Selatan dan Maje Nasal.
  6. Air Terjun Kemuning Bukit di Ataran Gijut Kecamatan Tetap (Kaur Selatan)
  7. Air Long–Maje
  8. Air Nasal Kanan & Kiri

Referensi

  1. ^ a b "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 9 November 2021. 
  2. ^ "Kabupaten Kaur Dalam Angka 2021" (pdf). www.kaurkab.bps.go.id. hlm. 9, 42. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 10 Maret 2021. 
  3. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021" (pdf). www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 6 Maret 2022. 
  4. ^ "Persatuan Warga Kaur Perantauan KUNJUNGI AREAL PONDOK PUSAKA". Persatuan Warga Kaur Perantauan KUNJUNGI AREAL PONDOK PUSAKA ~ Persatuan Warga Kaur ( PWK) Palembang. Jumat, 23 Agustus 2013. Diakses tanggal 2019-07-20. 
  5. ^ "PEMERINTAH KABUPATEN KAUR – Bumi Sease Seijean". Diakses tanggal 2019-07-20. 
  6. ^ a b Www.rikitjhandra.com (2018-11-24). "Riki Tjhandra Joehardin: SEJARAH PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KAUR DARI YANG PERTAMA HINGGA TERAKHIR PADA 2015". Riki Tjhandra Joehardin. Diakses tanggal 2019-07-20. 
  7. ^ Liputan6.com (2005-08-04). "Pelantikan Bupati Kaur Aman". liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-20. 
  8. ^ "Mantan Bupati Tutup Usia". Terkini!. 2013-08-21. Diakses tanggal 2019-07-20. 
  9. ^ "DPRD Desak Percepatan Pemilihan Wakil Bupati Kaur". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-20. [pranala nonaktif permanen]
  10. ^ "Tidak Ada Dana, Pilkada Putaran II Kaur Ditunda". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2010-08-30. Diakses tanggal 2019-07-20. 
  11. ^ "Bupati dan Wakil Bupati Kaur terpilih dilantik". rri.co.id (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2019-07-20. [pranala nonaktif permanen]
  12. ^ "Resmi Bupati Baru, Berikut Pesan Gubernur Rohidin Untuk Pembangunan Kaur". Situs web resmi Provinsi Bengkulu. 21 Mei 2021. Diakses tanggal 18 Desember 2021. 
  13. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Kaur Periode 2014-2019
  14. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Kaur 2019-2024
  15. ^ "pemkab kaur - Search". www.bing.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-06. Diakses tanggal 2022-08-06. 

Pranala luar